Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

Komunikasi Bisnis Dalam Organisasi

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

1. Risalatul Muawanah (2102020015)


2. Bella Avivah Putri (2102020016)
3. Erika Yuniar Fitriany (2102020023)
4. Mutiara Maharani (2102020034)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
2022
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Salah satu keberhasilan dalam bisnis beroganisasi adalah pentingnya komunikasi. Komunikasi
bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun partnerships, sumber daya
intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk; servis; atau suatu organisasi, dengan
sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan.

Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis
tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencana-
rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi
karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan,
hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun
bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create
business value).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian komunikasi dan organisasi ?


2. Apa itu hubungan komunikasi dalam organisasi ?
3. Apa itu Pola Komunikasi ?
4. Bagaimana cara mengelola komunikasi dalam organisasi ?
5. Bagaimana Meningkatkan Keterampilan Komunikasi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Komunikasi dan Organisasi


2. Menjelaskan bagaimana hubungan komunikasi dalam organisasi
3. Membedakan berbagai pola komunikasi
4. Mengetahui bagaimana mengelola komunikasi
5. Mengetahui cara meningkatkan keterampilan komunikasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi Dan Organisasi

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga kompleks dalam kehidupan
manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain,
baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Secara etimologi atau menurut
asal katanya, komunikasi berasal dari bahasa Latin “Communicare” yang berarti
memberitahukan atau berlaku di mana-mana. Sedangkan ditinjau dari segi terminologi atau
istilah, menurut Barelson dan Steiner (1964) mengemukakan bahwa “Komunikasi adalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-
simbol seperti kata- kata, gambar, angka-angka dan lain-lain”.

Komunikasi menurut Kathleen K, Reardon dalam buku Interpersonal


Communication, Where Minds Meet (1987), komunikasi berasal dari bahasa latin communis
atau common dalam bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang
berusaha untuk mencapai kesamaan makna, „commonness‟. Atau dengan ungkapan yang lain,
melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan
lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita sering kali mempunyai makna yang
berbeda terhadap lambang yang sama. Oleh karena itu, komunikasi seharusnya dipertimbangkan
sebagai aktifitas dimana tidak ada tindakan atau ungkapan yang diberi makna secara penuh,
kecuali jika diinterpretasikan oleh partisipan komunikasi yang terlibat.

Sedangkan Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin Organizare, yang secara harfiah berarti
paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Organisasi menurut Everet
M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai
suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui
jenjang kepangkatan dan pembagian tugas, sedangkan menurut Robert Bonnington dalam buku
Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana di mana
manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Jadi dapat di simpulkan Komunikasi adalah perekat yang memungkinkan kelompok


masyarakat tersebut secara bersama-sama dapat melakukan fungsingnya dengan baik. Serta,
Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem terbuka yang kompleks saling
ketergantung dari lingkungan baik dari internal maupun eksternal, dan dapat juga melibatkan
komunikasi antar pribadi diantara sesama anggotanya untuk mengetahui informasi dan perasaan
sesamanya,juga meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

2.2 Hubungan Komunikasi dalam suatu organisasi

Hubungan komunikasi dan organisasi sangat terkait, dimana untuk mencapai tujuan suatu
organisasi dibutuhkan adanya proses komunikasi yang dapat mentransfer pesan- pesan dari
pengirim ke penerima. Secara umum komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam
organisasi.

1. Komunikasi memungkinkan orang orang untuk saling bertukar informasi.


2. Komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota dalam organisasi yang
terpisah dari anggota lainnya.
Beberapa kegiatan organisasi yang berkaitan dengan pertukaran informasi.

a. Menetapkan tujuan
Setiap kegiatan bisnis dalam organisasi pasti memiliki sebuah tujuan. Tujuan organisasi
dapat didefinisikan dalam arti keuangan ( finansial ), mutu produk,penguasaan pasar,
kepuasan karyawan, atau memberikan pelayanan bagi pelanggan

b. Membuat dan melaksanakan keputusan


Setelah tujuan organisasi ditetapkan dalam suatu organisasi, untuk dapat tercapai tujuan
tersebut maka dibuatlah suatu keputusan-keputusan yang mendukung terlaksananya
tujuan.

c. Mengukur prestasi kerja


Setelah keputusan dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran untuk
mengetahui apakah hasil yang diharapkan dapat tercapai. Maka, perlu pengukuran
kinerja.

