Anda di halaman 1dari 66

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MEMBANGUN

MOTIVASI KERJA PEGAWAI KANTOR KECAMATAN


SEBATIK TENGAH

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Komunikasi dan Penyiaran Islam Pada Fakultas Dakwah dan
KomunikasiUIN Alauddin Makassar
Oleh:

MUHAMMAD FAIZAL AFANDI


NIM : 50100116099

FAKULTAS DAKWAH DAN


KOMUNIKASI UIN ALAUDDIN
MAKASSAR
2020

1
2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi mempunyai peranan penting didalam suatu organisasi/

perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu kegiatan perusahaan

maupun organisasi dapat berjalan dengan lancar begitupun juga sebaliknya,

kurang atau tidak adanya komunikasi akan berakibat buruk dalam perusahaan

ataupun organisasi. Komunikasi dalam organisasi untuk memberikan informasi

kepada seluruhanggotanya.

Setiap organisasimaupun perusaahan tentunya selalu menginginkan

penigkatan kinerja dari waktu ke waktu.Peningkatan kinerja tidak hanya

tergantung pada peralatan-peralatan yang serba modern, melainkan juga

tergantung pada pegawai.Pegawai memiliki karakteristik yang berbeda-beda

disinilah tantangan bagi organisasi untuk mengatur berbagai macam kekhususan

yang dimiliki pegawai.Pimpinan Kecamatan Sebatik Tengah harusnya

memperhatikan pegawai agar dapat bertanggung jawab, bersemangat, disiplin,

terampil dan kreatif sesui apa yang diharapkan untuk mampu sejalan dengan

perkembangan teknologi dan tuntutan kegiatan organisasi yang efektif dan efisen.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan manusia harus dipelajari dan

dikembangkan guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan yang

lainnya dan dapat berkomunikasi secara efektif untuk mencapai tujuan.

Penggunaan komunikasi terus mengalami perkembangan seiring dengan

perkembangan teknologi komunikasi. Melalui perkembangan teknologi

komunikasi akan lebih memudahkan pencapaian tujuan, baik tujuan individu


2

maupun tujuan perusahaan dan masyarakat.

Adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan

berhasil, begitupula sebaliknya.Kurang atau tidak adanya komunikasi organisasi

dapat mengakibatkan masalah di suatu perusahaan.Komunikasi menjadi sangat

penting dalam kehidupan manusia. Bukan saja komunikasi dijadikan sebagai alat

penyalur pesan, ide, gagasan atau buah pikirannya saja, tetapi komunikasi

digunakan sebagai alat untuk memengaruhi orang lain atau sebagai alat interaksi

menyamakan persepsi dan untuk mencapai berbagai tujuan individu, kelompok,

perusahaan maupun masyarakat.

Keberhasilan perusahaan mencapai tujuan bukan saja karena masalah

keuangan yang memadai, sarana dan prasarana semata tetapi sangat bergantung

pada komunikasi yang digunakan dalam kepemimpinan perusahaan guna

menghimpun aktivitas hubungan di antara yang terlibat dalam perusahaan.Untuk

melancarkan komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi maka seorang

pimpinan, manajer memerlukan pola komunikasi dan kerjasama yang baik,

interaksi diantara bagian yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis,

dinamis dan pasti. Dengan begitu apa yang menjadi cita-cita dan tujuan akan

tercapai secara efektif, dalam arti masukan (input) yang diproses akan

menghasilkan keluaran (output) yang diharapkan sesuai dengan yang

direncanakan.

Dalam organisasi manapun tidak akan bertahan lama apabila di dalamnya

tidak terjadi komunikasi yang baik antara pimpinan dengan staff atau sebaliknya.

Organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai


3

tujuan bersama atau tujuan umum.Dikatakan suatu sistem karena organisasi itu

terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain, bila satu bagian

terganggu maka akan ikut berpengaruh pada bagian lain1.

Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian

dari organisasi bekerja sesuai aturan yang di tetapkan masing-masing organisasi

dan tidak menganggu bagian lainnya.Hubungan yang harmonis diantara para

karyawan disebabkan oleh komunikasi timbal balik yang baik. Demikian pula

interaksi antara pimpinan organisasi, apakah ia manajer tingkat tinggi (Top

Manager) atau manajer tingkat menengah (middle manager) dengan khalayak luar

organisasi.Suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha lebih

dari satu orang untuk menyelesaikannya.Kondisi ini timbul mungkin disebabkan

oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditangani satu

orang. Oleh karena itu, suatu organisasi menjadi kecil seperti usaha dua orang

individu atau menjadi sangat besar yang melibatkan banyak orang dalam interaksi

kerja sama.

Peran komunikasi sangat penting dalam keberhasilan suatu

perusahaanuntuk mencapai tujuan organisasi. Dalam suatu kepemimpinan

organisasi/masyarakat, terdapat dua unsur penting yang harus diperhatikan adalah

pemimpin dan yang dipimpin. Proses komunikasi yang baik antar keduanya

menentukan keberlangsungan hidup suatu kelompok

masyarakat/organisasi.Kepemimpinan dalam perusahaan akan berjalan dengan

baik melalui peran komunikasi yang efektif, menghubungkan dan menyatukan

1
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 24.
4

karyawan ke dalam mekanisme kerjasama dalam perusahaan tidak dapat tercapai

tanpa keberadaan komunikasi yang mampu menciptakan interaksi di antara

pimpinan dengan bawahan dan antara bawahan dengan pimpinan.

Sebatik Tengah merupakan sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Pulau Sebatik merupakan sebuah pulau

yang perbatasan langsung dengan negara Malaysia yang merupakan pulau di

sebelah timur laut kalimantan.Pulau ini secara administratif yang merupakan

pulau terdepan dan terluar di Indonesia pulau sebatik memiliki luas 246,1 km 2

(Sebatik Selatan, Indonesia), 187,23 km2 (Sebatik Utara, Malaysia Timur).Dalam

konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan, Camat atau sebutan lain adalah

pemimpin, dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja

kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan

kewenangan

B. Fokus dan Deskripsi Fokus

1. Fokuspenelitian

Fokus penelitian ini diperlukan untuk menghindari terjadinyakekeliruan

atau kesalahpahaman penafsiran pembaca terhadap pokok masalah yang akan

diteliti. Olehkarena itu peneliti akan memberikan pemaparan terhadap fokus

penelitian ini yaitu: Bagaimana bentuk Pola Komunikasi Pimpinan Dalam

Membangun Motivasi Kerja Pegawainya di Kantor Kecamatan Sebatik Tengah.

2. DeskripsiFokus

Melihat dari fokus penelitian diatas, penulis mengemukakan beberapa hal

yang menjadi bagian-bagian penting dan untuk lebih memudahkan pembaca


5

dalam memahami fokus penelitian serta menghindari terjadinya

kekeliruandidalamnya.

a. Pola komunikasi Pimpinan

Suatu organisasi selalu berusaha untuk menciptakan hubungan kerja yang

harmonis antara pimpinan dan anggota, untuk mempertahankan kondisi tersebut

diperlukan seorang pimpinan yang dapat memberikan pengaruh yang besar dan

dapat memotivasi para anggotanya dalam bekerja, agar dapat lebih optimal

kinerjanya. Pimpinan yang efektif harus bisa memberikan arahan, evaluasi, dan

koreksi terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota dalam mencapai tujuan

organisasi.

Dalam situasi seperti ini seorang pimpinanakan memiliki pengaruh melalui

komunikasi nya. Dia menyampaikan informasi kepada bawahannya, mungkin

melalui cara pidato langsung pada bawahan atau melalui saluran media lainnya,

sehingga dapat membantu mereka dalam meraih dukungan mereka.Dalam

kerangka ini, seorang pimpinan yang baik membantu anggota untuk mencapai

tujuan mereka komunikasi yang dilakukannya akan menumbuhkan pemahaman

yang diperlukan seorang bawahan dalam mendukung kebijakan, sehingga

dukungan dilakukan pimpinan dan bawahan secara bersama-sama. Di sisi lain,

pimpinan yang sukses adalah orang yang memiliki pengaruh berdasarkan dampak

pada tinsdakan yang dilakukan oleh bawahan.

b. Motivasi Kerja

Motivasi Merupakan sebuah dorongan maupun semangat dalam

melakukan sesuatu, sedangkan Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh


6

seseorang sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja

di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan

organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap

situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja

maksimal”.

C. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang, judul peneltian ini yaitu “Pola Komunikasi

Pimpinan Dalam Membangun Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Sebatik

Tengah”, maka yang menajdi pokok masalah ialah :

1. Bagaimana bentuk pola komunikasi pimpinan Kecamatan Sebatik

Tengah dalam Membangun Motivasi Kerja Pegawai?

2. Bagaimana motivasi kerja pegawai Kecamatan Sebatik Tengah?

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang pengaruh pimpinan terhadap kinerja pegawai sudah

pernah dilakukan sebelumnya. Peneliti mengunakan penilitian terdahulu sebagai

referensi serta dapat membandingkan hasil penelitian satu dengan yang lainnya.

1. Jumriati dengan judul pola komunikasi pimpinan terhadap kinerja

pegawai dinas pemuda dan olahrga kabupaten gowa tahun 2013.

Penelitian tersebut dikatakan bahwa peran para pemimpin yang berada

di dinas pemuda dan olahraga Kabupaten Gowa, terbagi atas beberapa

indikator yang di bahas yaitu pola komunikasi pimpinan terhadap


7

kinerja pegawai dan hambatan- hambatan yang terjadi dalam

komunikasi pimpinan terhadap pegawainya. Adapun Perbedaanya

adalah skripisi meneliti pola komunikasi pimpinan terhadap kinerja

pegawainya. Adapun persamaan penelitian ini adalah sama – sama

meniliti menggunakan data kualitatif.

2. Catur Puspita Sari dengan judul peran pimpinan kepala desa dan

perberdayaan masyarakat di desa bauran Kecamatan Pleret Kabupaten

Bantul tahun 2014. Penelitian tersebut dikatakan bahwa peran kepala

desa dalam pemberdayaan masyarakat terbagi atas beberapa indikator

yaitu peranan kepala desa dalam membina melalui kearifan lokal yaitu

semangat gotong royong serta pembinaan juga dilakukan dengan

pendekatan keagamaan sedangkan untuk pembinaan perekonomian

desa dilakukan oleh kepala desa lebih bersifat pada pengelolan

keuangan desa seifisien mengkin. Adapun perbedaannya adalah skripsi

meneliti pengaruh pimpinan. Adapun persamaan penelitian ini adalah

sama-sama meneliti menggunakan analisi datakualitatif.

3. Aan Srialam Irian dengan judul pola komunikasi organisasi antara

pimpinan dan Staff PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk

palangisang Estate di Desa Tamatto Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba. Diperoleh hasil bahwa Pola komunikasi organisasi yang

digunakan antara pimpinan dan staff PT. PP London Sumatra

Indonesia, Tbk Palangisang Estate yaitu pola komunikasi semua

saluran dan menggunakan pola lingkungan. Perbedaannya penelitian


8

ini meneliti tentang pengaruh Pola Komunikasi Organisasi antara

pimpinan dan Staff. Adapun persamaan adalah menggunakan metode

deskriptifkualitatif.

Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Skripsi Perbedaan Persamaan Penelitian
Penelitian
1 Jumriati Pola Perbedaan Persamaan adalah
Komunikasi penelitian ini skripsi ini meneliti
Pimpinan Skripsi meniliti tentang pola
terhadap pimpinan terhadap Komunikasi
Kinerja Pegawai kinerja pegawai
Dinas Pemuda
dan Olahraga
Kabupaten
Gowa
2 Catur Puspita Peran Perbedaann ya Persamaan
Sari kepemimpina adalah skripsi penelitian ini
n kepala desa Meneliti pengaruh adalah
Dan pimpinan sama-sama meniliti
pemberdayaan data kualitatif
masyarakat di
desa bawura
Kecamatan
Pleret
Kabupaten
Bantul Tahun
20014
3 Aan Srialam Pola Perbedaannya Penelitian
9

Irian Komunikasi adalah Penelitian ini ini sama-


Organisasi meneliti Tentang Sama
Antara Pengaruh Pola menggunak
Pimpinan dan Komunikasi an metode
Staff PT. PP. Organisasi deskriptif
LONDON Antara kualitatif.
SUMATRA Kepemimpi
INDONESIA, nan dan
Tbk Staff.
Palangisang
Estate di Desa
Tamatto
Kecamatan
Ujung Loe
Kabupaten
Bulukumba
Sumber Data diolah 2020
E. Tujuan dan ManfaatPenelitian

1. TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian diatas yaitu:

a. Untuk mengetahui pola komunikasi pimpinan dalam membangun motivasi

kerja pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah.

b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pola komunikasi pimpinan dalam

membangun motivasi kerja pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah

2. ManfaatPenelitian

a. Manfaat Teoretis Yaitu Penelitian ini diharapkan dapat memberi dan

menambah sumbangan ilmu yang berguna bagi para pembaca dan


10

kemajuan untuk memperkaya wawasan peneliti dibidang ilmu

komunikasi atau pengetahuan terhadap ilmu-ilmu yang berkaitan.

b. Manfaat Praktis Dari penelitian ini semoga dapat berguna dan menjadi

wancana untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dalam segi

keilmuan khususnya komunikasi terhadap pimpinan dalam suatu

lembaga atauinstansi.
BAB II

TINJAUAN TEORETIS
A. Pola Komunikasi
1. Pola

Pola dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sistem.2Adapun yang

dimaksud dengan sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas.3

Menurut Syaiful Bahri Djamarah bahwa pola komunikasi dapat

dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam

pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan

yang dimaksud dapat dipahami.4

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu aspek tertentu namun juga kompleks

dalam kehidupan manusia. Manusia juga sangat dipengaruhi oleh komunikasi

yang dilakukan dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak

dikenal sama sekali.

Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu

comunikatus yang berarti berbagai atau milik bersama. Kata sifatnya comunis

yang bermakna umum atau bersama-sama.Dengan demikian komunikasi

menurut Lexcographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang

bertujuan untuk mencapai kebersamaan.5


2
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 115
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.849
4
Bahri Djamarah Syaiful, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 1.
5
Marheni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Yogyakarta: Graha ilmu, 2009),
h.31
12

Komunikasi merupakan keahlian yang paling penting dalam hidup tidak

terkecuali dalam organisasi.Komunikasi merupakan aktivitas yang selalu ada

yang digunakan untuk saling berhubungan.

Astrit Santoso Mengemukakan, perkataan komunikasi berasal dari kata

Communicare yang dalam bahasa latin mempunyai arti berpartisipasi atau

memberitahukan, menyampaikan pesan, diinformasi, gagasan dan pendapat

yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengharapkan

feedback.6

Artinya hampir seluruh kegiatan manusia selalu tersentuh

komunikasi.Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan

yang sangat fundamental bagi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.7

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang

lain untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi adalah proses penyampaian

suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau

mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung maupun secara

tidak langsung melaluimedia.

Selain itu dalam sebuah komunikasi tentu berbicara dengan bagaimana

komunikasi itu disalurkan. Berikut saluran komunikasi organisasi yang dapat

digunakan dalam berinteraksi agar sesuai dengan apa yang diharapkan dan

komunikasi tersebut dapat dan struktur drngan baik dan mudah dipahami.

Dalam komunikasi terdapat unsur-unsur, yaitu sebagai berikut:


6
Phil Astrid Santoso, Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Bina Cipta, 1980), h. 29
7
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi,( Jakarta: PT Rajaravindo Utama, 2007),
h.1
13

a. Komunikator

Komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan kepada

komunikan, yang memiliki sebagai encoding, yaitu orang yang mengolah

pesan-pesan atau informasi kepada orang lain. Komunikator dapat juga

berubah individu yang sedang berbicara, menulis, sekelompok orang,

organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, dan lainsebagainnya.8

Syarat-syarat komunikator:

Memiliki kredibilitas yang tinggi bagikomunikannya.

1. Kemampuanberkomunikasi

2. Mempunyaipengetahuan

3. Sikap

4. Memiliki daya tarik, dalam arti memiliki kemampuan untuk

melakukan perubahan sikap atau perubahan pegetahuan pada

dirikomunikan.9

b. Pesan

Adapun yang dimaksud degan pesan dalam proses komunikasi adalah

suatu informasi yang akan dikirim kepada sipenerima pesan. 10Pesan ini dapat

berupa verbal maupun non verbal. Pesan verbal dapat secara tertulis seperti

surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa

percakapan tatapan muka, percakapan melalui telepon, radio dan sebagainnya.

Pesan non verbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka dan

8
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Cet,. III, Jakarta: Bumi
Aksara, 1997), h.12
9
Uchjana Effendy Onong, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1977), h.
59
10
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi,(Jakarta: Bumu Aksara, 2005), h,12.
14

nadasuara.11

Adapun beberapa bentuk pesan, diantarannya:

1. Informatik, memberikan keterangan-keterangan dan kemudian,

komunikan dapat mengambil kesimpulansendiri.

2. Persuasif, yakni dengan rujukan untuk membangkitkan pengertian dan

kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan

rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan, namun perubahan

ini adalah khendaksendiri.

3. Koersif, yakni dengan menggunakan sangsi-sangsi. Bentuknya terkenal

dengan agitasi yaitu dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan

tekanan batin diantara sesamanya dan padakalangan.12

Pesan yang dianggap berhasil disampaikan oleh komunikator harus

memenuhi beberapa syarat berikut ini:

1. Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik sesuai dengan

kebutuhan kita.

2. Pesan dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua

belahpihak.

3. Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi

penerima sertamenimbulkankepuasan.13

c. Komunikan

11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.17-18.
12
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 14
13
H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Cet: II, Jakarta: Rineka Cipta,
2000), h.102-103.
15

Komunikan atau penerima pesan adalah orang yang menjadi sasaran

dari kegiatan komunikasi.14Komunikan atau penerima pesan dapat menjadi

pribadi atau orang banyak.Komunikan biasanya disebut dengan berbagai

macam istilah seperti khayalak, sasaran, penerima, atau dalam bahasa inggris

disebut audience atau receiver.

Komunikan adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena

komunikanlah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak

diterima oleh komunikan, akan menimbulkan berbagai macam masala yang

sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, kesan atau saluran.15

d. Media

Media yaitu sarana atau alat yang digunakan oleh komunikator untuk

menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan.Atau sarana yang

digunakan untuk memberi Feedbck dari komunikan kepada komunikator.

Media sendirimerupakan bentuk jamak dari kata medium, yang artinya

perantara, penyampaian ataupenyalur.16.

e. Efek

Efek merupakan hasil akhir dari proses komunikasi. Efek disini dapat

berupa sifat atau tingkah laku komunikan apakah sesuai atau tidak dengan

yang diinginkan oleh komunikator.

Hal yang sangat penting dalam komunikasi ialah bagaimana cara agar

suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan efek atau

14
YS. Gunadi, Himpunan Istila Komunikasi, (Jakarta: Gramedia, 1998), h. 7.
15
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 26
16
Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif : Bahan Ajar Diktar Prajabatan
Golongan III, (Cet. II, Jakarta:Lembaga Adminiatrasi Negara, 2003), h. 8.
16

dampak diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:

1. Dampak kognitif, adalah yang timbul pada komunikan yang

menyebabkan dia menjadi tau atau meningkatintekualitasnya.

2. Dampak afektif, lebih tinggi kadarnya dari dampak kognitif. Tujuan

komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tau, tetapi

tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perubahan

iba, terharu, sedih,gembira, marah, dansebagainnya.

3. Dampak Behavioral, yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang

timbul pada komunikasi dalam bentuk perilaku, tindakan

ataukegiatan.17

Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari.Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau

perkembangan pribadi untuk kontak sosial, yang berarti adanya komunikasi

seseorang tumbuh dan belajar.Melalui komunikasi juga, seseorang bisa

menemukan pribadi kita dengan orang lain, bersahabat, bermusuhan,

mencintai atau mengasihi orang lain, dansebagainya.

