PROPOSAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Komunikasi dan Penyiaran Islam Pada Fakultas Dakwah dan
KomunikasiUIN Alauddin Makassar
Oleh:
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi mempunyai peranan penting didalam suatu organisasi/
kurang atau tidak adanya komunikasi akan berakibat buruk dalam perusahaan
kepada seluruhanggotanya.
terampil dan kreatif sesui apa yang diharapkan untuk mampu sejalan dengan
perkembangan teknologi dan tuntutan kegiatan organisasi yang efektif dan efisen.
Adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
penting dalam kehidupan manusia. Bukan saja komunikasi dijadikan sebagai alat
penyalur pesan, ide, gagasan atau buah pikirannya saja, tetapi komunikasi
digunakan sebagai alat untuk memengaruhi orang lain atau sebagai alat interaksi
keuangan yang memadai, sarana dan prasarana semata tetapi sangat bergantung
interaksi diantara bagian yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis,
dinamis dan pasti. Dengan begitu apa yang menjadi cita-cita dan tujuan akan
tercapai secara efektif, dalam arti masukan (input) yang diproses akan
direncanakan.
tidak terjadi komunikasi yang baik antara pimpinan dengan staff atau sebaliknya.
tujuan bersama atau tujuan umum.Dikatakan suatu sistem karena organisasi itu
terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain, bila satu bagian
karyawan disebabkan oleh komunikasi timbal balik yang baik. Demikian pula
Manager) atau manajer tingkat menengah (middle manager) dengan khalayak luar
oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditangani satu
orang. Oleh karena itu, suatu organisasi menjadi kecil seperti usaha dua orang
individu atau menjadi sangat besar yang melibatkan banyak orang dalam interaksi
kerja sama.
pemimpin dan yang dipimpin. Proses komunikasi yang baik antar keduanya
1
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 24.
4
pulau terdepan dan terluar di Indonesia pulau sebatik memiliki luas 246,1 km 2
konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan, Camat atau sebutan lain adalah
kewenangan
1. Fokuspenelitian
2. DeskripsiFokus
kekeliruandidalamnya.
diperlukan seorang pimpinan yang dapat memberikan pengaruh yang besar dan
dapat memotivasi para anggotanya dalam bekerja, agar dapat lebih optimal
kinerjanya. Pimpinan yang efektif harus bisa memberikan arahan, evaluasi, dan
koreksi terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh anggota dalam mencapai tujuan
organisasi.
melalui cara pidato langsung pada bawahan atau melalui saluran media lainnya,
kerangka ini, seorang pimpinan yang baik membantu anggota untuk mencapai
pimpinan yang sukses adalah orang yang memiliki pengaruh berdasarkan dampak
b. Motivasi Kerja
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal”.
C. RumusanMasalah
D. Kajian Pustaka
referensi serta dapat membandingkan hasil penelitian satu dengan yang lainnya.
2. Catur Puspita Sari dengan judul peran pimpinan kepala desa dan
yaitu peranan kepala desa dalam membina melalui kearifan lokal yaitu
deskriptifkualitatif.
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Skripsi Perbedaan Persamaan Penelitian
Penelitian
1 Jumriati Pola Perbedaan Persamaan adalah
Komunikasi penelitian ini skripsi ini meneliti
Pimpinan Skripsi meniliti tentang pola
terhadap pimpinan terhadap Komunikasi
Kinerja Pegawai kinerja pegawai
Dinas Pemuda
dan Olahraga
Kabupaten
Gowa
2 Catur Puspita Peran Perbedaann ya Persamaan
Sari kepemimpina adalah skripsi penelitian ini
n kepala desa Meneliti pengaruh adalah
Dan pimpinan sama-sama meniliti
pemberdayaan data kualitatif
masyarakat di
desa bawura
Kecamatan
Pleret
Kabupaten
Bantul Tahun
20014
3 Aan Srialam Pola Perbedaannya Penelitian
9
1. TujuanPenelitian
2. ManfaatPenelitian
b. Manfaat Praktis Dari penelitian ini semoga dapat berguna dan menjadi
lembaga atauinstansi.
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Pola Komunikasi
1. Pola
dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan
2. Komunikasi
yang dilakukan dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak
comunikatus yang berarti berbagai atau milik bersama. Kata sifatnya comunis
menurut Lexcographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang
feedback.6
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau
mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung maupun secara
digunakan dalam berinteraksi agar sesuai dengan apa yang diharapkan dan
komunikasi tersebut dapat dan struktur drngan baik dan mudah dipahami.
a. Komunikator
Syarat-syarat komunikator:
1. Kemampuanberkomunikasi
2. Mempunyaipengetahuan
3. Sikap
dirikomunikan.9
b. Pesan
suatu informasi yang akan dikirim kepada sipenerima pesan. 10Pesan ini dapat
berupa verbal maupun non verbal. Pesan verbal dapat secara tertulis seperti
surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa
Pesan non verbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka dan
8
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Cet,. III, Jakarta: Bumi
Aksara, 1997), h.12
9
Uchjana Effendy Onong, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1977), h.
59
10
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi,(Jakarta: Bumu Aksara, 2005), h,12.
14
nadasuara.11
kebutuhan kita.
belahpihak.
penerima sertamenimbulkankepuasan.13
c. Komunikan
11
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.17-18.
12
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h. 14
13
H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Cet: II, Jakarta: Rineka Cipta,
2000), h.102-103.
15
macam istilah seperti khayalak, sasaran, penerima, atau dalam bahasa inggris
komunikanlah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak
sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, kesan atau saluran.15
d. Media
Media yaitu sarana atau alat yang digunakan oleh komunikator untuk
e. Efek
Efek merupakan hasil akhir dari proses komunikasi. Efek disini dapat
berupa sifat atau tingkah laku komunikan apakah sesuai atau tidak dengan
Hal yang sangat penting dalam komunikasi ialah bagaimana cara agar
14
YS. Gunadi, Himpunan Istila Komunikasi, (Jakarta: Gramedia, 1998), h. 7.
15
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 26
16
Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif : Bahan Ajar Diktar Prajabatan
Golongan III, (Cet. II, Jakarta:Lembaga Adminiatrasi Negara, 2003), h. 8.
16
ataukegiatan.17
kondisi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai berapa tujuan umum
17
Uchjana Effendy Onong, Dinamika Komunikasi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), h. 7.
17
tersebut.18
sumber daya manusia melalui struktur formal dari tugas dan wewenang.
Organisasi yang baik selain mempunyai struktur juga dalam organisasi harus
berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain sehingga tujuan dapat
terjadi bagi mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi
3. Pola Komunikasi
penerimaan pesan yang dilibatkan antara dua orang atau lebih dengan cara
ada cara yang benar-benar paling baik secara universal dibidang komunikasi
18
19
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.65.
20
R. Wayne Pace & Don F Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.33.
18
tersebut. Ada empat pola komunikasi, yaitu: komunikasi pola roda, pola rantai,
a) Pola rantai
berurutan. Demikian pula jika E ingin berkomunikasi dengan A dia harus melalui D, C
b) Pola lingkaran
awal dan akhir jaringan komunikasi rantai. Jumlah yang harus dilewati anggota A
menjadi pendek, karena sekarang dia dapat berkomunikasi dengan E, tanpa harus
c) Polaroda
rantai karena dalam pola komunikasi ini tingkat hirarki organisasi dikurangi. Jika
anggota lain dalam kelompok ini, cukup hanya melalui A saja untuk
21
Sri Astuti Pratminingsih. Komunikasi Bisnis (Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 16.
19
organisasi besar dengan membentuk suatu bagian sebagai pusat komunikasi yang
kerja saluran total ini mencerminkan suatu lingkungan kelompok rekan kerja
berikut:
cukupluas.23
23
Sri Astuti Pratminingsih, Komunikasi Bisnis, h. 18.
20
paling tidak terdapat tiga unsur, yaitu komunikator, media dan komunikan. Para
informatif, yakni agar orang lain mengerti dan paham, tetapi juga persuasif, yaitu
agar orang lain mau menerima ajaran atau informasi yang disampaikan,
seperti yang dikutip oleh Onong bahwa berkomunikasi bukan hanya terkait
komunikasi, namun ada banyak ayat yang memberikan gambaran umum prinsip-
Maka komunikasi Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah
atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan
komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah
tersebut disebut sebagai dakwah. Dakwah adalah pekerjaan atau ucapan untuk
21
untuk mengikuti etika-etika komunikasi yang tidak lepas dalam konteks islam
bberdasarkan AL-Quran. Maka dari itu ada 6 jenis gaya bicara atau pembicaraan
menyuruh manusia menyampaikan qaulan sadidan dalam urusan anak yatim dan
Terjemahnya:
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka
khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur
kata yang benar (qaulan sadidan)”.25
Allah dan ucapkanlah qaulan sadidan. Nanti Allah akan membaikkan amal-amal
kamu, mengampuni dosa kamu. Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nyaia
akan mendapat keuntungan yang besar Apa arti qaulan sadidan? Qaulan sadidan
Prinsip komunikasi yang pertama menurut Al-Quran adalah berkata yang benar
24
Ahmad Ghulusy,ad-Da’watul Islamiyah,(Kairo : Darul Kijab,1987).,h. 9.
25
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 78
22
“baligh” berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat menggunakan apa yang
dikehendaki. Oleh karena itu prinsip qoulan balighan dapat diterjemahkan sebagai
qaulan baligha terjadi bila komunikator menyentuh khalayaknya pada hati dan
oleh jalaluddin rahmat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kata Qaulan
mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak
berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan
26
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 88.
27
Jalaluddin Rahmat, Islam Aktual, (Jakarta: Mizan,1996), hlm. 83.
23
Sebagai orang yang bijak bila berdakwah kita harus melihat stuasi dan
kondisi yang tepat dan menyampaikan dengan kata-kata yang tepat.Bila bicara
dengan anak-anak kita harus berkata sesuai dengan pikiran mereka, bila dengan
remaja kita harus mengerti dunia mereka. Jangan sampai kita berdakwah tentang
teknologi nuklir dihadapan jamaah yang berusia lanjut yang tentu sangat tidak
tepat sasaran, malah membuat mereka semakin bingung..Gaya bicara dan pilihan
kata dalam berkomunikasi dengan orang awam tentu harus dibedakan dengan saat
yang mudah, ringkas dan tepat sehingga mudah dicerna dan dimengerti.Dalam Al-
Qur’an ditemukan istilah qaulan maisura yang merupakan salah satu tuntunan
Maisura seperti yang terlihat pada ayat diatas sebenarnya berakar pada
kata yasara, yang secara etimologi berarti mudah atau pantas.Sedangkan qaulan
ma’rufa berisi petunjuk via perkataan yang baik, qaulan maisura berisi hal-hal
Dakwah dengan qaulan maisura yang artinya pesan yang disampaikan itu
sederhana, mudah dimengerti dan dapat dipahami secara spontan tanpa harus
berpikir dua kali.Pesan dakwah model ini tidak memerlukan dalil naqli maupun
pertimbangan mad’u misalnya yang dihadapi itu terdiri dari orang yang
hal.
Q.S Thaahaa/20:44
Terjemahnya:
”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
30
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001),
hlm. 91
25
berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati
komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya
tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita. Dari ayat tersebut maka dapat
lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat
meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang
kasar. Rasullulah selalu bertuturkata dengan lemah lembut, hingga setiap kata
Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran,
bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.
