Anda di halaman 1dari 6

Komunikasi Organisasi

Pengertian Komunikasi Organisasi


Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau
lebih dalam bentuk verbal atau nonverbal sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Menurut Harlold Lasswell pencetus teori komunuikasi, komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek. Sedangkan
organisasi menurut KBBI adalah suatu kesatuan atau susunan yang terdiri atas orang-orang
dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama dengan cara kerjasama.
Komunikasi organisasi adalah kolektivitas sosial dimana orang-orang mengembangkan pola
interaksi rutin dalam upaya mengoordinasikan kegiatan dan usaha dalam pencapaian tujan
organisasi. Menurut Goldhaber komunikasi organisasi adalah sebuah proses penciptaan dan
pertukaran pesan dalam satu jaringan hubungan yang bergantung oleh satu sama lain unruk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Sedangkan menurut Pace
dan Faules komunikasi organisasi adalah prilaku pengorganisasian yang terjadi atau bagaimana
mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang sedang
terjadi.
Komunikasi organisasi mengalami sejarah perjalanan dari waktu ke waktu. Ada dua
pembahasan dalam perkembangan komunikasi organisasi. Yang pertama tahun 1900-an hingga
1970-an dan yang kedua tahun 1970-an hingga sekarang. Konsep komunikasi organisasi berasal
dari tiga hal berikut, Doktrin retorika tradisional,Teori hubungan manusia yang lama dan
Berbagai unsur dari teori manajemen organisasi.(Siregar et al., 2021)
Komunikasi organisasi banyak dipengaruhi oleh teori Frederick Taylor (teori manajemen) dan
teori Max Weber (teori birokrasi) yang menurutnya komunikasi dalam organisasi berpedoman
pada norma-norma yang jelas. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, pandangan tentang organisasi
sebagai suatu sistem berkembang, perkembangan selanjutnya tahun 1980-an masyarakat
kebingungan dengan rasionalitas dan objektivitas dalam pandangan sistem dari sinilah muncul
pandangan budaya yang melihat dalam organisasi terdapat sejarah, nilai, ritual, dan perilaku
anggota organisasi.
Peran komunikasi organisasi menurut otoritas tingkat manajemen adalah untuk berinteraksi
dengan organisasi secara internal dan eksternal. Komunikasi organisasi mencakup bentuk-bentuk
komunikasi kelompok yang bersifat formal, informal, dan unofficial. Hakikat komunikasi
organisasi adalah penyampaian informasi (pesan) untuk mencapai tujuan organisasi. Kompetensi
komunikasi harus dimiliki oleh setiap individu dalam organisasi secara komprehensif dan
holistik, dari tingkat microsystem hingga exosystem, dan tidak hanya di level internal namun
juga eksternal. Karena itu, organisasi harus mampu memecahkan masalah komunikasi intra
organisasi baik dalam konteks formal (horizontal, vertikal dan diagonal) maupun konteks
informal (grapevine). Selain itu, organisasi juga harus memiliki kompetensi untuk mengatasi
masalah masalah komunikasi eksternal organisasi terutama yang berkaitan dengan pemasaran
dan hubungan masyarakat.
Tujuan komunikasi organisasi adalah, untuk memudahkan, melaksanakan, dan melancarkan
jalannya organisasi. Sementara itu, Liliweri (2013: 372-373) menyatakan bahwa ada empat
tujuan komunikasi organisasi, yaitu:
1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat. Memberi peluang bagi para pemimpin
organisasi dan anggotannya untuk menyampaikan pikiran, pandangan, dan pendapat
sehubungan dengan tugas dan fungsi yang mereka lakukan.
2. Membagi informasi (information sharing). Memberi peluang kepada seluruh aparatur
orgaisasi untuk membagi informasi dan memberi makna yang sama atas visi, misi, tugas
pokok, fungsi organisasi, sub organisasi, individu, maupun kelompok kerja dalam
organisasi.
3. Menyatakan perasaan dan emosi. Memberi peluang bagi para pemimpin dan anggota
organisasi untuk bertukar informasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
4. Tindakan koordinasi. Bertujuan mengkoordinasi sebagai atau seluruh tindakan yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi habis ke dalam bagian
atau sub bagian organisasi. Organisasi tanpa koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi
sama dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan
aspek kerja sama.
Fungsi Komunikasi dalam organisasi Pentingnya komunikasi dalam organisasi ditunjukkan
oleh banyaknya waktu yang dipergunakan untuk berkomunikasi. Pada sebuah organisasi
pemimpin adalah komunikator. Pemimpin yang efektif pada umumnya mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik. Sehingga pesan yang akan di sampaikan akan tersampaikan dengan baik.
Pemimpin juga wajib piawai dalam melakukan komunikasi baik komunikasi verbal maupun
nonverbal. Komunikasi verbal yang baik bisa dilakukan dengan memakai tutur kata yang sopan,
ramah dan lembut. Komunikasi berperan penting dalam organisasi, salah satunya sebagai sarana
untuk memandu tugas tugas yang sudah tersusun dan sistematis. Terdapat empat Fungsi
komunikasi dalam organisasi, yaitu:
1. Sebagai pengendali perilaku individu
Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku individu yang ada di dalam organisasi.
Fungsi ini berjalan jika karyawan menyampaikan keluhan terkait dengan, pekerjaan ke
atasannya langsung, pelaksanaan tugas, kebijakan perusahaan, komunikasi ini menjalankan
fungsi pengendalian. Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku.
2. Sebagai motivasi
Komunikasi berfungsi sebagai motivasi untuk menyampaikan informasi yang jelas dan
bagaimana prestasi serta pencapaian anggota organisasi, serta bagaimana cara memotivasi
anggota organisasi supaya mempunyai kemauan melaksanakan tugasnya dengan baik.
Manajer sangat penting untuk fungsi ini dikarenakan manajer akan memberikan penilaian
dan menyampaikan hasil kinerja karyawan apakah sudah sesuai dengan arahan yang
disampaikannya atau tidak, serta memberikan evaluasi kepada karyawan bagaimana cara
memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.
3. Sebagai pengungkapan emosi
Dari proses komunikasi di dalam organisasi, juga menunjukkan bentuk emosi yang dari
masing-masing individu dalam berkomunikasi seperti kecewa, bahagia, puas dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan
dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Sebagai informasi
Dengan adanya komunikasi dalam organisasi dapat memberikan informasi yang berkaitan
untuk pengambilan keputusan. Pemimpin dan karyawan memerlukan informasi yang banyak
dalam penyelesaian berbagai tugasnya. Informasi tersebut berhubungan dengan upaya
organisasi dalam meraih tujuannya.
Gaya Komunikasi dalam Organisasi Gaya komunikasi adalah seperangkat perilaku antar
pribadi terspesialisasi dan digunakan dalam suatu situasi tertentu.(Silviani, 2020). Menurut
(Silviani, 2020) Ada enam gaya komunikasi yang sering digunakan dalam suatu organisasi, gaya
tersebut disesuaikan dengan maksud dan tujuan pengiriman pesan. Yaitu:
1. Controlling Style
Gaya komunikasi ini bersifat mengendalikan, mengatur, membatasi dan bahkan memaksa
perilaku dan pikiran orang lain. Dalam proses gaya komunikasi ini sejenis dengan
komunikasi satu arah. Gaya ini menekankan pada aspek pengiriman pesan tanpa memper
dulikan aspek umpan balik. Gaya komunikasi ini biasanya digunakan untuk mempersuasi
orang lain supaya bekerja secara efektif.
2. Equailitarian Style
Gaya komunikasi ini mementingkan aspek kesamaan atau keseim- bangan pesan. Artinya
penyebaran pesan dapat terjadi secara lisan maupun tulisan yang bersifat dua arah atau
adanya timbal balik. Gaya komunikasi ini tepat untuk memelihara empati dan kerjasama,
karena sifat keterbukaan dalam berkomunikasi antar anggota organisasi.
3. Structuring Style
Gaya komunikasi ini bersifat terstruktur, yaitu melalu struktur penerimaan maupun
pengiriman baik secara lisan maupun tulisan untuk memantapkan perintah yang harus
dilakukan. Dalam gaya ini alur pesan mengikuti struktur yang ada dalam organisasi.
4. Dynamic Style
Gaya komunikasi ini memiliki kecenderungan agresif, karena menyadari bahwa
lingkungan kerjanya berorientasi pada tindakan, biasanya digunakan oleh supervisor yang
membawahi para sales. Tujuannya adalah untuk merangsang pekerja agar bekerja dengan
efektif dan efisien. Gaya komunikasi ini efektif dalam mengatasi permasalahan-permasalahan
yang bersifat kritis.
5. Relinquishing Style
Gaya komunikasi ini bersifat akomodatif, artinya meskipun sorang atasan memiliki hak
untuk memerintah dan mengontrol orang lain, akan tetapi lebih banyak bersedia menerima
saran dan pendapat orang lain. Gaya ini efektif bila orang yang diajak bekerjasama memiliki
pengetahuan luas, berpenggalaman, dan bertanggung jawab.
6. Withdraw Style
Gaya komunikasi ini lebih bersifat menghindari tanggung jawab. Gaya komunikasi ini
tidak cocok diterapkan dalam organisasi, karena keinginan untuk menghindari tanggung
jawab maka tidak ada keinginan untuk berkomunikasi.

Unsur-unsur komunikasi dalam organisasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi
berjalan dengan lancar. Unsur-unsur komunikasi dibagi menjadi tujuh yaitu:

1. Komunikator/pengirim, Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim


pesan kepada komunikan dalam sebuah proses komunikasi.(Wikipedia, n.d.-c)
2. Komunikan/penerima, Komunikan adalah pihak yang menerima pesan dalam sebuah
proses komunikasi.(Wikipedia, n.d.-b)
3. Pengkodean/Penafsiran kode, pengkodean adalah proses pembuatan pesan menggunakan
kode-kode tertentu, sedangkan penaafsiran kode merupakan proses penerimaan
menggunakan kode-kode untuk mengartikan sebuah pesan.(Gandasari et al., n.d.)
4. Saluran/media, media adalah alat saluran komunikasi atau perantara.(Wikipedia, n.d.-d)
5. Umpan balik, umpan balik adalah tanggapan, respon atau jawaban mengenai informasi
yang didapat dari komunikator.
6. Gangguan, gangguan adalah suatu hal, getaran, atau gelombang yang mendistorsi
pengiriman pesan dalam proses komunikasi. Gangguan menyebabkan perbedaan antara
pesan yang diterima oleh penerima dengan pesan yang dikirimkan oleh sumber.
(Wikipedia, n.d.-a)
7. Pesan, pesan adalah  isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lain.

Proses komunikasi yang efektif merupakan syarat terbentuknya kerjasama yang baik untuk
mencapai tujuan organisasi. Terdapat dua aspek penting yang mempengaruhi efektivitas
komunikasi organisasi. Pertama, masalah proses pengolahan informasi dalam organisasi, yaitu
menyangkut masalah pemaknaan pesan (informasi) dan jumlah informasi. kedua, masalah gaya
komunikasi organisasi. Pemahaman kedua hal tersebut menjadi bekal bagi semua yang terlibat
dalam organisasi. Adapun hal hal penting yang harus di perhatikan dalam menciptakan
komunikasi yang efektif, yaitu:

1. Gunakan bahasa dan kata kata yang mudah di pahami.


2. Bersikap sopan dan santun.
3. Tidak memotong pembicaraan seseorang.
4. Mengkombinasikan komunikasi verbal dan nonverbal.
5. Memberikan umpan balik.
6. Pilihan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan.

Menurut Guetzkow terdapat tiga aliran dari komunikasi dalam menyebarkan pesan pada suatu
organisasi yaitu serentak, berurutan dan kombinasi (Pace and Faules, 2013). sebagai berikut:

1. Penyebaran informasi secara serentak merupakan penyebaran pesan atau informasi


organisasi secara serentak kepada banyak tujuan (lebih dari satu tujuan) dalam suatu
waktu. Penyebaran informasi ini umumnya tidak memperhatikan hirarki dari suatu
organisasi. Penyebaran informasi ini dapat dilakukan secara langsung atau tatap muka
seperti pertemuan dan secara tidak langsung dengan bantuan media seperti memo,
selebaran, radio, televisi dan teleconference.
2. Penyebaran informasi secara berurutan merupakan penyebaran pesan mengikuti jalur
hirarki dari suatu organisasi. Penyebaran informasi secara berurutan tidak dilakukan
secara serentak karena mengikuti aturan dan urutan yang berlaku dari suatu organisasi.
Umumnya pesan tidak disebarkan tidak dalam waktu yang bersamaan. Kendala yang
umumnya terjadi adalah kebenaran dari informasi yang diterima dapat terganggu yang
disebabkan oleh interpretasi dan reproduksi dari pesan.
3. Penyebaran informasi kombinasi merupakan gabungan dari penyebaran informasi secara
serentak dan secara berurutan. Penyebaran pesan atau informasi mengikuti jalur hirarki
dari suatu organisasi dalam waktu yang bersamaan atau serentak.

Daftar pustaka

Gandasari, D., Putu, D., Ardiana, Y., Purba, B., & Kato, I. K. (n.d.). Komunikasi
Organisasi:Teori, Inovasi dan Etika. https://www.researchgate.net/publication/350955168
Silviani, D. I. (2020). Komunikasi Organisasi (D. I. Silviani (Ed.)). PT. Scopindo Media
Pustaka.
Siregar, R. T., Enas, U., Putri, D. E., Hasbi, I., Ummah, A. H., Arifudin, O., Hanika, I. M.,
Zusrony, E., Chairunnisah, R., Ismainar, H., Syamsuriansyah, A., Bairizki, A. S., Lestari,
M., & Maulani, U. (2021). KOMUNIKASI ORGANISASI. www.penerbitwidina.com
Wikipedia. (n.d.-a). Gangguan (komunikasi) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Retrieved December 7, 2022, from https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_(komunikasi)
Wikipedia. (n.d.-b). Komunikan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Retrieved
December 7, 2022, from https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikan
Wikipedia. (n.d.-c). Komunikator - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Retrieved
December 7, 2022, from https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikator
Wikipedia. (n.d.-d). Media - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Retrieved
December 7, 2022, from https://id.wikipedia.org/wiki/Media

Anda mungkin juga menyukai