Mengenai organisasi, Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu

kondisi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai berapa tujuan umum

melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan

tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi juga mempunyai

kerakteristik yaitu mempunyai kerakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur,

tujuan,salingberhubungan satu bagian dengan bagian yang lain dan tergantung

17
Uchjana Effendy Onong, Dinamika Komunikasi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), h. 7.
17

kepada komunikasi manusia untuk mengkondisikan aktivitas dalam organisasi

tersebut.18

Organisasi adalah sarana dimana manajemen yang mengkoordinasikan

sumber daya manusia melalui struktur formal dari tugas dan wewenang.

Organisasi yang baik selain mempunyai struktur juga dalam organisasi harus

berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain sehingga tujuan dapat

tercapai. Komunikasi organisasi adalah arus pertukaran organisasi dan

pemindahan arti dari suatu organisasi.19

Pengertian komunikasi organisasi adalah perilaku perorganisasian yang

terjadi bagi mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi

makna atas apa yang terjadi.20

3. Pola Komunikasi

Pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola pengiriman dan

penerimaan pesan yang dilibatkan antara dua orang atau lebih dengan cara

yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami sehingga

menimbulkan efek atau respon.

Pola komunikasi dilakukan dalam usaha untuk menemukan cara terbaik

dalam berinteraksi ketika penyampaian pesan. Walaupun sebelumnya tidak

ada cara yang benar-benar paling baik secara universal dibidang komunikasi

dikarenakan informasi dapat dikirimkan dengan tujuan yang berbeda-beda.

Penulis menguraikan satu persatu dari masing-masing pola komunikasi

18

19
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.65.
20
R. Wayne Pace & Don F Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.33.
18

tersebut. Ada empat pola komunikasi, yaitu: komunikasi pola roda, pola rantai,

pola lingkaran, dan pola saluran total.21

a) Pola rantai

Pola komunikasi lingkaran hanya terbentuk rantai merupakan sistem

komunikasi birokrasi seperti pada umumnya yang mengikuti suatu pola

komunikasi formal komunikasi berlangsung melalui saluran sudah tentu

mengikuti sistem hirarki organisasi secara ketat. Jika anggota A ingin

berkomunikasi dengan E, maka terlebih dahulu harus melalui B, C dan D secara

berurutan. Demikian pula jika E ingin berkomunikasi dengan A dia harus melalui D, C

dan B secara berurutan jadi A tidak langsung berkomunikasi denganE.

b) Pola lingkaran

Pola atau jaringan komunikasi hanya merupakan penyambung mata rantai

awal dan akhir jaringan komunikasi rantai. Jumlah yang harus dilewati anggota A

menjadi pendek, karena sekarang dia dapat berkomunikasi dengan E, tanpa harus

melalui B, C dan D. Demikian pula jika E ingin berkomunikasi dengan A tanpa

har melewati D atau C atau B saja.

c) Polaroda

Pola atau jaringan komunikasi berbentuk roda sangat berbeda dengan

rantai karena dalam pola komunikasi ini tingkat hirarki organisasi dikurangi. Jika

E ingin berkomunikasi dengan D dia cukup melalui A saja demikian halnya

anggota lain dalam kelompok ini, cukup hanya melalui A saja untuk

berkomunikasi dengan anggota-anggota lain. Pola roda dapat diterapkan pada

21
Sri Astuti Pratminingsih. Komunikasi Bisnis (Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 16.
19

organisasi besar dengan membentuk suatu bagian sebagai pusat komunikasi yang

mengendalikan jaringan kerja komunikasinya.

d) Pola saluran total

Pola komunikasi saluran total (all channel comunication), dipakai

beberapa istilah antara lain: free circle, interactive communication,

komunikasi “manajemen farsitipatif” (participative management

communication), kadang-kadang pula disebut komunikasi “demokratis”.22

Pola komunikasi saluran total menjamin komunikasi diantara setiap

anggota kelompok. Setiap anggota kelompok dapat secara langsung

berkomunikasi dengan anggota-anggota lain tanpa melalui perantara. Jaringan

kerja saluran total ini mencerminkan suatu lingkungan kelompok rekan kerja

dan sistem manajemen partisipatif. Adapun kelemahannya adalah sebagai

berikut:

a. Komunikasi formal yang telah direncanakan semula

melalui struktur organisasi hampir tidakberfungsi.

b. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dan hampir-

hampir tidak jelas batasan-batasannya.

c. Sukar untuk diterapkan pada organisasi yang besar seperti

organisasi pemerintahan, yang mempunyai jaringan kerja

cukupluas.23

4. Pola Komunikasi Dalam Persepektif Islam


22
Sri Astuti Pratminingsih, Komunikasi Bisnis, h. 17.

23
Sri Astuti Pratminingsih, Komunikasi Bisnis, h. 18.
20

Di dalam ayat al-Quran, dinyatakan bahwa komunikasi merupakan salah

satu fitrah manusia. Sebagaimana dimaklumi, bahwa dalam proses komunikasi

paling tidak terdapat tiga unsur, yaitu komunikator, media dan komunikan. Para

pakar komunikasi juga menjelaskan bahwa komunikasi tidak hanya bersifat

informatif, yakni agar orang lain mengerti dan paham, tetapi juga persuasif, yaitu

agar orang lain mau menerima ajaran atau informasi yang disampaikan,

melakukan kegiatan atau perbuatan, dan lain-lain. Bahkan menurut Hovland,

seperti yang dikutip oleh Onong bahwa berkomunikasi bukan hanya terkait

dengan penyampaian informasi, akan tetapi juga bertujuan pembentukan

pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude).

Meskipun Al-Quran secara spesifik tidak membicarakan masalah

komunikasi, namun ada banyak ayat yang memberikan gambaran umum prinsip-

prinsip komunikasi. Beberapa kata dalam al-Quran yang diasumsikan sebagai

penjelasan dari komunikasi tersebut,

Komunikasi dalam konteks Al-Quran adalah proses penyampaian pesan-

pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam.

Maka komunikasi Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah

atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan

penggunaan bahasa (retorika). Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam

komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah

(Islam), dan akhlak (ihsan).Pesan-pesan keislaman keislaman yang disampaikan

tersebut disebut sebagai dakwah. Dakwah adalah pekerjaan atau ucapan untuk
21

mempengaruhi manusia mengikuti islam.24

Dalam menjalakan komunikasi dalam konteks Al- Quran kita di wajibkan

untuk mengikuti etika-etika komunikasi yang tidak lepas dalam konteks islam

bberdasarkan AL-Quran. Maka dari itu ada 6 jenis gaya bicara atau pembicaraan

(qaulan) berdasarkan konteks Islam yaitu:

1. Qaulan Sadidan (perkataan benar, lurus, jujur)

Kata “qaulan sadidan” disebut dua kali dalamAl-Qur’an.Pertama, Allah

menyuruh manusia menyampaikan qaulan sadidan dalam urusan anak yatim dan

keturunan, terdapat dalam Firman Allah QS An-Nisa/4:9 sebagai berikut:




Terjemahnya:
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka
khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur
kata yang benar (qaulan sadidan)”.25

Ayat Ini mengatakan bahwa Allah memerintahkan bertaqwalah kamu kepada

Allah dan ucapkanlah qaulan sadidan. Nanti Allah akan membaikkan amal-amal

kamu, mengampuni dosa kamu. Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nyaia

akan mendapat keuntungan yang besar Apa arti qaulan sadidan? Qaulan sadidan

artinyapembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak bohong, tidak berbelit-belit.

Prinsip komunikasi yang pertama menurut Al-Quran adalah berkata yang benar

24
Ahmad Ghulusy,ad-Da’watul Islamiyah,(Kairo : Darul Kijab,1987).,h. 9.
25
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 78
22

2. Qaulan Balighan (perkataan yang membekas pada jiwa, tepat sasaran,

komunikatif, mudah mengerti)

Ungkapan ini terdapat dalam QS An-Nisa/4:63 yang berbunyi:




Terjemahnya:
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam
hati mereka.karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka”.26
Kata “baligh” dalam bahasa arab artinya sampai, mengenai sasaran atau

mencapai tujuan. Apabila dikaitkan dengan qaul (ucapan atau komunikasi),

“baligh” berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat menggunakan apa yang

dikehendaki. Oleh karena itu prinsip qoulan balighan dapat diterjemahkan sebagai

prinsip komunikasi yang efektif.

Qaulan baligha menjadi dua,qaulan baligha terjadi bila da’i

(komunikator) menyesuaian pembicaraannya dengan sifat-sifat khalayak yang

dihadapinya sesuai dengan frame of reference and field of experience. Kedua,

qaulan baligha terjadi bila komunikator menyentuh khalayaknya pada hati dan

otaknya sekaligus.27 Jika dicermati pengertian qaulan baligha yang diungkapkan

oleh jalaluddin rahmat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kata Qaulan

Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif,

mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak

berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan

26
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 88.
27
Jalaluddin Rahmat, Islam Aktual, (Jakarta: Mizan,1996), hlm. 83.
23

pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas

komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.

Sebagai orang yang bijak bila berdakwah kita harus melihat stuasi dan

kondisi yang tepat dan menyampaikan dengan kata-kata yang tepat.Bila bicara

dengan anak-anak kita harus berkata sesuai dengan pikiran mereka, bila dengan

remaja kita harus mengerti dunia mereka. Jangan sampai kita berdakwah tentang

teknologi nuklir dihadapan jamaah yang berusia lanjut  yang tentu sangat tidak

tepat sasaran, malah membuat mereka semakin bingung..Gaya bicara dan pilihan

kata dalam berkomunikasi dengan orang awam tentu harus dibedakan dengan saat

berkomunikasi dengan kalangan cendekiawan. Berbicara di depan anak TK tentu

harus tidak sama dengan saat berbicara di depan mahasiswa.

3. Qaulan Masyura (perkataan yang ringan)

Dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan, mempergunakan bahasa

yang mudah, ringkas dan tepat sehingga mudah dicerna dan dimengerti.Dalam Al-

Qur’an ditemukan istilah qaulan maisura yang merupakan salah satu tuntunan

untuk melakukan komunikasi dengan mempergunakan bahasa yang mudah

dimengertidan melegakan perasaan.28

Dalam Firman Allah Q.S Al – Isra/17:28 dijelaskan:




Terjemahnya:
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari
Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan
yang pantas”.29
28
Djamarah, Syaiful Bahri., Pola Komunikasi Keluarga Orang Tua dan Anak dalam
Keluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 110
29
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 284
24

Maisura seperti yang terlihat pada ayat diatas sebenarnya berakar pada

kata yasara, yang secara etimologi berarti mudah atau pantas.Sedangkan qaulan

maisura menurut Jalaluddin Rakhmat, sebenarnya lebih tepat diartikan “ucapan

yang menyenangkan,” lawannya adalah ucapan yang menyulitkan.Bila qaulan

ma’rufa berisi petunjuk via perkataan yang baik, qaulan maisura berisi hal-hal

yang menggembirakan via perkataan yang mudah dan pantas.30

Dakwah dengan qaulan maisura yang artinya pesan yang disampaikan itu

sederhana, mudah dimengerti dan dapat dipahami secara spontan tanpa harus

berpikir dua kali.Pesan dakwah model ini tidak memerlukan dalil naqli maupun

argument-argumen logika. Dakwah dengan pendekatan ini harus menjadi

pertimbangan mad’u misalnya yang dihadapi itu terdiri dari orang yang

tergolong didzalimi haknya oleh orang-orang yang lebih kuat dan

masyarakat yang secara sosial berada dibawah garis kemiskinan,    lapisan

masyarakat tersebut sangat peka dengan nasihat yang panjang, karenanya

da’i harus memberikan solusi dengan membantu mereka dalam dakwahbil

hal. 

4. Qaulan Layyina (perkataan yang lemah lembut)

Perintah menggunakan perkataan yang lemah lembut ini terdapat dalam

Q.S Thaahaa/20:44


Terjemahnya:
”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
30
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001),
hlm. 91
25

lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".31


Ayat ini adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar

berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati

komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya

tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita. Dari ayat tersebut maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-

lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat

menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak,

meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang

kasar. Rasullulah selalu bertuturkata dengan lemah lembut, hingga setiap kata

yang beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya.Dalam

Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran,

bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.

Komunikasi yang tidak mendapat sambutan yang baik dari orang lain

adalahkomunikasi yang dibarengi dengan sikap dan perilaku yang menakutkan

dan dengannada bicara yang tinggi dan emosional. Cara berkomunikasi seperti ini

selain kurangmenghargai orang lain, juga tidak etis dalam pandangan agama.

Dalam perspektifkomunikasi, komunikasi yang demikian, selain tidak

komunikatif, juga membuat

komunikan mengambil jarak disebabkan adanya perasaan takut di dalam dirinya.

Islam mengajarkan agar menggunakan komunikasi yang lemah lembut kepada

siapa pun. Dalam lingkungan apapun, komunikator sebaiknya berkomunikasi pada

komunikan dengan cara lemah lembut, jauh dari pemaksaan dan permusuhan.

31
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 314
26

Dengan menggunakan komunikasi yang lemah lembut, selain ada perasaan

bersahabat yang menyusup ke dalam hati komunikan, ia juga berusaha menjadi

pendengar yang baik.

5. Qaulan Karima (perkataan yang mulia)

Islam mengajarkan agar mempergunakan perkataan yang mulia dalam

berkomunikasi kepada siapapun.Perkataan yang mulia ini seperti terdapat dalam

QS. Al Isra’/17:23 yaitu:




Terjemahnya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang
diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak keduanya dan
ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik”.32
Dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa qaulan karimah

adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan,

enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam konteks jurnalistik dan

penyiaran, Qaulan Karima bermakna mengunakan kata-kata yang santun, tidak

kasar, tidak vulgar, dan menghindari “bad taste”, seperti jijik, muak, ngeri, dan

sadis.

Dalam perspektif dakwah maka term pergaulan qaulan karima

diperlakukan jika dakwah itu ditujukan kepada kelompok orang yang sudah

masuk kategori usia lanjut. Seseorang da’i dalam perhubungan dengan lapisan
32
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 284.
27

mad’u yang sudah masuk kategori usia lanjut, haruslah bersikap seperti terhadap

orang tua sendiri, yakni hormat dan tidak kasar kepadanya, karena manusia

meskipun telah mencapai usia lanjut, bisa saja berbuat salah atau melakukan hal-

hal yang sesat menurut ukuran agama.

Komunikasi yang baik tidak dinilai dari tinggi rendahnya jabatan

ataupangkat seseorang, tetapi ia dinilai dari perkataan seseorang. Cukup banyak

orang yang gagal berkomunikasi dengan baik kepada orang lain disebabkan

mempergunakanperkataan yang keliru dan berpotensi merendahkan orang

lain.Permasahan perkataan tidak bisa dianggap ringan dalam

komunikasi.Karenasalah perkataan berimplikasi terhadap kualitas komunikasi dan

pada gilirannyamempengaruhi kualitas hubungan sosial. Bahkan karena salah

perkataan hubungansosial itu putus sama sekali.

6. Qaulan Ma’rufa (perkataan yang baik)

Qawlan ma’rufa dapat diterjemahkan dengan ungkapan yang pantas.Kata

ma’rufa berbentuk isim maf’ul yang berasal dari madhinya, ’arafa.Salah satu

pengertian mar’ufa secara etimologis adalah al-khair atau al-ihsan, yang berarti

yang baik-baik.Jadi qawlan ma’rufa mengandung pengertian perkataan atau

ungkapan yang baik dan pantas.33

Jalaluddin rahmat menjelaskan bahwa qaulan ma’rufan adalah perkataan yang

baik.Allah menggunakan frase ini ketika berbicara tentang kewajiban orang-orang

kaya atau kuat terhadap orang-orang miskin atau lemah.Qaulan ma’rufan berarti

pembicaraan yang bermamfaat memberikan pengetahuan, mencerahkan

33
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Logos, 1999),
hlm. 85
28

pemikiran, menunjukan pemecahan terhadap kesulitan kepada orang lemah, jika

kita tidak dapat membantu secara material, kita harus dapat membantu

psikologi.34Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan

menimbulkan kebaikan (maslahat). Sebagai muslim yang beriman, perkataan kita

harus terjaga dari perkataan yang sia-sia, apapun yang kita ucapkan harus selalu

mengandung nasehat, menyejukkan hati bagi orang yang mendengarnya. Jangan

sampai kita hanya mencari-cari kejelekan orang lain, yang hanya bisa mengkritik

atau mencari kesalahan orang lain, memfitnah dan menghasut.

Berikut ini Sabda Allah QS Al-Ahzab/33:32 ialah:




Terjemahnya:
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika
kamu bertakwa.Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan ucapkanlah
Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.”35
B. Motivasi Kerja
1. Motivasi

Menurut Abraham Sperling bahwa motif adalah sebagai salah satu

kecenderungan untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan dalam diri dan diakiri

dengan penyesuaian diri. Sedangkan menurut William J. Stanton mendefinisikan

motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu

dalam mencari rasa puas.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam
34
Jalaluddin Rahmat, Etika Komunikasi Perspektif Religi, makalah seminar, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional),18 Mei 1996.

35
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 422
29

meningkatkan kinerja kayawan.Sedangkan motivasi menurut Fillmore H. Stanford

motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan

tertentu.Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan

dorongan dalam diri yang dikemukakan oleh Robert A. Baron.Dalam

hubungannya dengan lingkungan kerja, Ernest J. McCormick mengemukakan

bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan

dengan lingkungan kerja.36

2. Kerja

Secara alamiah di dalam kehidupannya, manusia selalu melakukan bermacam-

macam aktivitas, salah satu wujud dari aktivitas itu adalah kerja atau bekerja.

Manusia bekerja mangandung unsur kegiatan sosial, menghasilkan barang dan

atau jasa yang pada akhirnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan

mendapatkan kepuasan. Bekerja berarti melakukan suatu pekerjaan, diakhiri

dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Kerja

diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu yang dilakukan atau

diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian 37.

Sedangkan menurut Taliziduhu Ndraha, “kerja adalah proses penciptaan atau

pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya, pengubahan atau

penambahan nilai pada suatu unit alat pemenuhan kebutuhan yang ada”. Menurut

B. Renita kerja dipandang dari sudut sosial merupakan kegiatan yang dilakukan

dalam upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum, terutama bagi orang-orang


36
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001) h. 93-94.
37
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.
30

terdekat (keluarga) dan masyarakat, untuk mempertahankan dan mengembangkan

kehidupan, sedangkan dari sudut rohani atau religius, kerja adalah suatu upaya

untuk mengatur dunia sesuai dengan kehendak Sang Pencipta38. Dalam hal ini,

bekerja merupakan suatu komitmen hidup yang harus dipertangung jawabkan

kepada Tuhan. Berdasarkan beberapa pengertian kerja diatas peneliti dapat

menyimpulkan mengenai pengertian kerja. Kerja yaitu kegiatan yang dilakukan

seseorang untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu yang menghasilkan alat

pemenuhan kebutuhan yang ada seperti barang atau jasa dan memperoleh bayaran

atau upah

3. Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat

kerja39. Menurut Kadarisman (2012:278) “motivasi kerja adalah penggerak atau

pendorong dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat

dan baik sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepadanya” 40.

Sedangkan menurut George and Jones Motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai

suatu dorongan secara psikologis kepada seseorang yang menentukan arah dari

perilaku (direction of behavior) seseorang dalam organisasi, tingkat usaha (level of

effort), dan tingkat kegigihan atau ketahanan di dalam mengahadapi suatu

halangan atau masalah (level of persistence). Berdasarkan pendapat para ahli

mengenai motivasi kerja, bahwa motivasi kerja merupakan dorongan bagi

38
B. Renita, Bimbingan dan Konseling SMA I untuk Kelas X, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2006) h.125
39
Yusuf, Burhanuddin, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan
Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) h. 26.
40
Kadarisman, M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
31

karyawan yang minimbulkan semangat untuk bekerja sehingga bisa bekerja lebih

baik lagi dalam mencapai tujuan.

Jenis-jenis atau bentuk-bentuk motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua

jenis menurut Gagne et.al (2010) yaitu intrinsic motivation dan extrinsic

motivation yang akan dijelaskan sebagai berikut:

 Intrinsic motivation adalah individu melakukan sesuatu untuk tujuan dan

kepentingan diri sendiri karena adanya ketertarikan dan men ikmati hal

tersebut.

 Extrinsic motivation adalah karyawan melakukan sesuatu untuk alasan

instrumental.

4. Motivasi Dalam Persepektif Islam

Kekuatan motivasi dalam bekerja atau berbisnis dalam Islam adalah

fastabiqul-khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) untuk memenuhi kebutuhan

manusia baik kebutuhan fisik, psikologis maupun sosial. Dengan pekerjaan,

manusia akan memperoleh kepuasan-kepuasan tertentu karena terpenuhi

kebutuhannya. Selain itu kepuasan seseorang terhadap pekerjaan juga dapat

diperoleh melalui berbagai bentuk kepuasaan yang dapat dinikmati di luar kerja.41

41
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009).hlm.70
32

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. JenisPenelitian

Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan,

manusia serta alat penelitian yang memanfaatkan metode kualitatif,

mengandalkan analisis dan induktif. Selain itu, penelitian jenis ini juga

mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan dasar teori,

bersifat deskriptif dengan mementingkan proses dari pada hasil, membatasi

studi dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan

data.

2. LokasiPenelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan diKantor Kecamatan Sebatik

Tengah, Jalan ,Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Provinsi

Kalimantan Utara.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekan yang digunakan dalam peneliti ini adalah pendekatan komunikasi

karena memiliki relevansi akademik terhadap penelitian tersebut.Karena

komunikasi sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi baik

komunikasi pimpinan kepada pegawai atau bawahan maupun komunikasi

yang dilakukan pegawai atau bawahan kepada pimpinan atau atasan

C. Sumber Data

Sumber data yang penulis gunakan dalam penulisan skirpsi ini, adalah
33

sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer

Data Primer data yang bersifat empirik/nyata yang diperoleh melalui

wawancara dan observasi langsung kepada informan dalam hal ini pimpinan

yang berperan penting, orang yang mempunyai jabatan khusus serta

mengetahui aktivitas pegawai di lingkup instansi serta para pegawai di Kantor

Kecamtan Sebatik Tengah.

2. Data Skunder

Yaitu data yang dikumpulkan untuk data primer berupa dokumenter yang

bersumber dari buku atau studi keperpustakaan yang terkait dalam penelitian

arsip-arsip yang ada di Kantor Kecamatan Sebatik Tengah

D. Metode PengumpulanData

Metode penggumpulan data merupakan suatu yang penting, karena

tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik

penggumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. MetodeObservasi

Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat, menganalisa secara sistematis terhadap gejala/

fenomena/ objek yang akan diteliti.42

2. MetodeWawancara

Wawancara adalah percakapan antar periset (seseorang yang berharap


42
Abu Achmaddan Narbuko Cholid, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.70.
34

mendapatkan informan) dan informan (seseorang yang diasumsikan

mempunyai informasi penting tentang suatu objek).43

Adapun informan yang penulis tetapkan dalam penulisan skripsi ini,

sebagaiberikut:

Tabel 3.1

Karakteristik Informan

No Nama Jabatan

1 Wahyuddin , S.Sos Kepala Camat Sebatik Tengah

2 Mursam Sakka, S.IP Sekretaris Camat

3 Ebiet Asmawi, A.Md Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

4 Suharto Dick, S.Kom Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesra

5 Hj. Fatmawati, S,ST Seksi Ketentraman dan Ketertiban

6 Ismail, S,Pi Seksi Sosial Ekonomi danPendapatan

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan analisis

terhadap dokumen-dokumen yang berisi data yang menunjang analisis dalam

penelitian.

43
Berger, Arthur Asa, Media and Communication Research Method (London: Sage Publications,
2000), h.111
35

E. Instrumen Penelitian

Instumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatan meneliti yakni mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Adapun wujud dari instrumen

penelitian yang digunakan peneliti untuk menggumpulkan data-data yang ada

berkaitan dengan objek yang akan diteliti adalah pedoman wawancara

(interview guided) kemudian didukung dengan alat untuk merekam hasil

wawancara (tape recorder) dan alat dokumen.

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisis data yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif.Oleh karena itu, dalam pengelolaan data yang diperoleh

tentunya harus menggunkan metode pengolahan data yang bersifat kualitatif.

Data kualitatif dalam dapat berupa kata-kata, kalimat ataupun narasi-narasi,

baik yang diperoleh dari wawancara ataupun observasi. Riset kualitatif adalah

riset yang menggunakan cara berfikir induktif yakni cara berfikir yang

berangkat dari hal-hal yang khusus menuju hal-hal yang umum.

G. Pengujian KeabsahanData

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keabsahan data dalam

penelitian ini, yaitu: nilai subyektivitas, metode pengumpulan dan sumber data

penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena

beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan

observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan


36

apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan

mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa

cara untuk meningkatkan keabsahan data penelitian kualitatif, yaitu:

kredibilitas, transferabilitas dankonfirmitas.

1. Kredibilitas

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau

dipercaya.Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi

yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan

dengan hasil penelitian lain, dan member check.

2. Transferabilitas

Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif.Supaya orang dapat memahami hasil penelitian ini sehingga ada

kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian yang telah didapat, maka

penelitian dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci,

jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Dependabilitas

Dependabilitas yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada tingkat

konsistensi peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan

menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk

menarikkesimpulan.

4. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan

kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan


37

dan dicantumkan dalam laporan lapangan.Hal ini dilakukan dengan

membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak

berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
38
BAB IV

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM

MEMBANGUN MOTIVASI KERJA PEGAWAI

KANTOR KECAMATAN SEBATIK TENGAH

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Kantor Kecamatan Sebatik Tengah


Kabupaten Nunukan adalah salah satu daerah otonom dan

merupakan wilayah perbatasan strategis karena berbatasan langsung

dengan negara tetangga Malaysia. Terbentuk dan dimekarkan pada tahun

1999 sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999

tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau,

Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang.

Wilayah administrasi Kabupaten Nunukan pada awal pembentukannya

meliputi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Nunukan, Kecamatan Sebatik.

Kecamatan Sembakung, Kecamatan Lumbis dan Kecamatan Krayan.

Posisi Pulau Sebatik sebagai beranda depan NKRI yang berbatasan

langsung dengan negara tetangga Malaysia dianggap sangat strategis dan

menjadi kepentingan nasional sehingga menjadi salah satu daerah

perbatasan prioritas untuk dikembangkan. Hal ini sesuai dengan Peraturan

Pemerinntah Nomor 19 Tahun 2008 tentang kecamatan dimana pada pasal

9 ayat (2) berbunyi “Pembentukan kecamatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), atas pertimbangan kepentingan nasional dan penyelenggaraan

tugas umum pemerintahan”.


Kecamatan Sebatik Tengah sebagai salah satu wilayah pemekaran

baru tentunya membutuhkan perhatian yang lebih dari pemerintah

mengingat sarana prasarana khususnya untuk tujuan fasilitas publik masih

sangat minim. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Pusat saat ini

melalui “Nawa Cita” Presiden Joko Widodo menekankan bahwa

pembangunan harus dimulai dari Pinggiran Indonesia yakni wilayah

perbatasan Negara.

Kecamatan Sebatik Tengah memilki luas wilayah 47,71 Km2 yang terdiri

atas empat desa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel4.1
Luas Wilayah Kecamatan Sebatik Tengah
Nama Desa Luas Wilayah (KM2) Persentase %
Desa Aji Kuning 6,45 13,52
Desa Sungai Limau 20,82 43,64
Desa Maspul 5,31 11,13
Desa Bukit Harapan Indah 15,13 31,71
JUMLAH 47,71 (4771 Ha) 100%
Sumber : Monografi Desa Se-Kec. Sebatik Tengah Tahun 2020

2. Visi Dan Misi Kantor Kecamatan Sebatik Tengah

Dengan memperhatikan Tugas Pokok dan Fungsi yang dimilki serta

kondisi dan proyeksi yang diinginkan ke depan, maka visi Kecamatan Sebatik

Tengah Kabupaten Nunukan adalah “MEWUJUDKAN KECAMATAN

SEBATIK TENGAH SEBAGAI ROLE MODEL TATA KELOLA

KECAMATAN PERBATASAN DI KABUPATEN NUNUKAN”yang dijabarkan

sebagai berikut:
1. ROLE MODEL :Panutan, teladan dan atau pemberi contoh yang

dapat diikutii oleh orang lain.

2. TATA KELOLA : penyelenggaraan manajemen pembangunan yang

solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan

pasar yang efisien, efektif dan transparan.

3. KECAMATAN PERBATASAN :kecamatan yang berbatasan

langsung dengan negara lain baik darat maupun lautan

Pernyataan visi diatas dimaksudkan untuk menjadikan Kecamatan

Sebatik Tengah lebih baik dan lebih profesional dalam penyediaan pelayanan

publik di banding kecamatan maupun satuan atau unit kerja lain yang berada di

perbatasan sesuai dengan tuntutan global, dengan tetap memperhatikan peraturan

perundangan yang berlaku. Oleh sebab itu, dalam pengelolaan administrasi

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan akan mengedepankan aspek

transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat guna mendukung

terwujudnya pembangunan Kabupaten Nunukan yang aman, damai dan maju

dengan dukungan masyarakat yang agamis dan harmonis serta aparatur yang

berkualitas, jujur, dan bertanggung jawab.

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut di atas, maka ditetapkanlah

beberapa misi sebagai berikut :

1. Terwujudnya tata kelola pemerintahan kecamatan dan desa yang baik

dan bersih;
2. Terwujudnya koordinasi penanganan masalah sosial, ekonomi dan

ketentraman dan ketertiban yang mendukung peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Ada beberapa tujuan dari penetapan misi di atas yang diuraikan sebagai

berikut :

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan kecamatan dan desa yang

rensponsif dan partisipatif

2. Terciptanya penanganan masalah sosial yang terkoordinasi

3. Terciptanya koordinasi penanganan trantib yang baik

4. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat

Guna merealisasikan tujuan tersebut di atas, maka dirumuskan beberapa

sasaran strategis sebagai berikut :

1. Meningkatnya kualitas pelayanan umum

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat

3. Terlaksananya pengelolaan administrasi kesekretariatan yang baik

4. Meningkatnya jumlah desa yang berkembang dan mandiri

5. Meningkatnya koordinasi penanganan masalah PMKS

6. Menurunnya angka gangguan trantib

7. Meningkatnya UMKM

3. Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Sebatik Tengah


Pada dasarnya setiap perusahaan, baik itu perusahaan industri,

perdagangan, jasa maupun instansi pemerintahan memerlukan suatu

struktur organisasi dibuat dengan maksud agar tidak terjadi tumpang

tindih dalam pelaksanaan tugas, pekerjaan dan tanggung jawab masing-

masing bagian yang ada dalam organisasi tersebut.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor


Kecamatan Sebatik Tengah 2020

Sumber: Profil Kantor Kecamatan Sebatik Tengah 2020

B. Pola Komunikasi Pimpinan Dalam Membangun Motivasi Kerja

Pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah


Sebuah organisasi atau sebuah instansi tentu harus memiliki pola

komunikasi organisasi suatu instansi, agar instansi yang dipimpin dapat

berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan. Dimana yang di maksud

ialah pola komunikasi, pola komunikasi adalah bentuk atau pola

hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses penerimaan pesan

yang mengaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau rencana yang

meliputi langlah- langkah pada suatu aktifitas dengan komponen-

komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan

komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi.11 Kantor

Kecamatan Sebatik Tengah menggunakan pola komunikasi lingkaran

karena setiap staff bias melakukan koordinasi satu sama lain. Data yang

ditemukan dilapangan mengungkapkan bahwa, pola komunikasi yang

dilakukan antara pimpinan dengan pegawai ada dua yaitu, secara formal

dan secara struktural.

11
Http://www.psychologymania.com/2013/08/pengertian-pola-
komunikasi.html. Diakses 11 juli 2017
1. Komunikasi Formal

Komunikasi formal merupakan suatu proses komunikasi yang

bersifat resmi dan biasanya di lakukan di dalam lembaga formal melalui

garis perintah dari pimpinan, berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku

yang berkomunikasi sebagai petugas organisasi dengan status masing-

masing, komunikasi yang pertama yaitu secara formal adalah

komunikasi yang dilakukan dalam sebuah instansi dengan cara resmi

yang dilakukan oleh pimpinan dengan staff. Hal ini dijelaskan oleh

Suriansyah mengatakan bahwa :

“Jika ingin menyampaikan baik itu berupa informasi atau


kesalahan mengenai kanor Kecamatan Sebatik Tengah maka
kami bias langsung koordinasi dengan Pimpinan secara
langusng.”44

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi

secara formal yang dilakukan Kantor Kecamatran Sebatik Tengah sudah

berjalan dengan efektif baik terhadap pimpinan maupun staff.

a. Camat

Komunikasi menjadi sebuah sarana bagi pemimpin dalam

memberikan perintah kepada bawahannya khusunya Kantor Kecamatan

Sebatik Tengah mempunyai Camat sebagai pimpinan mereka, karena

pemimpin memiliki tiga peran penting yaitu peran antar pribadi,

informasional dan pengambil keputusan. Sebagai suatu organisasi, baik

44
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
itu swasta maupun pemerintahan tentu mempunyai pola komunikasi

dalam mencapai tujuannya. Maksud dan tujuan adanya pola tersebut

adalah untuk mengatur dan mengefektifkan tugas-tugas yang ada dalam

organisasi tersebut. Selain itu diharapkan tidak terjadi kesimpang siuran

dalam menjalankan tugasnya. Seperti yang di katakan Akhmad Fadli

yang mengatakan bahwa :

Di dalam Kantor Kecamatan ini jika ada suatu masalah mengenai


Kantor Kecamatan Sebatik Tengah biasanya di selesaikan
dengan Rapat Bersama Pimpinan ”.45

Dapat disimpulkan bahwa setiap ada masalah internal mengenai Kantor

Kecamaatan Sebatik Tengah, biasanya oihak Pimpinan melakukan rapat

berserta para staff untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena dalam

instansi pemerintahan terdapat bermacam-macam tugas, seperti instruksi,

penjelasan, laporan lisan, pembicaraan untuk mendapatkan informasi agar

komunikasi berjalan dengan baik perlu diperhatikan kejelasaan pesan.

b. Sekretaris Camat

Sekretaris Camat bertugas untuk membantu tugas Camat dalam

mengawasi kegiatan dan membuat laporan kegiatan serta berkoordinasi

dalam merancang kegiatan mengenai Kecamatan Sebatik Tengah .

Seperti yang dikatan oleh Suriansyah yang mengatakan bahwa:

“Jadi, di Kantor Kecamatan Sebatik Tengah itu ada sekretaris


Camat yang dimana memiliki tugas diantaranya, melakukan
persetujuan kontrak dengan instansi lain, membuat proposal

45
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
kegiatan, membuat surat dan undangan serta bertugas membantu
bagian keuangan dan perencanaan dalam mengadakan barang
atau keperluan yang dibutuhkan oleh Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah”.46

Hasil pengamatan penulis, melihat bahwa dalam Kantor

Kecamatan Sebatik Tengah, sekretaris sudah menjalankan tugas sebagai

sekretaris Camat sebagaimana mestinya.

c. Staff

Staff Kantor Kecamatan Sebatik Tengah, mempunyai tugas untuk

mengumpulkan data, mengolah data, dan melakukan tugas-tugas yang

diberikan oleh Camat untuk membuat arsip data-data yang keluar

ataupun data yang masuk ke Kantor Kecamatan Sebatik Tengah.

2. Secara Struktural

Proses komunikasi yang terjadi dalam Kantor Kecamatan Sebatik

Tengah tidak terlepas dari kerja sama yang mereka lakukan secara

struktural. Adanya tahapan dalam pengambilan keputusan dengan

mengadakan rapat agar program-program kerja Kantor Kecamatan

Sebatik Tengah dapat terealisasikan dengan baik sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam berkomunikasi dan tujuan utama dari Pimpinan Camat

Sebatik Tengah dapat Terealisasikan. Seperti yang ungkapkan oleh

Rosdiana :

“Ketika ada program kerja yang harus selesaikan makan Kantor

46
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
Kecamatan Sebatik Tengah akan melakukan Rapat. Dalam rapat
itu semua staff bisa bebas menyampaikan pendapanya masing –
masing dan setelah itu dicarilah solusi yang baik pada akhirnya
harus disepakati oleh semua pihak, demi kelancaran kerja Kantor
Kecamatan Sebatik Tengah”.47

Arah arus pesan dapat berlangsung dalam suatu instansi

pemerintahan, yaitu dari atas ke bawah atau dari pimpinan ke bawahan,

atau dari bawah ke atas atau dari bawahan ke pimpinan, maupun secara

horizontal atau dari samping yakni arus komunikasi antar pihak yang

memiliki tingkatan jabatan yang Kantor Kecamatan Seabatik Tengah.

Namun, kebanyakan arus atau pola komunikasi yang berlangsung

didalam instansi pemerintahan adalah dari atas ke bawah atau dari

pimpinan ke bawahan. Komunikasi itu dalam bentuk pengarahan,

instruksi, penjelasan, dan sebagainya. Sama dengan apa yang telah di

jelaskan oleh Rosdianan yang mengatakan bahwa :

“Jadi, untuk mengetahui informasi, saya harus mengikuti rapat


kerja yang dilakukan oleh pimpinan, agar saya bisa mengetahui
informasi yang berkaitan pekerjaan dan staff juga bisa
memperoleh informasi dari rapat tersebut serta bisa memberikan
masukan atau saran terhadap pimpinan”48

Rosdianan juga menilai bahwa informasi di peroleh dari

pimpinan, kemudian di sampaikaan kepada staff. Peneliti melihat bahwa,

Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah. Peneliti

47
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020.
48
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020
melihat bahwa, komunikasi dari atas ke bawah atau dari pimpinan

Kecamatan Sebatik Tengah sudah cukup efektif karena dalam suatu

instansi pemerintahan menjadi penentu atas berlangsungnya suatu

kegiatan yang di rencanakan, karena pimpinan yang memberikan

perintah secara langsung, dan mengarahkan apa yang harus di kerjakan.

Komunikasi dari atas ke bawah adalah pesdan yang mengalir dari

pimpinan ke bawahan, seperti melaksanakan perintah Pimpinan

Kecamatan Sebatik Tengah. Sebagaimana yang di katakan Suriansyah:

“semua perkerjaan yang di lakukan ruang lingkup kantor


kecamatan ini merupakan atas arahan langsung pimpinan
terhadap kami seusai degan bidang kami di Kantor Kecamatan
ini”49

Dalam mengerjakan sebuah pekerjaan pasti adanya komunikasi

dari atas ke bawah sangat di butuhkan dalam sebuah organisasi karena

tanpa arahan perintah dari pimpinan secara langsung, kita tidak dapat

melaksanakan perkerjaan tersebut dengan baik.

“Komunikasi dari pimpinan ke staff maupun karyawan di

Kantor Kecamatan Seabtriuk Tengah biasanya dapat berupa krtikan

ataupun usulan dari staff ke pimpinan agar hasil dari rapat tersebut

bagus.

Hubungan Formal kebawah yaitu komunikasi yang berasal dari

pimpinan ke staff, yaitu komunikasi yang di sampaikan oleh pimpinan

49
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
terhadap staff. Komunikasi formal kebawah cocok di gunakan bila

keputusan – keputusan itu bersifat instruksi langsung dari pimpinan.

Selain itu, hubungan formal ke bawah juga berisi informasi mengenai

tujuan organisasi kebijakan – kebijakan, peraturan dan akhirnya dapat

menerima umpan balik pelaksanaan tugas mereka dengan demikian

pelaksanaan komunikasinya mengikuti arus jabatan kewenangan yang

tergambar dalam struktur organisasi. Kewenangan inilah sebagai

system kerja yang menyajikan saluran – saluran di mana prosedur

kerja, isntruksi, dan gagasan serta umpan balik mengenai pelaksanaan

tugas –tugas yang dapat di salurkan.

Komunikasi dapat membantu staff maupun karyawan unjtuk

mencapai tujuan secara pribadi maupun secara umum di Kantor

Kecamatan Sebatik Tengah, merespon dan mengimplentasikan

perubahan organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut

memainkan peran dalam hamper semua tindakan organisasi yang

relavan. Berdasarkan hasil dari wawancara pada salah satu staff kantor

kecamatan Sebatik Tengah, maka dapat di simpulkan bahwa

komunikasi yang bersifat formal lebih sering mereka gunakan di

tempat formal juga seperti rapat agar interaksi yang mereka tetap

lakukan tetap menghargai prosedur dan aturan pekerjaan yang telah di

tetapkan oleh Kantor Kecamatan, tapi jika di luar dari itu maka para

staff lebih sering juga komunikasi denagn pimpinan layaknya keluarga

seperti yang dikatakan oleh Suriasyah.


Komunikasi kami dengan pimpinan biasanya kami tempatkan
sesuai dengan tempatnya, seperti dalam kondisi rapat maka
kami selalu menggunkan komunikasi yang formal agar lebih
menghortmati pimpinan kami, sedangkan di luar dari jan rapat,
maka kami lebih sering bercanda dengan pimpinan layaknya
keluarga. Karena, kami kenal cukup lama jadi biasanya
komunikasi kami lebih secara kekeluargaan”50

Hasil dari wawancara dengan Suriansyah, mengupkan bahwa

hubungan antar staff dan karyawan sudah sangat baik, karena

pimppinan merupakan sosok yang sangat ramah dan terbuka kepada

para staff di Kantor Kecamatan Sebatik Tengah. Hubungan kedekatan

pimpinan dengan para pegawai kantor Kecamatan sebatik Tengah

sering di buktikan dengan seringya membuat acara makan – makan di

area Kantor Kecamatan Sebatik Tengah setiap minggunya. Hal ini di

lakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan instansi karena dengan

mempertahankan komunikasi akan meningkatkan motivasi kerja

sebuah instansi, sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai.

Pola Komunikasi jika di laksanakan antara pimpinan dan

pegawai agar dapat menjalin suatu hubungan yang baik di perlukan

sebuah komunikasi yang efektif antara Pimpinan Camat Sebatik

Tengah dan para pegawai agar Kantor Kecamatan Sebatik Tengah bisa

lebih maju.

“Untuk tetap mempertahankan hubungan kami dengan staff


50
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
atau pegawai lainya biasanya juga kami sering kumpul –
kumpul di ruang bawah dan juga biasanya pimpinan juga turut
ikut berbaur dan bercanda bersama kami ketika lagi kumpul”

Pimpinan dan para pegawai adalah dua elemen penting yang tidak

bisa di pisahkan di sebuah Instansi contohnya Kantor Kecamatan Sebatik

Tengah, keduanya menempati posisi yang saling melengkapi anatara satu

denngan yang lainny. Seperti halnya di dalam sebuah instansi keterbukaan

antara pimpinan dan para pegawai maupun staff itu sangat perlu. Seperti

yang di bicarakan oleh Rosdiana

“keterbukaan itu sangat penting di Kantor Kecamatan ini, karena


dapat membantu untuk memecahkan masalah dalam kantor
kecamatan ini, namun juga tentunya pasti ada hal – hal tertentu
yang tidak bisa di uangkapkan secara terbuka secara langsung.
Biasanya juga penytampaian infromasi secara keterbukaan lansung
oleh pimpinan kepada para pegawai di kantor kecamatan ini ,
karena keterbukaan di harapakn mampu memberikan sumbangsih
saran dari para pegawai khususnya kami para staff ke pimpinan
secara langsung”51

Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut, dapat di simpulkan

bahwa Pimpinan Camat Sebatik Tengah sangat terbuka dengan

para staffnya dalam hal pemberitaan informasi tentang kerja sama,

disini jelas bahwa di dalam keterbukaan merupakan hal yang

sangat penting antara pimpinan dan sataff maupun karyawanya.

Karena tanpa adanya keterbukaan dari kedua belah pihak maka

51
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020
tidak aka nada rasa saling percaya diantara mereka.

Kantor Kecamatan Sebatik Tengah sudah melakukan suatu pola

organisasi agar mampu menciptakan suatru komunikasi yang

sangat kondusif sehingga dapat membangun motivasi kerja

terhadap peagwai di Kantor Kecamatan Sebatik Tengah, sebagai

salah satu upaya untuk tetap mempertahankan solidaritas tersebut

maka setiap minggunya para pimpinan maupun pegawai akan

membuat sebuah acara di Kantor Kecamatan Sebatik Tengah.

“biasanya kami baik dari pegawai maupun pmpinan biasanya


kami membuat acara setiap minggunya, baik itu acara makan –
makan ataupun acara lainya. Iya karena juga utnuk mempererat
solidaritas kami secara kekeluargaan terhadap para pimnpinan
juga agar juga dapat meningkatkan motivasi kerja kami baik
staff maupun karyawan agar bias lebih semangat dan lebih giat
lagi untuk berkerja, sehingga dapat memaksimalkan pelayanan
Kantor ini jadi lebih baik.”52

Hasil Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

dengan melakukan acara yang di adakan setiap minggunya di

Kanrtor Kecamatan Sebatik Tengah dapat meningkatkan motivasi

kerja para pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah, karena

adanya hal ini maka seluruh pegawai akan semakin bersemangat

dalam bekerja dengan begitu Kantor Kecamatan Sebatik Tengah

dapat mempertahankan pelayananya dengan baik.


52
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020
Hasil penelitian ini telah sejalan dengan landasan teori

komunikasi organisasi dimana dalam penelitian ini terdapat empat

tahapan komunikasi, yaitu komunikasi secara formal, secara

informal, structural, dan kekeluiargaan. Dimana dalam komunikasi

formal terdapat pola Komunikasi Lingkaran yang digunakan

Kantor Kecamatan Sebatik Tengah yang jika ingin berkomunikasi

dengan Pimpinan Camat Sebatik Tengah bisa secara langsung oleh

para pegawai ke pimpinan Camat Sebatik Tengah secara langsung

tanpa melalui perantara, dan begitu juga jika Pimpinan Camat

Seabtik Tengah jika ingin berkomunikasi dengan pegawainya bisa

secara lagnsung berkomunikasi tanpa mealui perantara. Serta

dalam empat tahapan komunikasi yang telah dipaparkan diatas

dapat memnbuktikan bahwa dengan berkomunikasi secara formal,

informal, structural, dan kekeluargaan dapat meningkatkan

motivasi kerja yang di lakukan oleh pimpinan dan pegawai Kantor

Kecamatan Sebatik Tengah.

C. Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah


1. Semangat Kerja

Pola komunikasi Pimpinan dalam membangun motivasi kerja

pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah, dalam penilain penulis

sangat baik sebab pola komunikasi pimpinan mampu membangun rasa

semangat kerja pegawai. Seperti yang dibicarakan oleh Rosdiana

mengatakan bahwa.
“semangat kerja pegawai yang didukung oleh apresiasi yang
diberikan pimpinan pada bawahannya, suasana yang nyaman yang
jauh dari kebisingan, interaksi yang baik antar sesama pegawai, dan
fasilitas yang mendukung dapat mewujudkan pelayanan terhadap
masyarakat secara maksimal”53

Berdasarkan Hasil wawanncara Tersebut Penulis dapat

menimpulkan bahawah apresiasi yang diberikan Pimpinan direspon

secara positif oleh para pegawai. Semangat kerja juga tampak pada

kebersamaan pegawai, karena komunikasi bisa menjadi faktor pembangkit

semangat kerja pegawai, semangat kerja yang baik adalah upaya

mempermudah komunikasi dalam fungsi koordinasi dan kerjasama.

2. Disiplin Kerja

Kedisiplinan kerja pegawai menurut penulis sudah baik, sebab Camat

dapat menjaga kedisiplinan pegawai. Hal ini terlihat dari hasil wawancara

penulis dengan Rosdiana.

“Jam kerja kantor disini kami sangat menghargai jam masuk dan
keluar bahkan juga pimpinan sering memberikan contoh yang baik, seperti
cara berpakaina yang rapi setiap harinya”54

Dapat disimpulkan bawah Kecamatan Sebatik Tengah Menjujung

tinggi nilai kedisiplinan bahkan Pmpinan yang secara langsung

mencontohkan kedipslinan kepada pegawainya karena untuk memiliki

53
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020

54
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020
sikap disiplin yang baik dan andal, diperlukan adanya latihan yang keras

dan terus-menerus dan dalam waktu yang cukup lama.

3. Adanya kemampuan dalam berinteraksi

Pola komunikasi Pimpinan juga mampu membangun interaksi

yang baik. Hal ini tampak pada dari observasi penulis, dimana sikap saling

menghargai dan saling bekerja sama mampu diterapkan pegawai sebagai

upaya menjalin interaksi yang baik. Berdasarkan analisa penulis, interaksi

yang terjadi diantara sesama pegawai dan Camat mampu terjalin dengan

baik. Pola komunikasi yang dilakukan Camat mampu membangun

interaksi yang baik dilingkungan Kecamatan. Hal ini tampak pada

kegiatan pelaksanaan kerja yang baik, saling membantu, saling

menanggapi dan saling memberikan saran demi kemajuan bersama.

Karena untuk mewujudkan kerja sama yang yang harmonis diperlukan

sikap loyal yang tinggi dan saling pengertian. Mampu berkomunikasi,

berarti mampu mengeluarkan pendapat dengan baik sehingga orang atau

pihak lain dapat menerima dengan baik dan memiliki pemahaman yang

sama terhadap pesan yang disampaikan.

4. Dorongan untuk berprestasi

Dorongan untuk berprestasi pegawai menurut penulis sangat baik.

Dalam hal ini Camat mampu mendorong pegawai untuk berprestasi dalam

bekerja. terbukti dengan diberinya kesempatan bagi para pegawai untuk

menyampaikan aspirasinya secara langsung terhadap pimpinan

berdasarkan wawancara terhadap Aris Nur mengatakan bahwa:


“saya sangat terbuka kepada para pegawai saya, baik dari mereka
yang menyampaikan aspirasinya untuk meningkatkan prestasi
mereka baik secara individu maupun secara perkelompok”55
Prestasi kerja justru diaplikasikan olehnya melalui sikap mau

bertanya dan adanya keinginan untuk memperbaiki kualitas diri dengan

dukungan dari sikap Camat yang selalu terbuka. Menurut analisa penulis,

dorongan untuk berprestasi para pegawai mampu dibangun oleh pola

komunikasi Pimpinan. Adanya dukungan yang diberikan Camat mampu

membuat pegawai termotivasi untuk terus berprestasi. Sikapnya yang

terbuka dan menghargai perbedaan pendapat, membuat pegawai leluasa

untuk selalu bertanya dan saling bertukar pikiran.

5. Partisipasi pegawai dalam menentukan tujuan pemimpin

Pola komunikasi Pimpinan juga mampu meningkatkan partisipasi

para pegawai dalam menentukan tujuan yang akan dicapai.

“dalam mengemukakan pendapat di kantor ini pak camat sangat


terbuka, kami tidak di batasi dalam menyampaikan pendapat kami
dalam kantor ini karena pak camat juga sangat menghargai tiap
pendapat yang kami sampaikan”56

Hasil wawancara penulis dengan Suriansyah diketahui bahwa

pegawai tidak dibatasi waktu dan tempat dalam menyampaikan pendapat

dan masukan terhadap segala sesuatu yang terjadi dikantor Kecamatan

Sebatik Tengah. Hal ini dikarenakan sikap Camat yang sangat terbuka,
55
Aris Nur Camat Sebatik Tengah, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik Tengah 28
September 2020

56
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
mampu menghargai segala perbedaan yang ada dalam berbagai hal yang

disampaikan pegawai. Dengan demikian pegawai memperoleh kesempatan

yang luas untuk ikut berpartisipasi dalam penyampaian pendapat dan

masukan. Menurut analisa penulis, partisipasi pegawai dalam menentukan

tujuan yang akan dicapai Pimpinan sudah berjalan sesuai dengan harapan

organsasi. Dimana pegawai ikut terlibat dalam berbagai penyampaian

keluhan dari masyarakat yang disampaikan langsung secara lisan kepada

Pimpinan baik dalam wadah pertemuan yang sifatnya formal maupun

informal. Seluruh pegawai dalam membuat keputusan akan lebih mungkin

untuk meningkatkan kualitas suatu keputusan, saat para partisipan/pegawai

memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh pemimpin

dan bersedia bekerja sama dalam menemukan solusi yang baik atas

masalah keputusan. Bekerja sama dan berbagi pengetahuan akan

bergantung pada batas dimana para partisipan mempercayai pemimpin dan

memandang prosesnya sebagai yang sah dan menguntungkan. Namun,

partisipan yang memiliki persepsi berbeda pada masalah tersebut, akan

sangat sulit untuk menemukan keputusan yang berkualitas. Sikap Casmat

yang terbuka juga dinilai sangat penting dalam hal ini, dimana ia juga

memberikan usulan sementara dan secara aktif mendorong orang untuk

memberikan saran perbaikan.

6. Adanya dorongan untuk mengatasi permasalahan

Pola komunikasi yang dilakukan Pimpinan mampu mengatasi


permasalahan yang ada.

“ia setiap masalah pastinya ada dalam kantor kecamatan ini, maka
dari itu setiap permasalahan yang kami lalui selalu kami selesaikan
dengan cepat, saling memaafkan dan pastinya masalah cepat
selesai”57

Dari hasil wawancara diatas, diketahui bahwa dorongan mengatasi

permasalahan yang ada terlihat dari sikap pegawai dalam menyikapi dan

menyelesaikan permasalahan yang terjadi, yakni saling memaafkan dan

adanya keinginan untuk cepat menyelesaikan kesalahpahaman. Adanya

tindakan mau mendengarkan, memberi tanggapan, mengajukan nasihat

dan saling berkomunikasi merupakan dorongan untuk mengatasi

permasalahan. Ini berarti pegawai mampu menyadari bahwa menjaga

lingkungan kerja agar tetap nyaman dan harmonis sangatlah penting.

Pimpinan juga melakukan pertemuan rapat atau diskusi yang menjadi

wadah dalam pencarian solusi dan pemecahan masalah secara bersama-

sama. Memberikan solusi yang tepat merupakan wujud nyata dari

kontribusi yang diberikan Pimpinan dalam mengatasi permasalahan yang

ada.

57
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Bentuk Pola Komunikasi Pimpinan dalam membangun motivasi

kerja pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah dengan

menggunakan pola komunikasi lingkaran karena setiap staff bias

melakukan koordinasi satu sama lain. Data yang ditemukan

dilapangan mengungkapkan bahwa, pola komunikasi yang

dilakukan antara pimpinan dengan pegawai ada dua yaitu, secara

formal dan secara struktural. Komunikasi formal adalah suatu

proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya dilakukan

didalam lembaga formal melalui garis perintah. Sedangkan

komunikasi struktural adalah proses komunikasi yang dilakukan

secara sturuktural dengan adanya tahapan dalam pengambilan

keputusan dengan mengadakan rapat kerja agar program-program

kerja dapat terelealisasikan dengan baik sehingga tidak terjadi

miss communication dan tujuan utama bisa tercapai. Dan Pola

Komunikasi Pimpinnan

2. Motivasi Kerja Pegawai Kantor Kecamatan Sebatik Tengah. (1)

Semangat Kerja, Semangat kerja juga tampak pada kebersamaan

pegawai, karena komunikasi bisa menjadi faktor pembangkit


semangat kerja pegawai, semangat kerja yang baik adalah upaya

mempermudah komunikasi dalam fungsi koordinasi dan

kerjasama. (2) Disiplin Kerja, Disiplin kerja di terapkan oleh

pimpinan kepada pegawainya (3) Adanya kemampuan dalam

interaksi (5) Dorongan Untuk berprestasi (5) Partisipasi pegawai

dalam menentukan tujuan pempimpin (6) Dorongan untuk

menyelesaikan masalah

B. Implikasi Penelitian

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan, maka dalam uraian

tersebut akan dikemukakan implikasi sebagai harapan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Diharapkan agar Pimpinan Kantor Kecamatan Seabtik Tengah

lebih meningkatkan efektivitas komunikasi yang ditetapkan agar

pegawai lebih meningkatkan motivasi kerjanya, diharapkan serta

mampu menjaga kerjasama dengan pegawai dan mampu menjaga

komunikasi dengan pegawai agar tidak terjadi kesalahpahaman

dalam berkomunikasi dalam mewujudkan keberhasilan Kantor

Kecamatan Sebatik Tengah

2. Para pegawai diharapkan melakukan koordinasi dengan

Pimpinan agar peran komunikasi yang diharapkan dapat

terealisasi dengan baik dan mempunyai keterampilan dan

kecakapan yang memadai dalam mengembangkan pola-pola

komunikasi yang diterapkan oleh Pimpinan Kantor Kecamatan


Sebatik Tengah.

3. Pegawai diharapkan agar lebih termotivasi dalam berkerja di

Kantor Kecamatan Sebatik Tengah agar bisa menyelesaikan

tugasnya masing – masing tanpa ada masalah.

4. Pimpinan dan pegawai diharpakan agar adanya tindakan

memperbaiki hubungan dalam berkomunikasi sehingga terwujud

komunikasi yang efektif di Kantor Kecamatan Sebatik Tengah


Daftar Pustaka
Al –quran
AA, Anwar Prabu Mankunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Achmad, Abu dan Narbuko Cholid.Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
Berger, Arthur Asa. Media and Communication Research Method.London: Sage
Publications, 2000
Cangara, Hafied. Pegantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajaravindo Utama,
2007.
Depdikbud.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
Effendy, Onong Uchjana .Kepemimpinan dan Komunikasi.Bandung: Alumni,
1977
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008
Fajar, Marheni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009.
Gunaidi, YS. Himpunan Istila Komunikasi. Jakarta: Gramedia, 1998.
Hasan, Erlina. Komunikasi Pemerintahan. Cet. 1; Bandung: PT Refika Adita,
2005.
Hasan, Ali. Manajemen Bisnis Syari’ah. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
Hasibuan. Malayu SP. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara, 2003.
Hasibuan.Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarta:
Bumi Aksara, 2003.
Kadarisman, M. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2015
Lestari, Endang dan Maliki.Komunikasi yang Efektif: Bahan Ajar Diktar
Prajabatan Golongan III. Cet. II; Jakarta: Lembaga Administrasi Negara,
2003.
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cet. XXV; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
Pace, R Wayne dan Don F Faules.Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Pratminingsih, Sri Astuti. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Graha Ilmu, 2006.
Purwanto, M Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Rahkmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi .Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Renita. Bimbingan dan Konseling SMA I untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2006
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta, 2009.
Santoso, Phil Astrid. Komunikasi Teori dan Praktek.Bandung: Bina Cipta, 1980.
Schein, Edgard H. Psikologi Organisasi. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo,
1991.
Shihab, M Quraish. Tafsir Al- Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al – Quran.
Vol. II; Cet. VII; Jakarta; Lantera Hati 2007.
Shihab, M Quraish. Tafsir al – Misbah.Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Siangin, Sondong P. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Asdi
Mahasatnya, 2002.
Syaiful, Djamarah Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam
Keluarga.Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Thota, Miftah. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003.
Widjaya, HAW. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Cet. II; Jakarta: Rineka
Cipta, 2000.
Widjaya, HAW. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.Cet. III; Jakarta: Bumi
Aksara, 1997
http://candra-ancep.blogspot.co.id/2012/10/perbedaan-pemimpin-dan-
pimpinan.html

Anda mungkin juga menyukai