Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia

karena manusia dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya

memerlukan orang lain, membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk

saling berinteraksi. Komunikasi menjadi kunci utama dalam pertukaran

informasi antara komunikator dan komunikan dalam perusahaan baik antara

pimpinan perusahaan dengan karyawan maupun karyawan dengan sesama

karyawan dalam perusahaan tersebut. Organisasi adalah setiap bentuk

persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama yang terikat dalam satu ikatan hierarki dimana selalu terdapat

hubungan antara seseorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan

seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Dalam menciptakan

ketertiban kegiatan organisasi, maka perlu ada pengaturan mengenai

pembagian tugas, cara kerja, hubungan antara pekerjaan yang satu dengan

pekerjaan yang lain dan pribadi satu dengan pribadi lain yang terletak di

bawah pengendalian serta pengawasan oleh seorang pemimpin (Kartono,

2008:6).

1
Menurut handoko (1991:280) bahwa interaksi yang harmonis antara pimpinan

dan bawahan dalam hubungan secara timbal balik adalahdikarenakan komunikasi.

Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar tidaknya

pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya.Beberapa kegiatan yang bersangkutan

dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan,

perencanaan, pegorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga

kegitan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain

memotivasi para karyawan agar giat bekerja, yang tidak perlu di laksanakan manajer

sendiri.

Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut.

Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Bagaimana organisasi

menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap

dan prilakunya dalam menjalankan kinerja (Wibowo 2009: 4).

Instansi pada hakekatnya merupakan sekelompok manusia yang saling

bekerjasama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dari pengertian tersebut jelas terlihat bahwa tercapai organisasi yang

baik tidak dapat dilepaskan dari aktivitas orang-orang yang menjadi anggotanya.

Mereka dapat bekerja dengan baik apabila memiliki kinerja yang tinggi sehingga

dapat melakukan suatu pekerjaan dengan hasil pekerjaan yang maksimal. Kinerja

pegawai yang tinggi sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi untuk mencapai

2
tujuan yang diharapkan. Dengan kinerja yang tinggi, pegawai akan berusaha sebaik

mungkin untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan tugas dan pekerjaanya.

Sebaliknya dengan kinerja yang rendah akan mudah menyerah terhadap

keadaan bila mendapatkan kesulitan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya

sehingga akan sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Kinerja pegawai yang tinggi diperlukan dalam pemerintahan. Kinerja pegawai

akan dipengaruhi oleh komunikasi. Seperti yang dikatakan Hovland dalam Effendy

bahwa “Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain” Hal yang paling

penting yang dapat mempengaruhi terbentuknya kinerja yang baik adalah hubungan

yang terjalin dengan baik antar pegawai Human Relations (Effendy,2009:47).

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi.

Tanpa adanya jalinan komunikasi yang terjadi dalam sebuah organisasi maka besar

kemungkinan semua kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi tersebut tidak akan

terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kemampuan dalam

berkomunikasi yang baik akan sangat membantu segala kegiatan yang ada didalam

organisasi tersebut, agar dapat menjalankan kepemimpinannya. Seorang pemimpin

harus mampu mendiagnosis situasi saat sekarang dan apa yang diharapkan pada masa

yang akan datang, mampu menyesuaikan perilakunya dengan lingkungan, serta dapat

menyampaikan pesan-pesan agar dapat dipahami orang lain dengan baik dan

jelas.Terkait dengan kepemimpnan, maka komunikasi yang baik sangat penting

3
dimiliki oleh seorang pimpinan karena berkaitan dengan tugasnya untuk

membimbing, mempengaruhi, mengarahkan, serta mendorong anggota untuk

melakukan tugas dan aktifitas mereka guna mencapai tujuan bersama.

Berkomunikasi antara pegawai biasanya terjadi komunikasi persuasif yaitu

komunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka

dalam situasi kerja dan dalam organisasi atau dalam suatu kegiatan dengan tujuan

untuk menggugah, menggairahkan, atau membangkitkan semangat kerja sama yang

produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati. Salah satu asumsi yang perlu

ditempuh adalah dengan membentuk Sumber Daya Manusia yang mampu bekerja

secara bersama-sama dan saling berkesinambungan didalam penyampaian informasi

terbaru (Human Relations yang baik) dari berbagai pihak. Human Relations

merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya

dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

manusiawi dan menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan keakraban dengan

didahului oleh pertukaran informasi tentang identitas maupun masalah pribadi yang

bersifat sosial. Human Relations memperhatikan aspek-aspek kejiwaan pada diri

manusia meliputi sikap dan pribadinya, tingkah laku, sifat maupun wataknya untuk

mencegah maupun mengatasi Miss Interpretation dan Miss Communication diantara

individu yang berinteraksi. Human Relations mampu mempengaruhi dinamika

kehidupan bahkan merupakan syarat utama dalam berinteraksi yang dapat membantu

dalam proses komunikasi yang efektif dan menjadi panduan dalam manajemen

4
kehidupan sehari-hari. Jika dalam sebuah organisasi tidak memiliki manajemen yang

baik dalam pengelolaan dan pengembangan karir maka akan muncul ketidakpuasan

dari pegawai terhadap kinerja pimpinan dan produktivitas organisasi akan berjalan

lambat karena pegawai merasa kesempatan untuk mendapatkan jenjang karir didalam

organisasi. Maksud dari teori ini pada peranan komunikasi dalam meningkatkan

kinerja pegawai adalah ketika atasan memberikan tanggung jawab untuk

menyelesaikan tugas kepada bawahannya yang bersifat komunikatif maka secara

langsung pegawai tersebut dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan

baik. Tetapi kadang kala, ada faktor tertentu yang dapat mempengaruhi komunikasi

itu berjalan kurang baik. Salah satunya faktor psikologis dari pegawai tersebut, jika

faktor tersebut terus dibiarkan berlanjut, dikhawatirkan akan menurunnya kinerja

pegawai.

Komunikasi pemimpin merupakan aktivitas yang dilakukan pimpinan kepada

bawahannya meliputi penyampaian pesan, informasi dan tugas melalui media tertentu

untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Lewis (1987) komunikasi pemimpin

merupakan sebuah arus pesan yang mengalir dari pimpinan kepada bawahannya.

Dan Komunikasi Pemimpin sangat penting bagi produktivitas suatu

organisasi.kepemimpinan pada dasarnya adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

untuk membimbing,mengasuh,serta mengarahkan orang lain agar dapat mematuhi

maupun bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

5
Menurut Sutarto ( dalam Tohardi, 2022:300), ukuran keberhasilan dari pemberian

Komunikasi Pemimpin yang efektif terhadap peningkatan kinerja pegawai perlu

didukung adanya kerja sama harmonis antara pimpinan pegawai maka yang dijadikan

kriteria untuk mengukur keberhasilan komunikasi pimpinan antara lain:

1. Kejelasan perintah dan petunjuk kerja

2. Keterbukaan (Komunikasi terbuka)

3. Penghargaan dan perhatian Pemimpin bagi pegawai

4. Bimbingan dari pimpinan bagi pegawai

5. Kerja sama

Pemerintahan Kecamatan Noemuti dalam melayani masyarakat berupaya untuk

dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal dengan

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Membangun kinerja yang baik

antar pegawai yang belum optimal dipengaruhi oleh komunikasi yaitu komunikasi

dalam setiap interaksi yang dilakukan antara pimpinan dan bawahan. Oleh karena itu

perluadanya komunikasi yang baik di instansi pemerintahan Kabupaten Timor

Tengah Utara Kecamatan Noemuti. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik

untuk mendalami Komunikasi dalam meningkatkan kinerja pegawai dipemerintahan

Kecamatan Noemuti.

Kecamatan Noemuti merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten

Timor Tengah Utara. Berdasarkan hasil observasi awal yang di lihat peneliti dikantor

6
camat Noemuti diketahui bahwa permasalahan yang sering terjadi adalah rendahnya

pelayanan dalam masyarakat, perselisihan antara pemimpin dengan bawahanya dalam

pemutusan hubungan kerja antara pemimpin dengan bawahanya yang dapat timbul

karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang

dilakukan oleh salah satu pihak.

Permasalahan lain yang sering terjadi yaitu rendahnya kinerja pegawai

dimana terlihat dari pelayanan yang kurang baik, dan terjadinya konflik antar

pimpinan dan bawahan yang tidak memberikan kinerja memuaskan,atasan yang

gagal memberikan masukan dengan cara yang benar, atau adanya kesalahpahaman

saat berkomunikasi sehingga dapat menimbulkan permasalahan antar pimpinan dan

bawahanya,seperti pelayanan yang diberikan pimpinan kepada bawahanya tidak

sesuai dengan jabatan bawahanya,karena bawahanya yang kurang ramah dan tidak

memberikan 5S (senyum,sapa,sopan,santun,dan salam),kurangnya disiplin

waktu,efektif dan efesiensi dalam melaksanakan tugas serta minimnya sarana dan

prasarana.permasalahan diatas sangat menunjukan bahwa kinerja pegawai dalam

bentuk pelayanan belum baik dan tidak sesuai dengan undang-undang 25 Tahun 2009

tentang pelayanan publik.

Berangkat dari permasalahan yang telah diambilkan peneliti termotivasi untuk

melakukan penelitian dengan judul Peranan Komunikasi Pemimpin Dalam

Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kecamatan Noemuti". Tujuan Dari penelitian ini

7
adalah untuk mendeskripsikan peranan komunikasi pemimpin dalam meningkatkan

kinerja pegawai.

1.2 Identifikasi Masalah.

Berdasar latar belakang diatas maka penelitian dapat mengidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kinerja pegawai dimana terlihat dari pelayanan yang kurang baik

2. Adanya konflik antara pimpinan dan bawahanya yang berakibat pada buruknya

Kinerja

3. Pegawai tidak ramah saat melayani masyarakat

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Penerapan

Komunikasi pemimpin dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di

Kecamatan Noemuti?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui peranan komunikasi

pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai di instansi pemerintahan

Kecamatan Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara.

8
1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka dapat mempunyai mamfaat

sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat yaitu:

1. Sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana di

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Timor.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

ilmu pengetahuan.

b. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermamfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pegawai-pegawai di instansi

Pemerintahan Kec.Noemuti dalam upaya meningkatkan motivasi

kerja karyawan.

2. Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai informasi dan

masukan bagi perusahaan.

3. Sebagai bahan rujukan / masukan bagi pihak-pihak terkait.

9
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Komunikasi

2.1.1 Konsep komunikasi

Komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari

kata latin communis yang berarti membuat sama,dari pengertian tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu penyampaian pesan yang

bertujuan untuk membuat sama persepsi atau arti antara komunikator dan

komunikan.sedangkan secara terminologi komunikasi merupakan suatu

proses dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan

dengan media tertentu yang berguna untuk membuat pemahaman yang sama

diantara mereka,informasi yang disampaikan dapat memberikan efek tertentu

kepada komunikan. Dan juga manusia didalam kehidupannya harus

berkomunikasi artinya seseorang memerlukan orang lain dan membutuhkan

kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.hal ini adalah sebuah

hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia berbentuk dari hasil integrasi

sosial dengan sesamanya.di kehidupan ini manusia sering bertemu satu

dengan yang lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

10
2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Ada lima unsur komonikasi yaitu;

1. Komunikator adalah pengiriman pesan dalam proses komunikasi,dan

komunikator bisa berupa perorangan ataupun lembaga yang bertindak

sebagai pengirim pesan.

2. Pesan (message)

Pesan dalam proses komunikasi dimaknai sebagai sesuatu yang

dikirimkan komunikator kepada komunikan.pesan bisa disampaikan

secara tatap muka atau lewat media komunikasi, seperti telepon,surat

dan lainnya.

3. Komunikan atau penerima

merupakan sasaran penyampaian pesan oleh komunikator.komunikan

bisa berupa perorangan, kelompok,partai, bahkan negara. Dan penerima

merupakan elemen penting dalam proses komunikasi, karena menjadi

sasaran dari komunikasi.

4. Akibat atau pengaruh (effect)

merupakan perbedaan antara apa yang diperkirakan, dirasakan,serta

dilakukan Komunikan sebelum dan setelah menerima pesan.

5. Umpan balik (feedback)

Upan balik bisa muncul dari pengaruh pesan yang ditimbulkan.

11
2.2 Komunikasi Pemimpin

2.2.1 Pengertian Komunikasi pemimpin

Komunikasi pemimpin merupakan aktifitas yang dilakukan pimpinan

kepada bawahanya meliputi penyampaian pesan,informasi,dan tugas melalui

media tertentu untuk mencapai tujuan bersama.

Komunikasi pemimpin merupakan proses komunikasi yang dilakukan

pemimpin kepada bawahanya,sosok pemimpin masa depan secara umum

adalah orang yang memiliki kompetensi sebagai pemimpin,mampu menaungi

semua orang didalam tim, maupun menggerakan orang lain hingga bisa

memberikan ide-ide serta gagasan kreatif yang bertujuan untuk

mengembangkan.

Saat ini istilah komunikasi sudah demikian populer dalam kehidupan

masyarakat. Komunikasi sudah menjadi kodrat bagi manusia sebagai makhluk

sosial bahkan sejak seseorang terlahir ke dunia. Berbicara mengenai

komunikasi, ada beberapa pengertian komunikasi menurut para ilmuan

diantaranya yaitu Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan

memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu

“communis”, yang berarti “sama” atau “communicare” yang berarti “membuat

sama” (Effendy, 2001: 41).Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2009:10)

menyatakan: “Communicationis the processto modify the behaviourof other

individuals” (Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain). Jadi

12
dalam pengertiannya peneliti menyimpulkan komunikasi yang diartikan oleh

Carl I. Hovland menganggap komunikasi sebagai alat untuk berhubungan

dengan orang lain dan juga bertujuan mengubah prilaku orang yang menerima

pesan tersebut melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan.

Dalam berkomunikasi, gaya komunikasi didukung dengan proses komunikasi

itu sendiri sebagai sarana untuk menyampaikan suatu informasi, dalam

konteks penelitian ini berarti komunikasi atasan bawahan.

Menurut William G.Scott (1962),pengertian kepemimpinan adalah

proses memengaruhi kegiatan yang diselenggarakan dalam kelompok,dalam

upaya mereka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Barret, (2008:47) proses komunikasi dilaksanakan melalui

dua saluran yaitu primer dan sekunder, komunikasi primer adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan simbol sebagai media.

Simbol yang dimaksud seperti bahasa, isyarat, dan sebagainya yang

secara langsung diterjemahkan dari pikiran atau perasaan komunikator

terhadap komunikan sedangkan komunikasi sekunder adalah proses

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

alat bantu media seperti email, surat dan laporan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka penulis mendefinisikan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang

13
lain dengan tujuan tertentu. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila

ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.

Komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk mendapatkan dapat

memamahami satu dengan yang lainnya. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan

seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.

2.2.2 Fungsi Komunikasi Pemimpin

Menurut Lee Thayer (1965) Fungsi komunikasi pemimpin terdiri dari

empat bagian yaitu;

1. Fungsi informatif merupakan;fungsi yang menyediakan informasi

yang dibutuhkan untuk personilnya sehingga mereka dapat

melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Fungsi

informatif juga bearti laporan memberikan informasi tentang

segala hal yang berkaitan dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan atau kegiatan yang sudah dilaksanakan.

2. Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang ada

pada suatu organisasi. Fungsi regulatif memiliki kebijakan yang

bersifat mengatur, karena bersifat mengatur kebijakan ini

mengandung paksaan dan diterapkan secara langsung terhadap

individu masyarakat.

3. Fungsi persuasif memiliki fungsi utama untuk membujuk dan

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

14
4. Fungsi integrative berhubungan dengan penyediaan saluran atau

hal maupun alat yang bisa mempermudah anggota melakukan

tugas dan melaksanakan perintah dengan baik.

Menurut William I.Gorden menemukan tiga fungsi komunikasi sebagai

berikut:

a. Komunikasi sosial

Mengutip buku ilmu komunikasi suatu pengantar (2010) karya

Deddy Mulyana,fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial

berarti komunikasi penting dalam membangun konsep

diri,aktualisasi diri,kelangsungan hidup,memperoleh

kebahagiaan,menghindari tekanan dan ketegangan,serta

memupuk hubungan dengan orang lain.

b. Komunikasi ekspresif

c. Komunikasi ritual

Komunikasi yang sering dilakukan bersama.

2.3 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal berlangsung antara dua individu, karena

pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan pemahaman

mengenal komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam tindakan

komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap hubungan

15
dimana dia terlibat didalamnya.hal terpenting dari aspek psikologis dalam

komunikasi adalah asumsi bawa diri pribadi individu terletak dalam diri individu

dan tidak mungkin di amati secara langsung.artinya dalam komunikasi

interpersonal pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui perilakunya

dengan mendasarkan pada persepsi orang yang mengamati.dengan demikian

aspek psikologis mencakup pengamatan pada dua dimensi yaitu internal dan

eksternal.namun kita mengetahui bahwa dimensi eksternal tidaklah selalu sama

dengan dimensi internalnya.

Menurut Kathleen S.Verderber (dalam budyatna dan Ganiem,2011:14)

komunikasi interpersonal adalah proses melalui mana orang menciptakan dan

mengelola hubungan mereka,melaksanakan tanggung jawab dan secara timbal

balik dalam menciptakan makna.unsur-unsur tambahan didalam proses

komunikasi antar pribadi adalah pesan dan isyarat perilaku verbal untuk dapat

memahami makna atau pengertian dari komunikasi interpersonal dengan muda

jika sebelumnya Kita telah memahami makna atau pengertian dari komunikasi

interpersonal.seperti mengaminkan, komunikasi interpersonal dapat diartikan

sebagai pegunaan bahasa atau pikiran yang terjadi didalam diri komunikator

sendiri.jadi dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi

yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang.

16
Komunikasi interpersonal yang efektif adalah penting bagi anggota organisasi

yang diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling

pengertian (mutual understanding)

2.4 Efektivitas Komunikasi Interpersonal Dalam Pandangan Humanistic

Menurut Devito (1997:259) mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Openess (Keterbukaan)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari

komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif

terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Hal ini tidak berarti

bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.

Memang ini mungkin menarik tapi biasanya membantu komunikasi. Aspek

keterbukaan yang kedua, mengacu kepada komunikator untuk beraksi

secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis

dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan jemuk.

Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan.

Aspek ketiga, menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran. Terbuka

dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang

anda lontarkan adalah memang milik kita, kita bertanggung jawab atasnya.

Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan

yang menggunakan kata saya (kata ganti orang pertama tunggal).

17
2. Empathy (Empati)

Henry Backrack (dalam Devito, 1997:5) mendefiniskan empati sebagai

kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain

pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu melalui kacamata

orang lain itu. Bersimpati dipihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau

merasa ikut sedih. Berbeda dengan empati adalah merasakan sesuatu seperti

orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan

yang sama dengan cara yang sama.

3. Supportiveness (Sikap mendukung)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap

mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung

dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung

dengan bersikap deskriptif tidak evaluatif, spontan tidak strategi, dan

proposional tidak sangat yakin.

2. Equality ( Kesetaraan)

Di setiap situasi, barang kali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin

lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih besar dari pada

yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala

hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih

efektif bila suasananya setara. Artinya harus ada pengakuan secara diam-diam

bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga dan bahwa masing-

masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Suatu

18
hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidakpuasaan, ketidak

sependapatan dan konflik lebih dilihat sebagai upaya untuk memahami

perbedaan yang pasti ada dari pada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan

pihak lain.

2.5 Hubungan Komunikasi Atasan Dengan Bawahan

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya

memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk

saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar

pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesame dalam

kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat

bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan

hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/pegawai. Di antara

kedua belah pihak harus ada komunikasi dua arah untuk itu diperlukan adanya

kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi

maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Salah satu bentuk

komunikasi tersebut adalah komunikasi atasan bawahan.

Dan proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi khususnya yang

menyangkut komunikasi antara pimpinan dan pegawai merupakan faktor

penting dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Komunikasi efektif

tergantung dari hubungan atasan dengan bawahan yang memuaskan yang

dibangun berdasarkan iklim dan kepercayaan atau suasana organisasi yang

positif. Agar hubungan ini berhasil, harus ada kepercayaan dan keterbukaan

19
antara atasan dengan bawahan (Muhammad, 2001). Dari pemaparan di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi dalam organisasi merupakan

bentuk dari komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal yang baik akan

membentuk komunikasi atasan bawahan yang baik pula. Pada penulisan

selanjutnya, peneliti akan menggunakan istilah komunikasi atasan bawahan di

mana komunikasi atasan bawahan ini telah meliputi komunikasi interpersonal.

2.5.1 Definisi komunikasi atasan dengan bawahan

Komunikasi atasan dengan bawahan dalam sebuah organisasi memiliki

pengertian yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada

mereka yang berotoritas lebih rendah (Pace & Faules, 2000). Komunikasi ke

bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para

pemimpin kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawahan

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan

pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijakan umum. Tujuan

komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah

sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul

karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi

dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan (Muhammad, 2004).

20
1.Jenis informasi yang dikomunikasikan ke bawah

Menurut Katz dan Kahn dalam Purwanto (2003), komunikasi dari atas ke

bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu:

a. Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu. Tipe informasi

ini memusatkan pada apa yang harus karyawan lakukan dan

bagaimana melakukannya. Instruksi kerja yang berbentuk perintah,

pengarahan, penjelasan dan deskripsi pekerjaan merupakan cara untuk

menyampaikan informasi jenis ini.

b. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

Tipe informasi ini bertujuan agar pegawai mengetahui bagaimana

pekerjaan mereka berhubungan dengan tugas-tugas dan posisi lainnya

dalam organisasi dan mengapa mereka melakukan pekerjaannya.

Dengan kata lain, tipe informasi ini membantukaryawan mengetahui

bagaimana pekerjaan mereka membantu organisasi dalam mencapai

tujuannya.

c. Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.

karyawan diberikan informasi mengenai jumlah jam kerja, gaji,

program pensiun, asuransi kesehatan, liburan dan ijin cuti, program

insentif, penalti dan hukuman.

d. Memberikan umpan balik

21
Pelaksanaan kerja kepada para karyawan Informasi mengenai

hasil kerja pegawai sangat penting dalam mempertahankan operasional

perusahaan. Karyawan sering mengeluh, seperti mereka tidak tau

bgaimana supervisor melihat performans mereka.

e. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu

organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

2.5.2 Bentuk komunikasi atasan dengan bawahan

Bentuk komunikasi yang digunakan dalam komunikasi ke bawah

(Muhammad, 2004)

1. Bentuk lisan: rapat, diskusi, interview, telepon, sistem interkom, kontak

interpersonal, laporan lisan, ceramah.

2. Bentuk tulisan: surat, memo, telegram, majalah, surat kabar, deskripsi

pekerjaan, panduan pelaksaan pekerjaan, laporan tertulis, pedoman

kebijaksanaan.

3. Bentuk gambar: grafik, poster, peta, film, slide

2.6 Kinerja Pegawai

Karyawan yang hidup dalam lingkungan organisasi harus mempunyai hasil

apa yang telah dikerjakannya apapun bentuknya hasil itulah yang bisa

memperlihatkan karya anggota organisasi untuk dapat dipergunakan untuk

menjalankan roda organisasi pastinya tidak terlepas adanya aktivitas komunikasi

22
antar anggota organisasi seperti yang disampaikan pendapat (Robbins, 1996)

kinerja merupakan sebagai hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan

individu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Sementara

itu kinerja Karyawan menurut Lijan Poltak Sinambela (2011) bahwa kemampuan

pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja merupakan suatu

fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk meyelesaikan tugas dan pekerjaan,

seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan teretntu.

Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan

seautu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya (Blanchar dalam Sinambela: 2012).

Berdasarkan etimologinya, kinerja berasal dari kata performance.

Performance berasal dari kata”to perform” yang mempunyai beberapa masukan:

1. Melakukan,

2. Memenuhi atau menjalankan sesuatu;

3. Melaksanakan suatu tanggungjawab, dan

4. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang.

Dapat didefinisikan disini bahwa kinerja merupakan pelaksanaan suatu

pekerjaan dan penyempurnaan pekerjaantersebut sesuai dengan

tanggungjawabnya sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan yang

diharapkan. Artinya bahwa kinerja lebih ditekannkan pada proses, selama

pelaksanaan pekerjaan tersebut dilakukan penyempunaan sehingga mencapai

23
hasil kerja dapat optimal, dan kinerja individu sebagai kemampuan individu

dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu. Dapat dijelaskan dari

pendapat tersebut bahwa kinerja seseorang sangatlah penting dalam menuju

tujuan organisasi, dengan kemampuan yang dimiliki individu dapat diketahui

dalam melaksanakan tugasnya, untuk mengetahui hal tersebut maka perlu

adanya kriteria capaian yang ditetapkan bersama.

Kinerja merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang

dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang

diberikan (Mangkunegoro, 2002:22). Kinerja pegawai harus terencana secara

berkesinambungan, sebab peningkatan kinerja Karyawan bukan merupakan

peristiwa seketika tetapi memerlukan suatu perencanaa dan tindakan yang tertata

dengan baik untuk kurun waktu tertentu (Engkoswara dalam Sinambela : 2012)

Menurut Robbins (2003) bahwa kinerja pegawai adalah sebagai fungsi dari

interaksi antara kemampuan dan motivasi.

2.6.1 Manfaat Kinerja

Menurut Dale Furtwengler dalam Sinambela : 2012) berpendapat bahwa

setidaknya terdapat enam hal manfaat dari penilaian kinerja, yaitu:

a. Pengembangan Karyawan Kegiatan penilaian kinerja

berhubungan dengan keahlian yang dimiliki pegawa.

24
b. Pengembangan pelatihan Pelatihan mengacu pada upaya yang

direncanakan oleh suatu organisasi untuk mempermudah

pembelajaran para karyawan tentang kompetensi-kompetensi yang

berkaitan dengan pekerjaannya. Kompetensi ini meliputi

pengetahuan, keterampilan, atau perilaku yang sangat penting

untuk keberhasilan kinerja pekerjaan.

c. Kepuasan karyawan Kepuasan kerja merupakan suatu gejala yang

menarik diperhatikan dalam suatu organisasi, mengingat kepuasan

kerja adalah satu variabel yang penting yang akan menentukan

berhasil tidaknya suatu organisasi mecapai tujuan yang telah

ditetapkan.

d. Keputusan kompensasi Penilain kinerja sangatlah penting untuk

dapat diimplikasikan untuk menimbang kompensasi karyawan.

Pentingnya kompensasi memperoleh perhatian dengan sungguh-

sungguh dari pimpinan. Kompensasi yang baik adalah kompensasi

yang selalu dihubungkan dengan kinerja karyawan memperoleh

perhatian dengan sungguh-sungguh dari pimpinan. Kompensasi

yang baik adalah kompensasi yang selalu dihubungkan dengan

kinerja karyawan

e. Komunikasi dan Kinerja Siklus manajemen kinerja adalah dimulai

dengan perencanaan kinerja dan diakhiri dengan pengkajian ulang

atau evaluasi kinerja.

25
f. Membangun motivasi karyawan Memotivasi manusia agar dapat

mengerjakan apa yang dikehendaki oleh pemimpin bukanlah hal

yang mudah. Memotivasi pada dasarnya menyampaikan sesuatu

yang dapat melibatkan orang melakukan yang dikehendaki.

2.6.2 Sistem penilaian kinerja

Secara umum penilaian kinerja dapat diklasifikasikan menjadi dua sistem

atau metode penilaian kinerja, John Soeprihanto dalam Sinambela (2013)

yaitu tipe obyektif dan tipe subyektif.

1. Sistem tipe obyektif Mengukur variabel-variabel yang secara

operasional dapat menghasilkan data kuantitatif.

2. Sistem tipe subyektif Pertimbangan kemanusiaan yang memiliki

berbagai kecenderungan, misal adanya kelonggaran, kecenderungan

terpusat, karena halo effect. Tipe subyektif lebih tepat dan bermanfaat

jika penilaiannya didasarkan atas analisis yang diteliti mengenai

perilaku yang relevan dengan pekerjaan atau jabatan yang diemban

seseorang.

26
2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah sebuah acuan mengenai hasil penelitian yang

pernah dilakukan, dan memberikan informasi tentang hasil penelitian yang

diamati. Pentingnya penelitian terdahulu dimaksudkan sebagai hasil

perbandingan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian-

penelitian terdahulu, Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan komunikasi dan kinerja pada berbagai obyek

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

27
Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian simpulan

1 Susiati Purwaning Pengaruh Kepemimpinan Kepemimpinan Memasukan


Utami Motivasi dan Komunikasi berpengaruh variabel
Jurnal ilmiah Interpersonal terhadap positif dan kepemimpinan
Widya Kinerja Karyawan pada Biro signifikan sebagai variabel
Volume 3 no 1 Perjalanan Wisata “Panen terhadap kinerja independen dan
Januari, Agustus Tour” karyawan. kinerja sebagai
2015 Jurnal Ilmiah widya, volume variabel
3 nomor 1, Januari-Agustus dependen
2015
2 Aditya Nanda Pengaruh Kepemimpinan Kepemimpinan Memasukan
Wihardi, Ari dan Lingkungan Sosial berpengaruh variabel
Pradhanawati & terhadap Kinerja Karyawan positif dan kepemimpinan
Hari Susanto Hotel Muria Semarang signifikan sebagai variabel
Journal of social Diponegoro journal of social terhadap kinerja independen dan
and policil and politic tahun 2014 hal 1- karyawa kinerja sebagai
Tahun 2014 8 variabel
Hal 1-8 dependen

3 Lilis karnita Pengaruh kepemimpinan Terdapat pengaruh Memasukan


soleha,dkk disiplin kerja,dan kepemimpinan variabel
Jurnal Ekonomi komunikasi terhadap kinerja yang kuat dan kepemimpinan
bisnis dan pegawai sekretariat komisi signifikan sebagai variabel
enterpreneurship penyiaran Indonesia daerah terhadap kinerja independen dan
Volume 6 no 1 provinsi Jawa barat pegawai kinerja sebagai
April 2012 variabel
dependen

28
4 Umi Wita Zahriyah, Pengaruh Budaya Organisasi Budaya organisasi Memasukan
dkk terhadap Kinerja Karyawan berpengaruh variabel budaya
Jurnal Administrasi pada PT PLN (persero) secara positif dan organisasi
bisnis Distribusi Jawa Timur Area signifikan sebagai variabel
Volume 2 No 1 Malang Jurnal Administrasi terhadap kinerja independen dan
Februari 2015 Bisnis Volume 2 No 1 karyawa kinerja
Feberuari 2015 karyawan
variabel
dependen

Berdasarkan tabel 2.1 diatas, peneliti sampai pada pemahaman bahwa

perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terdapat pada beberapa aspek yaitu;

a. Penelitian pertama dilakukan oleh Susiati Purwaning Utami masalahnya

adalah pengaruh pemimpin terhadap kinerja pegawai pendekatan teori jurnal

ilmiah Widya dan dapat menemukan hasil positif terhadap kinerja karyawan.

b. Penelitian kedua dilakukan oleh Lilis Karnita Soleha, dapat menemukan

masalah yang menyangkut kedisiplinan seorang pemimpin dalam kerja dan

Komunikasi terhadap karyawan, pendekatan teori Jurnal Ekonomi bisnis dan

hasilnya terdapat kepemimpinan yang kuat dan signifikan terhadap kinerja

pegawai.

c. Penelitian ketiga dilakukan oleh Aditya Nanda Wihardi, Ari Pradhanawati

dan Hari Susanto masalahnya adalah pengaruh Pemimpin terhadap kinerja

karyawan, pendekatan teori jurnal of social and policil dan dapat

menemukan hasil positif terhadap kinerja karyawan.

29
d. Penelitian keempat dilakukan oleh Umi Wita Zahriyah masalahnya adalah

pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan, pendekatan teori

jurnal Administrasi bisnis dan dapat menemukan hasil positif terhadap

kinerja karyawan.

e. Menurut penelitian saya masalah yang terjadi pada tabel 2.1 diatas dapat

disimpulkan masalah adalah pengaruh pemimpin terhadap kinerja pegawai

dan masalah yang saya temukan pada penelitian saya yang berjudul Peranan

Komunikasi Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kecamatan

Noemuti yaitu; rendahnya kinerja pegawai dimana terlihat dari pelayanan

yang kurang baik, sehingga tidak memuaskan karyawan.

2.8 Kerangka Pikir

Kerangka berpikir adalah suatu dasar pemikiran yang mencakup

penggabungan antara teori,fakta, observasi, serta kajian pustaka, yang nantinya

dijadikan landasan dalam melakukan menulis karya tulis ilmiah. Dalam Kerangka

berpikir dapat disusun kerangka pemikiran sebagai dasar yang digunakan oleh

peneliti dalam menyusun proposal ini yaitu Peranan Komunikasi Pemimpin Dalam

Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kecamatan Noemuti. Pemikiran diajukan untuk

penelitian ini berdasarkan pada hasil teoritis seperti yang telah diuraikan diatas.

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang kerangka pemikiran penelitian ini,

maka dapat dilihat gambar sebagai berikut:

30
Fungsi Komunikasi
Gambar 2.1
Pemimpin. Menurut Lee
Komunikasi Thayer (1965) Peningkatan
pemimpin Skema Kerangka Pikir
1. Information Kinerja pegawai

2. Regulatif

Sumber: Olahan Penulis,2023

31
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis,

logis, dan berencana untuk mengumpulkan mengolah, menganalisis data, serta

menyimpulkan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu untuk mencari

jawaban atas permasalahan. Penelitian ini menggunaka metode penelitian deskriptif

kualitatif.

Menurut Sugiyono (2008) Penelitian ini berusaha menggambarkan suatu

fenomena sosial. Pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan pada pemikiran bahwa

Penelitian ini bersifat mendeskripsikan fenomena apa adanya yang terjadi secara

berurutan dan sistematis.

Menurut Moleong (2014) Penelitian kualitatif merupakan prosedur dalam

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun dari

perilaku orang-orang yang dapat diamati. Dengan demikian tujuan penelitian ini

adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan fenomena terkait Peranan

32
Komunikasi Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kecamatan

Noemuti.

3.2 Fokus Penelitian

Menurut Moleong (2014) fokus penelitian merupakan inti yang di dapatkan dari

pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperoleh dari studi kepustakaan

ilmiah. Fokus dalam penelitian ini adalah peneliti ingin mengkaji tentang Peranan

Komunikasi Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kecamatan

Noemuti dengan menggunakan teori Lee Thayer (1965) yang mengedepankan empat

aspek yaitu:

1. Information.

Information merupakan fungsi yang menyediakan informasi yang

dibutuhkan personilnya sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan

mereka secara efektif dan efisien. Fungsi information juga berarti

laporan memberikan informasi tentang segala hal yang berkaitan

dengan kegiatan yang akan dilaksanakan atau dilaksanakan.

2. Regulatif

Regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang ada pada

suatu organisasi.

33
3. Persuasif

Persuasif memiliki fungsi utama untuk membujuk dan mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu.

4. Intergrative

Intergrative berhubungan dengan penyediaan saluran atau hal

maupun alat yang bisa mempermudah anggota melakukan tugas dan

melaksanakan perintah dengan baik.

3.3 Sumber Data

3.3.1 Informan

Informan dalam penelitian ini adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latarbelakang Penelitian. Informan

merupakan orang yang benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Informan

dalam penelitian ini adalah:

1. camat Noemuti

2. Sekertaris

3. Kasubag umum

4. Kasubag keuangan

5. Toko Masyarakat

34
3.3.2 Dokumen

Dokumen berkaitan dengan catatan atau arsip yang berkaitan dengan topik

penelitian. Teknik yang dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis,

gambar foto atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang

diteliti, dan hal ini sebagai bukti pendukung penulis dalam melakukan penelitian di

Kecamatan Noemuti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung ke tempat yang

diteliti. Observasi menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2017:174)

"observasi adalah teknik pengamatan yang dilakukan secara langsung dan

peneliti harus mencatat peristiwa dalam situasi yang diteliti. Observasi yang

dilakukan yaitu: mengunjungi kantor dari setiap informan dengan demikian

maka peneliti dapat memahami kondisi tentang Peranan Komunikasi Pemimpin

Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kecamatan Noemuti.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada informasi dengan cara tanya jawab atau dengan

melakukan percakapan langsung dan mendalam untuk memperoleh data yang lengkap

dari pihak-pihak terkait. Menurut Moleong (2017 : 186) wawancara adalah

35
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu

wawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan dari peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi tersebut bisa dalam

bentuk tulisan, gambar, maupun karya-karya dari seseorang. Kemudian hasil dari

penelitian melalui observasi atau wawancara akan lebih lengkap di dukung oleh

dokumentasi yang berkaitan.

3.5 Teknik analisis data

Perolehan data penelitian yang luas serta mendalam, maka upaya yang dilakukan

adalah observasi partisipasi, wawancara mendalam dengan berpedoman acuan

bersifat terbuka dan terstruktur, studi dokumen yang menjadi bukti penelitian dengan

standar kualitatif tidak relatif.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif, teknis ini menurut

Miles dan Huberman (2001) diterapkan dengan reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

membandingkan dan menganalisis data adalah kualitatif yakni dengan

mendeskripsikan dan menganalisis permasalahan yang diteliti yaitu Peranan

36
Komunikasi Pemimpin Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kecamatan

Noemuti Kabupaten Timor Tengah Utara.

Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2005) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Adapun tahap-tahap analisis yaitu:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap informan yang berkaitan

dengan penelitian kemudian observasi langsung ke lapangan untuk menunjang

penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber data yang diharapkan.

b. Reduksi data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data

dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan

diverifikasikan Milles dan Huberman, 2007. Produk dari reduksi data adalah

berupa ringkasan dari catatan lapangan, baik dari catatan awal, perluasan,

maupun penambahan.

c. Penyajian data

Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data dimaksudkan untuk

menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya

37
penarikan simpulan serta memberikan tindakan (Milles dan Huberman,2007).

Menurut Sutopo (dalam Harsono, 2008) menyatakan bahwa sajian data berupa

narasi kalimat, gambar/skema, jaringan kerja dan tabel sebagai narasinya.

d. Verifikasi/penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang

utuh (Milles dan Huberman, 2007). Kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti menyusun

pencatatan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi, arahan, dan

berbagai propinsi (Harson, 2008).

38
Gambar 3.1

Analisis data kualitatif

Model Interaktif Miles dan Huberman Sugiyono, (2015:20)

Sumber : Miles & Huburman (1992:20)

39
DAFTAR PUSTAKA

Senjaya ,S Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta, Universitas Terbuka.

Sutarto. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta; Gadjah Mada

University Press, 2001.

Tajibu, Kamaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Cet.I; Makasar;

Alauddin press, 20013.

Wibow, ( 2009: 4). Teori Kinerja.

Rivai, 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja

Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Cet.21;

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Kepemimpinan dan Komunikasi.

Bandung:Alumni, 1981.

Senjaya, S Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta, Universitas Terbuka.

Soemirat, Soleh. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004.

Sutarto. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: GadjahMada

University Press, 2001.

40
Supratiknya, A. Tinjauan Psikologis Komunikasi antar pribadi. Cet.14;

Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Tajibu, Kamaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. Cet.I; Makassar:

Alauddin press, 2013.

Wursanto. Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta; Kanisius, 1986.

Sumber lainnya Internet;

https://respository.metrouniv.ac.id diakses pada tanggal 14 Juni 2023, 09.30 WITA

https://alumni. Stekom.ac.id diakses pada 05 Juni, 09.30 WITA

https://www.pelatihan-sdm.net/konsep-dasar-komunikasi/ diakses pada 14 juni 2023,

09.30 WITA

http://e-journal.uajy.ac.id/4768/3/2MM01741 diakses pada 14 Juni 2023, 09.30

WITA

41

Anda mungkin juga menyukai