Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH HUBUNGAN ANTAR MANUSIA DALAM

PENINGKATAN KINERJA DI ORGANISASI

Vina Adilla Paramitha


Email: vinaadillap@gmail.com

Abstract
The problem of managerial leadership is closely related to all the behaviors
and attitudes that exist in an organization. Indeed there are no specific rules is
management on how to improve employee morale, because managerial
leadership it self is actually an art that is based on mental attitudes toward
relationships between people, so there is no mathematical formula or mechanical
process for it. Management leadership is based on attitudes and opinions.

Key word: Human relation and work situation

PENDAHULUAN
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar
dengan sebuah batasan yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok sosial. Organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi
sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan
tertentu. Dalam sebuah organisasi terdapat hubungan antar manusia yang
merupakansalah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi kinerja orang
tersebut dalam berorganisasi. Adanya hubungan yang baik tentunya akan
mempengaruhi kinerja seseorang karena akan seseorang akan merasa nyaman dan
tampak adanya semangat kerja dari seseorang tersebut, namun begitu pula
sebaliknya jika hubungan antar manusia di dalam organisasi tersebut kurang
harmonis tentunya ini akan menghambat kinerja seseorang dalam berorganisasi.
Oleh karena itu perlu diperhatikan bagaimana pengaruh dari hubungan antar
manusia didalam organisasi untuk menunjang kinerja anggota organisasi agar
lebih baik lagi kedepannya.
PEMBAHASAN
A. Konsep Hubungan antar Manusia
Hubungan antar manusia merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi semangat kerja pegawai. Menurut (Ermita, 2012) ada
beberapa pendapat dari beberapa ahli yang mengatakan bahwa
1. Menurut Sarwoto, hubungan antar manusia adalah keseluruhan
hubungan baik yang formal maupun informal yang perlu
diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa
sehingga tercipta iklim kerja yang intim dan harmonis dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
2. Menurut Effendy, hubungan antar manusia pada dasarnya disebut
juga dengan istilah Human Relations, yaitu pemberian makna
terhadap proses rohaniah yang tertuju kepada kebahagiaan dan
kepuasan yang berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian,
tingkah laku dan lain-lain aspek kejiawaan yang terdapat pada diri
manusia. Ia juga mengemukakan ada dua pengertian hubungan
antar manusia, yakni hubungan dalam arti luas dan arti sempit.
Dalam arti luas hubungan antar manusia adalah komunikasi
persuasif yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap
muka dalam segala situasi kehidupan, sehingga menimbulkan
kebahagiaan pada kedua belah pihak yang dilakukan di mana saja
dan kapan saja serta dalam semua aspek kehidupan. Sedangkan
hubungan antar manusia dalam arti sempit yaitu komunikasi
persuasif yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap
muka dalam situasi kerja dan dalam organisasi kerkayaan dengan
tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan untuk bekerja
dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan
bahagia dan puas hati.
3. Menurut Hasibuan , hubungan antar manusia adalah hubungan
kemanusiaan yang harmonis tercipta atas kesadaran dan kesediaan
melebur keinginan individu demi kepentingan bersama.
4. Menurut Siagian, hubungan antar manusia adalah keseluruhan
rangkaian hubungan yang bersifat formal antara atasan dengan
bawahan, atasan dengan atasan, serta antara bawahan dengan
bawahan lain yang harus dibina dan dipelihara sedemikian rupa,
sehingga tercipta suatu team work dan suasana kerja yang intim
dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan.
Menurut Eka, dkk (2014) Hubungan antar manusia adalah komunikasi
antar pribadi yang manusiawi, yang berarti komunikasi telah memasuki
tahap psikologis dimana komunikator dan komunikasinya saling
memahami pikiran, perasaan dan melakukan tindakan secara bersama.
Hubungan antar manusia yang terjadi dalam sebuah organisasi pada
dasarnya tidak terlepas dari:
1. Hubungan antara Pimpinan dengan Pegawai
Hubungan antara pimpinan dengan pegawai merupakan
hubungan yang bersifat vertikal, yakni hubungan antara atasan
dengan bawahan. Hubungan antara pimpinan dengan pegawai
sangat diperlukan dalam rangka menyampaikan intruksi atau
perintah, petunjuk, arahan, bimbingan dan pembinaan kepada
pegawai dalam melaksanakan tugas. Agar penyampaian tersebut
dapat di terima dengan baik maka perlu adanya hubungan yang
baik antara kedua pelah pihak. Tanpa adanya hubungan yang baik
maka sulit terciptanya kerjasama yang baik dalam rangka
menciptakan hubungan yang harmonis bagi kedua pihak.
2. Hubungan antara Pegawai dengan Pegawai
Hubungan antara pegawai dengan pegawai lainnya juga
sangat perlu sebagai hubungan yang sifatnya horizontal, yaitu
hubungan yang sifatnya koordinasi dan kerjasama dalam
melaksanakan tugas. Hubungan antara pegawai dengan pegawai
sangat diperlukan dalam rangka menciptakan koordinasi,
persamaan persepsi, berdiskusi dan bertukar pendapat, saling
membantu antara sesama pegawai dalam pelaksaan tugasnya.
B. Sifat-sifat Hubungan antar Manusia
Sifat-sifat dalam hubungan antar manusia menurut Handayani dkk,
2010) yaitu:
1. Mendalam
Ada unsur ikhlas jadi komunikasi melibatkan perasaan, dimana
upaya untuk membantu harus dengan perasaan ikhlas dan tanpa
pamrih. Dialognya mendalam sehingga sampai hal-hal yang bersifat
pribadi dapat diutarakan untuk maksud mengetahui permasalahannya
dan dapat memecahkan masalah hingga tuntas.
2. Aktif dan reaksi
Harus ada timbal balik antara komunikator dengan klien, merubah
sikap, dengan hubungan dengan orang lain sikap bisa berubah baik ke
arah positif maupun negatif, untuk itu dalam melakukan hubungan
harus berpandai-pandai memilih teman bergau. Perilaku dapat diamati
dengan interaksi. Dengan adanya interaksi ini dapat saling
memberikan bantuan kepada orang lain.

C. Pentingnya Hubungan antar Manusia


Pentingnya hubungan antar manusia menurut Effendi (Ermita,2012:4)
mengatakan hubungan antar manusia yang intim dan harmonis antara
pegawai dengan pimpinan serta antara sesama pegawai akan berpengaruh
terhadap semangat kerja pegawai karena tujuan hubungan antar manusia
adalah untuk menggugah kegairahan dan kegiatan kerja dengan semangat
kerja yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati. Lalu
dipertegas lagi oleh Wursanto (Ermita, 2012:4) bahwa hubungan antar
manusia sangat penting dan harus dijalankan dalam organisasi karena
dengan mengadakan hubungan antar manusia pemimpin dapat membantu
memecahkan persoalan yang dihadapi oleh pegawai, rintangan-rintangan
dalam berkomunikasi dapat dihindarkan, salah pengertian dalam
organisasi juga dapat dihindarkan, lalu dapat mengembangkan sifat dan
tabiat manusia serta dapat diperoleh kesan hati para pegawai, moral
pegawai, loyalitas, disiplin dan produktifitas tinggi dalam organisasi
tersebut. Pimpinan sebagai top manajer diharapkan dapat membina
hubungan antar manusia yang efektif di kantor sehingga dengan
meningkatkan hubungan antar manuisa yang efektif di kantor ini dapat
membawa pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai atau anggota
dalam organisasi.
Pimpinan dan pegawai sebagai manusia biasa sekaligus makhluk
sosial yang mempunyai perasaan, cita-cita, keinginan dan harapan-harapan
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Untuk mencapai cita-cita
tersebut, seorang pemimpin dan pegawai perlu bekerjasama dan
membutuhkan bantuan dari pegawai atau anggota lainnya. Karena itu
pimpinan dan pegawai perlu menjalin dan menciptakan hubungan yang
baik dengan pegawai atau anggota lainnya. Tanpa hubungan yang baik
antar personil, seorang pimpinan dan pegawai tentunya tidak akan mudah
untuk mencapai cita-cita, keinginan, harapan-harapan dan keberhasilannya
dalam melaksanakan tugas masing-masing di sebuah organisasi. Dan juga
dengan kondisi seperti ini akan terbentuk kelompok-kelompok kecil yang
saling mementingkan diri sendiri dan terjadi pertikaian-pertikaian atau
konflik interpersonal di kalangan personil kantor bahkan akan terjadi
persaingan-persaingan yang tidak sehat dalam mencapai karier. Namun hal
seperti itu dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan dengan menciptakan
dan membina hubungan antar manusia yang baik dalam sebuah organisasi.
Sebagaimana yang dijelaskan Effendi (Ermita, 2012:5) bahwa hubungan
antar manusia dirasa penting oleh pimpinan untuk menghilangkan “luka-
luka” akibat salah komunikasi dan salah interpretasi pimpinan beserta
bawahannya. Sedangkan Wursanto (Ermita, 2012:5) menyatakan bahwa
hubungan kemanusiaan sangat penting dan harus dijalankan dalam
organisasi karena:
1. Dengan mengadakan hubungan kemanusiaan, pemimpin dapat
membantu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh karyawan
baik secara individual maupun secara kelompok.
2. Dengan mengadakan hubungan kemanusiaan, rintangan-rintangan
dalam komunikasi dapat dihindarkan.
3. Dengan mengadakan hubungan kemanusiaan, salah pengertian
dapat dihindari.
4. Hubungan kemanusiaan dapat mengembangkan secara baik sifat
dan tabiat manusia.
Jadi pentingnya hubungan antar manusia di sebuah organisasi ini
dengan adanya hubungan antar manusia yang baik akan tercipta saling
pengertian dan kerjasama yang baik antar personil yang selanjutnya akan
memperlancar organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Untuk itu pimpinan perlu melakukan pembinaan hubungan
antar manusia dengan menetapkan sepuluh prinsip pokok hubungan antar
manusia menurut Siagian (Ermita, 2012:5) yaitu:
1. Harus ada sinkronisasi antara tujuan dengan tujuan-tujuan individu
didalam organisasi.
2. Susunan kerja yang menyenangkan.
3. Informalitas yang wajar dalam hubungan kerja.
4. Manusia bawahan bukan mesin.
5. Kembangkan kemampuan bawahan sampai tingkat yang
maksimal.
6. Pekerjaan yang menarik penuh tantangan.
7. Pengakuan dan penghargaan atas pelaksanaan tugas yang telah
dilakukan dengan baik.
8. Alat perlengkapan yang cukup.
9. Menempatkan orang pada tempat yang tepat.
10. Balas jasa harus seimbang dengan jasa yang diberikan.

Menurut Arwani (2002) ada beberapa prinsip dalam hubungan antar


manusia, yaitu:
1. Hindari kebiasaan menyalahkan orang lain.
2. Berikan pengharagaan yang tulus kepada orang lain.
3. Bangkitkan motivasi sukses pada diri orang lain.
4. Berikan perhatian yang tulus.
5. Ingat nama orang lain.
6. Jadilah pendengar yang aktif.
7. Tersenyumlah
8. Berbicalah hal-hal yang diminati seseorang.
9. Buatlah orang lain merasa dirinya penting dengan tulus.
10. Hormati pendapat orang lain.

D. Masalah Internal dan Eksternal Organisasi


Menurut Oemar Hamalik (1993) kalau diperhatikan suatu
perusahaan atau industri, pada dasarnya dapat dianggap sebagai
keseluruhan yang terintegrasi, atau suatu organisme sosial yang
didalamnya terdapat kesinambungan kegiatan dan proses yang konstan
melakukan adaptasi terhadap perubahan. Proses adaptasi tersebut bersifat
eksternal dan internal. Dalam kerangka yang lebih luas, suatu perusahaan
merupakan bagian dari lingkungan sosial dan ekonomi. Dalam sistem
ekonomi suatu perusahaan harus berjuang dan berfungsi sebagai suatu unit
ekonomi dan oleh karena itupula harus terus menerus menyesuaikan
dirinya dengan dampak perubahan ekonomi, perkembangan teknologi,
pemerintah dan pengawasan serta sikap dan pendapat umum dan semua
kekuatan yang berlaku dalam masyarakat.
Untuk memenuhi permintaan dari dunia sosial dan ekonomi suatu
perusahaan atau industri harus memelihara integrasi sebaik-baiknya dalam
organisasi internalnya. Usaha tersebut tidak akan mungkin bertahan lama
jika internal organisasinya tidak efisien. Jika didalam usaha tersebut
terdapat konflik yang meminta energi yang sangat banyak pada diri
karyawan di semua jenjang maka sulit untuk memecahkan masalah-
masalah dari lingkungan yang lebih luas.
Dalam hubungan ini, masalah integrasi internal suatu organisasi
sama dengan masalah integrasi kepribadian. Suatu kepribadian individu
dianggap terintegrasi dengan baik jika mampu menghadapi masalah-
masalah realitas tanpa gangguan konflik emosional. Pribadi yang neurotik
adalah seseorang yang mengalami kesulitan dan konflik emosional
sehingga sulit baginya untuk menyesuaikan diri pada permintaan dari
dunia sosial dan ekonomi eksternal. Energinya diserap oleh pertentangan
antara pribadi dan gejolak yang ada dalam industri itu, dan akibatnya
sumber-sumbernya habis terkuras dan tidak mampu memecahkan
masalah-masalah untuk tumbuh kembang selanjutnya.
Jadi masalah manajemen yang paling penting adalah menciptakan
kerjasama dan regu kerja yang baik, sehingga energi dan sumber-sumber
pribadi para pimpinan, pengawas dan karyawan tidak terbuang sia-sia
dalam konflik, melainkan didayagunakan secara efisien dan efektif untuk
melaksanakan tugasnya masing-masing. Kekuatan organisasi
sesungguhnya terletak pada unsur manusianya bukan dalam sistem,
teknologim prosedur atau sumber-sumber kapital. Diakui bahwa sistem itu
penting, namun yang lebih penting adalah percaya diri dan inisiatif pada
diri manajer itu sendiri yang tidak boleh dirusak atau diabaikan. Jadi
kepercayaan pada unsur manusianya lebih dari pada sistem itu sendiri.
Dalam pola pikir inilah hubungan antar manusia, baik antara atasan
dengan bawahan maupun bawahan dengan atasan serta hubungan antara
karyawan dalam satu jenjang sangat penting dan dukungan teknologi yang
tepat guna akan membuahkan produk manajemen yang optimal.

E. Faktor yang mendasari Hubungan antar Manusia


Menurut Arwani (2002) Hubungan antar manusia melibatkan individu
secara utuh baik dan secara fisik maupun psikologis. Proses psikologis
sangat dominan mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor
utama yang dalam proses internalisasi, antara lain:
1. Imitasi, adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu diluar
dirinya. Sebelum mengikuti satu hal, ia harus memenuhi syarat
yaitu:
a. Minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan
diimitasi.
b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang
diimitasi.
c. Seorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena
akan memperoleh penghargaan sosial yang tinggi.
Jadi, imitasi adalah proses hubungan antar manusia yang
menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi
keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
2. Sugesti, adalah proses seorang individu menerima cara pandang
atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Syarat untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang
seperti:
a. Hambatan berfikir
b. Pikiran terpecah-pecah
c. Otoritas
d. Mayoritas orang
e. Kepercayaan penuh
3. Identifikasi, berlangsung secara sadar irrasional, berdasarkan
perasaan dan berkembang bahwa identifikasi berguna untuk
melengkapi sistem norma dan cita-cita.
4. Simpati, adalah perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain
yang timbul atas dasar penilaian perasaan dorongan utama yang
memunculkan simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja
sama dengan orang lain.

F. Kinerja Karyawan
Kinerja adalah suatu hasil yang dicapai dalam pekerjaannya menurut
kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Menurut Robbins
(Eka dkk, 2014) adanya kinerja yang tinggi karyawan akan berusaha
sebaik mungkin untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi
dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Sebaliknya adanya kinerja
yang rendah maka karyawan mudah menyerah terhadap keadaan bila
mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya
sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Ismail (Chaterina dan Intan, 2012:170-187) Kinerja
karyawan adalah tingkat keberhasilan karyawan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja karyawan secara umum dapat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal merupakan faktor yang
berasal dari dalam diri karyawan, yang meliputi kepuasan kerja dan
komitmen organisasional. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor
yang berasal dari luar diri karyawan, yang meliputi kepemimpinan,
keamanan dan keselamatan kerja, serta budaya organisasi.

G. Pengaruh Hubungan antar Manusia dengan Kinerja dalam Organisasi


Hubungan antar manusia merupakan faktor penting dalam perusahaan
atau organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan karena berkaitan
langsung dengan manusia itu sendiri. Jika adanya hubungan yang
harmonis antara pimpinan dengan karyawan, lalu karyawan sesama
karyawan tentunya akan meningkatkan semangat kerja karyawan, arti dari
semangat kerja itu adalah keinginan dan kesungguhan seseorang untuk
mengerjakan dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja
(Hasibuan, 2008). Dengan demikian tentunya para karyawan akan dengan
mudah dan bersemangat mengerjakan tugas-tugas dalam pekerjaannya,
serta pimpinan juga mudah membimbing dan membina karyawannya.
Sebagai individu dalam sebuah organisasi tentunya untuk mampu
bertahan dan berkembang dalam era persaingan tentunya perlu
menunjukkan kinerja yang meningkat. Kinerja bisa juga dikatakan sebagai
sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh
seluruh komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang
digunakan (input).
Dengan adanya hubungan yang baik tentunya akan saling bantu-
membantu, dapat memberi masukan, bertukar pikiran, berbagi pendapat
antara satu dengan yang lainnya untuk sama-sama mewujudkan tujuan
organisasi tentunya ini mempengaruhi peningkatan kinerja dalam sebuah
organisasi. Jika ada konflik didalamnya tentu saja akan sulit untuk saling
berkomunikasi memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas yang
sedang dilaksanakan. Bahkan bisa saja situasi menjadi lebih merugikan
karena adanya hubungan antara manusia yang kurang harmonis. Tentunya
ini akan menurunkan peningkatan dari kinerja seseorang itu sendiri.

SIMPULAN
Hubungan antar manusia adalah hubungan kemanusiaan yang
harmonis tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan
individu demi kepentingan bersama. Pentingnya hubungan antar manusia
ini agar terciptanya hubungan yang intim dan harmonis antara pegawai
dengan pimpinan serta antara sesama pegawai yang akan berpengaruh
terhadap semangat kerja pegawai karena tujuan hubungan antar manusia
adalah untuk menggugah kegairahan dan kegiatan kerja dengan semangat
kerja yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati. Kinerja
adalah suatu hasil yang dicapai dalam pekerjaannya menurut kriteria
tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Pengaruh hubungan antar
manusia merupakan faktor penting dalam perusahaan atau organisasi
untuk meningkatkan kinerja karyawan karena berkaitan langsung dengan
manusia itu sendiri. Adanya hubungan yang harmonis antara pimpinan
dengan karyawan, lalu karyawan sesama karyawan tentunya akan
meningkatkan semangat kerja karyawan dalam mewujudkan tujuan
organisasinya.
DAFTAR PUSTAKA:
Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan. EGC. Jakarta
Eka Cahyani, dkk. 2014. PENGARUH HUMAN RELATION (HUBUNGAN
ANTAR MANUSIA) DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA
TERHADAO KINERJA KARYAWAN. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.
17, No. 2
Ermita, E. (2012). Hubungan Antar Manusia dan Semangat Kerja Pegawai.
Jurnal Pedagogi, 12(2), 70–81.
Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 1993. Psikologi Manajemen. Bandung: Trigenda Karya
Taurisa, Chaterina Melina dan Intan Ratnawati. 2012. ANALISIS
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DALAM
MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN. Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Vol. 19, No. 2
Handayani, Kusmiyati, Tyastuti. 2010. Komunikasi dan Konseling dalam
Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Taurisa, Chaterina Melina dan Intan Ratnawati. 2012. ANALISIS PENGARUH
BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
KOMITMEN ORGANISASIONAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA
KARYAWAN. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 19, No. 2

Anda mungkin juga menyukai