Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Perilaku
Organisasi
Komunikasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen W311700012 Febrina Mahliza, S.E., M.Si

11

Abstract Kompetensi
Komunikasi adalah suatu proses Mahasiswa mampu memahami definisi,
pengiriman dan penerimaan pesan. fungsi, jenis-jenis dan hambatan-
Fungsi komunikasi yakni control, hambatan komunikasi.
motivation, emotional expression, dan
information. Jenis-jenis komunikasi yaitu
komunikasi lisan, tulisan dan nonverbal.
Pembahasan
A. Definisi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam bentuk verbal atau lisan, yakni
secara langsung atau dalam bentuk nonverbal, yakni melalui perantara atau media.
Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan. Komunikasi
adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memiliki tujuan tertentu
yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau sinyal.
Dengan kata lain, komunikasi harus meliputi pemindahan dan pemahaman
makna (transfer and understanding of meaning). Berkomunikasi berarti kita berusaha
untuk mencapai kesamaan makna.

B. Fungsi Komunikasi
Kelompok-
kelompok di  dalam organisasi secara  sengaja  direncanakan atau sengaja
dibiarkanterbentukolehmanajemenselakubagiandaristrukturorganisasi
formal.Kendatibegitu,kelompokjugakerapmunculmelaluiprosessosial
danorganisasiinformal.Organisasiinformalmuncullewatinteraksiantar
pekerja  di  dalam  organisasi  dan  perkembangan  kelompok  jika  interaksi
tersebutberhubungandengannormaperilakumerekasendiri,kendatitidak
digariskan  lewat  struktur  formal  organisasi.  Dengan  demikian,  terdapat
perbedaanantarakelompokformaldaninformal.
Komunikasi dalam organisasi atau kelompok memiliki empat fungsi utama yakni
control, motivation, emotional expression, dan information.
1. Control
Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan
beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal
yang harus dipatuhi oleh karyawan. Bila karyawan, misalnya, diminta untuk terlebih
dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke
atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan
perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian.
Komunikasi informal juga mengontrol perilaku. Jika sebuah kelompok kerja
mengusik seorang anggota yang bekerja terlalu berlebihan (membuat anggota
lainnya terlihat buruk), mereka berkomunikasi secara informal dan mengontrol
perilaku anggota.

2. Motivation

2019 Perilaku Organisasi


2 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para karyawan
apa yang harus dilakukannya. Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat
dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.

3. Emotional Expression
Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan
mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan
kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi
perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

4. Information
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan, individual dan kelompok
memerlukannya untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna
mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah tahapan antara pengirim dengan penerima yang
menghasilkan pemindahan (transfer) dan pemahaman makna. Pesan tersebut
disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima. Pesan disandikan
dengan cara diubah menjadi suatu bentuk simbolis dan dialihkan melalui perantara
(saluran) kepada penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi) pesan
yang diberikan pengirim.
Unsur-unsur proses komunikasi (Gambar 1) yaitu:
 The sender (pengirim)
Pengirim adalah orang yang mempunyai ide atau pemikiran untuk disampaikan
kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima
pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.

 Encoding
Pada tahap ini pengirim membuat kode atau simbol sehingga ide atau
pemikirannya dapat dipahami oleh orang lain.

 The message (pesan)


Pesan adalah produk fisik aktual dari penyandian atau pengkodean si pengirim.
Pesan dapat berupa verbal atau non verbal.

2019 Perilaku Organisasi


3 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 The channel (saluran)
Saluran adalah media penyaluran pesan. Saluran adalah sarana yang telah
diseleksi oleh pengirim tentang melalui perantara apa pesan akan disampaikan.
Saluran komunikasi terdiri atas saluran formal dan informal. Saluran formal
(formal channels) adalah saluran komunikasi yang dibangun oleh sebuah
organisasi untuk menghantarkan pesan-pesan yang berkaitan dengan aktivitas
profesional para anggotanya. Saluran informal (informal channels) adaah
saluran komunikasi yang diciptakan secara spontan dan yang muncul sebagai
respon terhadap pilihan individu. Saluran informal digunakan untuk mengirim
pesan pribadi atau sosial didalam organisasi.

 Decoding
Tahapan mengartikan atau menafsirkan simbol atau kode menjadi bentuk yang
dapat dipahami.

 The receiver (penerima)


Penerima adalah orang (subjek) yang kepada siapa pesan diarahkan atau dituju.

 Noise
Noise mewakili hambatan komunikasi yang mendistorsi kejelasan pesan seperti
masalah persepsi, kelebihan informasi, kesulitan semantik atau perbedaan
budaya.

 Feedback (umpan balik)


Umpan balik adalah tanggapan dari si penerima kepada si pengirim. Umpan
balik menjadi cek bagaimana kesuksesan pemindahan pesan sebagaimana
yang dimaksudkan. Hal ini menentukan apakah pemahaman pesan telah
tercapai.

2019 Perilaku Organisasi


4 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. The Communication Process

D. Arah Komunikasi
Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai arah, antara lain sebagai berikut (Gambar 2):
 Downward Communication ( komunikasi ke bawah)
Adalah komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam sebuah kelompok /
organisasi ke tingkat yang lebih rendah. Komunikasi semacam ini biasanya terjadi
secara hierarki dalam sebuah organisasi perusahaan seperti pemimpin kepada
karyawan. Misalnya para manajer yang berkomunikasi dengan para bawahannya.
Pola ini biasanya digunakan oleh para manajer atau pemimpin kelompok untuk
menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan
dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan
mengemukakan umpan balik tentang kinerja.
Dalam aliran komunikasi ini terdapat kebaikan dan keburukannya.
Kebaikannya adalah para pemimpin yang memiliki kewenangan dengan mudah
mengatur para karwayannya dalam mencapai tujuan organisasi dan mengontrol
organisasi. Akan tetapi keburukannya adalah komunikasi yang terjalin tidak berjalan
dengan efektif karena komunikasi yang berjalan hanya komunikasi satu arah yakni,
dari atasan ke bawahan tanpa ada umpan balik atau feedback yang diperbolehkan.

 Upward Communication (komunikasi ke atas)


Adalah komunikasi yang mengalir ke tingkat lebih tinggi dalam kelompok atau
organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran, dan menyampaikan

2019 Perilaku Organisasi


5 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas menyebabkan para manajer
menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan
organisasi secara umum. Dengan komunikasi ke atas juga manajer dapat
mendapatkan gagasan untuk memperbaiki kondisi yang dihadapi.
Positifnya komunikasi ini mempermudah karyawan untuk memberikan feedbak
dan memberikan ide – ide untuk kemajuan organisasi, akan tetapi negatifnya adalah
pemimipin atau manager akan sulit mengontrol jalannya tujuan organisasi dan akan
mengganggu.

 Lateral Communication (komunikasi lateral)


Komunikasi yang terjadi dalam sebuah kelompok kerja yang sama, pada
tingkatan yang sama, atau horizontal. Komunikasi horizontal berfungsi untuk
menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. Seringkali hubungan ini diciptakan
secara informal utuk mempersingkat hierarki vertical dan mempercepat tindakan.
Kelebihannya adalah komunikasi yang efektif dalam mencapai sebuah tujuan
tertentu. Buruknya adalah menghilangnya tanggung jawab yang sesungguhnya lebih
mengutamakan pada tujuan adanya komunikasi lateral.

Gambar 2. Direction of Communications

E. Komunikasi Organisasi
 Formal Small-Group Networks (Jaringan kelompok kecil formal)
Jaringan organisasi formal ini bisa jadi sangat rumit, karena bisa jadi mencakup
ratusan orang atau puluhan tingkat hierarki. Jaringan formal ini disederhanakan

2019 Perilaku Organisasi


6 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kedalam tiga kelompok kecil yang umum yang masing-masing terdiri dari lima orang.
Tiga jaringan ini adalah rantai (chain), roda (wheel), dan semua saluran (all channel)
(Gambar 3).

Gambar 3. Three Common Small-Group Networks


Rantai (chain) secara tegas mengikuti rantai komando yang formal. Jaringan ini
hampir sama dengan saluran komunikasi yang mungkin kita temukan dalam
organisasi dengan tiga tingkatan yang kaku. Roda (wheel) mengandalkan tokoh
sentral yang bertindak sebagai saluran pusat untuk semua komunikasi kelompok.
Jaringan ini merangsang jarinan komunksi yang akan kita temukan dalam tim dengan
pemimpin yang kuat. Jaringan semua saluran (all channel) memungkinkan semua
anggota kelompok untuk secara aktif untuk saling berkomunikasi. Jaringan semua
saluran ini mungkin paling sering dicirikan dalam praktik yang sering dilakukan oleh
tim swa kelola, dimana semua anggota kelompok bebas memberikan kontribusi dan
tidak ada satu orang pun yang mengambil peran sebagai seorang pemimpin
(Gambar 4).

2019 Perilaku Organisasi


7 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4. Small-Group Networks and Effective Criteria

 The Grapevine
Jaringan komunikasi informal didalam sebuah organisasi disebut dengan
grapevine (selentingan). Meskipun selentingan ini bersifat informal, tidak berarti
selentingan ini bukan merupakan sumber informasi yang penting.
Grapevine merupakan bagian penting dari komunikasi kelompok atau
organisasi. Grapevine menunjukkan kepada para manajer isu-isu yang
membingungkan yang dianggap oleh para karyawan dianggap penting dan memicu
kecemasan. Oleh karena itu, grapevine bertindak sebagai filter dan sebagai
mekanisme umpan balik, yang mengumpulkan isu-isu yang dianggap relevan oleh
para karyawan. Grapevine juga berperan penting dari perspektif manajerial, dimana
adanya kemungkinan menganalisis informasi selentingan dan meramalkan arahnya.

F. Jenis-Jenis Komunikasi
Komunikasi Lisan (Oral Communication)
Sarana utama satu individu melakukan komunikasi dengan individu lainnya
adalah melalui lisan dengan cara berbicara, berpidato, mengobrol, diskusi kelompok
dan lain sebagainya. Salah satu keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan
dalam umpan balik yang dihasilkannya. Pesan verbal dapat disampaikan dan
tanggapan diterima dalam waktu yang relatif singkat.
Disamping memiliki keuntungan diatas, komunikasi dengan lisan pun memiliki
kerugian. Kerugian terbesar dari komunikasi lisan yang muncul dalam organisasi

2019 Perilaku Organisasi


8 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
adalah ketika pesan yang disampaikan harus melewati sejumlah orang. Semakin
banyak orang yang dilewati oleh pesan itu maka semakin besar pula kemungkinan
pesan tersebut mengalami distorsi. Dalam organisasi, dimana setiap keputusan dan
komunikasi lainnya disampaikan dari atasan kepada bawahan secara verbal melalui
lisan maka hal ini memungkinkan untuk terjadinya distorsi pada pesan tersebut.
 Meetings
 Videoconferencing
 Telephone

Komunikasi Tulisan (Written Communication)


Media yang sering digunakan untuk melakukan komunikasi tertulis ini
diantaranya memo, surat, email, fax, sms, laporan berkala organisasi, pengumuman
di papan, buletin dan alat-alat lain yang dikirimkan via kata-kata secara tertulis. Salah
satu keuntungan penggunaan komunikasi tulisan ini adalah karena komunikasi
tulisan ini berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan sebagai bukti.
Umumnya, baik pengirim maupun penerima memiliki catatan komunikasi. Pesan
dapat disimpan dalam waktuyang lama. Jika ada pertanyaan mengenai isi pesan
tersebut, maka secara referensi dicatat dan dapat dijadikan rujukan untuk referensi
selanjutnya.
 Letters
 Powerpoint
 E-Mail
 Instant Messaging
 Text Messaging
 Social Media
 Blogs
 Others

Komunikasi Non Verbal (Nonverbal Communication)


Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
 Body movements
 The intonations
 Facial expressions
 Physical distance

2019 Perilaku Organisasi


9 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
G. Hambatan Komunikasi yang Efektif
Beberapa hambatan dapat memperlambat dan mengubah komunikasi menjadi tidak
efektif, diantaranya yaitu:
1. Penyaringan (filtering)
Dalam proses menyaring informasi ini, pengirim pesan dengan sengaja menyaring
dan menyeleksi informasi sehingga penerima hanya menerima pesan yang baik dan
bagus saja. Sebagai contoh: Seorang manajer yang melaporkan informasi kepada
bosnya berupa informasi yang baik-baik saja merupakan bentuk penyaringan
informasi, karena tidak semua informasi yang disampaikan.

2. Persepsi Penyeleksian (selective perception)


Persepsi penyeleksian menyebabkan seseorang melakukan komunikasi berdasarkan
apa yang menjadi kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik
pribadi orang tersebut. Sebagai contoh: seorang pewawancara yang mengharapkan
karyawan wanita untuk melamar akan lebih cenderung positif dan antusias saat ada
pelamar kerja wanita dibandingkan pelamar kerja pria.

3. Kelebihan Informasi (information overload)


Setiap individu punya kapasitas terbatas untuk memproses data. Ketika informasi
yang diterima melebih kapasitas kita dalam menerima, maka terjadilah kelebihan
informasi. Sebagai contoh: seorang karyawan yang menerima informasi terlalu
banyak dari bosnya akan menyebabkan karyawan tersebut menjadi stress dan
terbeban dengan banyak informasi yang diperoleh, sehingga menghambat feedback
dari karyawan tersebut.
4. Emosi (emotions)
Seseorang dapat menterjemahkan pesan yang sama dengan berbeda saat pesan
tersebut disampaikan dalam kondisi marah dan kondisi bahagia.

5. Bahasa (languages)
Kata-kata yang sama bisa memiliki arti yang berbeda dalam bahasa yang berbeda.
Bahkan dalam bahasa yang sama pun, setiap orang bisa memiliki pengertian yang
berbeda satu sama lain. Usia dan konteks kejadian menjadi 2 faktor yang
berpengaruh besar terhadap perbedaan tersebut.

6. Hening/Bungkam (silence)
Mudah bagi seseorang untuk memilih diam dan tidak berkomunikasi, karena adanya
alasan kurangnya informasi yang diterima. Diam/bungkam dan menyembunyikan

2019 Perilaku Organisasi


10 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
informasi merupakan hal yang umum dan juga merupakan masalah. Penelitian
menunjukkan setiap karyawan setidaknya akan bungkam/diam mengenai suatu
urusan/persoalan yang signifikan. Hal ini menyebabkan adanya halangan bagi
manajer untuk berkomunikasi dan mengetahui mengenai informasi tentang masalah
apa yang terjadi, baik secara operasonal maupun faktor psikologi orang tersebut.

7. Ketakutan/Kekhawatiran dalam Komunikasi (communication apprehension)


Banyak orang yang memiliki ketakutan/kekhawatiran dalam proses komunikasi
langsung. Sebagian besar orang mengalami kesulitan saat berkomunikasi tatap
muka secara langsung, sehingga banyak orang yang mengandalkan media/sarana
untuk berkomunikasi seperti catatan atau telpon. Hal ini menjadi halangan dalam
proses komunikasi yang efektif karena adanya faktor eksternal yang dapat
menyebabkan tidak tersampaikannya pesan.

8. Berbohong/Menipu (lying)
Hambatan komunikasi yang efektif terakhir ialah berbohong. Saat seseorang
berbohong maka pesan yang sesungguhnya tidak tersampaikan dengan baik
sehingga antara penerima maupun pengirim pesan tidak memiliki informasi yang
sama. Mengenai berbohong dalam proses komunikasi merupakan hal yang
berbahaya karena tidak semua orang dapat mendeteksi apakah pesan yang
disampaikan merupakan informasi yang benar atau kebohongan.

H. Implikasi Global
Faktor perbedaan budaya menciptakan potensi adanya masalah dalam komunikasi.
Beberapa dampak implikasi global dalam proses komunikasi:
Hambatan Budaya
Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kesulitan bahasa dalam komunikasi
lintas budaya.
 hambatan yang disebabkan oleh semantik (makna dari kata). Kata-kata
memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda, terutama orang-orang
dari budaya nasional yang berbeda.
 hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata. Kata-kata menyiratkan hal
yang berbeda dalam bahasa yang berbeda.

2019 Perilaku Organisasi


11 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 hambatan yang disebabkan oleh nada yang berbeda. Dalam beberapa
budaya, bahasa sangat formal dalam berkomunikasi, tetapi dalam budaya
yang lain ada beberapa nada yang dapat merubah konteks bahasa yang kita
ucapkan.
 perbedaan yang berada dalam toleransi konflik dan metode untuk
menyelesaikan konflik. Konflik langsung akan membuat sumber perbedaan
pendapat mereka terang-terangan.

Konteks Budaya
Budaya cenderung berbeda dalam mempengaruhi makna individu dan proses
komunikasi. High-context cultures adalah budaya yang sangat bergantung pada
isyarat situasional nonverbal dan halus dalam komunikasi. low-context cultures
adalah budaya yang sangat bergantung pada kata untuk menyelesaikan makna
dalam komunikasi. Dalam high-context cultures (Asia), orang sangat bergantung
pada gaya non-verbal dan isyarat halus dalam berkomunikasi. Dalam low-context
cultures (Eropa dan Amerika Selatan) umumnya bergantung pada berbicara dan
menulis untuk menyampaikan makna.

Daftar Pustaka
Bovee CL, Thill JV. 2013. Komunikasi Bisnis (Edisi Kesembilan Jilid 1). Jakarta: Indeks.
Buchanan, D.A., Huczynski, A.A. 2013. Organizational Behavior, 9th Ed. Harlow: Pearson
Education Limited.
Griffin, R.W., Moorhead, G. 2013. Organizational Behavior: Managing People and
Organizations. Massachusetts: Cengage Learning.
Langton, N., Robbins, S.P., & Judge, T.A. 2015. Organizational Behavior: Concepts,
Controversies, Applications, 17th Canadian Ed. Toronto: Pearson Education Limited.
Purwanto D. 2011. Komunikasi Bisnis (Edisi keempat). Jakarta: Erlangga.

2019 Perilaku Organisasi


12 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Robbins, S.P., Judge, T.A. 2015. Organizational Behavior, 16th Global Ed. Harlow: Pearson
Education Limited.
Wibowo. 2015. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.

2019 Perilaku Organisasi


13 Febrina Mahliza, S.E., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai