Oleh:
Kelompok 2
o SITI FATIMAH
o NURHIDAYAH
o WANDA PUSPITASARI
o PAHRUL
o FERDI
o MUH. KRISMULYADINATA
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Sistem dan Struktur Politik dan
Ekonomi pada Masa Reformasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa
Reformasi sampai masa Presiden Jokowi Dodo ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa
Reformasi sampai masa Presiden Jokowi Dodo ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Sistem
dan Struktur Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi sampai masa Presiden
Jokowi Dodo ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Akhir Orde Baru............................................................................. 3
1. Krisis Moneter, Politik, Hukum, dan Kepercayaan........................... 3
2. Tuntutan dan Agenda Reformasi....................................................... 5
B. Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi.................... 8
1. Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie........................................ 8
2. Masa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.......................... 10
3. Masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.................... 12
4. Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.............. 12
5. Masa Pemerintahan Presiden Jokowi Dodo………………………. 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya
perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang
lebih baik secara konstitusional. Lahirnya reformasi oleh karena pemerintah
Orde Baru yang sebelumnya berjalan secara otoriter dan sentralistik yang
tidak memberikan ruang demokrasi dan kebebasan rakyat berpartisipasi penuh
dalam proses pembangunan. Gerakan Reformasi diawali ketika Presiden
Soeharto meletakan jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998. Padahal ia
merupakan penguasa Orde Baru yang dapat bertahan 32 tahun lamanya.
Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan
politik secara terbuka kepada Orde Baru mulai muncul. Penentangan ini terus
digulirkan oleh mahasiswa, cendekiawan dan masyarakat, mereka menuntut
pelaksanaan proses demokratisasi yang sehat dan terbebas dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang muncul dampak tidak
diimbanginya pembangunan fisik dengan pembangunan mental (character
building) terhadap para pelaksana pemerintahan (birokrat), aparat keamanan
maupun pelaku ekonomi (pengusaha/konglomerat). Mereka juga menuntut
terwujudnya rule of law, good governance, serta berjalannya pemerintahan
yang bersih. Oleh karena itu, bagi mereka reformasi merupakan sebuah era
dan suasana yang senantiasa terus diperjuangkan dan dipelihara. Jadi bukan
hanya sebuah momentum, namun sebuah proses yang harus senantiasa
dipupuk.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi
pada Masa Reformasi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan politik dan ekonomi pada masa akhir orde baru?
2. Bagaimana perkembangan politik dan ekonomi pada masa reformasi?
1
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Sistem dan Struktur
Politik dan Ekonomi pada Masa Reformasi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keadaan politik dan ekonomi pada masa akhir orde baru
2. Untuk mengetahui perkembangan politik dan ekonomi pada masa
reformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
aksi protes melalui kegiatan unjuk rasa pada akhir April 1998. Tuntutan
tersebut menggambarkan sebuah titik kulminasi dari gerakan aksi protes
yang tumbuh di lingkungan kampus secara nasional sejak awal tahun
1998. Gerakan ini bertujuan untuk melakukan tekanan agar pemerintah
mengadakan perubahan politik yang berarti, melalui pelaksanaan
reformasi secara total.
Kemunculan gerakan reformasi dilatarbelakangi terjadinya krisis
multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Gerakan ini pada awalnya
hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus besar. Namun mahasiswa
akhirnya harus turun ke jalan karena aspirasi mereka tidak mendapatkan
respons dari pemerintah. Gerakan Reformasi tahun 1998 mempunyai enam
agenda yaitu:
a. Suksesi kepemimpinan nasional;
b. Amendemen UUD 1945;
c. Pemberantasan KKN;
d. Penghapusan dwifungsi ABRI;
e. Penegakan supremasi hukum;
f. Pelaksanaan otonomi daerah.
Agenda utama gerakan reformasi adalah turunnya Soeharto dari
jabatan presiden. Berikut ini kronologi beberapa peristiwa penting selama
gerakan reformasi yang memuncak pada tahun 1998.
Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang akan
diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 1998 direncanakan oleh gerakan
mahasiswa sebagai momen Hari Reformasi Nasional. Namun ledakan
kerusuhan terjadi lebih awal dan di luar dugaan. Pada tanggal 12 Mei 1998
empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru
aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur. Mereka
adalah Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin
Royan. Mereka tertembak ketika ribuan mahasiswa Trisakti dan lainnya
baru memasuki kampusnya setelah melakukan demonstrasi di gedung
MPR.
7
sering disapa SBY dan Jusuf Kalla dilantik oleh MPR sebagai presiden
dan wakil presiden RI ke-6 pada tanggal 20 Oktober 2004. Terpilihnya
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi presiden
dan wakil presiden diikuti dengan berbagai aksi protes mahasiswa, di
antaranya aksi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Udayana,
Denpasar, Bali, yang meminta agar presiden terpilih segera merealisasikan
janji-janji mereka selama kampanye presiden. Tidak lama setelah terpilih,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri segera membentuk susunan
kabinet pemerintahannya yang diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu.
Sejak awal pemerintahannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan
pengangguran serta pemberantasan KKN yang ia canangkan dalam
program 100 hari pertama pemerintahannya. Program pengentasan
kemiskinan berkaitan langsung dengan upaya pemerataan dan
pengurangan kesenjangan serta peningkatan pembangunan terutama di
daerah-daerah yang masih tertinggal. Salah satu program pengentasan
kemiskinan yang dilakukan pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono adalah bantuan langsung tunai (BLT). Pada tahun 2006, BLT
dianggarkan sebesar Rp. 18,8 triliun untuk 19,1 juta keluarga. Tahun 2007
dilakukan BLT bersyarat bagi 500 ribu rumah tangga miskin di 7 provinsi,
51 kabupaten, 348 kecamatan. Bantuan tersebut meliputi bantuan tetap,
pendidikan, kesehatan dengan rata-rata bantuan per rumah tangga sebesar
Rp1.390.000.
Selain memfokuskan pada manusia dan rumah tangganya, program
pengentasan kemiskinan juga berupaya untuk memperbaiki fisik
lingkungan dan prasarananya seperti gedung sekolah, fasilitas kesehatan,
jalan, air bersih, dll. Program 100 hari pertama Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono juga memberikan prioritas pada peninjauan kembali RAPBN
2005, menetapkan langkah penegakkan hukum, langkah awal penyelesaian
konflik di Aceh dan Papua, stimulasi ekonomi nasional dan meletakkan
fondasi yang efektif untuk pendidikan nasional.
14
September 2019. Namun, rasio gini kembali meningkat pada Maret 2020.
Terdapat delapan provinsi dengan angka rasio gini melampaui nasional.
Tiga dari delapan provinsi dengan ketimpangan tertinggi terdapat di Pulau
Jawa, yakni DI Yogyakarta, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. “Peningkatan
(rasio gini) terjadi di kota maupun di desa. Ini terjadi karena Covid-19
membuat pendapatan seluruh lapisan masyarakat menurun,” kata Kepala
BPS Kecuk Suhariyanto dalam telekonferensi video, Rabu (15/7/2020).
Pengangguran Menurun Sebelum Pandemi Sebelum pandemi Covid-19
terjadi, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf berhasil menurunkan angka
pengangguran. Pada Februari 2020, BPS mencatat Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) turun menjadi 4,99% (yoy) dari 5,28% (yoy) pada Agustus
2019. Berdasarkan jenjang pendidikan, TPT tertinggi masih dari sekolah
menengah kejuruan (SMK). Meskipun demikian, seluruh TPT menurut
jenjang pendidikan mengalami penurunan selama satu tahun terakhir.
Pengangguran pada Februari 2020 sebanyak 6,8 juta orang. Lebih rendah
dari Agustus 2019 yang 7,4 juta orang. Angka tersebut pun jauh lebih
rendah dari satu dekade lalu, yakni 8,59 juta orang per Februari 2010.
Namun, dampak buruk pandemi ke perekonomian menciptakan
gelombang pengangguran baru. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat
hingga 27 Mei 2020 terdapat 1,79 juta buruh dirumahkan dan dipecat.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi TPT
pada tahun ini mencapai 8,1% dan pengangguran naik 4-5,5 juta orang.
Pada 2021, Bappenas memprediksi angkanya lebih buruk. TPT bisa
mencapai 7,7%-9,1% dan pengangguran mungkin meningkat antara 10,7
juta-12,7 juta orang. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai
salah satu solusi masalah ini adalah UU Omnibus Law Cipta Kerja. “UU
Cipta Kerja menjadi salah satu solusi untuk memberikan dukungan agar
banyak investasi masuk. Bukan hanya investasi padat modal, tapi juga
padat karya yang bisa menciptakan lapangan kerja,” katanya mengutip
CNBCIndonesia, Kamis (8/10/2020). Neraca Perdagangan Surplus Potret
baik ekonomi Indonesia lainnya adalah surplus neraca perdagangan
mencapai US$ 13,5 miliar pada Januari-September 2020. Naik dari
16
periode sama tahun sebelumnya yang defisit sebesar US$ 2,2 miliar.
Surplus tersebut terjadi karena nilai impor lebih rendah dari ekspor yang
masing-masing US$ 103,7 miliar dan US$ 117,2 miliar. Meski demikian,
nilai impor dan ekspor pada periode tersebut sebetulnya menurun dari
tahun sebelumnya. Nilai impor turun 18,15% dan ekspor 5,81%. Khusus
impor pun menurun pada semua jenis penggunaan barang. Hal ini patut
diwaspadai, terutama untuk impor bahan baku/penolong dan barang modal
karena berpengaruh terhadap pergerakan industri dan investasi. “Dalam
beberapa studi, jika impor bahan baku menurun maka efeknya akan
terlihat dalam penurunan kinerja produksi manufaktur 3-5 bulan
berikutnya,” jelas Peneliti INDEF, Bhima Yudistira saat dihubungi
Katadata.co.id. Secara bulanan, kinerja perdagangan Indonesia fluktuatif
selama pandemi. Penurunan terjadi setelah Maret 2020, saat kasus pertama
Covid-19 diumumkan. Laporan terakhir pada September 2020, kinerja
perdagangan kembali menggeliat. Sektor manufaktur menunjukkan
perbaikan pada Agustus, tapi kembali menurun pada September karena
penerapan PSBB jilid kedua di Jakarta. Daya Beli Masyarakat Ringkih
Menjaga daya beli menjadi tantangan setahun awal pemerintahan Jokowi-
Maruf. Hal ini karena masyarakat cenderung enggan berbelanja.
Tercermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) yang cenderung
menurun. Mulai April-September 2020, berdasarkan data Bank Indonesia
(BI), poinnya konsisten di bawah 100 yang berarti dalam zona pesimis.
Penurunan IKK terjadi di hampir seluruh kelompok pengeluaran. Tertinggi
pada kelompok pengeluaran Rp 3,1 hingga 4 juta. Hanya kelompok
pengeluaran Rp 4,1 hingga 5 juta yang naik tipis 0,1 poin. BI dalam
laporannya menyebut penurunan karena melemahnya ekspektasi
konsumen terhadap perekonomian enam bulan mendatang. Rendahnya
daya beli masyarakat juga tercermin dari deflasi selama tiga bulan
beruntun dari Juli-Agustus 2020. Indonesia terakhir kali mengalami hal
serupa pada 1999. Kepala Ekonom BCA David Sumual menilainya juga
sebagai cerminan resesi sedang terjadi. Utang Luar Negeri
Membengkak Terakhir, adalah utang luar negeri (ULN) yang
17
A. Kesimpulan
Proses kejatuhan Orde Baru telah tampak ketika Indonesia mengalami
dampak langsung dari krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Asia.
Ketika krisis ini melanda Indonesia, nilai rupiah jatuh secara drastis,
dampaknya terus menggerus di segala bidang kehidupan, mulai dari bidang
ekonomi, politik dan sosial. Tidak sampai menempuh waktu yang lama, sejak
pertengahan tahun 1997, ketika krisis moneter melanda dunia, bulan Mei
1998, Orde Baru akhirnya runtuh. Krisis moneter membuka jalan bagi kita
menuju terwujudnya kehidupan berdemokrasi yang sehat, yang selama ini
terkurung oleh sistem kekuasaan Orde Baru yang serba menguasai semua sisi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Reformasi lahir sebagai reaksi langsung terhadap krisis ekonomi yang
melanda Indonesia sekaligus adanya tuntutan untuk terjadinya perubahan-
perubahan di Indonesia dalam berbagai bidang. Selama masa Reformasi
hingga kini, berbagai pembaharuan nyatanya memang terjadi. Pemilu
misalnya, berlangsung lebih demokratis. Pembaharuan di bidang hukum juga
terjadi. Desentralisasi berlangsung, dan gerakan separatis GAM bisa diakhiri.
Terhitung sejak bergantinya era Orde Baru ke era Reformasi, hingga Pemilu
tahun 2014 ada 4 tokoh yang menjadi presiden RI: BJ Habibie, Abdurrahman
Wahid, Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono.
B. Saran
Memahami sebab dan akibat terjadinya peristiwa reformasi 1998 dapat
memberikan pelajaran penting bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya
memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang.
Pemerintahan pada era reformasi berupaya untuk memberantas berbagai kasus
KKN dan hal ini merupakan langkah yang patut dilanjutkan oleh
pemerintahan berikutnya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sebagai salah satu upaya untuk menegakkan hukum.
18
DAFTAR PUSTAKA