Anda di halaman 1dari 33

BAB VII

KOMUNIKASI ORGANISASI
Outline Bab 7
Sifat Komunikasi dan Jumlah Komunikasi
Arus dan Proses Komunikasi Dalam Organisasi
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Memahami Gaya Komunikasi dalam Organisasi
Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan
Organisasi
Pendahuluan
Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau
‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama
Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai
kesamaan makna, “commonness”.
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi,
artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan
kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi
Kategori Komunikasi

Komunikasi antar pribadi


Komunikasi kelompok
Komunikasi massa
Arus dan Proses Komunikasi
Dalam Organisasi
Downward communication
Upward communication
Horizontal communication
Arus Komunikasi dalam Organisasi
(Downward communication )

Komunikasi berlangsung ketika pimpinan mengirimkan


pesan kepada bawahan 
Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
(a) pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job
instruction), (b) penjelasan dari pimpinan tentang
mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job
rationnale), (c) penyampaian informasi mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and
practices), (d) pemberian motivasi kepada karyawan
untuk bekerja lebih baik
Arus Komunikasi dalam Organisasi
(Upward communication)

Komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim


pesan kepada atasan. 
Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
(a) penyampaian informasi tentang pekerjaan yang
sudah dilaksanakan, (b) penyampaian informasi tentang
persoalan pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan, (c) penyampaian saranperbaikan dari
bawahan, (d) penyampaian keluhan dari bawahan
tentang diri sendiri maupun pekerjaan.
Arus Komunikasi dalam Organisasi
(Horizontal communication)

Tindak komunikasi ini berlangsung antar karyawan


atau bagian yang memiliki kedudukan yang setara. 
Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: (a)
memperbaiki koordinasi tugas, (b) upaya pemecahan
masalah, (c) saling berbagi informasi, (d) upaya
pemecahan konflik, (e) membina hubungan melalui
kegiatan bersama (family gathering)
Arus Komunikasi Dalam Organisasi

Horizontal
Communicatio Upward
Arus Communication
n
Komunikasi

Downward
Communication
Perspektif Komunikasi

K
O
M
U
Persepktif N Persepktif
Kognitif I
K
Perilaku
A
S
I
Perspektif Kognitif
Penggunaan lambang (symbols) untuk mencapai
kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu
objek atau kejadian. 
Informasi adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari
satu partisipan kepada partisipan lain melalui
penggunaan kata-kata atau lambang lain. 
Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat,
receiver akan memiliki informasi yang sama seperti
yang dimiliki sender, oleh karena itu tindak komunikasi
telah terjadi.
Perspektif Perilaku
Memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau
simbolik di mana sender berusaha mendapatkan satu
efek yang dikehendakinya pada receiver. 
Komunikasi adalah adanya satu respons melalui
lambang-lambang verbal di mana simbol verbal tersebut
bertindak sebagai stimuli untuk memperoleh respons. 
Kedua pengertian komunikasi yang disebut terakhir,
mengacu pada hubungan stimulus respons antara
sender dan receiver.
Proses Komunikasi

PENCIPTAAN MENERJEMAHKAN PENYAMPAIAN


PEMAHAMAN
GAGASAN INFORMASI PESAN

UMPAN BALIK
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Informatif

Fungsi
Integratif Komunikasi Regulatif

Persuasif
Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. 
Seluruh anggota dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Setiap anggota dapat melaksanakan pekerjaan secara lebih
pasti
Informasi dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai
perbedaan kedudukan dalam organisasi. 
Pimpinan membutuhkan informasi untuk membuat kebijakan
atau mengatasi konflik di organisasi. 
Karyawan membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti.
Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-


peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. 
Berkaitan dengan atasan yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan. 
Berkaitan dengan pesan atau message
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak selalu membawa hasil sesuai yang
diharapkan. 
Pimpinan lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. 
Pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh
karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya
Fungsi Integratif
Organisasi menyediakan saluran agar karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. 
Saluran komunikasi formal: penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan
kemajuan oraganisasi;
Saluran komunikasi informal: perbincangan antar pribadi,
pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. 
Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan
berpartisipasi lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
Gaya Komunikasi
Seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi
digunakan dalam suatu situasi tertentu (a specialized set
of interpersonal behaviors that are used in a given
situation).
Terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai
untuk mendapatkan tanggapan tertentu dalam situasi
tertentu pula. 
Kesesuaian satu gaya komunikasi yang digunakan,
bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan
harapan dari penerima (receiver).
Gaya Komunikasi

