Dosen Pengampu:
ROMLI M.Pd.
Disusun Oleh:
Nur Aziz
Noorsarmila
Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Pengertian Kedudukan Pancasila Sebagai Sumber
Hukum” meskipun dengan sangat sederhana, Harapan kami semoga makalah yang
telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman
bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya kami
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik
lagi.Sebagai penulis, kami mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang
terkandung di dalamnya.
Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati kami berharap kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki makalah ini.
Terima Kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Pada penulisan makalah ini, Kami akan merumuskan masalah antara lain
A. Bagaimana Latar Belakang Lahirnya Masa Reformasi?
B. Amandemen I, II, III, DAN IV UUD 1945?
C. Bagaimana Perubahan Ketatanegaraan NKRI Setelah Amandemen UUD
1945?
BAB II
PEMBAHASAN
Reformasi di Indonesia terjadi pada tahun 1998, dimana pada saat itu
pemerintahan Orde Baru dijatuhkan oleh gerakan reformasi dari berbagai
elemen masyarakat. Reformasi yang terjadi di Indonesia tersebut
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu; krisis politik, ekonomi, hukum,
sosial, dan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
1. Krisis Politik
Selain itu, penyelenggaraan negara pada masa Orde Baru berjalan secara
tidak transparan, dimana banyak terjadi pembredelan terhadap media massa
yang berseberangan dengan pemerintah sehingga aspirasi rakyat tidak
tersalurkan. Hal tersebut menimbulkan ketidakpercayaan rakyat pada
pemerintah Orde Baru sehingga muncullah kaum reformis.
2. Krisis Ekonomi
Pada masa itu krisis moneter terjadi di negara-negara Asia Tenggara
yang mempengaruhi perekonomian Indonesia. Indonesia mengalami
pelemahan nilai mata uang Rupiah yang sangat drastis, utang-utang negara
dan swasta, serta peyimpangan yang terjadi pada sistem ekonomi dimana
para konglomerat menguasai bidang-bidang ekonomi dengan cara
monopoli, oligopoli, korupsi, dan kolusi.
3. Krisis Hukum
4. Krisis Sosial
Selama Orde Baru, masyarakat Indonesia terbagi dalam dua kelas, yaitu;
Kaum elit, yaitu elit politik dan para pengusaha keturunan Tionghoa
yang dekat dengan pemerintahan Orde Baru atau keluarga Cendana.
Rakyat kecil, yaitu masyarakat biasa yang bukan kerabat atau kenalan
keluarga Cendana. Kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di
Indonesia menyebabkan kecemburuan, sehingga menimbulkan
kerusuhan dan penjarahan.
Amandemen I
Sejarah Amandemen pertama terjadi pada tahun 1999 tepatnya pada tanggal
19 Oktober dimana dasar atas amandemen ini adalah SU MPR 14-21 Oktober
1999. Pada amandemen yang pertama ini dimana ada sekitar 9 pasal yang
dilakukan amandemen yaitu Pasal 5, pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15,
Pasal 17, Pasal 20 dan Pasal 21.
Pada amandemen pertama ini dimana yang menjadi intinya adalah mengenai
pergeseran kekuasaan eksekutif dalam hal ini presiden yang dipandang atau
dianggap terlalu kuat sehingga perlu dilakukan amandemen.
Amandemen II
Adapun Sejarah amandemen yang kedua terjadi pada tahun 2000 tepatnya
pada tanggal 18 Agustus 2000 yang disahkan melalui sidang umum MPR
tanggal 7-8 Agustus 2000. Pada amandemen ke dua ini dilakukan
amandemen terhadap 5 Bab dan 25 Pasal. Dimana pasal- pasal yang
dilakukan amandemen yaitu pada Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, pada Pasal
19, Pasal 20, Pasal 20A, juga terjadi amandemen pada Pasal 22A, Pasal 22B,
Pasal 25E, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28A dan 28B,28C, 28D, 28E, 28F,28G,
28H,28I, hingga Pasal 28J.
Selain itu juga terjadi amandemen pada Pasal 30, Pasal 36A, 36B, 36C.
Selain dilakukan amandemen terhadap pasal- pasal tersebut juga terjadi
amandemen terhadap beberapa Bab seperti pada Bab IXA, Bab X, Bab XA,
juga terjadi amandemen pada Bab XII, Bab XV.
Pada amandemen yang kedua ini dimana lebih dititip beratkan perubahannnya
pada pemerintahan daerah, DPR serta mengenai kewenangan dari DPR, juga
dilihat dari segi Hak Asasi Manusia, Lagu kebangsaan serta juga mengenai
lambang negara Indonesia.
