DOPPLER
OLEH :
H211 09 507
Janin pada Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan Fetal Doppler pada Beberapa
pada pasien ibu hamil dengan mendeteksi DJJ menggunakan Fetal Doppler dan
Fetal Doppler perlu diperkuat dengan pemeriksaan USG, dimana pada beberapa
kasus tampak nilai DJJ yang tidak normal terdeteksi oleh fetal Doppler tetapi
setelah pemeriksaan USG masih dalam batas normal. Salah satu hasil yang
diperoleh yaitu pemeriksaan pasien dengan nilai DJJ menurut Fetal Doppler
adalah 196 bpm (tidak normal) sedangkan diagnosa pemeriksaan USG adalah 148
bpm (normal). Nilai DJJ yang rendah maupun tinggi (tidak normal) biasanya
mengindikasikan adanya kelainan jantung pada janin baik yang riskan terhadap
with ultrasound in some cases but most of the results of measurements of the
same approach but still within normal limits. Fetal Doppler assessment through
examination of patients with values according to Fetal Doppler FHR is 196 bpm
(not normal), while ultrasound diagnosis was 148 bpm (normal). DJJ high values
(not normal) usually indicates a good heart abnormalities in the fetus at risk for
Halaman Judul.............................................................................................. i
Intisari .......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
TerhadapWaktu ....................................................................................
(Scattering) ........................................................................................... 16
IV.1 Grafik perbandingan hasil pengukuran DJJ menggunakan fetal dopp ler
Halaman Judul.............................................................................................. i
Intisari .......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
telah menurun secara signifikan, akan tetapi kematian janin antenatal masih
kehamilan resiko tinggi, namun juga terjadi pada kehamilan dengan risiko
pengkajian janin.
tinggi lebih dari 20.000 siklus per detik (20 kHz). Gelombang yang tidak
terdengar suara manusia ini dapat ditransmisikan dalam bentuk berkas dan
mikron-detik dan pulsa tersebut berulang sekitar 1000 kali per detik.
Pemeriksaan dengan menggunakan pesawat ultrasonografi (USG)
USG yang utama adalah merupakan pemeriksaan yang bersifat non radiasi
kelainan selama masa kehamilan yang tidak dapat dideteksi lewat pemeriksaan
klinis. Kelainan yang mungkin ditemui masa kehamilan seperti plasenta letak
salah satunya adalah menentukan denyut jantung janin (DJJ) dalam rahim.
Denyut jantung janin merupakan salah satu ukuran yang dapat menentukan
janin dalam kondisi sehat atau janin tidak hidup, normalnya pemeriksaan
120 – 160 beat per menit (bpm). Usia kehamilan yang dapat mulai dideteksi
denyut jantung janin (DJJ) melalui fetal doppler adalah pada usia kehamilan 4
bulan, sedangkan melalui rekaman USG adalah pada usia kehamilan 2 bulan.
Pada pemeriksaan denyut jantung janin melalui USG dapat dideteksi
TINJAUAN PUSTAKA
dalam suatu medium. Pada peristiwa rambatan tersebut tidak disertai dengan
a. Gelombang Tranversal
pulsa melewatinya.
bunyi.
gelombang mekanik yang dapat merambat melalui medium padat, cair, dan
1. Dipantulkan (reflection)
2. Dibiaskan (refraction)
3. Dilenturkan (difraction)
4. Dipadukan (interference)
sifat polarisasi.
Gambar II.1 Gelombang Bunyi
membran ikut menggetarkan udara disekitarnya dan getaran udara ini masuk ke
Efek Doppler adalah gejala bunyi yang diselidiki oleh Doppler yang
gerak relative antara sumber bunyi dengan pendengar. Misalnya gelombang bunyi
yang dikeluarkan oleh sumber bunyi dan pendengar bergerak saling mendekati.
Maka frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar akan lebih tinggi daripada
frekuensi sebenarnya dari bunyi yang dihasilkan sumber bunyi. Namun, jika
sumber bunyi dan pendengar bergerak saling menjauhi, maka frekuensi bunyi
yang didengar oleh pendengar akan lebih rendah daripada frekuensi sebenarnya.
Secara umum, efek doppler dialami ketika ada gerak relatif antar sumber
bunyi dan pengamat. Jika cepat rambat bunyi diudara saat itu adalah v, kecepatan
pengamat vp dan kecepatan sumber bunyi vs dan frekuensi yang dipancarkan
sumber adalah fs, maka secara perhitungan frekuensi yang didengar oleh
pengamat adalah:
v vp
f f s.................................................................................................................................(2.1)
v s
p
v
di mana;
fp = frekuensi pendengar
fs = frekuensi sumber
vp = kecepatan pendengar
vs = kecepatan sumber
Fetal doppler adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara
dalam tubuh dan sering digunakan untuk mendengar suara jantung. fetal doppler
rata-rata detak janin dilakukan secara manual dengan menghitung suara yang
Alat medis ini dilengkapi dengan power supply baterai Ni-MH 9,6 V
dengan jangka waktu pemakaian sekitar 8 jam (terhitung dari baterai dalam
kondisi penuh). Untuk pendeteksi sinyal (sensor) detak jantung, digunakan probe
digital. Proses pengolahan sinyal terdiri dari program penampil sinyal, filter
digital FIR windowing bandpass filter 9-39 Hz dengan transisi band 4 Hz. Untuk
menghitung BPM (Beat Per Minutes) dilakukan dengan metoda rata-rata tegangan
Tabel II. 1 Parameter denyut jantung janin cukup bulan (sumber : ….)
Takikardia
Bradikardia
Sedang 100-119 denyut per menit Mengkhawatirkan
Berat >100 denyut per menit Abnormal
Variabilitas jangka 5-15 denyut per menit Tenang
pendek
Variabilitas jangka Ada Tenang
panjang
Perubahan berkala
Keterangan :
100 detak/menit).
60 detak/menit).
Gambar II. 2 Peralatan fetal Doppler dalam menentukan denyut jantung janin
Variabilitas denyut jantung janin adalah gambaran osilasi yang tidak
2-3 dpm.
Merupakan gambaran osilasi yang lebih kasar dan lebih jelas. Rata-rata
Pada keadaan normal dan istirahat, jantung orang dewasa akan berdenyut
ditentukan oleh kecepatan dari signal listrik yang berasal dari pemacu jantung, SA
node. Signal listrik dari SA node mengalir melalui kedua serambi, menyebabkan
listrik ini mengalir melalui AV node mencapai kedua bilik. Ini menyebabkan
denyutan (pulse). Pengaliran listrik yang teratur ini dari SA node ke AV node
menyebabkan kontraksi teratur dari otot jantung yang dikenal dengan sebutan
denyut sinus (sinus beat). Waktu istirahat, kecepatan signal listrik dari SA node
adalah perlahan, jadi denyut jantung juga perlahan. Waktu olah raga atau waktu
sangat kegirangan , kecepatan signal listrik dari SA node menjadi cepat sehingga
Tachycardia yang terjadi karena pengeluaran signal listrik yang cepat oleh
cepat dari jantung yang normal sebagai reaksi atas kondisi atau keadaan sakit.
termasuk sakit, demam, hormon tiroid yang berlebihan, tingkat oksigen darah
yang rendah, kopi dan obat-obatan seperti cocaine dan amphetamine. Dalam
lingkup ini maka sinus tachycardia merupakan jawaban yang memadai dari
jantung terhadap stres, dan ini tidak menandakan adanya penyakit otot jantung,
klep jantung dan sistim penghantar listrik. Namun pada beberapa pasien, sinus
tachycardia dapat sebagai gejala gagal jantung atau penyakit klep jantung yang
signifikan.
perubahan mekanik dari zat gas, zat cair dan zat padat akibat tumbukan antar
atau suara apabila menjalar pada suatu medium dapat mengalami proses
dengan istilah gelombang infrasound. Jenis gelombang suara ini tidak dapat
didengar oleh indra pendengaran manusia seperti getaran tanah akibat gempa,
gelombang dalam area pendengaran manusia atau dikenal dengan istilah acoustic
spectrum, seperti suara percakapan manusia, suara lonceng dan lain sebagainya.
dengan istilah gelombang ultrasound, misalnya adalah getaran atau bunyi yang
akustik jaringan. Interaksi gelombang ultrasound dengan materi terdiri dari empat
- pemantulan/refleksi,
- pembiasan/refraksi,
- hamburan/scattering dan
- penyerapan gelombang (absorption).
Refleksi dan refraksi terjadi bila gelombang ultrasound melewati batas dua
gelombang ultrasound datang tegak lurus dengan permukaan objek, maka terjadi
II.5.2.1 Refleksi
refleksi sehingga gelombang tersebut tidak dapat memasuki jaringan kedua dan
dan refraksi yang bermakna, dalam hal ini pemeriksaan dengan gelombang
ultrasound dengan kuat sehingga arsitektur dalam jaringan tulang yang mengalami
kalsifikasi berat tidak dapat dilihat dan dibelakangnya terdapat bayangan akustik
(acoustic shadaow). Dalam hal tersebut pemeriksaan USG digunakan jelly atau
Refleksi ultrasound dari batas dua organ jaringan lunak kecil, karena
antara darah dan gumpalan darah ~ 10-6 (-60 dB). Permukaan kecil dan tidak
lebih rendah.
II.5.2.2 Refraksi
Bila ultrasound jatuh tidak tegak lurus (membentuk sudut) pada bidang
pula. Jika batas yang merefleksikan jauh lebih lebar dari panjang gelombang
ultrasound maka batas ini bekerja seperti cermin yang disebut reflector spekuler.
II.5.2.3 Hamburan
tinggi gelombang ultrasound akan mudah diserap dan dihamburkan. Jadi untuk
mencapai jaringan tubuh yang lebih dalam harus menggunakan frekuensi yang
praktek menggunakan frekuensi 3,5 MHz untuk pemeriksaan organ dalam orang
dewasa dan 5 MHz untuk pemeriksaan anak-anak oleh karena ketebalan lebih
tipis.
pada unit medium dan kedalaman jaringan yang dilewati gelombang ultrasound.
I= I0 - μ2d.....................................................................................(2.2)
objek dalam satuan dB, µ adalah koefisien attenuasi gelombang ultrasound dalam
jaringan tubuh pasien. Transduser ini juga nantinya yang menerima gelombang
transduser USG terbuat dari bahan sintetik kristal piezoelektrik yang disebut lead-
zirconate-titanate (PZT).
oleh rangkian pulsers transmitter dengan cara mengirim tegangan listrik ke bagian
juga berpengaruh terhadap pengaturan laju transmisi pulsa yang disebut pulse
repetition frequency (prf), pulsa amplitude dan pulsa repetition periode (prp).
maksimum, sesuai dengan persyaratan waktu agar echo dari struktur paling dalam
bila laju gerak ultrasound 1.3 s/mm, echo akan diterima ~ 200 s kemudian.
Oleh karenanya prf tertinggi dipilih sehingga 200 s dalam 1 s, yang berarti
sekitar 5000 pulsa per sekon. Harga prf lebih tinggi dipakai untuk scanning organ
superficial.7
Transduser tahapan berikutnya mengirim gelombang ultrasound ke tubuh
nantinya diolah menjadi gambar dan diterima receiver transduser. Signal echo
yang dihasilkan diatur agar mempunyai magnitude yang sama baik dipermukaan
atau echo yang berasal dari dalam oleh bagian swept gain compensatin. Signal
akan mengolah signal echo yang merupakan data analog menjadi data digital
melalui komponen ADC (analog digital converter). Data ini diterima bagian
receiver disini terdapat pengaturan yang disebut time gain yang terdiri dari near
gain yang mengatur gema yang ada dipermukaan (amplifikasi minimal), dan far
istilah threshold atau suppression yang berfungsi menekan signal echo yang
dynamic range (jumlah total signal echo paling tinggi sampai paling rendah).
Semakin lebar dynamic range semakin banyak skala gray scale (scala keabu-
dalam bentuk tampilan gambar dengan skala keabu-abuan atau hitam putih.
II.8. Pemeriksaan Kehamilan dengan Ultrasonografi
Obstetrik) telah dilakukan selama hampir 30 tahun terakhir. Pemeriksaan USG ini
aman dapat dikerjakan kapan saja, akan tetapi dilakukannya dalam masa
umur 18-22 minggu dan masa kehamilan 32-36 minggu setelah hari pertama
periode haid yang terakhir. Tidak terlalu dianjurkan untuk pemeriksaan USG
kemungkinan adanya kehamilan, menentukan usia kehamilan dalam hal ini usia
ektopik (hamil diluar rahim) atau disebut kehamilan anggur dan menguji
pada janin sejak dini maka memungkinkan dokter untuk melakukan tindakan
a. A-Mode Skanning
transduser.
b. B-Mode Skanning
dipakai di klinik oleh karena ini bisa memperoleh pandangan / gambaran dua
dimensi dari bagian tubuh. Prinsip B Skanning sama dengan A Skanning. Hanya
adanya dot (dot ini disimpan pada CRT) kemudian transduser digerakkan kearah
lain menghasilkan echo pula sehingga kemudian tercipta suatu gambaran dua
dimensi.
Pada B Skanning ini, operator boleh meilih dua mode control pada alat
katode) yang sebanding dengan besarnya echo / gema yang dihasilkan oleh
c. M-Mode Skanning
dilaluinya dan dinyatakan dalam meter per detik (m/detik). Pada medium yang
sama cepat rambat gelombang akan sama walaupun frekuensinya berbeda. Nilai
ini mudah diidentifikasi pada rentang variable akustik karena ada nilai maksimum.
disebut juga cepat rambat gelombang. Jadi cepat rambat gelombang tergantung
c
….…………………………………………………………(2.3)
f
Dari persamaan 2.3 akan didapatkan nilai cepat rambat gelombang suara
dan nilai amplitudo denyut jantung janin sehingga dapat dispesifikasikan normal
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Fetal Doppler.
Type HD 11 XE
Kertas printer USG soni tipe V (high glossy) UUP 110 HG ukuran
110mm x 18mm
Dipersiapkan sebelum alat fetal Doppler dan USG dinyalakan pada perut
tranduser benar-benar telah diletakkan pada posisi yang benar yaitu posisi
dimana detak jantng janin terdeteksi. Prinsip kerja kedua alat pada dasarnya
organ dalam ( jantung janin ) yang selanjutnya terbaca oleh sensor. pada
jantung janin yang lansung tertera pada display juga di atur untuk
Persiapan Pasien
Pengukuran DJJ secara manual (menggunakan fetal doppler)
Pengukuran DJJ menggunakan USG
Hasil
Kesimpulan
BAB IV
kebanyakan ibu hamil masih berada dalam kondisi yang normal (perasaan
senang), di mana kondisi ini juga mempengaruhi kondisi janinnya, kecuali pada
beberapa kasus misalkan keluarnya flek darah pada masa kehamilan yang
janin. Pada bulan-bulan akhir kehamilan yaitu bulan ke-7 sampai kelahiran,
denyut jantung janin semakin meningkat, hal ini disebabkan karena kondisi ibu
hamil yang kehamilannya semakin tua semakin sering pula dihinggapi rasa
pengukuran menggunakan fetal Doppler yaitu pada saat menaruh tranduser pada
perut pasien, nilai yang tertera pada display fetal Doppler sudah ada, tetapi yang
diambil yaitu menetapkan angka (nilai) pengukuran sebagai pengukuran awal dan
Doppler dan rekaman USG yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. (selengkapnya pada
lampiran 1).
Tabel IV.1
Perbandingan Pengukuran DJJ dengan
menggunakan Fetal Doppler dan USG
janin (120-160 bpm), tetapi hasil pemeriksaan USG masih dalam batas normal.
Tetapi terdapat satu kasus penilaian USG lebih tinggi dari pada penilaian Fetal
lebih rendah dari pada hasil rekaman USG tetapi masih dalam batas normal
sehingga tidak menjadi ulasan khusus, hal ini juga dipertegas dengan rekaman
gelombang yang dihasilkan USG yang masih dapat terbaca atau dengan kata lain
gelombang DJJ-nya masih seirama. Penilaian DJJ antara Fetal Doppler dengan
rekaman USG yang sama dan atau setara (dengan kisaran perbedaan <= 5 bpm)
terdapat pada pasien Ny. H, Ny. D, Ny. L, Ny. M dan Ny.E dimana penilaian DJJ
kedua alat masih dalam kategori normal. Sedangkan penilaian DJJ antara Fetal
Doppler dengan rekaman USG yang sangat besar perbedaannya terdapat pada
pasien Ny. K, Ny. C dan Ny. A tetapi hasil DJJ dari kedua alat masih kategori
normal. Pasien yang diindikasikan tidak normal dari Fetal Doppler terdapat pada
pasien Ny. I, Ny. J, Ny. F, Ny. G tetapi dari rekaman USG dalam kategori normal.
Pasien yang diindikasikan tidak normal dari rekaman USG terdapat pada pasien
Ny.B. Terdapat pasien dengan hasil pemeriksaan di atas batas tertinggi normal
DJJ yaitu fetal Doppler 160 bpm dan USG sebesar 168 bpm (pasien dengan
kehamilan 5 bulan), juga terdapat pasien dengan hasil pemeriksaan Fetal Doppler
melebihi batas normal yaitu 165 bpm sedangkan hasil pemeriksaan USG masih
dalam batas normal yaitu 135 bpm (pasien dengan kehamilan 7 bulan), serta
melebihi batas normal yaitu 196 bpm sedangkan hasil pemeriksaan USG masih
dalam batas normal yaitu 148 bpm (pasien dengan kehamilan 9 bulan).
oleh salah satu alat tidak normal kebanyakan diperkuat dengan riwayat klinis
pasien antara lain adanya keluhan Abortus Immenens yaitu terjadinya pendarahan
yang kontinu pada masa kehamilan tetapi janin masih dapat dipertahankan, serta
adanya keluhan placenta previa yaitu letak placenta yang sangat rendah juga dapat
menggunakan Fetal Doppler dengan rekaman USG, dapat dilihat pada gambar
IV.1 berikut :
Grafik Perbandingan DJJ Fetal Doppler dan USG
250
150
100
50
0
12345678910111213
No. urut pasien
DJJ Fetal DopplerDJJ USG
mengunakan fetal Doppler dibandingkan dengan USG terdapat pada nomor urut
pasien 2(Ny. M), 6(Ny. K), 10(Ny. I), 11(Ny. J), 12(Ny. F) dan 13(Ny. G)
dengan nilai DJJ menggunakan fetal Doppler antara 135 bpm – 196 bpm,
Doppler dibandingkan dengan USG terdapat pada no urut pasien 3(Ny. D), 4(Ny.
L), 5(Ny. E), 7(Ny. C), 8(Ny. I) dan 9(Ny. B) dengan nilai DJJ menggunakan
USG antara 140 bpm – 168 bpm. Untuk no urut pasien 1(Ny.H) hasil
Doppler yaitu pasien Ny.F dengan nilai DJJ sebesar 165 bpm, pasien G dengan
nilai DJJ sebesar 163 bpm, pasien I dengan nilai DJJ sebesar 196 bpm dan
pasien J dengan nilai DJJ sebesar 194 bpm. Pasien dengan kondisi yang tidak
normal sebagaimana yang ditunjukkan pada nilai rekaman USG yaitu pasien B
pada USG yang normal dan tidak normal. Ketidaknormalan gelombang DJJ (nilai
tidak normal (di atas 160 bpm) tetapi menurut rekaman USGnya normal tidak
selalu dihasilkan gelombang DJJ yang normal pula, terdapat beberapa rekaman
USG yang tidak seirama atau sama sekali tidak jelas. (selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran).
Pada gambar IV.2 sampai IV.4 terlihat gelombang DJJ yang dihasilkan
mempunyai amplitude yang seirama, dengan nilai DJJ menurut USG masing-
masing 134 bpm (menurut Fetal Doppler 135 bpm), 148 bpm (menurut Fetal
Doppler 196 bpm) dan 156 bpm (menurut Fetal Doppler 120 bpm) dimana nilai
ini masih dalam batas normal meskipun penilaian menurut Fetal Doppler tidak
normal.
Pada gambar IV.5 sampai IV.6 terlihat gelombang DJJ yang dihasilkan
mempunyai amplitude yang tidak seirama dimana gelombang DJJ yang dihasilkan
semakin lama amplitude gelombang semakin mengecil atau bahkan tidak jelas
sama sekali. Nilai DJJ pada pasien tersebut berturut-turut adalah 168 bpm
(menurut Fetal Doppler 16 bpm) dan 160 bpm (menurut Fetal Doppler 137 bpm).
IV.2.2 Contoh Rekaman USG (dengan DJJ Fetal Doppler kategori tidak
normal)
Gambar IV.7 Ge lombang Rekaman USG Pasien F (nilai DJJ Fetal Doppler 165 bpm)
Pada gambar IV.7 terlihat gelombang DJJ hasil rekaman USG seirama,
sedangkan gelombang pada bagian bawah hanya merupakan noise yang tidak
jelas, nilai DJJ menurut fetal Doppler 165 bpm sedangkan nilai DJJ menurut USG
IV.3 Pembahasan
abdomen ibu. sinyal-sinyal ini menunjukan irama bawaan dan periodisitas yang
lebih mudah dilihat dari frekuensi unit waktu. Salah satu metode konvensional
pemantauan janin meliputi mendengarkan bunyi jantung janin dari perut ibu.
