Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS


1.1 Pengertian Komunikasi Bisnis
Para ahli memberikan defenisi mengenai komunikasi bisnis yang memberikan pada
kita gambaran untuk memahami komunikasi bisnis secara utuh. Berikut beberapa pengertian
komunikasi bisnis menurut para ahli :
Menurut Purwanto (2006:4), pengertian komunikasi bisnis yaitu komunikasi yang
digunakan dalam dunia bisnis, mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik

komunikasi verbal ataupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.


Menurut Katz (1994:4), Komunikasi Bisnis didefinisikan sebagai adanya pertukaran
ide, pesan, dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan
komersil. Komunikasi bisnis bisa diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam

dunia bisnis dalam rangka mencapai tujuan dari bisnis tersebut.


Menurut Rosenbaltt (1982:7), pengertian komunikasi bisnis menurut beliau ini
dikemukakan dalam sebuah pernyataan komunikasi bisnis merupakan pertukaran ide,
opini, informasi, instruksi dan sejenisnya, yang disajikan secara personal ataupun

nonpersonal melalui simbol atau tanda untuk mencapai tujuan perusahaan.


Menurut Persing (1981:108), Komunikasi bisnis menurut Persing didefinisikan
sebagai proses penyampaian arti dari lambang atau kode-kode yang meliputi
keseluruhan unsur yang ada hubungannya dengan proses penyampaian dan
penerimaan pesan, baik itu berbentuk verbal ataupun berbentuk nonverbal yang
dilakukan di dalam organisasi yang membayar orang secara bersama-sama untuk

memproduksi dan memasarkan barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan.


Menurut Curtis (1992:6), Komunikasi bisnis menurut Curtis adalah komunikasi dalam
organisasi bisnis yang di tunjukan untuk menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan. Menurutnya semakin tinggi kedudukan seseorang dalam suatu bisnis,
maka dia semakin bergantung pada keahlian orang lain dalam membuat suatu
keputusan dan memecahkan masalah untuk suatu keberhasilan.
Dari beberapa pemaparan oleh para ahli mengenai pengertian komunikasi bisnis,

dapat disimpulkan, Komunikasi bisnis adalah pertukaran ide dan informasi yang memiliki
tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau
sinyal yang melibatkan pertukaran informasi secara terus-menerus. Dengan kata lain
komunikasi bisnis adalah teknik komunikasi yang di gunakan untuk meyakinkan seseorang
ataupun kelompok atas suatu bisnis yang sedang kita lakukan.

1.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi bisnis


Komunikasi bisnis merupakan setiap komunikasi yang dipergunakan untuk berbagai
kepentingan bisnis, seperti untuk membangun partnerships, sumber daya intelektual, atau
untuk mempromosikan satu gagasan, produk, servis, atau pun suatu organisasi. Sasaran
komunikasi bisnis yakni untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan.
Komunikasi bisnis memiliki beberapa fungsi khusus. Fungsi komunikasi bisnis terdiri
dari fungsi informative, regulatory, persuasive, integrative :
a. Informative
Fungsi informative dalam kegiatan komunikasi bisnis, diperlukan oleh karyawan
maupun manajer untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya secara efisien. Pada
prinsipnya, informasi yang dibutuhkan mengenai :
Hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti: tujuan yang harus dicapai,

prosedur, dan aturan-aturan yang berlaku.


Keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan, seperti dalam hal: laba dan standar

kerja.
Sosio emotional perusahaan secara keseluruhan.
b. Regulatory
Komunikasi dalam bisnis juga berfungsi sebagai pengendali dan pengatur perusahaan.
Komunikasi yang berfungsi sebagai pengendali ini bentuknya dapat berupa perintah
dan laporan.
c. Persuasive
Fungsi persuasif pada komunikasi, umumnya tercermin dalam interaksi antara
karyawan, di mana seorang karyawan berupaya agar orang yang diajak berkomunikasi
untuk menerima ide, jalan pikiran, dan penguasaan dirinya.
d. Integrative
Komunikasi dalam bisnis atau organisasi juga berfungsi sebagai integratif, yakni
untuk membuat organisasi atau perusahaan tersebut dapat beroperasi secara utuh dan
terpadu. Dalam hal ini, termasuk juga fungsi koordinasi dan penjadwalan aktivitas,
penetapan saluran informasi dan otoritas, serta untuk menarik dan melatih karyawan.
Dalam komunikasi bisnis, terdapat beberapa tujuan tertentu. Berikut ini adalah
beberapa tujuan komunikasi bisnis yakni :
Meningkatkan goodwill (nama baik) perusahaan
Meningkatkan hubungan baik perusahaan dengan masyarakat
Meningkatkan fungsi kepemimpinan dalam perusahaan
1.3 Jenis-Jenis Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas
hubungan antara manusia atau kelompok. Berdasarkan atas konsep tersebut maka jenis
komunikasi terbagi kepada :
1. Komunikasi intrapribadi

Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi


dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir. Komunikasi
interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling
kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung
diketahui balikannya. (Muhammad, 2005). Komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau
sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera (Effendy,2003).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah
komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,
guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2005).
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi
antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif
dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui
tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator
mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau
tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya
seluas-luasnya.
Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
Redding yang dikutip Muhammad (2005) mengembangkan klasifikasi komunikasi
interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan
dan wawancara.
Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan

orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.


Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara
sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan
informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan
berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik,

teknologi dan lain sebagainya.


Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam
kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain.

Misalnya seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi

maka atasannya akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.


Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua
orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan
yang mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu

pekerjaannya.
2. Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal
berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah
komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,
misalnya suami-istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah
pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan.
Penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri
antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal
secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang
individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi
dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal
dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri
pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness)
terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk
memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu
untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh
melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang
mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Aktivitas dari
komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri
pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau
perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan
berimajinasi secara kreatif .Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan
perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan
pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan
penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada
identitas spesifik dari individu (Fisher 1987). Elemen dari kesadaran diri adalah

konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang
berbeda beda (multiple selves).
3. Komunikasi kelompok (kecil)
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok
kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam
komunikasi kelompok.
4. Komunikasi publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah
orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi
ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik
adalah: berlangsung lebih formal; menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut
kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi
di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang
direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsifungsi tertentu.
5. Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih
besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi
diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6. Komunikasi massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan
media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang
dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim,
dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat
dan selintas.
1.4 Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, tergantung pilihan yang
dianggap

paling

tepat

oleh

pengirim.

(baik lisan atau tertulis) maupun nonverbal.


a. Komunikasi Verbal
Komunikasi dalam bisnis dapat

Komunikasi

efektif

dapat

tergantung

berbentuk

pada

verbal

keterampilan

menyampaikan (melalui tulisan dan berbicara) dan menerima (mendengar dan

membaca) pesan-pesan bisnis. Komunikasi verbal (verbal communication) adalah


bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara
tertulis (written) atau lisan (oral). Sepasang kekasih ber sms- an tiap hari, seorang
presenter membawakan acara musik di stasion televisi, seorang wartawan menulis
berita atau opininya di surat kabar, atau seorang ayah menelpon anaknya, itu
merupakan sebagian kecil contoh komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara
verbal ketimbang nonverbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun
pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Prakteknya, komunikais verbal bisa dilakukan dengan cara :
Berbicara dan menulis.
Umumnya untuk menyampaikan bussines message orang cenderung lebih
menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing). Selain karena alasan
praktis, speaking dianggap lebih mudah menyentuh sasaran karena langsung
didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk
menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan pemahaman dan
pengkajian

matang,

diperlukan

pula

penyampaian

writing.

Semisal

penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin jika hanya disampaikan

dengan berbicara.
Mendengarkan dan membaca.
Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi
ketimbang

menyampaikan

informasi.

Dan

aktivitas

penerimaan

informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan


dan membaca (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih
banyak di antara kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan
kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan listening ini.
Sehingga pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian
kecil yang tercerna dengan baik.
Bentuk Komunikasi Verbal :
membuat dan mengirim surat klaim
membuat dan mengirim surat penawaran harga kepada pihak lain
membuat dan mengirim surat pemesanan barangan kepada pihak lain
membuat dan mengirim surat konfirmasi kepada pelanggan
membuat dan mengirim surat kontrak kerja kepada pihak lain
memberi informasi kepada pelanggan yang meminta informasi tentang produk
baru

berdiskusi dalam suatu tim kerja (team work)


melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja di suatu perusahaan
mengadakan briefing dengan staf karyawan
mengadakan pelatihan manajemen kepada para manajer operasional/lini

bawah
melakukan presentasi proposal pengembangan perusahaan di hadapan tim

penguji
melakukan teleconference dengan pihak lain

b. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara,
sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa
kata-kata (Bovee dan Thill, 2013:4). Menurut Mark Knap, fungsi komunikasi
nonverbal adalah :
Meyakinkan apa yang diucapkan
Menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya
Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, komunikasi nonverbal dapat
dikelompokkan dalam beberapa bentuk :
a. Kinesics ialah komunikasi nonverbal yang ditunjukkan dengan gerakan tubuh.
Gerakan tubuh dibagi dalam lima kelompok yaitu :
Emblems : isyarat yang memiliki arti langsung pada simbol yang dibuat oleh
gerakan badan
Illustrators : gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu
Affect display : isyarat yang terjadi karena dorongan emosional
Regulators : gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala
Adaptory : gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan
b. Gerakan mata : Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang.
c. Sentuhan ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan.
d. Paralanguage ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara
sehingga penerima dapat memahami sesuatu di balik apa yang diucapkannya.
e. Diam merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti. Sikap diam
sangat sulit diterka dan dapat menimbulkan keraguan.
f. Postur tubuh : Manusia lahir dengan berbagai bentuk tubuh. Masing-masing
bentuk tubuh dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan.
g. Warna, dapat memberi arti terhadap suatu objek.
h. Bunyi, jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka
bunyi yang dimaksudkan di sini adalah suara yang dikeluarkan dari berbagai
benda.

i. Bau, merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan untuk


melambangkan status.
1.5 Proses komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak
melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia
dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Menurut Bovee dan Thill, proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:
Pengirim mempunyai suatu idea tau gagasan
Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.
Pengirim menyampaikan pesan
Penerima menerima pesan.
Penerima menafsirkan pesan.
Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim. Proses
komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan
untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
a. Penginterpretasian.
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul
hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke
dalam pesan disebut interpreting.
b. Penyandian.
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut
encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah
pesan abstrak menjadi konkret.
c. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim
lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat
pengirim pesan.
d. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga
pesan diterima oleh komunikan.
e. Penerimaan

Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan


jasmaniah komunikan.
f. Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui
peralatan

yang

berfungsi

sebagai

receiver

hingga

akal

budinya

berhasil

menguraikannya (decoding).
g. Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan
dalam bentuk pesan.
Proses komunikasi dapat dilihat pada skema di bawah ini:

Proses komunikasi dapat dilihat dari beberapa perspektif :


a. Perspektif Psikologis
Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian hasil
encoding ditransmisikan kepada komunikan sehingga terjadi komunikasi
interpersonal.
b. Perspektif Mekanis
Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan dengan
bahasa verbal/nonverbal. Komunikasi ini dibedakan :
Proses Komunikasi Primer
Proses komunikasi primer adalah penyampaian pikiran oleh komunikator kepada
komunikan menggunakan lambang sebagai media.
Proses Komunikasi Sekunder
Merupakan penyampaian pesan dengan menggunakan alat setelah memakai
lambang sebagai media pertama.
Proses Komunikasi Linier

Penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.


Proses Komunikasi Sirkular
Terjadinya feedback atau umpan balik dari komunikan ke komunikator.
Kesimpulan terhadap adanya proses komunikasi:
Komunikasi bersifat dinamis.
Tahapan proses komunikasi bermanfaat untuk analisis.
Proses komunikasi dapat terhenti setiap saat.
Pesan komunikasi tidak harus diterima.
Tindak komunikasi merupakan indikasi komunikasi.
1.6 Munculnya Kesalahpahaman Dalam Proses Komunikasi
Ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan
dengan baik. Faktor-faktor penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
empat masalah utama yang mencakup antara lain:
a. Masalah dalam mengembangkan pesan: mecakup munculnya keragu-raguan tentang
isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens,
adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan idea tau
gagasan.
b. Masalah dalam menyampaikan pesan: komunikasi juga dapat terganggu karena
munculnya masalah penyampaian pesan dari pengirim ke penerima. Masalah yang
paling jelas di sini adalah faktor fisik
c. Masalah dalam menerima pesan: adanya persaingan antara penglihatan dan suara,
kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan konsisi lain yang
mengganggu konsentrasi audiens
d. Masalah dalam menafsirkan pesan: perbedaaan latar belakang, perbedaan penafsiran,
dan perbedaan reaksi emosional.
Dalam setiap proses komunikasi, terdapat hambatan-hambatan yang berpotensi
mengganggu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Jika hambatan
yang terdapat dalam proses komunikasi hanya kecil, maka efek yang ditimbulkannya hanya
kecil dan dapat dihilangkan. Apabila hambatan dalam proses komunikasi besar, maka proses
komunikasi dapat terganggu bahkan berpotensi gagal karena hambatan tersebut.
Berikut ini adalah berbagai hambatan dalam proses komunikasi yang dapat terjadi
ketika dua atau lebih orang berkomunikasi. Hambatan-hambatan dalam proses komunikasi
tersebut antara lain:
Kebisingan
Keadaan psikologis komunikan
Kekurangan keterampilan komunikator/komunikan
Kesalahan penilaian oleh komunikator
Kurangnya pengetahuan komunikator/komunikan
Bahasa

Isi pesan berlebihan


Bersifat satu arah
Faktor teknis
Kepentingan /interest
Prasangka
Cara penyajian teralu verbalik, dsb

1.7 Keterampilan Dasar Komunikasi


Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik
secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis
keterampilandasar dalam berkomunikasi, yaitu :
1. Menulis,
2. Membaca,
3. Berbicara;
4. Mendengar
Persentase penggunaan saluran komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Menulis (writing): 9%
2. Mendengarkan (listening): 45%
3. Membaca (reading) : 16%
4. Berbicara ( speaking ) : 30%
Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat
haltersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering
dianggapsebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita
tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif.Aktivitas komunikasi adalah
aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara
khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secaracepat dan efektif ataupun
berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.
Menurut Stephen Covey (1997), komunikasi merupakan keterampilan yang penting
dalam hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar
apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita
menyampaikan pesankepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar
mendengar kalimat yangdisampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat
utama dalamkomunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika
sertaintegritas pribadi yang kuat.
Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim
atauseberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa
penguasaanketerampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang
efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas.
Untuk dapatmelakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan
pesan atauinformasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta

keterampilanmenggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang
sangat penting

BAB 2
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI, GAYA KEPEMIMPINAN,
DAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
2.1 Komunikasi Antar Pribadi
Ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan tingkah laku dan pendapat
yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Secara
umum dapat didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara dua individu atau
lebih yang dapat berlangsung secara tatap muka (face to face). Komunikasi Antar Pribadi ini
bisa juga berlangsung dengan menggunakan alat bantu atau media seperti: telepon, surat,
telegram dan sebagainya.
Di dalam suatu masyarakat, Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang
dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi
(bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang
mudah dipahami (informal). Sedangkan dalam suatu organisasi komunikasi antarpribadi
merupakan komunikasi yang terjadi antara manajer dengan karyawan atau karyawan dengan
karyawan.
Komunikasi antar pribadi dikatakan efektif dalam merubah perilaku orang lain apabila
kesamaan makna mengenai apa yang dibincangkan. Ciri khas yang tampak dalam komunikasi
ini adalah arus balik langsung yang dapat ditanggkap oleh komunikator, baik secara verbal
dalam bentuk kata- kata maupun secara nonverbal dalam bentuk gerak- gerik seperti
anggukan dan lain sebagainya. Selam proses komunikasi antar pribadi langsung, antar
komunikator dan komunikan tersebut akan terjadi adanya pengertian fungsi secara bergiliran
satu sama lain. Proses berubahnya perilaku atau inggkah laku individu adalah melaluli
beberapa tahapan dimana satu tahap dengan tahap lainya saling berhubungan. Seorang
individu menerima informasi, kemudian mengelolanya, menyimpan dan menghasilkan
kembali dalam bentuk satu keputusan berupa penolakan atau penerimaan terhadap informasi
yang disampaikan tersebut.
2.2 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Berikut pemaparan definisi dari komunikasi antar pribadi oleh beberapa para
ahli/pakar :
Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua

orang atau lebih secara tatap muka (Cangara, 2004:31)


Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang, dimana terjadi kontak
langsung dalam bentuk percakapan, komunikasi jenis ini bisa langsung secara
berhadapan muka (face to face) bisa juga melalui medium, umpamanya telepon. Ciri

khas komunikasi antar pribadi adalah dua arah atau timbal balik (Effendy, 2003 : 61).
Dean Barnulus dalam Liliweri, (1991:12). mengemukakan bahwa komunikasi antar
pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua individ, tiga individu

ataupun lebih yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.