Komunikasi yang tidak mendapat sambutan yang baik dari orang lain
dan dengannada bicara yang tinggi dan emosional. Cara berkomunikasi seperti ini
selain kurangmenghargai orang lain, juga tidak etis dalam pandangan agama.
komunikan dengan cara lemah lembut, jauh dari pemaksaan dan permusuhan.
31
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 314
26
Terjemahnya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang
diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak keduanya dan
ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik”.32
Dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa qaulan karimah
adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan,
kasar, tidak vulgar, dan menghindari “bad taste”, seperti jijik, muak, ngeri, dan
sadis.
diperlakukan jika dakwah itu ditujukan kepada kelompok orang yang sudah
masuk kategori usia lanjut. Seseorang da’i dalam perhubungan dengan lapisan
32
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 284.
27
mad’u yang sudah masuk kategori usia lanjut, haruslah bersikap seperti terhadap
orang tua sendiri, yakni hormat dan tidak kasar kepadanya, karena manusia
meskipun telah mencapai usia lanjut, bisa saja berbuat salah atau melakukan hal-
orang yang gagal berkomunikasi dengan baik kepada orang lain disebabkan
ma’rufa berbentuk isim maf’ul yang berasal dari madhinya, ’arafa.Salah satu
pengertian mar’ufa secara etimologis adalah al-khair atau al-ihsan, yang berarti
kaya atau kuat terhadap orang-orang miskin atau lemah.Qaulan ma’rufan berarti
33
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam, (Jakarta: Logos, 1999),
hlm. 85
28
kita tidak dapat membantu secara material, kita harus dapat membantu
harus terjaga dari perkataan yang sia-sia, apapun yang kita ucapkan harus selalu
sampai kita hanya mencari-cari kejelekan orang lain, yang hanya bisa mengkritik
kecenderungan untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan dalam diri dan diakiri
motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu
Motivasi merupakan salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam
34
Jalaluddin Rahmat, Etika Komunikasi Perspektif Religi, makalah seminar, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional),18 Mei 1996.
35
Abdul Halem, Al – Qur’an ku Dengan Tajwid Blok Warna Ibadah. h. 422
29
motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah suatu tujuan
2. Kerja
macam aktivitas, salah satu wujud dari aktivitas itu adalah kerja atau bekerja.
atau jasa yang pada akhirnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan
dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Kerja
diperbuat dan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah, mata pencaharian 37.
pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya, pengubahan atau
penambahan nilai pada suatu unit alat pemenuhan kebutuhan yang ada”. Menurut
B. Renita kerja dipandang dari sudut sosial merupakan kegiatan yang dilakukan
kehidupan, sedangkan dari sudut rohani atau religius, kerja adalah suatu upaya
untuk mengatur dunia sesuai dengan kehendak Sang Pencipta38. Dalam hal ini,
pemenuhan kebutuhan yang ada seperti barang atau jasa dan memperoleh bayaran
atau upah
3. Motivasi Kerja
pendorong dalam diri seseorang untuk mau berperilaku dan bekerja dengan giat
dan baik sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah diberikan kepadanya” 40.
Sedangkan menurut George and Jones Motivasi kerja dapat didefinisikan sebagai
suatu dorongan secara psikologis kepada seseorang yang menentukan arah dari
38
B. Renita, Bimbingan dan Konseling SMA I untuk Kelas X, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2006) h.125
39
Yusuf, Burhanuddin, Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga Keuangan
Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) h. 26.
40
Kadarisman, M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
31
karyawan yang minimbulkan semangat untuk bekerja sehingga bisa bekerja lebih
jenis menurut Gagne et.al (2010) yaitu intrinsic motivation dan extrinsic
kepentingan diri sendiri karena adanya ketertarikan dan men ikmati hal
tersebut.
instrumental.
diperoleh melalui berbagai bentuk kepuasaan yang dapat dinikmati di luar kerja.41
41
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009).hlm.70
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. JenisPenelitian
mengandalkan analisis dan induktif. Selain itu, penelitian jenis ini juga
data.
2. LokasiPenelitian
Kalimantan Utara.
B. Pendekatan Penelitian
C. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan dalam penulisan skirpsi ini, adalah
33
wawancara dan observasi langsung kepada informan dalam hal ini pimpinan
2. Data Skunder
Yaitu data yang dikumpulkan untuk data primer berupa dokumenter yang
bersumber dari buku atau studi keperpustakaan yang terkait dalam penelitian
D. Metode PengumpulanData
berikut:
1. MetodeObservasi
2. MetodeWawancara
sebagaiberikut:
Tabel 3.1
Karakteristik Informan
No Nama Jabatan
3. Dokumentasi
penelitian.
43
Berger, Arthur Asa, Media and Communication Research Method (London: Sage Publications,
2000), h.111
35
E. Instrumen Penelitian
Instumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Adapun wujud dari instrumen
Teknik analisis data yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah
baik yang diperoleh dari wawancara ataupun observasi. Riset kualitatif adalah
riset yang menggunakan cara berfikir induktif yakni cara berfikir yang
G. Pengujian KeabsahanData
penelitian ini, yaitu: nilai subyektivitas, metode pengumpulan dan sumber data
beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan
1. Kredibilitas
2. Transferabilitas
3. Dependabilitas
menarikkesimpulan.
4. Konfirmabilitas
membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak
berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
38
BAB IV
sangat minim. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Pusat saat ini
perbatasan Negara.
Kecamatan Sebatik Tengah memilki luas wilayah 47,71 Km2 yang terdiri
Tabel4.1
Luas Wilayah Kecamatan Sebatik Tengah
Nama Desa Luas Wilayah (KM2) Persentase %
Desa Aji Kuning 6,45 13,52
Desa Sungai Limau 20,82 43,64
Desa Maspul 5,31 11,13
Desa Bukit Harapan Indah 15,13 31,71
JUMLAH 47,71 (4771 Ha) 100%
Sumber : Monografi Desa Se-Kec. Sebatik Tengah Tahun 2020
kondisi dan proyeksi yang diinginkan ke depan, maka visi Kecamatan Sebatik
sebagai berikut:
1. ROLE MODEL :Panutan, teladan dan atau pemberi contoh yang
Sebatik Tengah lebih baik dan lebih profesional dalam penyediaan pelayanan
publik di banding kecamatan maupun satuan atau unit kerja lain yang berada di
dengan dukungan masyarakat yang agamis dan harmonis serta aparatur yang
dan bersih;
2. Terwujudnya koordinasi penanganan masalah sosial, ekonomi dan
masyarakat.
Ada beberapa tujuan dari penetapan misi di atas yang diuraikan sebagai
berikut :
7. Meningkatnya UMKM
berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan. Dimana yang di maksud
hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses penerimaan pesan
karena setiap staff bias melakukan koordinasi satu sama lain. Data yang
dilakukan antara pimpinan dengan pegawai ada dua yaitu, secara formal
11
Http://www.psychologymania.com/2013/08/pengertian-pola-
komunikasi.html. Diakses 11 juli 2017
1. Komunikasi Formal
yang dilakukan oleh pimpinan dengan staff. Hal ini dijelaskan oleh
a. Camat
44
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
itu swasta maupun pemerintahan tentu mempunyai pola komunikasi
b. Sekretaris Camat
45
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
kegiatan, membuat surat dan undangan serta bertugas membantu
bagian keuangan dan perencanaan dalam mengadakan barang
atau keperluan yang dibutuhkan oleh Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah”.46
c. Staff
2. Secara Struktural
Tengah tidak terlepas dari kerja sama yang mereka lakukan secara
Rosdiana :
46
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
Kecamatan Sebatik Tengah akan melakukan Rapat. Dalam rapat
itu semua staff bisa bebas menyampaikan pendapanya masing –
masing dan setelah itu dicarilah solusi yang baik pada akhirnya
harus disepakati oleh semua pihak, demi kelancaran kerja Kantor
Kecamatan Sebatik Tengah”.47
atau dari bawah ke atas atau dari bawahan ke pimpinan, maupun secara
horizontal atau dari samping yakni arus komunikasi antar pihak yang
47
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020.
48
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020
melihat bahwa, komunikasi dari atas ke bawah atau dari pimpinan
tanpa arahan perintah dari pimpinan secara langsung, kita tidak dapat
ataupun usulan dari staff ke pimpinan agar hasil dari rapat tersebut
bagus.
49
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
terhadap staff. Komunikasi formal kebawah cocok di gunakan bila
relavan. Berdasarkan hasil dari wawancara pada salah satu staff kantor
tempat formal juga seperti rapat agar interaksi yang mereka tetap
tetapkan oleh Kantor Kecamatan, tapi jika di luar dari itu maka para
Tengah dan para pegawai agar Kantor Kecamatan Sebatik Tengah bisa
lebih maju.
Pimpinan dan para pegawai adalah dua elemen penting yang tidak
antara pimpinan dan para pegawai maupun staff itu sangat perlu. Seperti
51
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020
tidak aka nada rasa saling percaya diantara mereka.
mengatakan bahwa.
“semangat kerja pegawai yang didukung oleh apresiasi yang
diberikan pimpinan pada bawahannya, suasana yang nyaman yang
jauh dari kebisingan, interaksi yang baik antar sesama pegawai, dan
fasilitas yang mendukung dapat mewujudkan pelayanan terhadap
masyarakat secara maksimal”53
secara positif oleh para pegawai. Semangat kerja juga tampak pada
2. Disiplin Kerja
dapat menjaga kedisiplinan pegawai. Hal ini terlihat dari hasil wawancara
“Jam kerja kantor disini kami sangat menghargai jam masuk dan
keluar bahkan juga pimpinan sering memberikan contoh yang baik, seperti
cara berpakaina yang rapi setiap harinya”54
53
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020
54
Rosdiana Seksi Sosial Ekonomi dan Pendapatan, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah 28 September 2020
sikap disiplin yang baik dan andal, diperlukan adanya latihan yang keras
yang baik. Hal ini tampak pada dari observasi penulis, dimana sikap saling
yang terjadi diantara sesama pegawai dan Camat mampu terjalin dengan
pihak lain dapat menerima dengan baik dan memiliki pemahaman yang
Dalam hal ini Camat mampu mendorong pegawai untuk berprestasi dalam
dukungan dari sikap Camat yang selalu terbuka. Menurut analisa penulis,
Sebatik Tengah. Hal ini dikarenakan sikap Camat yang sangat terbuka,
55
Aris Nur Camat Sebatik Tengah, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik Tengah 28
September 2020
56
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
mampu menghargai segala perbedaan yang ada dalam berbagai hal yang
tujuan yang akan dicapai Pimpinan sudah berjalan sesuai dengan harapan
dan bersedia bekerja sama dalam menemukan solusi yang baik atas
yang terbuka juga dinilai sangat penting dalam hal ini, dimana ia juga
“ia setiap masalah pastinya ada dalam kantor kecamatan ini, maka
dari itu setiap permasalahan yang kami lalui selalu kami selesaikan
dengan cepat, saling memaafkan dan pastinya masalah cepat
selesai”57
permasalahan yang ada terlihat dari sikap pegawai dalam menyikapi dan
ada.
57
Suriansyah Kasubag Umum dan Kepegawaian, “Wawancara”, Kantor Kecamatan Sebatik
Tengah, 28 September 2020
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
Komunikasi Pimpinnan
menyelesaikan masalah
B. Implikasi Penelitian