d. Merekrut dan mengembangkan staf


Jika suatu perusahaan ingin merekrut seseorang, ia harus mengumumkan secara
public/terbuka meneliti resume dan melakukan wawancara. Sebagai orang baru dalam
organisasi diperlukan pengembangan kinerja juga diberikan umpan balik (feedback) atas
prestasi yang telah dia capai

e. Pelayanan pelanggan
Semua organisasi akan berhubungan dengan customer ( internal dan eksternal) atau
pelangganya dengan menggunakan komunikasi dalam bentuk formal maupun norformal

f. Negosiasi dengan pemasok


Untuk mendapatkan harga produk yang baik, manajemen dalam suatu perusahaan perlu
mengadakan negosiasi dengan pemasok maupun pemberi pinjaman

g. Membuat produk
Untuk menuangkan ide atau gaasan mengenai produk baru, kemudian menempatkannya
dalam proses produksi, yang akhirnya sampai menjadi suatu produk yang dapat
dipasarkan. Diperlukan komunikasi dengan seorang designer produk,pemasar untuk
meneliti pasar, manajer penjualan untuk melakukan kampanye penjualan dll.

h. Berinteraksi dengan peraturan yang ada


Komunikasi bisnis bukan saja terjadi dalam tubuh perusahaan, tetapi juga antara
perusahaan dengan pemerintah. Tugas pemerintah disini sebagai wakil rakyat adalah
membuat peraturan atau menyusun peraturan yang bertujuan memberikan perlindungan
bagi masyarakat atas tindakan sewenang-wenang perusahaan.

2.3 POLA KOMUNIKASI

Semua organisasi akan melakukan suatu komunikasi dalam tujuan bisnisnya. Namun, perlu
diketahui pendekatan komunikasi yang dipakai dari satu organisasi ke organisasi lain dapat
bervariasi, maka terjalin pola komunikasi dalam suatu organisasi. Secara umum, pola
komunikasi dibedakan menjadi dua.
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan nampak berbagai macam
posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya.
Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan
maupun dari manajer kepada karyawan, maka ola tranformasinya dapat berbentuk komunikasi
dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi
diagonal.

a. Komunikasi dari atas ke bawah

Secara sederhana, transformasi informasi dari pimpinan dalam semua level ke bawah
merupakan komunikasi dari atas ke bawah ( top-down atau downward communications ). Aliran
komunikasi dari atas ke bawah tersebut, umumnya terkait dengan tanggung jawab dan
kewenangannya dalam suatu organisasi. Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk
lisan maupun tulisan. Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal
antara supervisor dengan karyawan, atau dapat juga dalam bentuk pertemuan kelompok.
Disamping itu, komunikasi dari atas ke bawah dapat berbentuk tulisan seperti memo, manual
pelatihan, kotak informasi, surat kabar, majalah, papan pengumuman, buku petunjuk karyawan,
maupun bulletin.menurut Katz dan Kahn, komunikasi dari atas ke bawah memiliki lima tujuan
pokok, yaitu:

1. Untuk memberikan pengarahan atau intruksi kerja tertentu.

2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

3. Untuk memberikan informaasi tentang prosedur dan praktik organisasional.

4. Untuk memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.

5. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membuat organisasi


menanamkan tentang tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu kelemahan dari saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan
terjadinya penyaringan ataupun sensor informasi penting yang ditunjukan ke para bawahannya.
Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.

b. Komunikasi dari bawah ke atas

Dalam suatu organisasi, komunikasi dari bawah ke atas ( botton-up atauupward


communications ) berarti alur informasi berawal dari bawahan menuju ke atas. Informasi mula-
mula berasal dari karyawan selanjutnya disampaikan ke bagian pabrik, ke manajer produksi,dan
akhirnya ke manajer umum.

Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas, para manajer harus benar-
benar memiliki rasa percaya kepada para bawahannya. Kalua tidak, informasi sebagus apapun
dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya, Karena yang muncul hanyalah rasa curiga atau
ketidak percayaan terhadap informasi tersebut.

Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya kemungkinan
bawahan hanya menyampaikan informasi (laporan) yang baik-baik saja (ABS/Asal Bapak
Senang), sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negative atau tidak disenangi
oleh manajer cenderung disimpan dan tidak disampaikan.

Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena para bawahan beranggapan bahwa dengan
hanya melaporkan hal yang baik-baik saja, ia dapat menjaga atau menyalamatkan posisinya,
serta mendapatkan rasa aman dalam suatu organisasi tersebut. Seorang bawahan umumnya tidak
ingin prestasi kerjanya dinilai tidak berhasil atau gagal total. Sehingga mereka memilih tidak
melaporkan kegagalan tersebutsama sekali.

c. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal (horizontal communication) atau sering disebut juga dengan


istilah komunikasi lateral (lateral communications) adalah komunikasi yang yang terjadi antara
bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan informasi
horizontal antara lain untuk melakukan persesuaian, mempengaruhi, dan memberikan informasi
kwpada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi secara horizontal
menjadi penting artinya manakala masing-masing bagian atau departemen dalam suatu organisai
meiliki tingkat saling ketergantungan yang cukup besar. Teta[I jika masing-masing bagian dapat
belerja sendiri-sendiri, maka komunikasi horizontal akan minim jarang dipakai.

d. Komunikasi diagonal

Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa bentuk komunikasi
sebelumnya. Komunikasi diagonal ( diagonal communikcations ) melibatkan komunikasi antara
dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer
pemasaran dengan bagian pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara
manajer produksi dengan bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian
penelitian.

Bentuk komunikasi ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:

1. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi


tradisional.

2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu


menyelesaikan asalah dalam organisasi.

Disamping kebaikan atau keuntungan, komunikasi diagonal ini juga memiliki kelemahan.
Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal dapat
mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Di samping itu, komunikasi
diagonal dalam suatu organisasi besar sulit untuk dikendalikan secara efektif.

e. Keterbatasan komunikasi formal

Dilihat dari sudut pandang individual (perseorangan), komunikasi formal sering membuat
frustasi atau menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk
ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi bersar, untuk dapat
berkomunikasi dengan manajer puncak harus lebih dahulu melalui lapisan manajer yang ada di
bawahnya. Artinya, banyak jalur yang harus dilalui untuk dapat berkomunikasi secara langsung
dengan manajer puncak.
2. Saluran informasi informal
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi tanpa
mempedulikan jenjang hierarkhi, pangkat, dan kedudukan/jabatan, dapat berkomunikasi secara
luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbicarakan biasanya bersifat umum, seperti mengobrol
tentang humor yang baru didengar, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, music, acara film,
sinetron TV, kadangkala mereka juga berbicara hal-hal yang berkaitan sengan situasi kerja yang
ada dalam organisasinya. Lebih lanjut, banyak orang yang lebih percaya desas-desus atau rumor
yang didapat dari komunikasi informal sebagai sumber informasi dalam sutau prganisai. Meraka
kadangkala tidak lagi menaruh kepercayaan terhadap informasi yang berasal dari para manajer
suatu organisasi.

2.4 JENIS-JENIS POLA KOMUNIKASI

Proses komunikasi merupakan rangkaian dari aktivitas menyampaikan pesan sehingga


menghasilkan feedback dari penerima pesan. Dari proses komunikasi, akan timbul pola, model,
bentuk dan juga bagian-bagian kecil yang berkaitan erat dengan proses komunikasi. Proses
komunikasi yang sudah masuk dalam kategori pola komunikasi yaitu; pola komunikasi primer,
pola komunikasi sekunder, pola komunikasi linear, dan pola komunikasi sirkular.

1. Pola Komunikasi Primer.


Pola ini merupakan suatu proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan
dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi
dua lambang yaitu lambang verbal dan lambang non verbal yakni sebagai berikut:
 Lambang verbal yaitu bahasa sebagai lambang verbal yaitu paling banyak dan paling
sering digunakan, karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran komunikator.
 Lambang non verbal yaitu lambang yang digunakan dalam berkomunikasi yang bukan
bahasa, merupakan isyarat dengan anggota tubuh antara lain mata, kepala, bibir, tangan dan Jari.
Selain itu gambar juga sebagai lambang komunikasi non verbal, sehingga dengan memadukan
keduanya maka proses komunikasi dengan pola ini akan lebih efektif.
Pola komunikasi ini dinilai sebagai model klasik, karena model ini merupakan model
pemula yang dikembangkan oleh Aristoteles. Aristoteles hidup pada saat retorika sangat
berkembang sebagai bentuk komunikasi di Yunani, terutama keterampilan orang membuat
pidato pembelaan di muka pengadilan dan tempat-tempat umum yang dihadiri oleh rakyat
menjadikan pesan atau pendapat yang dia lontarkan menjadi dihargai orang banyak. Berdasarkan
pengalaman itu Aris Toteles mengembangkan idenya untuk merumuskan suatu model
komunikasi yang didasarkan atas tiga unsur yaitu: komunikator, pesan, komunikan.

2. Pola Komunikasi Sekunder.

Pola komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media media pertama.
Karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari komunikasi primer
untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk
memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-
sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yan akan dipergunakan sebagai hasil pilihan
dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan
dituju.
Komunikan media surat, poster, atau papan pengumuman akan berbeda dengan
komunikan surat kabar, radio, televisi, atau film. Dengan demikian, proses komunikasi secara
sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massa
media) dan media nirmassa atau media nonmassa (non-massmedia). (Effendy, 2005 : 11).

3. Pola Komunikasi Linear.


Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain
secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik
terminal. Jadi dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap muka
(faceto face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini pesan
yang disampaikan akan efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.

4. Pola Komunikasi Sirkular.


Sirkular secara harfiah berarti bulat, bundar atau keiling. Dalam proses sirkular itu terjadinya
feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai
penentu utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi yang seperti ini proses
komunikasi berjalan terus yaitu adaya umpan balik antara komunikator dan komunikan

2.4 CARA MENGELOLA KOMUNIKASI

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal mengelola komunikasi, pertama:
bagaimana menangani pesan-pesan yang bersifat rutin; kedua: bagaimana menangani krisis
komunikasi. Kedua hal tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

a. Penanganan pesan-pesan rutin

Dalam organisasi besar, pada umumnya volume pesan-pesan (tertulis) adalah lebih
banyak dari pada dalam organisasi yang berskala kecil, tetapi semua perusahaan memusatkan
perhatiannya kepada bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit) dari kegiatan komunisi
dengan biaya (cost) tertentu. Untuk dapat memaksimumkan manfaat dan meminimumkan biaya
tersebut, manajer perlu mamperhatikan berbagai hal berikut.

1. Mengurangi jumlah pesan.

2. Instruksi yang jelas.

3. Mendelegasikan tanggung jawab.

4. Melatih petugas.
b. Penanganan krisis komunikasi

Mengelola arus pesan-pesan bisnis dari hari ke hari adalah suatu hal yang biasa, tetapi tes
keterampilan komunikasi yang sebenarnya adalah pada saat munculnya krisis komunikasi dalam
suatu organisasi. Mengapa demikian? Semakin besar tantangan atau resiko yang harus dihadapi,
semakin tinggi tingkat kemampuan atau keterampilan yang dibutuhkan. Krisisi komuniksi ini
merupakan suatu ajang uji coba keterampilan yang cukup menantang.

Dalam suatu situasi krisis komunikasi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:

1 Siapkan tim yang terampil/cekatan dalam penanganan krisis.


2. Usahakan manajemen puncak segera bertindak pada saat krisis terjadi.
3. Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang dilengkapi
dengan berbagai peralatan elektronik komunikasi.
4. Ceritakan suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada
yang salah segera mohon maaf.
5. Tunjukan keseriusan perusahaan, bukan saja melalui pernyataan tetapi juga melalui
tindakan nyata.

2.5 MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI

Bila anda tahu dinamika komunikasi, anda akan dapat membaca secara akurat apa yang
sedang terjadi di dalam suatu organisasi. Pada saat yang sama, anda dapat menyesuaikan pesan-
pesan anda sendiri dengan menggunakan jaringan komunikasi untuk mendapatkan manfaat yang
terbaik.

Disamping itu, keterampilan komunikasi, keterampilan membeca, menulis, mendengar,


dan berbicara adalah sangat penting dan di utamakan oleh para pimpinan suatu perusahaan.
Keterampilan anda dalam berkomunikasiakan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anda
dalam dunia bisnis.

Beberapa keterampilan khusus diperlukan dalam komunikasi bisnis adalah:

1 Membaca.

2 Mendengar.
3 Percakapan menarik.
4 Wawancara.
5 Berdiskusi dengan kelompok-kelompok kecil.
6 Berpidato dan presentasi.
7 Menulis surat, memo, dan laporan.

Cara tebaik untuk meningakatkan kemampuan berkomunikasi adalah melalui latihan -


latihan atau praktik-praktik. Seseorang yang telah menulis sepuluh buah laporan biasanya adalah
lebih baik daripada mereka yang hanya menulis dua buah laporan. Anda belajar dari
pengalaman, dan pelajaran yang paling penting dari pengalaman anda adalah belajar dari
kesalahan dan kegagalan yang pernah anda lakukan atau dilakukan orang lain.
Bab III

Penutup

Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan komunikasi bisnis dalam
suatu organisasi tergantung dari hubungan komunikasi, pola komunikasi serta pengelolaannya
dimana itu semua saling terkait satu sama lain. Faktor lainnya juga adalah keterampilan
komunikasi di suatu organisasi jika keterampilan komunikasinya baik tentunya dapat diterima
oleh semua pihak. Namun, jika keterampilan komunikasinya buruk tentunya dapat menimbulkan
masalah, balik lagi kepada hubungan komunikasinya dan pola komunikasinya, jika hubungan
komunikasi dan pola komunikasi tersebut sesuai atau terkordinasi dengan baik tentunya
keberhasilan bisnis dalam suatu organisasi dapat optimal.

Daftar pustaka
Buku Komunikasi Bisnis. BAB 2, EDISI KE 2, Drs. Djoko purwanto, M.B.A.

https://pakarkomunikasi.com/pola-komunikasi-organisasi

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-organisasi

Anda mungkin juga menyukai