Anda di halaman 1dari 18

MODUL HOSPITAL ENTREUPRENEURSHIP LEADERSHIP

( ARS : 201)

MODUL SESI 9
KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH
Dr Hanna Permana Subanegara, MARS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


TAHUN 2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 18
SUBTOPIK 1 TOPIK SESI 9

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Tujuan : Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami dan Menjelaskan pengertian Komunikasi
2. Memahami dan menjelaskan Peran Komunikasi dan retorika dalam
Leadership

B. Uraian

Sub topik ke-1 : Pengertian Komunikasi

Definisi Komunikasi

ASAL KATA : Bahasa Latin - Communis (sama) atau Communicatio (pertukaran


fikiran) ; Bhs Inggris – Communication.
DEFINISI : “Proses penyampaian informasi, pengertian dan pemahaman antara
pengirim dan penerima”
UNSUR-UNSUR : Komunikator (sender), Komunikan (receiver), Informasi/pesan,
Media, dan Umpan balik.
 A process by which information is exchanged between individuals through a
common system of symbols, signs, or behavior (Merriam – Webster)
 A process by which information and understanding are transferred between a
sender and a receiver (Richard Daft)
 An exchange of facts, ideas, opinion or emotions by two or more persons
 A process of passing information and understanding – from one person to anoth

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 18
Peran manajer dan pemimpin dalam proses komunikasi ?
 Manajer ; Sebagai Information Processor ; yang memfokuskan pada
pengkomunikasian data2, fakta, statistik, dan keputusan, Bertanggungjawab
dalam mengarahkan dan kontrol melalui informasi yang disebarkannya
 Pemimpin ; Sebagai Communication Champion ; yang mengkomunikasikan visi.;
Dituntut membangun visi bersama, menyebarkan keyakinan-komitmen-dan
semangat bawahan
Pemimpin tidak saja dituntut untuk mampu berbicara secara efektif, tetapi juga
harus mampu menjadi pendengar yang efektif; Pemimpin tidak saja
menyebarkan informasi melalui kata-tata dan tindakannya, tetapi pemimpin juga
menyebarkan keyakinan, komitmen dan semangat pada bawahannya.

Komunikasi adalah Fungsi Kepemimpinan yang Paling Utama bagi Para


Pemimpin
Setelah melihat sub-judul di atas, kami ingin bertanya kepada rekan-rekan
Career Advice, “Apakah rekan-rekan pembaca setuju dengan pernyataan pada
sub judul di atas?” Eits, tidak perlu dijawab dulu ya. Kami ingin mengajak rekan-
rekan pembaca untuk menyimak isi keseluruhan dari artikel ini agar rekan
pembaca bisa menilai, apakah benar komunikasi adalah fungsi kepemimpinan
yang paling utama dan sangat penting bagi para pemimpin.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 18
Kami yakin hampir dari kita semua tahu bahwa kehidupan manusia dengan
manusia lainnya memang tidak bisa dipisahkan dari “komunikasi”. Begitu juga di
dalam kepemimpinan, yang mana seorang pemimpin memiliki pengaruh yang
sangat besar sebagai seorang trendsetter, orang paling terdepan yang akan
diikuti dan dicontoh oleh para pengikutnya. Hal ini membuat komunikasi memiliki
hubungan yang cukup erat dengan kepemimpinan dalam organisasi. Beberapa
unsur yang berhubungan seperti, jenis kepemimpinan, tujuan
kepemimpinan, gaya kepemimpinan, prinsip kepemimpinan, teori kepemimpinan,
bahkan pada fungsi kepemimpinan.

Para pemimpin perlu mengetahui proses komunikasi lebih dalam, sesuai dengan
perkembangan zaman saat ini. Karena anggapan bahwa “Komunikasi adalah
proses interaksi dua arah” sudah menjadi pengertian komunikasi yang
ketinggalan zaman alias kuno. Pemimpin perlu mengikuti perkembangan zaman
dan beradaptasi dengan cepat, sehingga dengan komunikasi yang dimilikinya,
pemimpin dapat memenuhi fungsi kepemimpinan dengan sangat baik.

Seberapa Penting Komunikasi untuk Para Pemimpin?


Jawaban dari pertanyaan di atas adalah “sangat penting”.Banyak para ahli
yang menyetujui bahwa komunikasi adalah fungsi kepemimpinan inti bagi para
pemimpin. Sehingga untuk memenuhi fungsi kepemimpinan dengan baik, para
pemimpin juga perlu memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Dengan kata
lain, komunikasi yang efektif dan kepemimpinan yang efektif memiliki keterkaitan
yang sangat erat.

Setiap pemimpin perlu menjadi komunikator yang terampil dan efektif, karena
mereka akan berinteraksi dengan banyak orang di luar organisasi atau
perusahaan, bukan hanya dengan para karyawan mereka saja. Setiap harinya,
pemimpin akan berinteraksi dengan banyak orang dari tingkatan organisasi yang
berbeda-beda, entah itu pada komunitas dan kelompok yang berskala lokal,
nasional maupun internasional.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 18
Dikarenakan komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi para pemimpin,
maka mereka harus berusaha untuk mempelajari atau melatih diri dalam
beberapa hal di bawah ini:
- Meningkatkan kecerdasan emosional untuk kestabilan emosi.
- Berpikir secara jernih.
- Belajar untuk mengekspresikan ide-ide atau pendapat.
- Berbicara di depan umum (public speaking) atau belajar untuk menangani arus
informasi yang sangat cepat di dalam organisasi dan perusahaan.

Bagaimana jika seorang pemimpin tidak memiliki keterampilan komunikasi yang


baik dalam organisasi atau perusahaan?
Para pemimpin yang tidak memiliki atau tidak mau memiliki keterampilan
komunikasi yang baik akan merasa kesulitan untuk berinteraksi dengan orang-
orang disekitarnya, baik dalam pihak internal organisasi maupun pihak eksternal
organisasi. Konsekuensi terberatnya, pemimpin bisa ditinggalkan oleh para
pengikutnya, karena komunikasi yang berantakan juga akan merusak hubungan
antara pemimpin dan karyawan.

Selain itu, organisasi atau perusahaan tersebut akan sulit untuk berkembang
karena pemimpinnya sendiri tidak mampu untuk memperluas networking
perusahaan. Berikut ini kami tampilkan 3 fakta utama yang mengungkapkan
keterkaitan komunikasi dengan kepemimpinan yang sangat erat.

3 Fakta Utama tentang Komunikasi untuk Para Pemimpin

1. Visibilitas adalah Bentuk Komunikasi yang Penting untuk Seorang Pemimpin.


Seorang pemimpin yang berkomunikasi dengan baik tidak akan membiarkan
suasana untuk menenggelamkan peranannya di dalam suatu lingkungan.
Dengan kata lain, pemimpin tidak akan membiarkan orang-orang di sekitarnya
untuk membuat dirinya hilang dari pandangan. Pemimpin seperti ini selalu ingin
orang-orang disekitarnya melihat, menyadari dan merasakan siapa dirinya.
Dengan menjadi seseorang yang “menonjol”, pemimpin ini akan merasa lebih
terhubung dengan pekerjaan yang dirinya miliki dan mereka juga akan lebih

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 18
mudah untuk berinteraksi dengan semua orang yang berperan sebagai decision
makers atau pemangku kepentingan.

2. Komunikasi yang Efektif dengan Menjadi Diri Sendiri.


Seorang pemimpin yang berkomunikasi dengan seefektif mungkin akan tetap
menjadi dirinya sendiri. Pemimpin tersebut akan berkomunikasi secara jujur apa
adanya, setiap kata yang diucapkan memang fakta tanpa dibuat-buat. Kalimat
yang diucapkan juga tidak mengikuti perkataan orang lain, melainkan benar-
benar berdasarkan pemikiran yang dirinya miliki. Dengan kata lain, tidak ada
unsur paksaan dari pihak lain terkait pendapat yang disampaikan atau pemimpin
sekedar ikut-ikutan untuk menyamakan pendapat dengan orang lain.

3. Menjadi Pendengar yang Baik adalah Keterampilan Komunikasi yang Sangat


Diperlukan Semua Pemimpin.
Kita perlu selalu ingat bahwa komunikator yang baik adalah orang-orang yang
juga menjadi pendengar yang baik. Ketika kita mendengarkan orang lain dengan
baik dan seksama, maka kita akan mendapatkan pemahaman yang lebih jelas
terkait pandangan, pendapat dan wawasan yang dimiliki oleh orang lain. Menjadi
seorang pemimpin yang mampu menjadi pendengar yang baik akan
menumbuhkan rasa kepercayaan, rasa hormat dan keterbukaan antara seorang
pemimpin dan karyawan, serta kepada klien, pelanggan, mitra bisnis, atau
sesama pemimpin perusahaan lainnya. Kebanyakan, mereka yang bisa
mendengarkan orang lain dengan baik adalah para pemimpin yang hebat. Lalu,
apa yang perlu dilakukan oleh para pemimpin agar mereka dapat berkomunikasi
secara lebih efektif?

5 Tips agar Pemimpin dapat Berkomunikasi Lebih Efektif

1. Lakukan Proses Komunikasi tanpa Henti.


Komunikasi adalah solusi dan pencegahan yang tepat dalam sebuah
kesalahpahaman. Maksudnya, jika kita memiliki proses komunikasi yang berjalan
dengan tepat dan dijalani secara berkala, maka kesalahpahaman akan dapat
diminimalisir. Permasalahan akan terjadi ketika seorang pemimpin hanya
berkomunikasi di proses awal saja, namun tidak menindaklanjutinya secara

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 18
berkala. Jadi, tips pertama agar seorang pemimpin dapat berkomunikasi secara
lebih efektif adalah dengan menerapkan proses komunikasi tanpa henti. Jangan
biarkan audiens atau anggota tim kita merasa “digantungkan” kepastiannya
hanya karena kita tidak melakukan proses komunikasi sampai selesai.

2. Coba untuk Mendengarkan dan Mendorong Masukan dari Orang Lain.


Leadership (kepemimpinan) itu bukan hanya tentang diri sendiri, namun ini
berkaitan dengan kehidupan banyak orang. Salah satu fakta utama komunikasi
bagi para pemimpin yang sudah kita bahas di atas adalah pemimpin harus
menjadi pendengar yang baik bagi orang lain.

Nah pada hal ini, kami menyarankan rekan pembaca bukan hanya untuk menjadi
pendengar yang baik. Namun, mendorong dan menyemangati anggota tim Anda
untuk memberikan masukan seperti, ide (gagasan), pendapat atau asumsi yang
mereka miliki. Dengan cara ini, kita akan menjadi seorang pemimpin yang
berkomunikasi secara efektif, karena kita bukan hanya menerapkan hal-hal yang
kita pikirkan. Namun, kita juga mengintegrasikan apa yang orang lain sarankan
dengan apa yang kita pikirkan.

3. Berkomunikasi dengan Memberi Ilustrasi melalui Cerita.


Ilustrasi melalui cerita adalah salah satu cara komunikasi yang sangat efektif
untuk diterapkan oleh semua orang, terutama para pemimpin. Misalnya, kita
dapat menceritakan visi, misi dan tujuan perusahaan kita melalui ilustrasi cerita
yang menarik, sehingga para pendengar dapat menghayati cerita tersebut dan
benar-benar memasukkannya ke dalam pikiran mereka. Dengan cara seperti ini,
para pemimpin akan lebih mudah untuk memotivasi para karyawannya melalui
ilustrasi cerita yang dapat mengobarkan semangat mereka.

4. Sederhanakan Pesan dan Sampaikan secara Langsung.


Komunikasi yang efektif menuntut para pemimpin untuk menyederhanakan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan, sehingga tidak terkesan berbelit-
belit. Selain itu, berkomunikasi secara efektif juga menuntut para pemimpin agar
menyampaikan pesan secara langsung.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 18
Coba katakan apa yang kita maksud secara langsung kepada target audiens kita,
bukan membicarakannya di belakang mereka. Percayalah, metode
“membicarakan orang dari belakang” bukanlah metode komunikasi yang efektif,
karena hal ini tidak akan mengubah apapun.

5. Bersikap Tegas melalui Tindakan.


Tips terakhir, kami mengajak semua pemimpin untuk bersikap tegas melalui
tindakan. Maknanya, kita bukan hanya berkata-kata melalui kalimat yang tegas.
Namun, kita benar-benar mengaplikasikannya melalui tindakan yang nyata.

Ketika seorang pemimpin dapat melaksanakan atau menerapkan segala hal


yang dirinya ucapkan kepada orang lain, maka secara otomatis pemimpin
tersebut akan meraih rasa hormat yang tinggi dari para karyawannya. Dengan
menerapkan cara ini, kredibilitas seorang pemimpin akan semakin terangkat.

Komunikasi adalah fungsi kepemimpinan inti bagi para pemimpin? Kami harap,
rekan pembaca bukan hanya setuju namun juga menjadi semakin bersemangat
dalam meningkatkan kualitas komunikasi yang ada. “Kepemimpinan yang efektif
bermula dari komunikasi yang efektif”. Selamat membangun komunikasi yang
efektif ya, rekan-rekan Career Advice.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 18
Topik 2 : Komunikasi dan Retorika
Retorika adalah seni berbicara dan menggunakan bahasa yang baik dengan maksud
mempengaruhi orang lain agar orang lain mau melakukan apa yang kita sampaikan (ada
power). Dalam retorika, ada dua aspek yang harus di ketahui, yaitu pengetahuan mengenai
bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik. Oleh karena itu, retorika harus di pelajari bagi
siapa saja yang ingin menggunakan bahasa dengan cara yang baik untuk tujuan tertentu.
Seperti dalam kepemimpinan, Retorika merupakan ilmu dasar dalam kepemimpinan, maka
setiap pemimpin harus punya dasar dan kemampuan beretorika, karena retorika adalah seni
berbicara, bukan saja sebuah seni tapi bagai mana seni itu bisa berpengaruh dan
mempengaruhi oranng lain, kalau dalam kepemimpinan adalah bawahan yang ia pimpin, bisa
membuat mereka giat dalam bekerja, menyegani atasannya dan dengan pengaruh pemipin
bisa mebuat yang dipimpin termotipasi dan senang dengan kehadiran pemimpin. Selain itu,
seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya atau masyarakat luas harus mempunyai
bahasa yang baik dan benar, disebut dengan retorika.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 18
Kepemimpinan atau Leadership merupakan fungsi manajemen atau administrasi untuk
menggerakkan organisasi dan memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Untuk menggerakkan organisasi itu butuh seorang prmipin sebagai orang
yag terdepan[3]. Menurut Dalton Mc. Farland bahwa “Leadership as the process by which
and executive imaginativevely direct, guides, or influences the work of others, in choosing
and attaining particular ends (Kepemimpinan sebagai suatu proses dimana pimpinan
digambarkan akan memberikan perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi
pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan)”.
Kita semua adalah pemimpin, baik pemimpin dalam ruang lingkup yang besar seperti
memimpin sebuah Negara, memimpin perusahaan, memimpin usaha dan bisnis, kelurahan ,
dusun, RT dan RW, juga sebagai kepala keluarga atau pemimpin keluarga. Semua itu, butuh
komunikasi atau retorika yang baik dalam mengatur, memajukan dan mempertahankan
Negara, perusahaan dan sampai dengan keluarga, seorang pemimpin yang dalam keluarganya
sering berantem karean tidak baiknya retorika dalam berkomunikasi yang di sampaikannya,
maka pemimpin ini belum dikatakan berhasil meski diya berhasil memimpin orang lain,
keberhasilannya itu adalah keberhasilan yang palsu, maka retorika mengantarkan kita sebagai
pemimpin yang berbicara dengan istri sebagai pelaksana rumah tangga, jika retorika dalam
keluarganya benar dan baik, berbicara sopan, santun, anggun, dan jujur dengan menyentuh
hati dari yang kita ajak berbicara maka kepemimpinan di keluarganya berhasil, apalagi jika
diya memimpin perusahaan atau masyarakt[4].
Banyak kita jumpai para pemimpin yang tidak ramah kepada yang diya pimpin,suka pecat
orang sebelum bagun tidur, kalau berbicara tegas tanpa senyum, sehingga bawahannya selaku
yang diya pimpin merasa tidak enak dan nyaman, akhirnya tidak memberikan sumbangsih
yang baik kepada Negara atau perusahaan. ini menandakan retorika mereka sebagai pemimpin
tidak berpengaruh dan bahkan tidak didengarkan oleh yang diya pimpin[5].
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu merupakan seni dan proses
pengarahan dan bimbingan terhadap kegiatan kerja seseorang atau kelompok karyawan dalam
menjalankan kegiatan untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan
mempunyai 3 syarat :
a. Skill (kecakapan).
b. Power and Authority (kekuasaan dan wewenang/otoritas.
c. Gezag/Goodwill (kewibawaan)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 18
Skill (kecakapan) adalah sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui
belajar formal maupun dari pengalaman yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk
mengarahkan, membimbing, dan memerintah bawahannya.
Kekuasaan dan otoritas tidak dapat dipisahkan seperti kedua sisi dari suatu mata uang, karena
suatu kekuasaan selalu diikuti dengan otoritas. Power (kekuasaan) adalah kemampuan
seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok lain supaya
mengikuti dan menuruti keinginan orang/kelompok. Otoritas atau kewenangan adalah dasar
pengesahan atau pengabsahan kekuasaan seorang pemimpin agar dituruti/diikuti secara
sukarela.
Seorang pemimpin walau sudah mempunyai skills, kekuasaan dan kewenangan kadang tidak
menjamin keberhasilannya dalam mengarahkan, memerintah dan membimbing bawahannya.
Kadang bawahan menunjukkan sikap kurang menerima dan malah mengungkit kedudukan
kepemimpinannya. Hal ini disebabkan pemimpin tersebut tidak mempunyai kewibawaan.
Selain hal itu, pemimpin juga menggunakan retorika yang tidak baik kepada bawahannya
dalam menyampaikan tugas, memberi arahan dan perintah. Disini lah butuh ilmu retorika
dalam kepemimpinan, bahasa yang baik, sopan dan santun tersusun dengan kalimat yang
indah dan jelas akan membawa seorang pemimpin dalam mencapai tujuan yang dia inginkan.
Bukan sekedar pandai berbicara, tetapi juga mampu untuk bertindak langsung dengan
anggota masyarakat atau kelompok dalam menyampaikan apa yang dibicarakan dan
ditugaskan.
Ditinjau dalam pengertiannya retorika adalah menggunakan seni berbicara dan bahasa yang
baik untuk mempengaruhi orang lain agar orang lain terpengaruh, seperti itu juga dengan
kepemimpinan adalah manajemen atau administrasi dalam mengatur semua tugas, memberi
arahan dan melakukan pengontrolan. Maka dalam kepemimpinan tersebut tidak bisa terlepas
dari retorika, hal ini diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang saling membutuhkan.
Pemimpin dalam menjalankan tugasnya untuk megnatur semua bagian-bagian sistem,butuh
retorika yang baik dan santun. Tanpa retorika tersebut, orang lain sulit untuk dipengaruhi, dan
akhirnya sistem dalam kepemimpinan itu tidak punya power. Sebagai mana yang dikatakan
oleh Aristoteles, untuk mempengaruhi orang lain dalam berbicara ada tiga cara yaitu:
1. Harus mampu menunjukan kepada khalayak bahwa kita memiliki pengetahuan yang luas,
kepribadian yang terpercaya dan status yang terhormat(Ethos).
2. Harus menyentuh hati khalayak, perasaan, hati, emosi, harapan, kebencian, kasih dan
sayang(Phatos).
3. Meyakinkan khalayak dengan bukti yang meyakinkan(Logos)[6].

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 18
Selain kecakapan kepemimpinan itu dalam hal beretorika seperti dikemukakan di atas, juga
dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan itu tidaklah akan terlepas dengan retorika. Oleh
karena itu kedudukan dan peranan seorang pemimpin sudah termasuk di dalamnya sebagai
komunikator(retorika). Dengan kata lain fungsi seorang pemimpin itu termasuk instrinsik
sebagai retorika. Maka kemampuan kepemimpinan harus juga diikuti dengan kemampuan
retorika, yaitu mempunyai ethos, pathos, dan logos. Selain hal itu, retorika juga menguatkan
fungsinya dalam kepemimpinan yaitu, mengarahkan komunikasi dari pada pemimpin dengan
baik, pada akhirnya mampu menciptakan suasana kepemimpinan yang disegani dan dihormati
oleh khalayak luas.

Faktor-faktor Ethos, Pathos dan Logos


Dalam surat kabar Fikiran Ra’jat pada tahun 1933 berdasarkan penyelidikan apakah
semboyan yang berbunyi”jangan banyak bicara,tetapi bekerjalah”,benar atau
tidak.kesimpulan Manadi ialah bahwa semboyan tersebut tidak benar.Semboyan kita,menurut
nasionalis tersebut,haruslah:”Banyak bicara, banyak bekerja!”
Pendapat Manadi itu didukung sepenuhnya oleh Ir.Sukarno dalam artikelnya pada surat kabar
yang sama dengan judul ”Sekali lagi,’Bukan jangan banyak bicara ,bekerjalah!”tetapi’Banyak
bicara,banyak bekerja!”Dalam artikelnya itu Bung karno dengan gayanya yang khas
menandaskan betapa pentingnya retorika dengan mengatakan antara lain:” Titik
beratnya,pusatnya kita punya aksi harus terletak di dalam politiekeb bewustmaking dan
politieke actie yakni didalam menggugahkan keinsyafan politik daripada rakyat dan di dalam
perjuangan politik daripada rakyat.
Memang dalam politik bagi seorang politikus untuk mencapai reputasi, prestasi,dan prestise
tanpa pengguasaan retorika bagaimana ia bisa menyebarluaskan idenya pada rakyat dan
menanamkan idenya pada benak individu tanpa retorika. Seorang politikus atau orator harus
mampu membawa rakyat kearah yang dituju bersama-sama, apakah itu mengusir penjajah
atau mengisi kemerdekaan dengan berpatisipasi dalam pembangunan.
Terlepas dari persoalan suka atau tidak suka,senang atau tidak senang kepada Bung Karno,
bila dalam pembahasan”Retorika dalam Kepemimpinan”ini di tonjolkan figur Bung Karno,
ini adalah contoh yang tepat bagi penelaahan retorika sebagai objek studi ilmu retorika.
Sebagai seorang orator politik, siapa pun harus memiliki persyaratan yang meliputi aspek-
aspek psikis dan fisik, aspek teoretis yang lengkapi kegiatan praktek. Pada diri seorang
pemimpin harus ada faktor-faktor ethos,pathos,dan logos .Sejauh mana faktor-faktor tesebut

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 18
di miliki Bung Karno sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesi. Faktor-faktor ethos,
pathos dan logos yang tercakup oleh retorika dapat dijumpai padanya.
Ethos yang merupakan kredebilitas sumber tidak disangsikan lagikarena jelas perjuangannya
untuk tanah air dan bangsa, jelas pengetahuaanya berlandaskan pendidikan formal ditambah
hasil studi literatur mengenai segala aspek kehidupan[7].

Menurut Keith Davis, skill yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin meliputi Conceptual
Skills (CS), Human Skills (HS), dan Technical Skills (TS).
Masing – masing tingkatan pimpinan dalam organisasi yaitu ; Pimpinan Tingkat
Bawahan/Lower Manager (LM), Pimpinan Tingkat Menengah/Middle Manager (MM), dan
Pimpinan Tingkat Atas/Administrative Manager/Top Manager (AM/TM) mempunyai
kapasitas kecakapan yang berbeda – beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dari
fungsi dan kecakapan kepemimpinan berikut dibawah ini :

Menurut Keith Davis Menurut Sondang P Siagian :

Menurut Soewarno Handayaniningrat dalam bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi


dan Manajemen” menyebutkan bahwa fungsi dan kecakapan kepemimpinan meliputi :
- Mengetahui bidang tugasnya
- Peka/tanggap terhadap keadaan lingkungan
- Mampu melakukan hubungan kerja/komunikasi dengan baik kedalam maupun ke luar.
- Melakukan human relations dengan baik
- Mampu melakukan koordinasi
- Mampu menganbil keputusan secara cepat dan tepat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 18
- Mampu mengadakan hubungan kerja.
Sedangkan menurut Sondang P Siagian dalam buku “Filsafat Administrasi” menyebutkan
fungsi dan kecakapan kepemimpinan meliputi :
- Memiliki kondisi fisik yang sehat sesuai dengan tugasnya.
- Berpengalaman luas
- Mengetahui sifak hakiki dan kompleksitas dari pada tujuan organisasi
- Mempunyai keyakinan organisasi akan berhasil dengan kepemimpinannya.
- Memiliki stamina (daya kerja) dan antusiasme yang besar.
- Cepat mengambil keputusan
- Objektif, dalam arti menguasai emosi dan mementingkan rasio
- Adil memperlakukan karyawan.
- Menguasai prinsip – prinsip human relations
- Menguasai teknik – teknik komunikasi
- Dapat bertindak sebagai penasehat, guru dan kepala terhadap bawahannya.
- Mempunyai gambaran menyeluruh terhadap semua kegiatan organisasi.

Kekuasaan dan otoritas tidak dapat dipisahkan seperti kedua sisi dari suatu mata uang, karena
suatu kekuasaan selalu diikuti dengan otoritas.
Power (kekuasaan) adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi orang
lain atau kelompok lain seupaya mengikuti dan menuruti keinginan orang/kelompok tadi.
ority) atau kewenangan adalah dasar pengesahan atau pengabsahan
kekuasaan seorang pemimpin agar dituruti/diikuti secara sukarela.
Secara teoritis dasar pengesahan suatu kekuasaan dapat didasarkan atas tiga hal :
asan didasarkan atas dasar nilai norma – norma
atau aturan – aturan yang dapat diterima oleh akal sehat.
– nilai yang telah
diwariskan secara turun temurun.
sar pengesahan kekuasaan berdasarkan atas daya pribadi seorang
pemimpin.

Seorang pemimpin walau sudah mempunyai skills, kekuasaan dan kewenangan kadang tidak
menjamin keberhasilannya dalam mengarahkan, memerintah dan membimving bawahannya.
Kadang bawahan menunjukkan sikap kurang menerima dan malah mengungkit kedudukan
kepemimpinannya. Hal ini disebabkan pemimpin tersebut tidak mempunyai kewibawaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 18
(gezag/goodwill).
Kewibawaan dapat ditumbuhkan dengan jalan :
Pimpinan harus menyesuaikan dengan kemampuan dan aspirasi bawahan.
Berusaha mempengaruhi bawahan dengan tindakan integritas atas dasar konsensus secara
sukarela.
Memupuk sikap dekat dengan bawahan tetapi dengan menjaga perilaku yang malah
menjatuhkan wibawa.
Pimpinan supaya tidak terkesan rewel maka perintah selalu diberikan asalkan diberi
pengertian/diajak membicarakannya dan ditetapkan prosedur kerja yang lebih baik.

Selain kecakapan kepemimpinan itu dalam hal berkomunikasi seperti dikemukakan di atas,
juga dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan itu tidaklah akan terlepas dengan melakukan
komunikasi. Oleh karena itu kedudukan (status) dan peranan (role) seorang pemimpin sudah
termasuk di dalamnya sebagai komunikator. Dengan kata lain fungsi seorang pemimpin itu
termasuk instrinsik sebagai komunikator. Maka kemampuan kepemimpinan harus juga diikuti
dengan kemampuan komunikasi, yaitu mempunyai ethos, pathos, dan logos komunikator.

Pada saat mulut kita berucap, sesungguhnya telah dimulai peperangan


Manakala kita berbicara maka terbukalah jendela rumah kita, dan orang lain akan mudah
melihat seluruh isinya
Mulutmu harimaumu, Karenanya komunikasi akan bermanfaat atau sebaliknya menjadi
berbahaya
Khris Cole; Segala apa yang kita lakukan adalah komunikasi ; Cara pesan disampaikan selalu
mempengaruhi; bagaimana pesan diterima; Merupakan pesan yang diterima bukan diharapkan
diterima; Cara memulai pesan seringkali menentukan komunikasi; Komunikasi merupakan
jalan dua arah; Komunikasi adalah tarian

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 18
Retorika kepemimpinan yang baik berdasarkan ajaran Ki Hajar Dewantara. Bunyinya adalah
sebagai berikut:
"Ing ngarso sung tulodo". Artinya seorang pemimpin harus mampu lewat sikap dan
perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan orang-orang yang dipimpinnya.
"Ing madya mangun karsa", artinya seorang pemimpin harus mampu memberikan
semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya.
"Tut wuri handayani", artinya seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang
yang diasuhnya agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Retorika adalah semua ilmu dasar dalam kepemimpinan, tanpa retorika yang baik seorang
pemimpin tidak bisa membentuk kerjasama yang baik, tidak bisa menatur bawahannya
dengan benar dan tidak mempengaruhi banyak orang untuk berbuat lebih banyak dalam
melakukan sebuah perubahan dan pembangunan.
Pentingnya retorika dalam kepemimpinan ini membuat seorang pemimpin bisa mengarahkan
orang yang berada dibawahnya, sebagai mana yang di maksut pemimpin adalah orang yang
mengarahkan dan mampu mempengarui bawahannya untuk tujuan tertentu. Retorika dalam
kepemimpinan berada dalam bahasa, etika dan kemampuan pemimpin dalam mengarahkan
orang untuk maksud tertentu.
Retorika dalam kepemimpinan ada tiga hal yang sangat penting untuk diperhatikan
yaitu ethos,pathos,dan logos. Tiga faktor ini yang berperan penting dalam proses retorika
kepemimpinan, jika faktor tersebut tidak dimiliki kemingkinan pengaruh seeorang pemipin
terhadap khalayak ramai berkurang.

link : https://core.ac.uk/download/pdf/205404028.pdf
buku Rujukan :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 18
1. Ali, M. Zazri, 2008, Dasar-Dasar Manajemen. Pekanbaru: SUSUKA PRESS
2. Effendy UchanaUnong, 2004, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT.
Rosdakarya
3. axwell, John C. Leadership 101. MIC Press
2. Curphy, Hughes Gnnet. Leadership. Mc Graw Hill
3. Maxwell, John C. The 21 Irrefutable Laws of Leadership. MIC Press
4. Kouzes-Posner. Leadership The Challenge. Erlangga.2004
5. Goenawan, Goenardjoadi, Ir, MM. Leadership By Trust. Ellex Media Komputindo
6. Kasali, Rhenald. Change Leadership Nin-Finito. Mizan Press
7. Fairholm, Matthew R. (2009). Leadership and Organizational Strategy. The Innovation
Journal: The Public Sector Innovation Journal, Vol. 14 No. 1, 2009.
8. Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (1996). The Balanced Scorecard: Translating
Strategy Into Actiona. USA. Harvard Business School Publishing Corporation.
9. Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (2001). The Strategy-Focused Organization:
How Balanced Scorecard Companies Thrive in The New Business Environment. USA.
Harvard Business School Publishing Corporation.
10. Purnama, Harry Uncommon. Irwan, Ignatius. Wijaya, Johanes Ariffin. Leadership
Revolution. Penerbit Andy.
11. Kinicki A, Kreitner R. Organizational Behavior: Key Concepts, Skills and Best Practices. 3rd
ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2008. [Context Link]
12. M. Hum Rahmadi Junjana, 2006, Dimensi-Dimensi Kebahasaan, Yogyakarta: PT.
Gelora Aksara
13. Newstrom JW. Organizational Behavior: Human Behavior at Work. 12th ed. Boston, MA:
McGraw-Hill; 2007. [Context Link]
14. Lombardi DM, Schermerhorn JR, Kramer BE. Health Care Management: Tools and
Techniques for Managing in a Health Care Environment. Hoboken, NJ: Wiley; 2007. [Context
Link]
15. Rubino L. Leadership. In: Buchbinder SB, Shanks NH, eds. Introduction to Health Care
Management. Boston, MA: Jones and Bartlett; 2007:1-22. [Context Link]
16. Manion J. From Management to Leadership: Practical Strategies for Health Care Leaders.
2nd ed. San Francisco, CA: Jossey-Bass; 2005. [Context Link]
17. Bennis W. On Becoming a Leader. Reading, MA: Addison-Wesley; 1989. [Context Link]
18. Guo KL. Leadership processes for reengineering changes to the health care industry. J
Health Organ Manag. 2004;18(6):435-446. [Context Link]
19. David, F. (2008). Strategic management (12th ed.). Prentice Hall.
20. Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2010). Strategic management and business policy,
achieving sustainability (12th ed.). Prentice Hall.
21. Usman Husen, 1990, Gaya Berbahasa yang Baik dan Seni Berbahasa, Jakarta:
Rineka Cipta

C. Latihan
9.1. Komunikasi Kepemimpinan yang efektif, diantaranya :
A. Komunikasi dengan bertahap
B. Mendengar aktif dan responsif
C. Berkomunikasi dengan Memberi Ilustrasi melalui Cerita.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 16 / 18
Jawaban C
9.2. Pemimpin sebagai Communication Champion yang mengkomunikasikan visi
dituntut membangun :
A. visi bersama
B. menyebarkan kepercayaan bersama
C. Membangun komitmen kepemimpinan
Jawaban A
9.3. Kepemimpinan itu merupakan seni dan proses pengarahan dan bimbingan terhadap
kegiatan kerja seseorang atau kelompok karyawan dalam menjalankan kegiatan untuk
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan mempunyai syarat , kecuali:
A. Skill (kecakapan).
B. Power and Authority (kekuasaan dan wewenang/otoritas.
C. Goodness (kewibawaan)
Jawaban C
9.4 .Retorika dalam kepemimpinan ada tiga hal yang sangat penting untuk diperhatikan
diantaranya :
A. ethos,
B. Patuh
C. logis
Jawaban A
9.5. Retorika kepemimpinan yang baik berdasarkan ajaran Ki Hajar Dewantara.
Bunyinya adalah "Ing ngarso sung tulodo". Artinya :
A. seorang pemimpin harus mampu lewat sikap dan perbuatannya menjadikan
dirinya pola anutan dan ikutan orang-orang yang dipimpinnya.
B. seorang pemimpin harus mampu memberikan semangat berswakarsa dan
berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya.
C. seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya agar
berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Jawaban A

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 17 / 18

Anda mungkin juga menyukai