De Vito dalam Liliweri, (1991:13) mendefinisikan komunikasi antar pribadi
merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau

sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.


Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara

individu-individu (Littlejohn, 1999).


Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi
tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada

kerumunan orang (Wiryanto, 2004).


Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran
informasi serta pemindahan pengertian antara 2 orang atau lebih di dalam suatu
kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back). (Widjaja,
1993)
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikemukakan bahwa komunikasi antar

pribadi adalah komunikasi di mana orang orang yang terlibat dalam komunikasi
menganggap orang lain sebagai pribadi dan bukan sebagai objek yang disamakan dengan
benda, dan komunikasi antar pribadi merupakan suatu pertemuan (encounter) diantara pribadi
pribadi. Disamping itu komunikasi juga merupakan interaksi antara orang orang atau
pribadi pribadi yang terlibat secara utuh dan langsung satu sama lain dalam menyampaikan
dan penerimaan pesan sacara nyata.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang
lain, karena dapat menggunakan kelima alat indra untuk mempertinggi daya bujuk pesan
yang kita komunikasikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna,
komunikasi antarpribadi berperan penting sehingga kapan pun, selama manusia masih
memiliki emosi.

2.3 Tujuan Komunikasi Antarpribadi


Adapun fungsi dari komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan
insani (human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi
ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain
(Cangara, 2004:33). Fungsi global dari pada komunikasi antar pribadi adalah menyampaikan
pesan yang feed backnya diperoleh saat proses komuniksi tersebut berlangsung. (Widjaja,
1993).
Komunikasi antar pribadi dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara
pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang bisa memperoleh
kemudahaan dalam hidupnya karena memiliki banyak sahabat. Melalui komunikasi
antarpribadi, seseorang juga dapat berusaha membina hubungan yang baik, sehingga
menghindari dan mengatasi terjadinya konflik dengan orang lain.
Fungsi komunikasi interpersonal adalah sebagai tujuan di mana komunikasi
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi utama komunikasi ialah mengendalikan
lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi, dan sosial.
Sebagaimana telah dikemukaan bahwa komunikasi insani atau human communication baik
yang non antarpribadi maupun yang antarpribadi semuanya mengenai pengendalian
lingkungan guna mendapatkan imbalan seperti dalam bentuk fisik, ekonomi, dan social.
Miller & Steinberg dalam (Budyatna & Ganiem, 2011). Keberhasilan yang relatif dalam
melakukan pengendalian lingkungan melalui komunikasi menambah kemungkinan menjadi
bahagia, kehidupan pribadi yang produktif. Kegagalan relative mengarah kepada
ketidakbahagiaan akhirnya bisa terjadi krisis identitas diri.
Kemudian Widjaja (1993) menambahkan beberapa tujuan dari komunikasi antar
pribadi, yaitu :
Mengenal diri sendiri dan orang lain.
Komunikasi antarpribadi memungkinkan kita untuk mengetahui lingkungan kita

secara baik.
Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.
Mengubah sikap dan prilaku.
Bermain dan mencari hiburan dengaan berbagai kesenangan pribadi.
Membantu orang lain dalam menyelesaikan persoalan.

Menurut Purwanto (2006) Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut
1. Menyampaikan informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang lain, tentu saja seseorang memiliki berbagai
macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan

informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi
tersebut.
2. Berbagi pengalaman
Dengan komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi
pengalaman baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan. Contoh: ketika si A telah belajar di luar negeri, dia akan menceritakan
dan berbagi pengalaman yang di alaminya selama di luar negeri
3. Menumbuhkan simpati
Misalnya ketika seorang bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada
sahabatnya, maka akan tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya sehingga akan
timbul rasa ingin membantu untuk menyelesaikan permasalahannya.
4. Melakukan kerja sama
Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama
antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh : dalam tugas
mata kuliah biasanya ada tugas kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih.
Maka dengan komunikasi maka akan timbul kerjasama supaya dapat menyelesaikan
tugas kelompoknya dengan baik.
5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan
Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa
kecewa atau kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit
banyak akan mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah
bercerita apa yang selama ini dipendam. Contoh : seorang anak akan curhat kepada
ibunya tentang apa yang dirasakannya, baik itu rasa kekecewaan atau kekesalan
terhadap temannya di sekolah.
6. Menumbuhkan motivasi
Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam
diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk
melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan cara-cara seperti pemberian
insentif yang bersifat financial maupun non financial, memberikan pengakuan atas
kinerjanya ataupun memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
Contoh : ketika seorang sahabat mendengarkan keluhan temannya, maka sahabat itu
akan terus mensupport dan memberi motivasi kepada temannya untuk tetap teguh,
sabar dan kuat dalam menghadapi permasalahannya.
2.4 Gaya Kepemimpinan