Amandemen III
Pada Sejarah amandemen yang ketiga ini dimana disahkan melalui ST MPR
tanggal 1 hingga 9 November 2001 atau tepatnya amandemen tersebut terjadi
pada tanggal 10 November 2001. Ada sebanyak 3 Bab dan juga 22 pasal yang
dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini. Bab- bab yang dilakukan
amandemen ini yaitu Bab VIIA, Bab VIIB, dan juga Bab VIIIA.
Sedangkan pasal- pasal yang dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini
yaitu terdiri dari Pasal 1, Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A hingga Pasal
7C, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 17,Pasal 22C hingga 22E, Pasal 23, Pasal 23A,
Psal 23E,23E, 23F, 23G, Pasal 24, Pasal 24 A hingga 24C.
Amandemen IV
Sejarah amandemen yang terakhir yaitu amandemen ke IV yang disahkan dan
juga dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2002 yang disahkan melalui ST
MPR pada tanggal 1-11 Agustus 2002. Pada amandemen yang terakhir ini
dilakukan perubahan yang lebih sedikit jika dibandingkan pada perubahan
sebelumnya dimana hanya dilakukan amandemen terhadap 2 Bab dan juga 13
Pasal saja.
Adapun Bab yang dirubah tersebut adalah berupa Bab XIII dan Bab XIV.
Sedangkan pasal- pasal yang dilakukan amandemen terdiri dari Pasal 2,Pasal
3, Pasal 6A, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24, Pasal
31 hingga Pasal 34. Yang menjadi inti dari amandemen yang terakhir ini
adalah mengenai mata uang, bank sentral, pendidikan dan juga kebudayaan,
perekonomian nasional Indonesia dan juga kesejahteraan sosial.
Juga dijelaskan bahwa DPD adalah bagian dari MPR, juga dijelaskan
mengenai pengantiian presiden dan juga pernyataan perang, damai dan juga
perjanjian dengan negara lainnya.
MPR
DPR
DPD
BPK
PRESIDEN
Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara
pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta
memperkuat sistem pemerintahan presidensial.
Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.
Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan
wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu,
juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.
MAHKAMAH AGUNG
MAHKAMAH KONSTITUSI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik
secara konstitusional. Lahirnya reformasi di landasi dengan memburuknya
situasi dan kondisi dalam sebagian besar aspek kehidupan rakyat, dimulai
dari aspek ekonomi hingga mengobar ke aspek-aspek lainnya (politik, sosial,
hukum, dan lain-lain) sehingga rakyat berpendapat bahwa pemerintahan orde
baru dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dalam
kemakmuran dan makmur dalam keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Oleh karena itu, tujuan lahirnya reformasi adalah untuk memperbaiki
tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dari hal
tersebut, maka muncullah aksi-aksi separatis dan radikal menentang
pemerintahan orde baru yang diserukan oleh rakyat dan diobori mahasiswa
sebagai aksi penuntutan reformasi dilakukan. Dalam aksinya para reformis
menuntut akan adanya pembaruan yang termaktub dalam TRITURA. Situasi
semakin memanas dikala Hak Asasi Manusia benar-benar dianggap tidak ada,
yaitu setelah tertembaknya beberapa mahasiswa di Kampusnya akibat
penuntutan pembaruan tersebut. Kemudian sebagai upaya untuk meredakan
situasi yang brutal, maka Soeharto turun tahta dari jabatan Presiden RI pada
tanggal 21 Mei 1998. Dan sejak saat itulah era reformasi Indonesia dianggap
dimulai
B. Saran
Sebagai warga negara Indonesia, sudah selayaknya kita untuk
memperjuangkan kemakmuran Indonesia dan mempertahankan NKRI
seutuhnya. Baik di era orde lama dan orde baru yang telah berlalu, maupun
reformasi kita harus dapat menjawab tantangan dunia akan peningkatan
kualitas hidup bangsa dengan memaksimalkan potensi dan melakukan yang
terbaik dalam bidang masing-masing demi kemajuan Negara dan Bangsa
Indonesia. Peristiwa yang terjadi dalam mengarungi kehidupan berbangsa dan
bernegara , baik kelam atupun membanggakan adalah proses menuju
pendewasaan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar guna kemakmuran
hidup bukan sebagai titik perpecahan akibat segala pengalaman yang telah
terjadi. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat menghargai dan melanjutkan
perjuangan para pahlawan pendahulu dalam memakmurkan dan
mensejahterakan Indonesia
DAFTAR PUSTAKA