Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin
communis yang berarti sama, communico, communication atau communicare yang
berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering
disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata – kata latin
lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran , suatu makna, atau
suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi kontemporer manyarankan bahwa
komunikasi merujuk pada cara berbagi hal – hal tersebut, seperti dalam kalimat “ kita
berbagi pikiran” kita mendiskusikan makna dan kita mengirimkan pesan.
Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar ataupun yang
salah. Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “ berbagai pengalaman”. Sampai
batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam
pengertian berbagai pengalaman.
Jadi, kalau misalnya seorang kepala pabrik melaporkan hasil pabrik kepada direktur
perusahaan, maka dalam hal ini terjadi communicaton.
Tetapi dalam suatu organisasi atau kantor yang sudah besar, proses komunikasi
administrasinya tidaklah sedemikian sederhana. Masih banyak unsur-unsur lainnya
yang masuk ke dalam proses itu seperti misalnya berbagai alat yang dipakainya atau
tatacara penyampain wartanya.
Komunikasi yang terjadi menurut Scott dan Mitchell memiliki 4 fungsi yakni :
Komunikasi yang efektif sangat dibutuhkan dalam dunia perkantoran / perusahaan baik
secara verbal, nonverbal maupun tulisan untuk meningkatkan produktivitas, baik bagi
pegawai maupun perusahaan. Dengan memiliki ketrampilan komunikasi yang baik
maka akan mengantisipasi timbulnya masalah, membuat keputusan,
mengkoordinasikan arus kerja, mensupervisi yang lain, membangun hubungan maupun
mempromosikan produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Tanpa komunikasi
yang baik maka akan menimbulkan kesalahfahaman dalam menginterpretasikan
informasi yang disampaikan.
Ciri pesan yang efektif : (1) Menyediakan informasi yang praktis (2) Memberikan fakta
dibandingkan kesan (3) Mengklarifikasi dan menyingkat informasi (4) Menyatakan
tanggungjawab secara jelas (5) Membujuk dan menyediakan rekomendasi.
Manfaat daripada komunikasi yang efektif antara lain : (1) Pemecahan masalah lebih
cepat (2) Keputusan yang lebih kuat (3) Meningkatkan produktivitas (4) Arus kerja yang
lebih siap dan efektif (5) Hubungan bisnis yang lebih kuat (6) Materi promosi yang lebih
jelas (7) Meningkatkan citra professional.
Komunikasi perkantoran dewasa ini tidak hanya satu macam. Suatu pembagian jenis-
jenis komunikasi perkantoran yang sistematis diberikan oleh J. C Denyer (office
Management, 1975) yang membedakanya dalam:
Dalam pemenuhan suatu komunikasi yang efektif, Bovee juga memaparkan beberapa
azas komunikasi agar dapat berkomunikasi dan menghasilkan komunikasi yang efektif ,
antara lain :
C. Komunikasi Perkantoran
Komunikasi kantor adalah proses penyampaian berita dari suatu pihak kepada
pihak lain, yang berlangsung atau yang terjadi dalam suatu kantor. Komunikasi ini dapat
dilakukan secara lisan (langsung maupun dengan alat komunikasi), maupun dalam
bentuk tulisan.
Komunikasi didalam kantor bukannya hanya dari pimpinan ke pegawai tapi bisa
juga sebaliknya bahkan juga bisa dari pegawai ke sesama pegawai. Suksesnya
pelaksanaan tugas pemimpin itu sebagian besar ditentukan oleh kemahirannya
menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak, secara vertikal maupun secara
horizontal. Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya komunikasi dan gaya kerja atau
cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya
(bahasa) dan apa yang diperbuatnya (tindakan), seseorang membantu orang-orang
lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Begitupun juga hubungan antara
pimpinan dan bawahan maupun pegawai dengan pegawai, dengan komunikasi yang
baik dapat menjalin hubungan dan pelaksanaan tugas saat bekerja pun berjalan
dengan baik.
Tidak hanya jenis komunikasi internal dan eksternal dalam organisasi, namun juga
terdapat pembagian komunikasi lain dalam perkntoran, yakni :
1. Komunikasi Formal. Komunikasi ini dibangun oleh struktur organisasi. Dalam hal ini
terdapat dua proses komunikasi yaitu komunikasi dari atas ke bawah , komunikasi
dari bawah ke atas dan komunikasi horizontal. (1) Komunikai dari atas ke bawah
adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahandengan tujuan
mendiskripsikan intruksi tugas yang bersifat spesifik yang seharusnya dilakukan
oleh orang yang menduduki jabatan tersebut dengan waktu yang telah ditentukan.
Melalui komunikasi dari atas ke bawah seorang pemimpin dapat melakukan
koordinasi terhadap bagian - bagian organisasi yang ada di bawah tanggung
jawabnya. (2) Komunikasi dari bawah ke atas adalah komunikasi yang terjadi antara
bawahan dengan atasan, hal ini untuk memperoleh umpan balik dari para bawahan.
Keuntungan dari proses komunikasi ini adalah terciptanya saluran yang
menyebabkan manajemen dapat mengukur iklim organisasi dan mengenali bidang
yang menjadi peerhatian para bawahan. Seperti iklim organisasi yang tidak kohesif
atau produktivitas yang rendah dalam organisasi. (3) Komunikasi horizontal adalah
komunikasi yang terjadi diantara orang – orang yang menduduki posisi yang secara
hirarkis pada tingat yang sama. Komunikasi ini memiliki fungsi dalam organisasi
yang bersifat integrative dan koordinatif. Dalam konteks posisi tingkat tinggi dalam
organisasi bisnis, para direktur dalam bidang pemasaran, keuangan dan produksi
dengan komunikasi ini dapat melakukan koordinasi dalam upaya membangun
rencana integratif perusahaan pada lima tahun ke depan. Koordinasi pada individu
yang memiliki jabatan yang sama sangat membantu tercapainya tujuan perusahaan
atau tujuan organisasi pada umumnya.
2. Komunikasi informal. Komunikasi ini terjadi dengan adanya individu – individu yang
saling berhubungan secara spontan atau ilmiah. Komunikasi ini bisa dijadikan
pelengkap komunikasi formal dalam suatu organisasi. Komunikasi informal dapat
terjadi karena beberapa sebab: (1) apabila informasi yang diterima dirasakan belum
atau sulit untuk diperoleh maka orang – orang tertentu berupaya untuk
mendapatkan melalui komunikasi informal. (2) apabila timbul ketidak nyamanan,
maka untuk menghindarai terjadinya rasa tidak nyaman, mereka butuh melakukan
komunikasi informal. (3) apabila orang tidak menyukai orang lain, maka mereka
mendapatkan keuntungan dengan menyebar rumor negative tentang orang tersebut
melalui komunikasi informal. (4) apabila seseorang memperoleh informasi baru, dan
dia menginginkan agar orang lain juga bisa tahu, maka melalui komunikaso informal
bisa tersalurkan.
Banyak hal yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Menurut
Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel
sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap
komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan
tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada
anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung
mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si
pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa
menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang
artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang
sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya.
Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam
kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak
melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang
berkomunikasi dengan kita-, mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. Apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Dari beberapa hambatan tersebut, ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk
meminimalisir dampak hambatan tersebut. Antara lain adalah:
1. Melakukan pendekatan yang berpusat pada audiens, hal utama yang harus
dilakukan dalam berkomunikasi adalah memfokuskan diri pada audiens yang akan
dituju. Dengan melakukan ini, komunikasi yang dilakukan dapat dipastikan efektif,
karena kita akan berusaha menyajikan pesan atau informasi lebih berarti pada sisi
penerimaan untuk mendapatkan feedback yang diharapkan atas terjadinya
komunikasi.
2. Mengembangkan iklim komunikasi yang terbuka, dengan cara
mengimplementasikan debirokratisasi organisasi, dengan mengurangi level pada
struktur organisasi. Semakin sedikit hubungan dalam rantai komunikasi, semakin
kecil salah pengertian yang akan terjadi. Dengan kata lain, struktur yang datar dan
rentang kendali yang lebar semakin kecil kemungkinan terjadinya distorsi pesan
dibandingkan struktur yang tinggi dan rentang kendali yang sempit. Walaupun
struktur datar tidak selalu lebih baik, namun tren selama ini menunjukkan bahwa
struktur tersebut cukup efektif dan efisien dalam upaya menghemat biaya.
3. Komitmen untuk berkomitmen secara etis, komit pada komunikasi yang etis dan
sesuai dengan norma yang berlaku akan membuat lebih mudah berkomunikasi
dengan orang lain. Orang yang tidak etis biasanya egois dan tidak peduli salah atau
benar, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai hasil akhir. Orang yang etis
pada umumnya dapat dipercaya, adil dan tidak memihak, menghargai hak orang lain
dan memperhatikan dampak tindakan mereka terhadap masyarakat.
4. Menggunakan pesan yang singkat dan efektif, konsep 4 W (what, why, how and
when) dapat diterapkan untuk berkomunikasi. Informasi apa yang akan
disampaikan. Mengapa harus menyampaikannya, bagaimana akan
menyampaikannya akan menentukan tingkat keberhasilan komunikasi yang akan
dilakukan.