Controlling Style
Equalitarian style
Structuring style
Dynamic style
Relinguishing style
Withdrawal style
Controlling Style
 Adanya kehendak membatasi, memaksa dan mengatur perilaku,
pikiran dan tanggapan orang lain,
 Lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding
untuk berharap pesan. 
 Tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi
pesan. 
 Tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan
balik,
 Berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk
memaksa orang lain mematuhi pandangannya.
 Dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan
bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. 
Equalitarian Style
Berlakunya arus penyebaran pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah
Komunikasi dilakukan secara terbuka.  
Sikap kepedulian yang tinggi, kemampuan membina
hubungan baik dengan orang lain dalam konteks pribadi
maupun hubungan kerja. 
Memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, efektif
dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya
mengambil keputusan terhadap permasalahan
kompleks. 
Menjamin berlangsungnya tindakan berbagi informasi di
antara para anggota dalam organisasi.
Structuring style
Memanfaatkan pesan verbal secara tertulis maupun lisan
guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.  
Pengirim pesan lebih memberi perhatian untuk
mempengaruhi orang lain dengan berbagi informasi tentang
tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang
berlaku dalam organisasi.
Stogdill dan Coons menjelaskan bahwa pemrakarsa struktur
yang efisien adalah orang-orang yang mampu
merencanakan pesan verbal guna lebih memantapkan
tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan
jawaban atas pertanyaan.
Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini kecenderungan
agresif,
Pengirim pesan memahami lingkungan pekerjaan
berorientasi pada tindakan 
Dipakai supervisor yang membawa para wiraniaga.
Tujuan utama adalah merangsang karyawan bekerja
dengan lebih cepat dan lebih baik. 
Cukup efektif dalam mengatasi persoalan bersifat kritis,
dengan persyaratan karyawan mempunyai kemampuan
untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
Relinguishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan
untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan
orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah,
meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak
untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan akan efektif ketika pengirim pesan bekerja sama
dengan orang-orang yang berpengetahuan luas,
berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung
jawab atas semua pekerjaan yang dibebankannya.
Withdrawal style

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan


adalah melemahnya komunikasi,
Tidak ada keinginan dari seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain, karena ada
beberapa persoalan antar pribadi yang dihadapi.
Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai
dalam konteks komunikasi organisasi.
Dimensi Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi Internal
Komunikasi Eksternal
Komunikasi Internal

Proses penyampaian pesan antara anggota organisasi


yang terjadi untuk kepentingan organisasi,
Seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan,
antara sesama bawahan.
Bisa berujud komunikasi antar pribadi atau komunikasi
kelompok.
Komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer
maupun sekunder (menggunakan media nirmassa).
Dibagi menjadi: komunikasi vertikal dan komunikasi
horizontal .
Komunikasi Internal
(Vertikal)
Komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke
atas.
Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari
bawahan kepada pimpinan.
Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan
instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-
informasi, kepada bawahannya.
Bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran,
pengaduan-pengaduan kepada pimpinan.
Komunikasi Internal
(Horisontal)

Komunikasi antara sesama seperti dari karyawan


kepada karyawan, manajer kepada manajer.
Pesan dalam komunikasi ini mengalir di bagian yang
sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian.
Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran
pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah.
Membantu organisasi untuk menghindari beberapa
masalah dan memecahkan yang lainnya, serta
membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
Komunikasi Eksternal
Komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khalayak di luar organisasi.
Komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala
hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri.
Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas
pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja.
Komunikasi eksternal terdiri: Komunikasi dari organisasi
kepada khalayak, Komunikasi dari khalayak kepada
organisasi
Komunikasi Eksternal
(Komunikasi Organisasi - Khalayak)

Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat


informatif,
Dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa
memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin.
Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti:
majalah organisasi; press release; artikel surat kabar
atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur;
leaflet; poster; konferensi pers.
Komunikasi Eksternal
(Komunikasi Khalayak - Organisasi)

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi


merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan
komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
Bentuknya dapat berupa masukan informasi dari
konsumen yang telah membeli produk perusahaan,
Pertanyaan tentang spesifikasi produk, jaminan purna
jual .

Anda mungkin juga menyukai