Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

ETIK UMB

KOMUNIKASI EFEKTIF

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Mesin U001700009 Sri Anjarwati SE, M.Akt.

05
Abstract Kompetensi
Pada materi ini dipelajari unsur-unsur Mahasiswa diharapkan mampu:
komunikasi, proses komunikasi, dan Menjelaskan pengertian komunikasi dan
pengertian komunikasi yang efektif. unsur komunikasi, mengetahui cara-
Selanjutnya mengetahui cara cara berkomunikasi, memahami bahasa
tubuh, mampu melakukan komunikasi
melakukan komunikasi, baik dengan yang efektif
bahasa lisan, tulisan, maupun bahasa
tubuh.
Komunikasi Efektif
Komunikasi yang baik tidak berarti Anda harus berbicara dalam bentuk kalimat dan
paragraf yang sempurna tetapi cukup yang sederhana dan jelas. (John Paul Kotter)

5.1 Mengapa Kita Berkumukasi


Manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia akan berinteraksi
dengan orang lain. Dalam berinteraksi tersebut terjadi komunikasi. Komunikasi yang baik
(efektif) akan menghasilkan saling pengertian dan terjadilah hubungan sosial sebagaimana
diharapkan.

Fungsi dan manfaat Komunikasi


1. Fungsi Informasi.
Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar
komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi Ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan/pikiran komunikator atas apa yang dia pahami
terhadap sesuatu hal atau permasalahan. Fungsi Kontrol.
3. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan
berupa perintah, peringatan, penilaian, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antarakomunikator dan
komunikan.
5. Fungsi Ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang
dan jasa.

Komunikasi menurut Davis dalam Mangkunegara (2009:145) “Communication is defined


as the process of passing information and understanding from one person to another.”
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung)
ataupun tidak langsung (melalui media). Pengertian komunikasi menurut Hasibuan
(2007:181) ”Komunikasi adalah suatu alat pengalihan informasi dari komunikator kepada
komunikan agar antara mereka terdapat interaksi. Interaktif terjadi komunikasi efektif atau
dipahami”. Sedangkan menurut Robbins (2006:392), “komunikasi adalah perpindahan dan

‘13 ETIK UMB


2 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pemahaman makna. Menurut Srijanti, dkk (2006) komunikasi adalah proses berbagi makna
melalui prilaku verbal (kata-kata) dan non-verbal.
Komunikasi yang terjadi antara dua orang disebut sebagai komunikasi interpersonal.
Sementara komunikasi yang terjadi di dalam diri seseorang disebut komunikasi
interpersonal. Seringkali sebelum melakukan komunikasi dengan orang lain (interpersona),
seseorang akan berkomunikasi dengan dirinya sendiri (intrapersonal). Sebagai contoh,
ketika seorang mahasiswa akan menyampaikan pesan kepada dosennya, dia berbicara
dengan dirinya sendiri ketika akan memilih media untuk menyampaikan pesannya  kepada
sang dosen. Apakah pesan akan disampaikan melalui sms, atau bicara lisan? Kalaupun via
sms, bagaimana sebaiknya pesan tersebut ditulis? Si mahasiswa menyadari bahwa tata
kalimat maupun gaya bahasa yang ia gunakan dalam berkomunikasi dengan sang dosen
akan menentukan interaksinya dengan sang dosen. Jika salah memilih kata, bisa bisa
hubungan antara mahasiswa dengan dosennya menjadi kurang baik.
Menurut David K. Berlo, di setiap proses komunikasi minimal terdapat empat unsure
utama, yaitu: pengirim pesan atau komunikator (source), pesan (message), saluran
komunikasi (channel), dan penerima pesan atau komunikan (receiver). Setiap proses
komunikasi mengharapkan pemaknaan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan dan yang
ditangkap oleh penerima pesan adalah sama. Dengan kata lain terjadi komunikasi yang
efektif.

Menurut Lasswell (1984) cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With
What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?)
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi
adalah suatu proses dimana pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu.

‘13 ETIK UMB


3 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model proses komunikasi menurut Odiorne (1982:87) dapat dilihat pada Gambar di bawah
ini:

Proses Komunikasi menurut Odiorne, 1982:87 dalam Mangkunegara (2009:148)

Penjelasan:
1) Sender, yang memprakarsai pesan. Sender mengharapkan receive (penerima
pesan) dapat mengerti (understanding) ide-ide dan mengubah perilakunya.
2) Message (pesan) merupakan suatu ide yang nyata dalam pikiran pemberi pesan
(sender). Jika ide itu tidak jelas, hal ini harus dijelaskan sebelum sender mulai
menyampaikan idenya kepada orang lain.
3) Dalam mengkomunikasikan ide-ide yang nyata dalam pikiran kita harus
menggunakan kode. Kode itu bisa merupakan kata-kata tertulis, kata-kata verbal,
atau merupakan angka, nomor Kode-kode tersebut harus dipilih sesuai dengan
orang yang akan menerimanya.
4) Encode, pemrosesan kata-kata ke dalam suatu bentuk yang terorganisir.
5) Transmit merupakan pengiriman pesan melalui media yang digunakan.
6) Decode, pesan yang diberikan oleh sender yang dapat dimengerti oleh receiver.
7) Receiver merupakan orang yang menerirna pesan yang disampaikan oleh sender.
8) Feedback merupakan umpan balik berupa ide kepada sender dan pengertian bagi
receiver.

5.2 Macam-macam Komunikasi


Ada berbagai macam bentuk komunikasi. Menurut kelangsungannya, komunikasi
dapat dibedakan menjadi:
1. Komunikasi Langsung

‘13 ETIK UMB


4 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses komunikasi dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang
ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi Tidak Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan
alatalat atau media komunikasi.

Sedangkan menurut sifatnya, komunikasi dapat dibedakan menjadi:


1. Komunikasi Formal
Komunikasi yang terajadi di antara organisasi/perusahaan yang tata caranya telah
diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat kerja perusahaan, konferensi,
seminar dan sebagainya.
2. Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak
ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang
mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan,
misalmnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
3. Komunikasi Nonformal
Komunikasi non-formal adalah komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang
bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang
bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut, misalnya rapat tentang
ulang tahun perusahaan, dan sebagainya.

Menurut maksud komunikasi, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:


1. Berpidato
2. Memberi ceramah
3. Memberi Prasaran
4. Wawancara, dan
5. Memberi perintah atau tugas.

Dengan dimikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadimfaktor penentu, demikian pula
kemapun komunikator tersebutlah yangmemegang peranan keberhasilan proses
komunikasinya.

Menurut ruang lingkup, komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi
internal dan eksternal:
1. Komunikasi Internal
‘13 ETIK UMB
5 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Komunikasi internal adalah komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau
lingkunagan organisasi atau perusahaan, atau yang terjadi di antara anggota organisasi
atau perusahaan tersebut saja.
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Komunikasi vertikal yang terjadi dalam bentuk komunikasi dari atasan kepada
bawahan, misalnya perintah, teguran, pujian, dan sebagainya.
b. Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi/kantor yang
berlangsung di antara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar.
c. Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau kantor dan
terjadi di antara orang-orang yang mempunyai kedudukan tidak sama atau pada posisi
tidak sejalur vertikal.
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang berlangsung di antara organisasi atau
perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada di luar organisasi atau perusahaan
tersebut.
Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk:
a. Eksposisi, pameran, promosi, dan sebagainya
b. Konferensi pers
c. Siaran televisi, radio dan sebagainya
d. Bakti sosial, pengabdian pada masyarakat dan sebagainya

Menurut alur informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi:


1. Komunikasi satu arah (simplex)
Komunikasi yang berlangsung satu pihak saja (one way communication).
2. Komunikasi dua arah
Komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication).
3. Komunikasi ke atas
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
4. Komunikasi ke bawah komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
5. Komunikasi ke samping
Komunikasi yang terjadi di antara orang yang memiliki kedudukan sejajar.

Adapun menurut cara penyampaian informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi:


1. Komunikasi tertulis
2. Komunikasi lisan
3. Komunikasi menggunakan bahasa tubuh

‘13 ETIK UMB


6 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.3 Cara Berkomunikasi
Berkomukasi dengan orang perlu teknik dan cara benar .Ada tiga cara berkomunikasi
yaitu tertulis, lisan, dan melalui bahasa tubuh. Masing-masing bentuk komunikasi tersebut
diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemampuan melakukan bentuk-bentuk
komunikasi tersebut akan mendukung kesuksesan seseorang baik dalam belajar, bergaul,
maupun bekerja.
1. Komunikasi Tertulis
Komunikasi secara tertulis dapat dilakukan dengan menggunakan naskah (tulisan),
gambar, atau foto.Naskah (tulisan) biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita
yang bersifat kompleks.Sedangkan gambar dan foto digunakan media komunikasi jika
pesan tidak dapat atau sulit dituliskan dengan kata-kata atau kalimat.
2. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan dapat terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua
belah pihak dapat bertatap muka, misalnya dialog dua orang.Dapat juga komunikasi
terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi lewat
telepon, internet, dan sebagainya.
Kemampuan berbicara sangat penting dalam kegiatan sehari-hari. Selain kualitas pesan
yang disampaikan, cara berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain akan
memperlihatkan bagaimana pribadi kita sebenarnya. Oleh karena itu kesuksesan
pergaulan, juga karir seringkali ditentukan pula oleh kemampuan berbicara.