Setiap pemimpin memiliki keinginan untuk membangun dan mengembangkan


organisasi yang dipimpinnya agar dapat bersaing dengan organisasi yang lain. Keberhasilan
seorang pemimpin sangat tergantung dengan kemampuannya dalam memimpin orang-orang
disekitarnya, karena keberhasilan organisasi diukur dari sumber daya manusianya. Seorang
pemimpin haruslah memiliki sifat menyayangi, perhatian, dan melayani terhadap apa yang
dipimpinnya. Itu diukur dari bentuk kepeduliannya terhadap kebutuhan, keinginan, impian
dan harapanorang-orang yang dipimpinnya.
Di dalam kepemimpinannya seorang pemimpin haruslah memiliki komunikasi yang
baik dalam memberikan tugas atau arahan kepada bawahannya, agar bawahan tidak merasa
seperti diperintah, dan merasa senang diperlakukan atasannya. Dan karena kesenangan yang
dirasakan bawahan akan berdampak pada pekerjaannya, ia akan lebih bias meningkatkan
efektivtas kerjanya. Oleh karena itu, Dalam komunikasi antar pribadi suatu organisasi bisnis
maupun non bisnis tidak dapat dilepaskan dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh
seorang manajer. Ada berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam
suatu organisasi (Purwanto, 2006), antara lain:
1. Teori X dan Y
Salah satu model perilaku kepemimpinan adalah Teori X dan Y yang dikemukakan
oleh Douglas McGregor. Teori X danY didasarkan pada berbagai asumsi tetang para
karyawan/pegawai dan bagaimana memotifasi mereka. Asumsi yang dikembangkan
dalam teori X pada dasarnya cenderung negative dan gaya kepemimpinan yang
diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan petunjuk (directive
leader style). Gaya kepemimpinan petunjuk sangatlah tepat diterapkan manakala
karyawan yang menjadi bawahannya tersebut cenderung pasif, malas bekerja, tidak
kreatif, dan inovatif. Sementara itu, asumsi yang dikembangkan dalam teori Y pada
dasarnya cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya
kepemimpinan partisipatif (participative leader ship). Dalam teori Y diasumsikan
bahwa karyawan cenderung berperilaku positif. Ringkasnya dalam teori X dan Y
Douglas McGregor berusaha mengungkapkan bagaimana perilaku karyawan dalam
bekerja dan sekaligus bagaimana gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam
situasi lingkungan kerja yang berbeda, termasuk bagaimana komunikasi antarpribadi
(manajer dan bawahan) tersebut dikembangkan dalam lingkungan kerjanya.
2. Gaya Kepemimpinan Pengarahan
Gaya kepemimpinan pengaraha tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para
karyawan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menjalankan tugas tertentu.

Disamping itu, tugas pekerjaan yang harus diselesaikan cenderung komplek dan
rumit.
3. Gaya Kepemimpinan Pembekalan
Gaya kepemimpinan pembekalan tepat digunakan pada situasi dimana para karyawan
telah memiliki pengalaman yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Di samping
itu, para karyawan memiliki motifasi yang cukup tinggi dalam menyelesaikan setiap
pekerjaannya.
4. Gaya Kepemimpinan Dukungan
Gaya kepemimpinian dukungan tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana para
karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan
hubugan yang baik dengan seorang manajer.
5. Gaya Kepemimpinan Delegasi
Gaya kepemimpinan pendelegasian tepat digunakan pada situasi dan kondisi dimana
para karyawan telah memahami dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang harus
diselesaikan, sehingga mereka layak untuk menerima pendelegasian tugas dari
manajer.
6. Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan yang dapat berubah
seiring dengan dinamika yang berkembang dalam diri para karyawan. Ada tiga
kemampuan/ketrampilan penting yang perlu diperhatikan dalam menetapkan
kepemimpinan situasional, yaitu :
Keterampilan Analisi (Analytical skill) Keterampilan analisis merupakan
keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer dalam melakukan evaluasi

atau penilaian kerja bawahan (karyawan) dalam melaksanakan pekerjaan mereka.


Keterampilan Fleksibilitas Penerapan gaya kepemimpinan kadang kala
diterapkan secara kaku, tetapi dapat juga diterapkan secara luwes tergantung pada
situasi dan kondisi yang ada. Keterampilan fleksibilitas merupakan keterampilan
yang harus dimiliki seorang manjer dalam menerapkan gaya kepemimpinan dalam

situasi dan kondisi yang tepat berdasarkan analisis yang tepat pula.
Keterampilan Komunikasi Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan
yang harus dimiliki oleh seorang manajer untuk menyampaikan ide atau

gagasannya kepada bawahannya.


7. Kepemimpinan Inti
Menurut Hellriegel dan Slocum,seorang manajer yang dinamis harus memiliki lima
kemampuan yang dikenal sebagai keahlian kepemimpinan inti (core leadership skills),
yaitu :
Pemberdayaan

Pemberdayaan pada dasarnya merupakan kemampuan seorang manajer untuk

berbagi pengaruh dan kendali (control) dengan para karyawannya


Intuisi
Menurut Griffin (2002),intuisi adalah keyakinan bawaan dalam diri seeorang
mengenai sesuatu tanpa pertimbangan dasar. Dalam pengambilan keputusan

seorang manajer mendasarkan pada rasionalitas dan logika.


Pemahaman Diri
Pemahaman diri pada dasarnya merupakan kemampuan untuk mengenal diri
sendiri, baik kekuatan maupun kelemahannya. Seorang manajer harus mampu
menilai apa saja kekuatan yang dimilikinya dan kelemahan yang ada pada

dirinnya.
Visi
Secara umum, visi merupakan kemampuan untuk berimajinasi pada situasi yang

berbeda dan situasi yang lebih baik dengan cara bagaimana mencapainya.
Kesesuaian Nilai (value congruence)
Merupakan kemampuan untuk memahami dan memadukan prinsip-prinsip
organisasi dengan nilai-nilai karyawan.ketidaksesuaian antar keduanya akan
berdampak pada terganggunya kelancaran kegiatan operasioanal suatua organisasi
perusahaan.

2.5 Komunikasi Lintas Budaya


Semakin semaraknya komunikasi bisnis lintas budaya tidak lepas dari semakin
pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi juga kesempatan masuknya
berbagai kegiatan bisnis dari satu negara ke negara lain semakin terbuka. Sebagai salah satu
jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman-kesalah pahaman akibat perbedaan budaya
adalah dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain,
mengetahui prinsip- prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktikannya dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi lintas budaya
ini semakin terasakan karena semakin terbukanya pergaulan kita dengan orang-orang dari
berbagai budaya yang berbeda, kemajemukan dengan berbagai ras, suku bangsa, agama, latar
belakang pendidikan, dan sebagainya.
2.6 Pengertian Dan Pentingnya Komunikasi Antar Budaya
Para ahli dalam ilmu komunikasi dan budaya telah memaparkan pengertian dari
komunikasi Antar budaya, berikut beberapa pendapat ahli mengenai definisi dari komunikasi
antar budaya :

Komunikasi bisnis antar budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia
bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-

faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara. (Purwanto, 2006)


Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan Richard E.
Porter Intercultural Communication, A Reader-komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antar suku

bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas sosial.


Samovar dan Porter juga mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi di antara

produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda.
Charley H. Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi
yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi dan
kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan yang

mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta.


Guo-Ming Chen dan William J. Stratosta mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya
adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku

manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok


Komunikasi antar budaya adalah pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif
antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya. (Liliweri, 2004)
Dari beberapa pemaparan di atas dapat kita mengerti secara umum, komunikasi lintas

budaya merupakan komunikasi antar pribadi dari kebudayaan yang berbeda. Baik
kebudayaan antar daerah atau dari dalam suatu Negara ataupun kebudayaan antar Negara.
Komunikasi antar budaya sangatlah penting untuk menghubungkan antara individu
disuatu daerah tertentu atau suatu Negara tertentu yang berbeda latar belakang budaya.
Karena perbedaan latar belakang budaya dapat memicu adanya kesalah pahaman antar
pribadi ketika mereka saling berkomunikasi, sebab seperti kita tahu bahwa baik bahasa non
verbal ataupun verbal suatu individu dalam suatu daerah tertentu berbeda. Sedangkan kita
sendiri sebagai makhluk social yang tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan orang lain,
apa jadinya apabila kita tidak bisa menyamakan pemahaman antar pribadi satu dengan
pribadi yang lain, dan lebih dari itu, setiap Negarapun pasti akan berinteraksi dengan Negara
yang lain maka dari itu terdapat adanya media massa dan situs internet yang dapat
menghubungkan antara Negara satu dengan Negara yang lain untuk dapat mengetahui satu
sama lain informasi yang sedang terjadi dinegara-negara tertentu. maka dari itu sangatlah
penting untuk kita mempelajari komunikasi antar budaya agar kita mengetahui dan
memahami bagaimana cara kita berinteraksi dengan orang yang berbeda latar belakang
kebudayaan dengan kita. Sehingga kita dapat berinteraksi secara efektif.

Begitu juga halnya dalam konteks bisnis, Dalam era perdagangan bebas dan
globalisasi, perusahaan-perusahaan besar mencoba melakukan bisnis secara global. Pada
umumnya, perusahaan-perusahaan besar beroperasi di bidang manufaktur, ekplorasi, maupun
jasa menggunakan beberapa pendekatan kultural untuk membantu mengembangkan
perusahaan mereka. Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi
bisnis lintas budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di
antara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau
lebih dalam melakukan komunikasi antar budaya, baik melalu tulisan maupun lisan. Semakin
banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini
akan menjadikan komunikasi antar budaya semakin penting.

2.7 Memahami Budaya dan Perbedaan Budaya


Setiap orang hidup, tumbuh dan berkembang dalam suatu kelompok-kelompok
tertentu, baik yang berkaitan dengan kelompok keagamaan, profesi, dan bisnis. Mereka
masing-masing menerapkan suatu aturan maupun perilaku yang sesuai dengan budayanya.
1. Defenisi Budaya
Berikut adalah beberapa defenisi tentang budaya :
Menurut Lehman, Himstreet dan Baty (1996), budaya diartikan sebagai

sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.


Menurut Hofstede, Hofstede, & Michael (2010), budaya diartikan sebagai
pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu

kategori orang dari dari kategori lainnya.


Menurut Bovee dan Thill (2002), budaya diartikan system sharing atas symbolsimbol kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan dan norma-norma untuk

berperilaku.
Menurut Murphy dan Hildebrand (1991), budaya adalah sebagai tipikal

karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.


Menurut Mitchel & Larson (2008), budaya adalah seperangkat nilai-nilai inti,
kepercayaan, standar, pengetahuan, moral, hokum dan perilaku yang disam,paikan
oleh individu-individu dan masyarakat yang menentukan bagaimana seseorang

bertindak, berperasaan dan memandang dirinya serta orang lain.


2. Komponen Budaya
Menurut Lehman, Himstreet dan Baty (1996), setiap elemen terbangun oleh beberapa
komponen utamanya, yaitu: nilai-nilai (baik atau buruk, diterima atau ditolak), norma-

norma (tertulis dan tidak tertulis), symbol-simbol (warna logo suatu perusahaan),
bahasa dan pengetahuan.
Menurut Cateora (1996), budaya memiliki beberapa elemen :
Budaya material (Material Culture)
Dibedakan ke dalam dua bagian yaitu teknologi dan ekonomi. Teknologi
mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau membentuk
material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada
umumnya sedangkan ekonomi adalah sebagai suatu cara orang menggunakan
segala kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dirinya

maupun orang lain.


Organisasi Sosial (Social Institution)
Dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana
seseorang berhubungan dengan orang lain, mengorganisasikankegiatan mereka
untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar perilaku yang

dapat diterima oleh generasi berikutnya


System Kepercayaan atau Keyakinan (Belief System)
Yang dianut oleh suatu masyarakat akan berpengaruh terhadap system nilai yang
ada di masyarakat tersebut.
Estetika (Aesthetics)
Berkaitan dengan sni, dongeng, hikayat, music, drama dan tari-tarian.
Bahasa (Language)
Bahasa adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam mengungkapkan

sesuatu melalui symbol-simbol tertentu kepada orang lain.


3. Tingkatan Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrant (1991), dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan
budaya yaitu :
Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun temurun dari satu generasi ke

generasi berikutnya dan hal itu bersifat formal atau resmi.


Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai,

(digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.
Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting.
4. Mengenal Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya dapat dilihat dari (Purwanto, 2006) :
Nilai nilai Sosial

Secara umum, orang-orang Amerika berpandangan bahwa uang akan dapat


mengatasi berbagai masalah, kekayaan yang diperolah dari usahanya sendiri
merupakan sinyal superioritas, dan orang yang bekerja keras lebih baik daripada

yang tidak berkerja keras.


Peran dan Status
Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang termasuk siapa
berkomunikasi dengan siapa, apa yang mereka komunikasikan dan dengan cara
bagaimana mereka berkomunikasi. Sementara itu, di negara-negara maju seperti
Amerika Serikat dan Eropa, peran wanita didunia bisnis sudah cukup kuat. Oleh
karena itu tidaklah mengherankan kalau seorang wanita dinegara-negara maju
tersebut menduduki posisis-posisis penting dalam suatu perusahaan.
Begitu pula dalam hal konsep status, yang cara pandangnya berbeda dari negara
satu dan negara lainnya. Kebanyakan status para eksekutif di Amerika Serikat
dilihat dari simbol-simbol yang bernuansa matrealistik. Status sebaga seorang
eksekutif ditandainya dengan ruang sudut kantor yang luas, karpet mahal, meja
kerja eksekutif dan asesoris yang menarik. Sementara itu di Perancis status
seorang eksekutif dilihat dari ruang kerja ditengah-tengah suatu area terbuka yang
dikelilingi oleh pegawai-pegawai yang lebih rendah. Di Indonesia status seorang
eksekutif dapat dilihat dari penataan ruang kerja yang terkesan lux dan seberapa

mewah jenis kendaraan yang digunakan.


Pengambilan Keputusan
Di Niegara-negara maju seperti AS dan Kanada, para eksekutif selalu berupaya
secepat n seefisien mungkin dalam mengambil suatu keputusan penting.
Umumnya, para manager puncak berkaitan dengan suatau keputusan pokok atau
utama, sedangkan hal-hal yang lebih rinci diserahkan kepada manager yang lebih

bawah.
Konsep Waktu
Sebagian besar penduduk negara maju sudah menyadari bahwa waktu sangatlah
berharga. Untuk menghemat waktu, para eksekutif Amerika dan Jerman membuat
rencana bisnis secara efisien dengan memusatkan perhatian pada tugas tertentu

pada periode tertentu.


Konsep Jarak dan Komunikasi
Sebgaimana masalah waktu, menjaga jarak komunikai juga berbeda untuk budaya
yang berbeda. Ketika melakukan pembicaraan bisnis, para eksekutif Amerika
Serikat dan Kanada menjaga jarak sekitar 5 feet dari lawan bicara. Namun, bagi
para eksekutif Jerman dan Jepang, jarak komunikasi tersebut kurang dekat.

Konteks Budaya
Salah satu dari berbagai macam cara orang menyampaikan pesannya kepada orang
lain sangat ditentukan konteks budaya. Didalam konteks budaya tinggi seperti
Korea Utara atau Taiwan, orang kurang tergantung pada komunikasi verbal, tapi
lebih banyak tergantung pada komunikasi non verbal.

Dalam melakukan

percakapan mereka cenderung menyampaikan pesan secara tidak langsung


(Indirect) yang disertai dengan ekspresi ataupun dengan gerakan-gerakan tubuh;

dalam konteks budaya rendah.


Bahasa Tubuh
Perbedaan bahasa tubuh seringkali

menjadi

sumber

kesalahpahaman

berkomunikasi lintas budaya. Seringkali orang mewaspadai antara kata yang


diucapkan dengan gerakan-gerakan tubuhnya agar dapat diketahui apa maksud
yang sebenarnya. Contoh, Sinyal Tidak orang AS dan Kanada menyatakan

Tidak dengan menggerakkan kepala kekanan dan kekiri.


Perilaku Sosial
Apa yang dianggap sopan oleh suatu negara bisa jadi dianggap dinegara orang
lain. Contoh Dinegara Arab memberikan suatu hadiah kepada istri orang lain
namun tidak mengapa jika hadiah tersebut diberikan untuk anak-anaknya. Di
Jerman memberikan bunga mawar merah kep[ada wanita dianggap sebagai suatu
undangan yang romantis, tetapi menjadi tidak baik jika dikaitkan dengan

hubungan bisnis dengannya.


Perilaku Etis
Perilaku etis dan tidak etis antar negara bisa berbeda. Di beberapa negara,
perushaaan diharapkan membayar sejumlah uang secraa resmi untu persetujuan
kontrak pemerintah. Pembayaran tersebut dianggpa sebagai hal yang rutin
sementara itu bagi negara-negara seperti AS dan Swedia, hal itu bisa

dikategorikan sebagai bentuk suap sehingga tidak etis dan ilegal.


Perbedaan Budaya Perusahaan
Budaya organisasi adalah cara perusahaan dalam melaksanakan sesuatu. Dengan
kata lain, budaya oragnisasi mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain.

2.8 Berkomunikasi Antar Budaya


Purwanto (2006) memberikan beberapa kiat dalam berkomunikasi antar budaya,
antara lain :
1. Belajar tentang Budaya

Ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang yang memiliki budaya
berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi secara efektif bila ia telah mempelajari
budayanya.
Selain belajar bahasa, anda juga harus membaca buku dan artikel tentang budaya
asing tersebut, dan selanjutnya menanyakan secara langsung kepada mitra bisnis
Anda. Usahakan agar Anda berkonsentrasi belajar pada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sejarah budaya, agama, politik, nilai-nilai, dan adat istiadat.
Berikut ini adalah contoh komunikasi lintas budaya ketika melakukan perjalanan ke
suatu negara:
a. di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima sampai dengan tujuh
ayunan; melepas jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk
penolakan. Di Perancis, orang berjabat tangan cukup dengan hanya sekali ayunan
atau gerakan.
b. Jangan memberikan hadiah minuman-minuman beralkohol di negara-negara Arab.
c. Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, jangan
heran kalau di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin keluar
untuk menunaikan ibadah sholat karena setiap Muslim wajib sholat lima kali
sehari.
d. Anda dianggap menghina tuan rumah jika Anda menolak tawaran makanan,
minuman atau setiap bentuk kebaikan di negara-negara Arab. Namun, anda juga
jangan cepat-cepat menerima segala bentuk tawaran tersebut. Kalau mau menolak
suatu tawaran, tolaklah dengan cara-cara sopan.
e. Tekankan usia perusahaan Anda ketika berhubungan bisnis dengan pengusaha di
Jerman, Belanda, dan Swiss.
2. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu
sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim
dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif. Namun, perlu diingat dua hal
penting, yaitu pertama, jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami
budaya orang lain secara utuh atau sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada
pola generalisasi terhadap perilaku seseorang dari budaya yang berbeda.
Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu
seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan
dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang diperlukan seseorang ketika
berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.

a. Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti. Jangan berasumsi


bahwa orang lain memiliki pandangan sama sampai benar-benar menjadi
kenyataan.
b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan berasumsi bahwa
ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi dengan orang lain.
c. Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh dan terimalah
perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau penilaian tentang mereka.
d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan itu
dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan sejenisnya dalam
berbagai budaya yang berbeda.
e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk membayangkan
perasaan orang lain bagaimana dan mengapa berkomunikasi.
f. Menahan sikap ambiguitas/mendua. Belajar untuk mengendalikan kekecewaan
pada situasi yang membingungkan.
g. Jangan melihat sesuatu yang superfisial. Jangan diganggu dengan sesuatu seperti
pakaian, penampilan, atau ketidaknyamanan lingkungan.
h. Sabar dan tekun. Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang
memiliki budaya berbeda, jangan mudah menyerah.
i. Mengenal bias budaya Anda sendiri. Belajar untuk mengidentifikasi ketika asumsi
Anda berbeda dengan orang lain.
j. Fleksibel/luwes. Siap mengubah kebiasaan atau sikap Anda ketika berkomunikasi
dengan orang yang memiliki budaya berbeda.
k. Tekankan hal-hal yang biasa. Carilah kesamaan untuk menjalin suatu kerja sama.
l. Mengirim pesan yang jelas. Membuat sinyal verbal dan nonverbal yang jelas dan
konsisten.
m. Tingkatkan kepekaan budaya Anda. Belajar tentang berbagai kebiasaan dan
praktik, sehingga seseorang perlu waspada terhadap potensi munculnya salah
komunikasi.
n. Bersifat individual. Berkomunikasi dengan setiap orang sebagai individu bukanlah
mewakili kelompok lain.
o. Belajar secara langsung. Investigasi setiap budaya, sehingga Anda tahu kapan
mengirim suatu pesan dengan cara langsung atau tidak langsung.
p. Memperlakukan tafsiran Anda sebagai hipotesis kerja. Saat Anda memahami
budaya asing, berhati-hatilah terhadap umpan balik yang dilakukan si penerima
pesan.
3. Negosiasi Lintas Budaya
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan
negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun
bervariasi. Contohnya, negosiator dari Amerika Serikat cenderung relatif impersonal

dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan mereka dalam sudut pandang
ekonomi dan biasanya mereka menganggap unsur kepercayaan penting di antara
mereka. Sebaliknya, para negosiator dari Cina dan Jepang lebih suka pada suasana
hubungan sosial. Jika ingin berhasil bernegosiasi, Anda sebaiknya bersikap bersabar
dan menguasai bagaimana hubungan personal (pribadi) di Cina. Anda harus dapat
menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar membangun kepercayaan dalam
proses negosiasi.
Di Perancis, hubungannya relatif kurang personal dan menyukai suasana yang formal
dan dimulai dengan unsur ketidakpercayaan kepada pihak lain. Negosiator dari
budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan metode
pengambilan keputusan yang berbeda. Jika mempelajari budaya partner Anda sebelum
bernegosiasi, Anda akan lebih mudah dalam memahami pandangan mereka. Lebih
lanjut, menunjukkan sikap luwes, hormat, sabar dan sikap bersahabat akan membawa
pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang berjalan, yang pada akhirnya
dapat menemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai