Nama kelompok :
1. Septianti Khairunisa
2. Shobuha Hanna Auliya 1904032014
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian human relation.......................................................................2
B. Sifat Dan Tujuan Human Relation..........................................................3
C. Pentingnya Human Relation....................................................................4
D. Hambatan Atau Tantangan Baru Dalam Human Relation......................5
E. Kekuatan Yang Mempengaruhi Perilaku Di Lingkungan Kerja.............5
F. Perkembangan Human Relation..............................................................7
G. Tema Utama Dalam Human Relation.....................................................9
H. Manfaat Human Relation........................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Human relations adalah hubungan kemanusiaan yang lebih ditekankan
kepada unsur unsur rohaniah yang meliputi: sifat, watak, tingkah laku, pribadi
serta aspek-aspek kejiwaan lainnya yang terdapat dalam diri manusia yang
menuju suatu kebahagiaan dan puas hati. Proses rohaniah dengan perasaan
bahagia ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam
hubungan komunikatif yakni komunikasi antar persona yang sifatnya
dialogis, sehingga masing-masing tahu, sadar, danmerasakan efeknya. Jika
semua merasa bahagia, maka kegiatan human relations itu berhasil. Apabila
tidak menimbulkan rasa puas, maka human
Dalam kegiatan human relations tidak terlepas dari keberadaan
pimpinan dalam memberikan motivasi kepada karyawan untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu perusahaan
harus terus memperhatikan kebutuhan karyawannya, karena karyawan
merupakan aset penting bagi sebuah perusahaan, serta memberikan
lingkungan yang nyaman sehingga karyawan merasa betah dan loyal dalam
bekerja dengan perasaan senang dan puas hati, tanpa adanya beban atau
keterpaksaan sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai perusahaan atau
organisasi. Tujuannya untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja
dengan semangat kerjasama yang
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Human Relation.
2. Apa Tujuan Human Relation.
3. Mengetahui Apa Manfaat Human Relation.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian human relation
2. Mengetahui tujuan human relation
3. Mengetahui manfaat human relation
4. untuk mengetahui tantangan human relation
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Human Relations
1. Pengertian Human Relations
Human relations merupakan syarat utama untuk keberhasilan suatu
komunikasi baik komunikasi antar perorangan maupun komunikasi dalam
organisasi instansi. Human Relations merupakan inti dari sikap dan
perilaku pegawai. Hubungan antar manusia dalam organisasi merupakan
proses kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pemuasan kebutuhan
pegawai agar bekerja dengan baik dan benar. 1 Pemeliharaan hubungan
dengan para karyawan memerlukan komunikasi yang efektif. Terlepas
dari besar kecilnya suatu organisasi, menyelenggarakan komunikasi
secara terus-menerus merupakan suatu keharusan. Dikatakan demikian
karena melalui komunikasi berbagai hal yang menyangkut kehidupan
organisasi disampaikan oleh suatu pihak ke pihak yang lain.2
Suatu program hubungan karyawan yang baik adalah kebijaksanaan
personalia yang logis yang mendorong perusahaan untuk memberikan
pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang baik, upah yang memadai,
kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta keuntungan yang
diinginkan. Program hubungan karyawan tidak akan memperoleh
kebaikan serta pengertian dalam sebuah perusahaan yang memberikan
gaji yang kecil, tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Apa
yang dikatakan kepada karyawannya sama sekali tidak berarti apabila
kata-kata tersebut tidak didukung oleh kebijaksanaan personalia dan
praktik manajemen yang baik.3
1
Soleh Rosyad dkk., Pengaruh Human Relation Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pendapatan Dan
Pengelolaan Keuangan Daerah Di Kabupaten Lebak, E-jurnal Management, Volume 1 Nomor 2, Tahun 2012,
hlm., 2.
2
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumbar Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm., 307.
3
Fraizer Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005,
hlm., 346.
2
Hubungan manusia merupakan keterampilan atau kemampuan
untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. Hubungan manusia
termasuk keinginan untuk memahami orang lain, kebutuhan, kelemahan,
bakat seta kemampuan mereka. Dalam pengaturan tempat kerja,
hubungan manusia juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana orang
bekerja sama dalam kelompok, memuaskan baik kebutuhan individu
maupun tujuan kelompok. Jika sebuah organisasi ingin sukses, hubungan
antara orang-orang dalam organisasi harus dipantau dan dipelihara secara
baik. 4 Ada dua pengertian hubungan manusia, yakni hubungan manusia
dalam arti luas dan hubungan manusia dalam arti sempit.
a) Hubungan manusia dalam arti luas
Hubungan manusia dalam arti luas ialah interaksi antara seseorang
dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang
kehidupan. Jadi, hubungan manusia dilakukan dimana saja: di rumah,
di jalan, dalam bis, dalam kereta api, dan sebagainya.
b) Hubungan manusia dalam arti sempit
Hubungan manusia dalam arti sempit adalah juga interaksi antara
seseorang dengan orang lain. Akan tetapi interaksi di sini hanyalah
dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan (work
organization).
4
Lamberton, Lowell H., Human Relation: Strategies for Success, Avenue of The Americas, New
York, 2007, hlm., 4
5
Kossen, Stan. Aspek Manusiawi dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.
3
g. Loyalitas yang tinggi dari para karyawan
Apabila tujuan-tujuan itu tercapai, berarti orang-orang dalam organisasi itu
benar-benar bekerjasama dengan tujuan dan dorongan bersama.
a. Memenuhi kebutUhan antara individu yang satu dengan yang lain.
b. Memperoleh pengetahuan dan informasi baru.
c. Menumbuhkan sifat kerjasama
d. Menghilangkan sikap egois / merasa paling benar. Menghindari sikap
stagnan karena “ manusia adalah mahkluk homo socius”. Mengubah
sikap dan prilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantan.
e. Untuk dapat mengurangi akan aspek-aspek negatif dari timbulnya
konflik maupun frustasi.
f. Menghilangkan salah interprestasi
g. Untuk meningkatkan hubungan kerja serta kerja sama yang baik antara
atasan dan bawahan maupun sebaliknya, serta kerja sama diantara
teman kerja.
h. Untuk mengetahui sejauh mana faktor-faktor psikologi, manajemen,
sosiologi maupun komunikasi serta ekologi mempengaruhi hubungan
kerja di dalam suatu organsasi
i. Agar pegawai dapat berprestasi lebih tinggi dan lebih produktif dalam
rangka memenuhi kebutuhan tuntutan instansinya.
6
Onong Uchyana Efendi. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung Mandar Maju
4
sifat dan kedudukan setiap orang yang dihadapi. Oleh karena itu seorang
sekretaris perlu memperhatikan human relations dan berperilaku asertif yaitu
mengembangkan kejujuran, sifat sopan, bersifat terbuka serta mampu
menghargai orang lain.
7
Onong Uchyana Efendi. 2001. Human Relations dan Public Relations. Bandung Mandar Maju
5
langsung terhadap kinerja organisasi atau perusahaan. Pengertian lain tentang
lingkungan kerja diungkapkan oleh Budiyono (2004:51) bahwa lingkungan
kerja merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan- kekuatan yang berada
didalam maupun diluar organisasi tersebut dan secara potensial
mempengaruhi kinerja organisasi itu.
Menurut Gomes (2003:25) lingkungan kerja adalah proses kerja dimana
lingkungan saling berinteraksi menurut pola tertentu, dan masing-masing
memiliki karakteristik atau nilai-nilai tertentu mengenai organisasi yang tidak
akan lepas daripada lingkungan dimana organisasi itu berada, dan
manusianya yang merupakan sentrum segalanya.
Menurut Swastha dan Sukotjo (2004:26-27) lingkungan kerja dapat
diartikan sebagai keseluruhan dari faktor-faktor didalamnya yang
mempengaruhi baik organisasi maupun kegiatannya. Sedangkan arti
lingkungan kerja secara luas meliputi semua faktor-faktor extern yang
mempengaruhi individu, perusahaan dan masyarakat. Sedangkan Nitisemito
(2000:183) memberi pendapat bahwa “lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang berada disekitar para pekerja, sehingga nantinya dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan“. 8
Menurut Ballback dan Slater (Dalam Susanti 2014) Lingkungan kerja
non fisik adalah budaya organisasi yang menentukan perilaku orang
didalamnya, dimana budaya organisasi itu ditentukan oleh struktural formal
organisasi serta norma dan nilai-nilai informal. Penyusunan organisasi yang
kurang baik dapat menimbulkan kesimpang siuran tugas dan tanggung jawab
masing-masing individu.
Menurut Moekijat (2002:155-157), unsur-unsur lingkungan kerja non
fisik adalah sebagai berikut :
1. Kejelasan tugas
2. Pengawasan kerja
Menurut Nurhadi (2005), beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi fisik
lingkungan kerja :
8
Susanti, Eka Cahyani Putri. 2014. Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar Manusia dan Kondisi
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
Kabupaten Lamongan). Jurnal Administrasi Bisnis Vol 17 No. 2.
6
1. Faktor lingkungan tata ruang kerja
2. Faktor kebersihan dan kerapihan ruang kerja.
9
Effendy, Onong Uchjana, Human Relations & Public Relations, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993.
7
Terjadi perubahan citra pekerja yang menyebutkan bahwa semua pekerja.
Pekerja adalah manusia-manusia yang kompleks dan unik yaitu memiliki
kemampuan dan keterampilan secara individual dapat diukur, diuji, dilatih.
Tahun 1920 Serikat buruh mendapat pengakuan dari para industriawan dan
para manajer. Terjadi kemajuan pada teknik-teknik manajemen ilmiah,
perjuangan pemimpin-pemimpin serika buruh, dan teknologi berubah cepat.
Keseamuanya itu menuju kepada pengakuan bahwa seorang pekerja adalah
manusia dengan segala kebutuhannya.
Pada pertengahan 1920 terjadi titik vocal dari pendekatan humanistic dalam
bisnis dan industri adalah Studi Hawthorne yang dilakukan oleh Elton Mayo
et.al. pada National research Council yang bekerja sama dengan
Massachusetts Institute of technology. Penelitian berupa efek penerangan
lampu, ventilasi dan kepenatan para pekerja Hawthorne Plant of Western
Electric. Hasil studi ini menunjukkan bahwa dengan pengukuran secara
kuantitatif, interaksi normal dari para pekerja yang sedang melakukan
tugasnya selamanya menciptkan suatu jaringan sosial yang dinamakan
organisasi informal yang amat besar pengaruhnya terhadap pola tingkah laku
para pekerja.
Pada masa ini pekerja dilihat sebagai manusia yang kompleks yang
interaksinya berpengaruh terhadap hasil produksi secara keseluruhan tanpa
mempersoalkan proses teknologi yang kompleks.
Tahun 1930 Perhatian dan minat human relations menurun karena Amerika
Serikat mengalami depresi. Tapi pada masa Perang Dunia II dan sesudahnya
para industriawan dan usahawan telah menunjukkan pengertian yang
mendalam terhadap hubungan antara produktivitas dan kepuasan.
Tahun 1940-an dan 1950-an
Pada masa ini, berbagai studi dilakukan oleh para psikolog seperti Carl
Rogers dan Kurtr Lewin; Para sosiolog Daniell Bell dan C.Wright Mills dan
para manajer organisasi besar antara lain Chester I. Barnard.
Tahun 1960-an dan 1970-an Pada 1960-an dan 1970-an para usahawan di
berbagai Negara maju telah menunjukkan penilaiannya tentang bagaiamana
pentingnya ontribusi secara teoretis dan eksperimental tentang Human
8
relations. Akhirnya Human Relatuons berkembang menjadi Ilmu
Pengetahuan ang tidak bias diabaikan oleh mereka yang bergerak dalam
bidang bisnis
9
6. SELF DISCLOSURE
suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memberikan informasi
kepada orang lain melalui ekspresi baik verbal maupun non verbal dalam
komunikasi yang lebih pribadi, akrab dan sensitif. Membuka diri dapat
bersifat deskriptif maupun evaluatif.
7. MANAJEMEN KONFLIK
merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan
yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan
interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak
ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi
konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi
jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
11
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Erlangga.
10
membangkitkan motif mereka, menggugah daya gerak mereka untuk
bekerja lebih giat.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Human Relation merupakan salah satu unsur yang penting bagi
keberhasilan komunikasi antarpersonal maupun dalam komunikasi kelompok
dan kelompok dalam public relation. bahkan human relation juga sangat
penting bagi seorang pemimpin yang sahari-harinya banyak melakukan
komunikasi baik secara vertikal maupun horizontal. human relation biasa
dilakukan atau terjadi dalam segala situasi dan daalam semua bidang
kehidupan serta terhadap siapa saja, kecuali human relation sangat
berpengaruh untuk mengubah sikap, opini dan perilaku orang lain. oleh
karena itu human relation adalah action oriented. tetapi yang penting disini
adlah bahwa kedua- duanya dpat merasa puas dan senang, bukan sebaliknya.
Human relation tidak sama dengan hubungan antar manusia. dalam
suatu situsi hubungan antar manusia, baru tejadi human relation apabila
manusia yang atu mempengaruhi secara sengaja manusia lain dengan
bujukan, ajakan atau imbalan emosional agar melakukan suatu kegiatan
diama kedua belah pihak sama-sama mengalami kepuasan batiniah. jadi,
human relation berorintasi kepada kegiatan dan kegiatan itu merupakn
upaya mempengaruhi: sifatnya psikologis dan kedua pihak sama-sama
merasa puas.
Menurut Effendy, human relation yaitu, dalam arti luas adalah
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan
sehingga menimbulkan kebahgian dan kepuasan hati kedua belah pihak.
Dalam arti sempit, human relation adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam situasi kerja dan dalam
organisasi kekaryaan dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan
kegiatan bekerja dengan semangat kerja sama yang produktif dengan
perasaan bahasia dan kepuasan hati.
12
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasaan
makalah dalam kesimpulan di atas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Soleh Rosyad dkk., Pengaruh Human Relation Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Di Kabupaten Lebak, E-
jurnal Management, Volume 1 Nomor 2, Tahun 2012, hlm., 2.
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumbar Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta,
2006, hlm., 307.
Fraizer Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, Remaja Rosda
Karya, Bandung, 2005, hlm., 346.
Lamberton, Lowell H., Human Relation: Strategies for Success, Avenue of The
Americas, New York, 2007, hlm., 4
Kossen, Stan. Aspek Manusiawi dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Onong Uchyana Efendi. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung
Mandar Maju
Onong Uchyana Efendi. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung
Mandar Maju
Susanti, Eka Cahyani Putri. 2014. Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar
Manusia dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Lamongan). Jurnal
Administrasi Bisnis Vol 17 No. 2. Effendy, Onong Uchjana, Human Relations &
Public Relations, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993.
Asrifah. 2015. Pengaruh Human Relation terhadap Kinerja Pegawai di Kantor
Wilayah Kementrian Agama Provinsi di Sulawesi Tengah. e-Jurnal Katalogis.
Vol.3, No.2, Hal: 125-134
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Erlangga.
14