Langkah berbicara dengan efektif (Uno, 2005):


1) Rangkai kata-kata dengan baik. Gunakan tutur bahasa yang pantas dan berbasabasi
seperlunya.
2) Sesuaikan volume suara saat berbicara. Jika duduk berdekatan dengan lawan
berbicara, tentunya tidak perlu bicara keras-keras.
3) Perhatikan nada suara. nada yang monoton akan membuat perhatian lawan bicara
teralih dari pembicaraan dan mungkin sekali membosankan.
4) Sesuaikan kecepatan dan gaya berbicara. jangan berbicara terlalu cepat di depan
umum
5) Perhatikan siapa yang diajak bicara, dalam suasana apa, mengenai materi/masalah
apa.Hal-hal tersebut perlu diketahui terutama bila berkaitan dengan tugas kuliah
(bagi mahasiswa) atau pekerjaan.
6) Sikap duduk, berdiri, ataupun pandangan mata perlu diperhatikan. Meskipun sepele,
efeknya besar. Misalnya sungguh tak sopan jika pandangan mata Anda terarah ke
tempat lain saat Anda berbicara dengan orang lain.

‘13 ETIK UMB


7 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7) Gerakan tangan, tubuh, dan ekspresi wajah yang tepat akan membantu
penyampaian pesan/maksud Anda.

Poin ke tujuh di atas menunjukkan pentingnya bahasa tubuh dalam berkomunikasi


sementara upaya kita adalah menghasilkan komunikasi yang efektif.

3. Komunikasi menggunakan bahasa tubuh


Komunikasi menggunakan bahasa tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan mata,
wajah, tangan, lengan, bahkan kaki dan seluruh anggota tubuh kita.

Bahasa tubuh (body language) adalah gerakan-gerakan yang Anda lakukan dan posisi
sikap ketika berkomunikasi dengan orang lain. Meskipun Anda tidak bersuara, lawan
bicara Anda mengetahui sikap Anda terhadapnya. Secara garis besar bahasa tubuh
yang mencakup: ekspresi wajah, cara berjalan, cara duduk, cara berdiri, posisi tangan,
kaki, kepala, dan lain-lain, adalah salah satu bentuk komunikasi sehari-hari yang
berperan besar dalam proses interaksi manusia dengan lingkungan.

Memperbaiki bahana tubuh dapat membuat perbedaan yang besar ketika seseorang
menilai kepribadian. Bahasa tubuh yang baik dapat menunjukan bahwa Anda memiliki
kecakapan, daya pikat, dan suasana hati yang positif.sebagai contoh: jika Anda sering
tersenyum, Anda akan merasakan lebih bahagia. Jika Anda duduk dengan tegap, Anda
akan merasakan lebih energik. Jika Anda melambatkan gerakan Anda (tidak terburu-
buru), Anda akan merasakan lebih tenang.

Bahasa tubuh ternyata bisa mengungkapan perasaan Anda yang sesungguhnya.Oleh


karena itu perlu dipastikan bahwa bahasa tubuh Anda sesuai dengan kata-kata yang
diucapkan. Menurut Uno (2005), kunci untuk mengatasi mengasah bahasa tubuh
adalah:
1) Kenali penampilan, perilaku, dan kebiasaan Anda sendiri.
Misalnya, Anda kerap menunduk saat berjalan di tengah-tengah orang yang tidak
dikenal. Kenali bahwa reaksi itu terjadi karena kegugupan Anda.Kalau menurut Anda
hal itu bukan suatu nilai plus bagi Anda dan Anda tidak ingin masalah tersebut
diketahui semua orang, tentunya Anda berupaya mengurangi atau menghilangkan
kebiasaan itu bukan? Anda perlu melatih berjalan tegap dengan pandangan lurus ke
depan.
2) Pelajari dan perbaiki sikap dan gerakan standar yang memberi nilai plus saat Anda
komunikasi.

‘13 ETIK UMB


8 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Misalnya, senyum di wajah, gerakan tangan, cara duduk,cara berjalan, dan cara
berjabat tangan.
3) Bersikaplah tenang dan logis, baik tutur kata maupun sikap.
Dengan demikian Anda akan berhati-hati dalam bertindak dan otomatis berupaya
sadar agar bahasa tubuh Anda menunjang isi pembicaraan. Pada alhirnya lawan
bicara Anda akan menangkap maksud pembicaraan dengan tepat.
4) Cermati bahasa tubuh yang berkaitan dengan adat kebiasaan setempat.
Hal iniakan berguna melancarkan komunikasi yang Anda lakukan.

5.4 Komunikasi yang Efektif


Proses komunikasi ditujukan untuk menghasilkamkomunikasi yang efektif.
Komunikasi dikatakan efektif, bila pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan tepat
oleh penerima pesan. Menurut Tubb dan Moss, suatu proses komunikasi dikatakan efektif,
bila setidaknya menimbulkan lima hal:
1. Komunikan memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang di sampaikan
komunikator
2. Terdapat perasaan senang di antara komunikator dengan komunikan
3. Komunikator mampu mempengaruhi sikap komunikan
4. terjadi hubungan sosial yang lebih baik antara kedua pihak yang berkomunikasi
5. Komunikan melakukan tindakan yang diingini komunikator

Agar komunikasi efektif, ada beberapa sikap yang perlu dicermati oleh seseorang
dalam berkomunikasi, khususnya ketika melakukan komunikasi verbal. Sikap yang
diperlukan antara lain:
1. Berorientasi pada kebenaran (truth)
2. Tulus (sincerity)
3. Ramah (friendship)
4. Kesungguhan (seriousness)
5. Ketenangan (poise)
6. Percaya diri (self convidence)
7. Mau mendengarkan dengan baik (good listener)

Pada saat komunikasi itu adalah upaya kita bagaimanan meraih perhatian, cinta kasih,
minat, kepedulian, simpati, tanggapan, respons positif dari orang lain. The 5 inevitable laws
of effective communication menyatakan ada lima hal yang perlu ditegakkan, agar
komunikasi efektif (Prijosaksono dan Hartono, 2002).

‘13 ETIK UMB


9 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hukum # 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai
setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling
mengahargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang
lain. Jika kita perlu menyampaikan kritik atau menegur seseorang, itupun perlu dilakukan
dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita
membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,
maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan
meningkatkan efektifitas kinerja, baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai
tim.
Menurut Dale Carnegie (19811), rahasia terbesar yang berkaitan dengan satu hubungan
dasar dalam berurus dengan manusia yang memberikan penilaian yang jujur dan tulus
mencari ahli William James juga mengatakan barwa "prinsip paling dasar pada sifat dasar
manusia untuk kebutuhan" Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan yang harus
ditentang (bukan harapan yang bisa ditunda atau tidak perlu ditanyakan). Ini adalah "rasa
lapar" manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih iauh Carnegie mengatakan
bahwa setiap individu yang dapat memuaskan. telaparan hati ini akan menggenggam
orang dalam telapak disetujui. Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah
perusahaan Amerika vang mendapat uang lebih dari satu juta dolar, mengatakan bahwa
aset paling besar yang dia butuhkan adalah kemampuannya dalam meningkatkan
antusiasme pada orang lain, dan cara untuk meningkatkan minat dan mendorong orang lain
untuk melakukan hal -hal terbaik dengan memberi penghar- gaan yang terbaik. Hal ini
pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan
Spencer Johnson.

Hukum # 2: Empathy empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey
menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia
yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek
first to Understand-then be understood to build the skills of empathetic listening that
inspires openness and trust).Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan
dan keprcayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan
orang lain.

‘13 ETIK UMB


10 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan
cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
(receiver)menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami
perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami
konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat,
harapan, dan kesenangan dari konsumen. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirim pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan
kita.dengan demikian pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis
atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan
bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap
yang positif.

Hukum # 3: Audible
Makna dari audible antara lain adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.Hukum ini
mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel
sedemikian rupa hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini
mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu agar pesan yang kita
sampaikan dapat diterima dengan baik.

Hukum # 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang
terkait dengan komunikasi efektif adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.Dalam
berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan
atau anggota tim kita. Tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada
gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim.

Hukum # 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap
ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, yaitu sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada
intinya adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau mendengar dan
menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui

‘13 ETIK UMB


11 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta
mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang
efektif tersebut, kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya
dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain penuh dengan penghargaan
(respect). Kondisi seperti inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang
saling menguntungkan dan saling menguatkan.Hubungan yang saling menguntungkan dan
saling menguatkan mendukung agar kesuksesan lebih mudah dicapai.

‘13 ETIK UMB


12 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Cohen, David. 2009. Body Language: Apa yang Perlu Anda ketahui. Karisma Ciputat
Tangerang.

Davis, Keith.1980, Human Behavior at Work, Fith Edition, Penerbit Tata McGraw-Hill
Publishing Company LTD, New Delhi.

Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT


Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Primi Artiningrum, Agustina Kurniasih, Arissetyanto Nugroho, Etika dan Perilaku Profesional
Sarjana, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Penerbit PT.Indeks


Kelompok Gramedia, Jakarta.
Srijanti, Purwanto SK, dan Primi Artiningrum. 2007. Etika: Membangun Sikap
profesionalisme Sarjana. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Uno, Mien R. 2005. Etiket: Sukses membnawa Diri di Segala Kesempatan. Gramedia
Pustaka Umum. jakarta.

‘13 ETIK UMB


13 Sri Anjarwati SE, M.Akt
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai