Anda di halaman 1dari 17

HUMAN RELATION

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Human Relation


Dosen Pengampu: Hemlan Elhany

Nama kelompok :
1. Septianti Khairunisa
2. Shobuha Hanna Auliya 1904032014

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)METRO LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2021

i
KATA PENGANTAR

Allhamdulilahi robbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat


karunia dan taufik hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul” human
relation” dapat diselesaikan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun.
Atas dukungan moral dan materi diberikan penyusun makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Junaidi selaku dosen
pengampu kami, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan,
bimbingan dalam penulis.
Tidaklah sempurna makalah ini tanpa saran dan kritik yang membangun
dari rekan- rekan dan dosen pengampu sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Metro, 21 September 2021


Hormat saya

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian human relation.......................................................................2
B. Sifat Dan Tujuan Human Relation..........................................................3
C. Pentingnya Human Relation....................................................................4
D. Hambatan Atau Tantangan Baru Dalam Human Relation......................5
E. Kekuatan Yang Mempengaruhi Perilaku Di Lingkungan Kerja.............5
F. Perkembangan Human Relation..............................................................7
G. Tema Utama Dalam Human Relation.....................................................9
H. Manfaat Human Relation........................................................................10

BAB III PENUTUPAN


A. Simpulan..................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Human relations adalah hubungan kemanusiaan yang lebih ditekankan
kepada unsur unsur rohaniah yang meliputi: sifat, watak, tingkah laku, pribadi
serta aspek-aspek kejiwaan lainnya yang terdapat dalam diri manusia yang
menuju suatu kebahagiaan dan puas hati. Proses rohaniah dengan perasaan
bahagia ini berlangsung pada dua atau tiga orang yang terlibat dalam
hubungan komunikatif yakni komunikasi antar persona yang sifatnya
dialogis, sehingga masing-masing tahu, sadar, danmerasakan efeknya. Jika
semua merasa bahagia, maka kegiatan human relations itu berhasil. Apabila
tidak menimbulkan rasa puas, maka human
Dalam kegiatan human relations tidak terlepas dari keberadaan
pimpinan dalam memberikan motivasi kepada karyawan untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu perusahaan
harus terus memperhatikan kebutuhan karyawannya, karena karyawan
merupakan aset penting bagi sebuah perusahaan, serta memberikan
lingkungan yang nyaman sehingga karyawan merasa betah dan loyal dalam
bekerja dengan perasaan senang dan puas hati, tanpa adanya beban atau
keterpaksaan sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai perusahaan atau
organisasi. Tujuannya untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja
dengan semangat kerjasama yang
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Human Relation.
2. Apa Tujuan Human Relation.
3. Mengetahui Apa Manfaat Human Relation.
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian human relation
2. Mengetahui tujuan human relation
3. Mengetahui manfaat human relation
4. untuk mengetahui tantangan human relation

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Human Relations
1. Pengertian Human Relations
Human relations merupakan syarat utama untuk keberhasilan suatu
komunikasi baik komunikasi antar perorangan maupun komunikasi dalam
organisasi instansi. Human Relations merupakan inti dari sikap dan
perilaku pegawai. Hubungan antar manusia dalam organisasi merupakan
proses kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pemuasan kebutuhan
pegawai agar bekerja dengan baik dan benar. 1 Pemeliharaan hubungan
dengan para karyawan memerlukan komunikasi yang efektif. Terlepas
dari besar kecilnya suatu organisasi, menyelenggarakan komunikasi
secara terus-menerus merupakan suatu keharusan. Dikatakan demikian
karena melalui komunikasi berbagai hal yang menyangkut kehidupan
organisasi disampaikan oleh suatu pihak ke pihak yang lain.2
Suatu program hubungan karyawan yang baik adalah kebijaksanaan
personalia yang logis yang mendorong perusahaan untuk memberikan
pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang baik, upah yang memadai,
kesempatan untuk mengemukakan pendapat serta keuntungan yang
diinginkan. Program hubungan karyawan tidak akan memperoleh
kebaikan serta pengertian dalam sebuah perusahaan yang memberikan
gaji yang kecil, tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Apa
yang dikatakan kepada karyawannya sama sekali tidak berarti apabila
kata-kata tersebut tidak didukung oleh kebijaksanaan personalia dan
praktik manajemen yang baik.3

1
Soleh Rosyad dkk., Pengaruh Human Relation Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Dinas Pendapatan Dan
Pengelolaan Keuangan Daerah Di Kabupaten Lebak, E-jurnal Management, Volume 1 Nomor 2, Tahun 2012,
hlm., 2.
2
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumbar Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm., 307.
3
Fraizer Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2005,
hlm., 346.

2
Hubungan manusia merupakan keterampilan atau kemampuan
untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. Hubungan manusia
termasuk keinginan untuk memahami orang lain, kebutuhan, kelemahan,
bakat seta kemampuan mereka. Dalam pengaturan tempat kerja,
hubungan manusia juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana orang
bekerja sama dalam kelompok, memuaskan baik kebutuhan individu
maupun tujuan kelompok. Jika sebuah organisasi ingin sukses, hubungan
antara orang-orang dalam organisasi harus dipantau dan dipelihara secara
baik. 4 Ada dua pengertian hubungan manusia, yakni hubungan manusia
dalam arti luas dan hubungan manusia dalam arti sempit.
a) Hubungan manusia dalam arti luas
Hubungan manusia dalam arti luas ialah interaksi antara seseorang
dengan orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang
kehidupan. Jadi, hubungan manusia dilakukan dimana saja: di rumah,
di jalan, dalam bis, dalam kereta api, dan sebagainya.
b) Hubungan manusia dalam arti sempit
Hubungan manusia dalam arti sempit adalah juga interaksi antara
seseorang dengan orang lain. Akan tetapi interaksi di sini hanyalah
dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan (work
organization).

B. Sifat dan Tujuan Human Relation


Tujuan human relations menurut Wursanto dalam ukunya Etika Komunikasi
Kantor (1990:170) Tujuan human relations adalah : 5
a. Kepuasan hati para karyawan
b. Semangat kerja (morale) yang tinggi
c. Kerjasama yang tinggi antara pegawai
d. Moral tinggi
e. Disiplin yang tinggi
f. Produksi yang tinggi, baik kuantitas maupun kualitas

4
Lamberton, Lowell H., Human Relation: Strategies for Success, Avenue of The Americas, New
York, 2007, hlm., 4
5
Kossen, Stan. Aspek Manusiawi dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

3
g. Loyalitas yang tinggi dari para karyawan
Apabila tujuan-tujuan itu tercapai, berarti orang-orang dalam organisasi itu
benar-benar bekerjasama dengan tujuan dan dorongan bersama.
a. Memenuhi kebutUhan antara individu yang satu dengan yang lain.
b. Memperoleh pengetahuan dan informasi baru.
c. Menumbuhkan sifat kerjasama
d. Menghilangkan sikap egois / merasa paling benar. Menghindari sikap
stagnan karena “ manusia adalah mahkluk homo socius”. Mengubah
sikap dan prilaku diri sendiri dan orang lain serta memberikan bantan.
e. Untuk dapat mengurangi akan aspek-aspek negatif dari timbulnya
konflik maupun frustasi.
f. Menghilangkan salah interprestasi
g. Untuk meningkatkan hubungan kerja serta kerja sama yang baik antara
atasan dan bawahan maupun sebaliknya, serta kerja sama diantara
teman kerja.
h. Untuk mengetahui sejauh mana faktor-faktor psikologi, manajemen,
sosiologi maupun komunikasi serta ekologi mempengaruhi hubungan
kerja di dalam suatu organsasi
i. Agar pegawai dapat berprestasi lebih tinggi dan lebih produktif dalam
rangka memenuhi kebutuhan tuntutan instansinya.

C. Pentingnya Human Relation


Dalam rangka menjalankan tugas dan tanggungjawabnya di perusahaan
seorang sekretaris harus mampu membina hubungan yang harmonis
dan menciptakan suasana kerja yang kondusif. Jadi sekretaris sebagai
jembatan penghubung antara pimpinan harus mampu meminimalisir
terjadinya permasalahan atau konflik di kantor.6 Dalam kehidupan sehari-hari
sekretaris tidak pernah terlepas dengan komunikasi dan interaksi pimpinan,
bawahan, rekan sejawat, maupun masyarakat di luar perusahaan. Agar
komunikasi dan hubungan mereka senantiasa harmonis, maka seorang
sekretaris dalam berinteraksi dan berkomunikasi harus memahami karakter,

6
Onong Uchyana Efendi. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung Mandar Maju

4
sifat dan kedudukan setiap orang yang dihadapi. Oleh karena itu seorang
sekretaris perlu memperhatikan human relations dan berperilaku asertif yaitu
mengembangkan kejujuran, sifat sopan, bersifat terbuka serta mampu
menghargai orang lain.

D. Hambatan atau Tantangan Baru dalam Human Relation


Hambatan dalam hubungan antar manusia pada umumnya mempunyai
dua sifat yaitu objektif dan subjektif. Hambatan yang sifatnya objektif adalah
gangguan dan halangan terhadap jalannya hubungan antar manusia yang tidak
disengaja dan dibuat oleh pihak lain tapi mungkin disebabkan oleh keadaan
yang tidak menguntungkan. Hambatan yang bersifat subjektif adalah yang
sengaja dibuat oleh orang lain sehingga merupakan gangguan, penentangan
terhadap suatu usaha komunikasi. Dasar gangguan dan penentangan ini
biasanya disebabkan karena adanya pertentangan kepentingan, prejudice,
tamak, iri hati, apatisme dan sebagainya (Onong, 2001). Faktor kepentingan
dan prasangka merupakan faktor yang paling berat karena usaha yang paling
sulit bagi seorang komunikator ialah mengadakan komunikasi dengan orang-
orang yang jelas tidak menyenangi komunikator atau menyajikan pesan
komunikasi yang berlawanan dengan fakta atau isinya yang mengganggu
suatu kepentingan. Apabila seseorang dikonfrontasikan dengan suatu bentuk
komunikasi yang tidak disukainya karena mengganggu kedudukan
pendidikan, atau kepentingannya maka orang tersebut biasanya
mencemoohkan komunikasi atau mungkin pula mengelakkan dan secara acuh
tak acuh mendiskreditkan pesan komunikasi sebagai hal yang sukar
dimengerti. Gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk
kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi, dinamakan
penghindaran komunikasi (evasion of communication).7

E. Kekuatan Yang Mampu Mempengaruhi Perilaku Di Lingkungan Kerja


Menurut Terry (2006:23) lingkungan kerja dapat diartikan sebagai
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak

7
Onong Uchyana Efendi. 2001. Human Relations dan Public Relations. Bandung Mandar Maju

5
langsung terhadap kinerja organisasi atau perusahaan. Pengertian lain tentang
lingkungan kerja diungkapkan oleh Budiyono (2004:51) bahwa lingkungan
kerja merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan- kekuatan yang berada
didalam maupun diluar organisasi tersebut dan secara potensial
mempengaruhi kinerja organisasi itu.
Menurut Gomes (2003:25) lingkungan kerja adalah proses kerja dimana
lingkungan saling berinteraksi menurut pola tertentu, dan masing-masing
memiliki karakteristik atau nilai-nilai tertentu mengenai organisasi yang tidak
akan lepas daripada lingkungan dimana organisasi itu berada, dan
manusianya yang merupakan sentrum segalanya.
Menurut Swastha dan Sukotjo (2004:26-27) lingkungan kerja dapat
diartikan sebagai keseluruhan dari faktor-faktor didalamnya yang
mempengaruhi baik organisasi maupun kegiatannya. Sedangkan arti
lingkungan kerja secara luas meliputi semua faktor-faktor extern yang
mempengaruhi individu, perusahaan dan masyarakat. Sedangkan Nitisemito
(2000:183) memberi pendapat bahwa “lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang berada disekitar para pekerja, sehingga nantinya dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan“. 8
Menurut Ballback dan Slater (Dalam Susanti 2014) Lingkungan kerja
non fisik adalah budaya organisasi yang menentukan perilaku orang
didalamnya, dimana budaya organisasi itu ditentukan oleh struktural formal
organisasi serta norma dan nilai-nilai informal. Penyusunan organisasi yang
kurang baik dapat menimbulkan kesimpang siuran tugas dan tanggung jawab
masing-masing individu.
Menurut Moekijat (2002:155-157), unsur-unsur lingkungan kerja non
fisik adalah sebagai berikut :
1. Kejelasan tugas
2. Pengawasan kerja
Menurut Nurhadi (2005), beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi fisik
lingkungan kerja :

8
Susanti, Eka Cahyani Putri. 2014. Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar Manusia dan Kondisi
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
Kabupaten Lamongan). Jurnal Administrasi Bisnis Vol 17 No. 2.

6
1. Faktor lingkungan tata ruang kerja
2. Faktor kebersihan dan kerapihan ruang kerja.

F. Perkembangan Human Relation


Dalam lingkungan kerja, banyak konflik-konflik yang terjadi karena
miss-communication ataupun miss-interpretations, untuk itu perlu sekali
penerapan human relations dalam manajemen untuk meminimalisasi konflik-
konflik tersebut. 9
Tahun 1850
Jack Hallowan dalam buku "Applied Human relations, An Organizational
Approach", menyebutkan pada sekitar tahun ini, dimana perhatian tertuju
kepada kebutuhan para pekerja, dan kebutuhan tersebut dirasakan
mempengaruhi keseluruhan produktivitas.
Awalnya manager menganggap para pekerja sebagai komoditi untuk dibeli
dan dijual sama dengan komoditas lain, bahkan pada waktu itu para pekerja
dipekerjakan dengan waktu yang lama dan upah yang rendah,
Frederick Taylor dengan teori "Scientific Management" menyatakan bahwa
produktivitas yang lebih besar dapat diperoleh dengan memperinci tugas-
tugas secara khusus.
Tujuan utama dari scientific management adalah untuk menghilangkan
antagonisme antara majikan dan bawahannya. Para pengusaha dan pekerja
bersama-sama mengkonsentrasikan dirinya pda metode untuk meningkatkan
produksi dan bersama-sama menumpahkan perhatian terhadap peningkatan ,
bukannya mempersoalkan pembagian surplus.
Teori ini mendapat kecaman karena manajemen ilmiah tersebut cenderung
untuk mengeksploitasi para pekerja daripada memberikan keuntungan.
Scientific management tidak menaruh perhatian terhadap jaringan sosial yang
kompleks yang diciptakan oleh para pekerja di dalam lingkungan kerjanya.
Tahun 1897 dan 1904 Di Amerika Serikat keanggotaan serikat buruh
meningkat dari 400.000 menjadi 2.000.000.

9
Effendy, Onong Uchjana, Human Relations & Public Relations, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993.

7
Terjadi perubahan citra pekerja yang menyebutkan bahwa semua pekerja.
Pekerja adalah manusia-manusia yang kompleks dan unik yaitu memiliki
kemampuan dan keterampilan secara individual dapat diukur, diuji, dilatih.
Tahun 1920 Serikat buruh mendapat pengakuan dari para industriawan dan
para manajer. Terjadi kemajuan pada teknik-teknik manajemen ilmiah,
perjuangan pemimpin-pemimpin serika buruh, dan teknologi berubah cepat.
Keseamuanya itu menuju kepada pengakuan bahwa seorang pekerja adalah
manusia dengan segala kebutuhannya.
Pada pertengahan 1920 terjadi titik vocal dari pendekatan humanistic dalam
bisnis dan industri adalah Studi Hawthorne yang dilakukan oleh Elton Mayo
et.al. pada National research Council yang bekerja sama dengan
Massachusetts Institute of technology. Penelitian berupa efek penerangan
lampu, ventilasi dan kepenatan para pekerja Hawthorne Plant of Western
Electric. Hasil studi ini menunjukkan bahwa dengan pengukuran secara
kuantitatif, interaksi normal dari para pekerja yang sedang melakukan
tugasnya selamanya menciptkan suatu jaringan sosial yang dinamakan
organisasi informal yang amat besar pengaruhnya terhadap pola tingkah laku
para pekerja.
Pada masa ini pekerja dilihat sebagai manusia yang kompleks yang
interaksinya berpengaruh terhadap hasil produksi secara keseluruhan tanpa
mempersoalkan proses teknologi yang kompleks.
Tahun 1930 Perhatian dan minat human relations menurun karena Amerika
Serikat mengalami depresi. Tapi pada masa Perang Dunia II dan sesudahnya
para industriawan dan usahawan telah menunjukkan pengertian yang
mendalam terhadap hubungan antara produktivitas dan kepuasan.
Tahun 1940-an dan 1950-an
Pada masa ini, berbagai studi dilakukan oleh para psikolog seperti Carl
Rogers dan Kurtr Lewin; Para sosiolog Daniell Bell dan C.Wright Mills dan
para manajer organisasi besar antara lain Chester I. Barnard.
Tahun 1960-an dan 1970-an Pada 1960-an dan 1970-an para usahawan di
berbagai Negara maju telah menunjukkan penilaiannya tentang bagaiamana
pentingnya ontribusi secara teoretis dan eksperimental tentang Human

8
relations. Akhirnya Human Relatuons berkembang menjadi Ilmu
Pengetahuan ang tidak bias diabaikan oleh mereka yang bergerak dalam
bidang bisnis

G. Tema Utama Human Relation


1. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada
komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran
tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan
dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan
komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel,
to whom, with what effect.10
2. SELF AWARENESS
Cara diri kita melihat orang diri sendiri dan juga orang lain atau wawasan
kedalam atau wawasan mengenai alasan-alasan dari tingkah laku sendiri,
pemahaman diri sendiri. Self Awareness pada umumnya dimaknai
sebagai kondisi tahu atau sadar pada diri sendiri dalam pengertian yang
mempunyai obyek secara relatif tetapi membuka dan menerima penilaian
dari kebenaran sifat individu.
3. SELF ACCEPTANCE
sebuah sikap seseorang yang menerima dirinya dengan segala
kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya.
4. MOTIVASI
dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata
motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak”
yang ada dalam diri seseorang.
5. TRUST
kepercayaan pada pasangan yang didasarkan pada kemauan untuk
mengambil resiko terhadap akibat baik atau buruk dan menerima
kepercayaan dari pasangan.
10
Asrifah. 2015. Pengaruh Human Relation terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Wilayah Kementrian Agama
Provinsi di Sulawesi Tengah. e-Jurnal Katalogis. Vol.3, No.2, Hal: 125-134

9
6. SELF DISCLOSURE
suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memberikan informasi
kepada orang lain melalui ekspresi baik verbal maupun non verbal dalam
komunikasi yang lebih pribadi, akrab dan sensitif. Membuka diri dapat
bersifat deskriptif maupun evaluatif.
7. MANAJEMEN KONFLIK
merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan
yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk
komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan
interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak
ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi
konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi
jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.

H. Manfaat Human Relation


Manfaat dari Human Relation yaitu :11
1. Mencegah salah pengertian antara pimpinan dan bawahan
2. Mengembangkan kerja sama antara pimpinan dan bawahan.
3. Dapat membentuk suatu teamwork yang efektif.
4. Mengerahkan individu dalam kelompok pada suatu tujuan.Sedangkan
menurut Effendi (2009:71), Human Relation yang baik sangat dibutuhkan
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan
menerapkan prinsip-prinsip human relation dengan baik. Dalam kegiatan
human relation seorang pemimpin perusahaan berusaha memecahkan
masalah-masalah yang menimpa bawahannya secara individual.
Tujuannya untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan
semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan hati
yang puas, baik kepuasan ekonomis, psikologis maupun kepuasan sosial.
Human Relation mempunyai fungsi untuk memotivasi para karyawan,

11
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Erlangga.

10
membangkitkan motif mereka, menggugah daya gerak mereka untuk
bekerja lebih giat.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Human Relation merupakan salah satu unsur yang penting bagi
keberhasilan komunikasi antarpersonal maupun dalam komunikasi kelompok
dan kelompok dalam public relation. bahkan human relation juga sangat
penting bagi seorang pemimpin yang sahari-harinya banyak melakukan
komunikasi baik secara vertikal maupun horizontal. human relation biasa
dilakukan atau terjadi dalam segala situasi dan daalam semua bidang
kehidupan serta terhadap siapa saja, kecuali human relation sangat
berpengaruh untuk mengubah sikap, opini dan perilaku orang lain. oleh
karena itu human relation adalah action oriented. tetapi yang penting disini
adlah bahwa kedua- duanya dpat merasa puas dan senang, bukan sebaliknya.
Human relation tidak sama dengan hubungan antar manusia. dalam
suatu situsi hubungan antar manusia, baru tejadi human relation apabila
manusia yang atu mempengaruhi secara sengaja manusia lain dengan
bujukan, ajakan atau imbalan emosional agar melakukan suatu kegiatan
diama kedua belah pihak sama-sama mengalami kepuasan batiniah. jadi,
human relation berorintasi kepada kegiatan dan kegiatan itu merupakn
upaya mempengaruhi: sifatnya psikologis dan kedua pihak sama-sama
merasa puas.
Menurut Effendy, human relation yaitu, dalam arti luas adalah
komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan
sehingga menimbulkan kebahgian dan kepuasan hati kedua belah pihak.
Dalam arti sempit, human relation adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam situasi kerja dan dalam
organisasi kekaryaan dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan
kegiatan bekerja dengan semangat kerja sama yang produktif dengan
perasaan bahasia dan kepuasan hati.

12
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasaan
makalah dalam kesimpulan di atas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Soleh Rosyad dkk., Pengaruh Human Relation Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Di Kabupaten Lebak, E-
jurnal Management, Volume 1 Nomor 2, Tahun 2012, hlm., 2.
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumbar Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta,
2006, hlm., 307.
Fraizer Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, Remaja Rosda
Karya, Bandung, 2005, hlm., 346.
Lamberton, Lowell H., Human Relation: Strategies for Success, Avenue of The
Americas, New York, 2007, hlm., 4
Kossen, Stan. Aspek Manusiawi dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Onong Uchyana Efendi. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung
Mandar Maju
Onong Uchyana Efendi. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung
Mandar Maju
Susanti, Eka Cahyani Putri. 2014. Pengaruh Human Relation (Hubungan Antar
Manusia dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Lamongan). Jurnal
Administrasi Bisnis Vol 17 No. 2. Effendy, Onong Uchjana, Human Relations &
Public Relations, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993.
Asrifah. 2015. Pengaruh Human Relation terhadap Kinerja Pegawai di Kantor
Wilayah Kementrian Agama Provinsi di Sulawesi Tengah. e-Jurnal Katalogis.
Vol.3, No.2, Hal: 125-134
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai