Anda di halaman 1dari 16

-Islamic Leadership-

• Aramita Dinah Idelia (2261101023)


• Rizka Fathya Fancha (2261101016)
1. Mendukung tercapainya suatu organisasi
Dalam mencapai kefektifan komunikasi, 5. Menciptakan Rasa Aman
setiap organisasi memerlukan komunikasi yang optimal
dalam mengelola pendayagunaan sumber daya Pemimpin memelihara komunikasi yang
manusia. positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap
2. Bersikap adil permasalahan sehingga tidak adanya kegelisahan
dan kekhawatiran.
Dalam memecahkan persoalan hubungan di
antara anggota, pemimpin mengkomunikasikan 6. Perwakilan Organisasi
secara adil dan tidak memihak.
Komunikasi dan kesan-kesan positif seorang
3. Memberikan Motivasi pemimpin akan memberikan gambaran yang
positif pula terhadap organisasi yang
Motivasi dalam komunikasi memberikan dipimpinnya.
pengaruh untuk mampu menggerakkan hati
anggota, memelihara dan membina rasa 7. Menghargai Anggota
pengabdian, partisipasi serta rasa kebersamaan.
4. Sumber Inspirasi Melakukan komunikasi sebagai bentuk
penghargaan atau pengakuan penghargaan
Pemimpin membangkitkan semangat para oranglain atas kinerja dalam organisasi.
anggota melalui komunikasi, sehingga para anggota
menerima dan memahami tujuan organisasi secara
antusias dan bekerja secara efektif.
§ Penginterpretasian : tahap pertama sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi
komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam
pesan
§ Penyandian : dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi
manusia ke dalam lambang komunikasi.
§ Pengiriman : ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi.
§ Perjalanan : terjadi antara komunikator dan komunikan. sejak pesan dikirim hingga
pesan diterima oleh komunikan.
§ Penerimaan : diterimanya lambang komunikasi atau pesan dari komunikator.

§ Penyandian balik : komunikan menggunakan akal budinya sebagai receiver untuk


menguraikan pesan.
§ Penginterpretasian balik : pesan sudah terurai dari komunikator kepada komunikan.
1. Komunikasi Internal
a. Komunikasi Vertikal : Komunikasi pemimpin dengan staf anggota, berlangsung dengan
formal.
§ “Two way traffic communication” (Komunikasi dengan cara timbal balik)
§ “Downward Communication” (komunikasi atas ke bawah).

§ “Upward communication” (komunikasi dari bawah ke atas).

b. Komunikasi Horizontal : Komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota


staf, berlangsung tidak formal.
c. Komunikasi Diagonal Cross Communication : komunikasi antara pimpinan di divisi atau
bagian tertentu dengan pimpininan di divisi atau bagian lain.
§ 2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pemimpin organisasi dengan khalayak audience di
luar organisasi.
• Komunikasi dari organisasi kepada khalayak yang bersifat
informatif.
• Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
1. Mendengarkan Penerima Informasi
Mengizinkan anggota untuk berbicara dan menjadi pendengar yang baik.
2. Mengajukan Pertanyaan
Mengajukan pertanyaan untuk menciptakan persepsi sebagai pendengar yang
baik, karena menandakan telah mendengarkan apa yang anggota sampaikan.
3. Memberikan Informasi dengan Jelas
Penjelasan informasi dengan jelas dan akurat akan membuat anggota
memahami maksud dari yang ingin disampaikan dan tidak menimbulkan salah paham.
4. Mengombinasikan Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Komunikasi yang efektif membutuhkan komunikasi verbal dan nonverbal.
Penggabungan Gerakan nonverbal seperti mengangguk dan tersenyum dan pemberian
informasi secara jelas akan menciptakan suasana komunikatif.
1. Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin
berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai
media komunikasi. Ada beberapa jenis hambatan teknis dari komunikasi :
a. Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
b. Kurangnya informasi atau penjelasan
c. Kurangnya ketrampilan membaca
d. Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses
penyampaian pengertian atau secara secara efektif. Kata-kata
membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian
(komunikator dan komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya
keliru.
Untuk menghindari miskomunikasi semacam ini, seorang
komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan
karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran
terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang.
a. Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia.

Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan


mendengarkan, perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi.

b. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.

Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas
komunikasi organisasi.
1. The Controlling style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya
satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku,
pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya
komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way
communications.
Gaya ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan
bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian,
gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif
sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif
pula
2. The Equalitarian style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan
kesamaan. ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara
lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.
Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun
pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang
demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama.
Gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam
situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks
dan menjamin berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di antara para
anggota dalam suatu organisasi
3. The Structuring style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi,
jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
4. The Dynamic style

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena


pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya
berorientasi pada tindakan (action-oriented). Gaya ini sering dipakai oleh para juru
kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau
saleswomen) untuk mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja
dengan lebih cepat dan lebih baik .
5. The Relinguishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada
keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender)
mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6. The Withdrawal style
Gaya penarikan menunjukkan melemahnya tindakan komunikasi,
berarti tidak ada keinginan dari orang yang menggunakan gaya ini untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Ini karena ada beberapa masalah atau
kesulitan interpersonal yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
1. Fungsi Informatif :
Seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti, informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai
perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.
2. Fungsi Regulatif
a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka
yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority)
supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
b. Berkaitan dengan pesan yang berorientasi pada kerja, karena bawahan
membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh
dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan
dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan
antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

Anda mungkin juga menyukai