OLEH KELOMPOK 1:
Patra Rafles Wostyla Sinaga
Anita panjaitan
Melisa Manurung
Mesda Manullang
Dea Aulia purba
Dellasari Rajagukguk
Diah Permatasari Saragih
Nadya Saputri Nasution
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Perkembangan Politik dan
Ekonomi Pada Masa Pemerintahan B.J Habibie’. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan- kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan....................4
B. Sidang Istimewa MPR 1998........................................................5
C. Reformasi Bidang Politik...........................................................5
D. Pelaksanaan Pemilu 1999..........................................................6
E. Pelaksanaan Referendum Timor-Timur....................................6
F. Reformasi Bidang Ekonomi......................................................7
G. Reformasi Bidang Hukum.........................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................10
B. Saran...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai
Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998, pada hari itu juga Wakil Presiden
B.J. Habibie dilantik menjadi presiden RI ketiga di bawah pimpinan Mahkamah
Agung di Istana Negara. Dasar hukum pengangkatan Habibie adalah berdasarkan
TAP MPR No. VII/MPR/1973 yang berisi “jika presiden berhalangan, maka wakil
presiden ditetapkan menjadi presiden”.
Ketika Habibie naik sebagai Presiden, Indonesia sedang mengalami krisis
ekonomi terburuk dalam waktu 30 tahun terakhir, disebabkan oleh krisis mata uang
yang didorong oleh hutang luar negeri yang luar biasa besar sehingga menurunkan
nilai rupiah menjadi seperempat dari nilai tahun 1997. Krisis yang telah menimbulkan
kebangkrutan teknis terhadap sektor industri dan manufaktur serta sektor finansial
yang hampir ambruk, diperparah oleh musim kemarau panjang yang disebabkan
oleh El Nino, yang mengakibatkan turunnya produksi beras.
Ditambah kerusuhan Mei 1998 telah menghancurkan pusat-pusat bisnis
perkotaan, khususnya di kalangan investor keturunan Cina yang memainkan peran
dominan dalam ekonomi Indonesia. Larinya modal, dan hancurnya produksi serta
distribusi barang-barang menjadikan upaya pemulihan menjadi sangat sulit, hal
tersebut menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi.
Pengunduran diri Soeharto telah membebaskan energi sosial dan politik serta
frustrasi akibat tertekan selama 32 tahun terakhir, menciptakan perasaan senang
secara umum akan kemungkinan politik yang sekarang tampak seperti terjangkau.
Kalangan mahasiswa dan kelompok-kelompok pro demokrasi menuntut adanya
demokratisasi sistem politik segera terjadi, meminta pemilihan umum segera
dilakukan untuk memilih anggota parlemen dan MPR, yang dapat memilih presiden
baru dan wakil presiden. Di samping tuntutan untuk menyelenggarakan pemilihan
umum secepat mungkin, pemerintah juga berada di bawah tekanan kuat untuk
menghapuskan korupsi, kolusi dan nepotisme yang menandai Orde Baru.
Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998, malam harinya setelah
dilantik sebagai Presiden, pukul 19.30 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan
langsung melalui RRI dan TVRI, B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk
melaksanakan reformasi. Pidato tersebut bisa dikatakan merupakan visi
kepemimpinan B.J. Habibie guna menjawab tuntutan Reformasi secara cepat dan
tepat. Beberapa poin penting dari pidatonya tersebut adalah kabinetnya akan
menyiapkan proses reformasi di ketiga bidang yaitu:
⦁ Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundang-
undangan dalam rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik
yang bernuansa pada PEMILU sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-
Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
⦁ Di bidang hukum antara lain meninjau kembali Undang-Undang Subversi.
⦁ Di bidang ekonomi dengan mempercepat penyelesaian undang-undang yang
menghilangkan praktik-praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.
Di samping itu pemerintah akan tetap melaksanakan semua komitmen yang
telah disepakati dengan pihak luar negeri, khususnya dengan melaksanakan
program reformasi ekonomi sesuai dengan kesepakatan dengan IMF. Pemerintah
akan tetap menjunjung tinggi kerja sama regional dan internasional, seperti yang
telah dilaksanakan selama ini dan akan berusaha dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya mengembalikan dinamika pembangunan bangsa Indonesia yang
dilandasi atas kepercayaan nasional dan internasional yang tinggi.
Seperti dituturkan dalam pidato pertamanya, bahwa pemerintahannya akan
komitmen pada aspirasi rakyat untuk memulihkan kehidupan ekonomi-sosial,
meningkatkan kehidupan politik demokrasi dan menegakkan kepastian hukum.
Maka fokus perhatian pemerintahan Habibie diarahkan pada tiga bidang tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Perkembangan Politik dan Ekonomi pada Masa
Pemerintahan Presiden B.J. Habibie ini adalah sebagai berikut:
⦁ Bagaimana pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan?
⦁ Bagaimana jalannya Sidang Istimewa MPR 1998?
⦁ Bagaimana reformasi bidang politik?
⦁ Bagaimana pelaksanaan Pemilu 1999?
⦁ Bagaimana pelaksanaan Referendum Timor-Timur?
⦁ Bagaimana reformasi bidang ekonomi?
⦁ Bagaimana reformasi bidang hukum?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Perkembangan Politik dan
Ekonomi pada Masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie ini adalah sebagai berikut:
⦁ Untuk mengetahui pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan.
⦁ Untuk mengetahui jalannya Sidang Istimewa MPR 1998.
⦁ Untuk mengetahui reformasi bidang politik.
⦁ Untuk mengetahui pelaksanaan Pemilu 1999.
⦁ Untuk mengetahui pelaksanaan Referendum Timor-Timur.
⦁ Untuk mengetahui reformasi bidang ekonomi.
⦁ Untuk mengetahui reformasi bidang hukum.
BAB 2
ISI
A. Kesimpulan
Tugas yang diemban oleh Presiden B.J. Habibie adalah memimpin pemerintahan
transisi untuk menyiapkan dan melaksanakan agenda reformasi yang menyeluruh
dan mendasar, serta sesegera mungkin mengatasi kemelut yang sedang terjadi.
Naiknya B.J. Habibie ke singgasana kepemimpinan nasional diibaratkan menduduki
puncak Gunung Merapi yang siap meletus kapan saja. Gunung itu akan meletus jika
berbagai persoalan politik, sosial dan psikologis, yang merupakan warisan
pemerintahan lama tidak diatasi dengan segera.
Menjawab kritik-kritik atas dirinya yang dinilai sebagai orang tidak tepat menangani
keadaan Indonesia yang sedang dilanda krisis yang luar biasa. B.J. Habibie berkali-
kali menegaskan tentang komitmennya untuk melakukan reformasi di bidang politik,
hukum dan ekonomi. Secara tegas Habibie menyatakan bahwa kedudukannya
sebagai presiden adalah sebuah amanat konstitusi. Dalam menjalankan tugasnya ini
ia berjanji akan menyusun pemerintahan yang bertanggung jawab sesuai dengan
tuntutan perubahan yang digulirkan oleh gerakan reformasi tahun 1998.
Pemerintahnya akan menjalankan reformasi secara bertahap dan konstitusional
serta komitmen terhadap aspirasi rakyat untuk memulihkan kehidupan politik yang
demokratis dan meningkatkan kepastian hukum.
B. Saran
Memahami sebab dan akibat terjadinya peristiwa reformasi 1998 dapat memberikan
pelajaran penting bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya memperbaiki
kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang. Pemerintahan pada era
reformasi berupaya untuk memberantas berbagai kasus KKN dan hal ini merupakan
langkah yang patut dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya untuk menciptakan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa sebagai salah satu upaya untuk
menegakkan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurakhman, dkk. 2015. Sejarah Indonesia untuk Kelas XII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.