Stetoskop yang dirancang khusus untuk pemantauan suara jantung janin biasanya
kelemahan. Pertama, sangat sulit untuk mendengarkan suara jantung pada saat
kecil baik dalam hal amplitudo atau dalam hal properti lainnya. Auskultasi sangat
subjektif. Metode yang lain yaitu dengan Fetal Doppler, pada alat ini dapat
diketahui langsung jumlah denyut jantung janin setiap menitnya dan dapat dilihat
alat ini juga dapat mempengaruhi kelemahan dari hasil pengukuran sehingga
diperlukan metode yang lain untuk menegakkan diagnose terhadap pasien. USG
Doppler yang sering digunakan untuk memantau variabilitas denyut jantung janin
janin. Bukan hanya keras dan lemahnya denyut jantung, tetapi juga perubahan
iramanya, terutama saat terjadi kontraksi rahim. Ketika janin stres denyut jantung
yang tadinya berirama dan kuat, bisa saja jadi tidak berirama dan melemah.
(dasar) yang biasanya ada di puskesmas, mengingat alat ini masih terbilang murah
dan mudah pelaksanaannya. Sedangkan bila ditemui kasus dengan hasil
Menggunakan Fetal Doppler juga sering di rancukan dengan detak jantung ibu
mengingat banyak kelainan selama masa kehamilan yang tidak dapat dideteksi
lewat pemeriksaan klinis (Fetal Doppler). Kelainan yang mungkin ditemui masa
dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa adanya. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih
Namun pada dasarnya menilai denyut jantung janin tidak serta merta dapat
diindikasikan ke arah tidak normal bila melalui pemeriksaan hanya satu kali, hal
ini disebabkan beberapa kemungkinan (apabila tidak ada catatan tentang klinis
pasien) yaitu kemungkinan ibu hamil yang dalam keadaan gelisah atau kondisi
kesehatan yang menurun juga dapat berpengaruh pada kondisi janin. Pemeriksaan
yang dilakukan tiap 15 menit selama 1 menit setelah his selesai, menentukan
frekuensi denyut jantung janin. Bila frekuensi denyut jantung janin tidak normal
yaitu lebih dari 160 kali/menit (takikardia) atau kurang dari 120 kali/menit
(bradikardia), harus dilakukan pengamatan lagi. Bila denyut jantung janin tetap
jantung janin 100 atau kurang menunjukkan adanya gawat janin hebat,
pemeriksaan dasar (awal) untuk menentukan kenormalan jantung janin, DJJ yang
tidak normal dapat mengindikasikan adanya kelainan jantung bawaan pada janin,
kelahiran yang tidak normal ataupun lahir prematur. Idealnya pemeriksaan DJJ
menggunakan Fetal Doppler sama dengan hasil rekaman USG namun pada
beberapa kasus, penilaian Fetal Doppler lebih besar atau lebih kecil. Hal ini dapat
perjalanan (nyaman atau tidak), dan juga tergantung kondisi stress pasien (ibu
hamil) saat itu.dan setiap rumah sakit disediakan fetal Doppler khususnya di
V.1 SIMPULAN
ibu hamil, hal ini disebabkan karena seringnya hasil pengukuran DJJ
pemeriksaan USG. Salah satu hasil yang diperoleh yaitu pemeriksaan pasien
dengan nilai DJJ menurut Fetal Doppler adalah 196 bpm (tidak normal)
sedangkan diagnosa pemeriksaan USG adalah 148 bpm (normal). Nilai DJJ
adanya kelainan jantung pada janin baik yang riskan terhadap penyakit
V.2 SARAN
Pasien A
Pasien B
Pasien C
2.2 Gelombang rekaman USG Usia Kehamilan 7 Bulan
Pasien D
Pasien E
Pasien F
2.3 Gelombang rekaman USG Usia Kehamilan 9 Bulan
Pasien G
Pasien H
Pasien I
Pasien J
Pasien K
Pasien L
Pasien M
Lampiran 3
3. Penggunaan pada - Dapat mendeteksi DJJ pada - Dapat mendeteksi DJJ sejak
kehamilan usia kehamilan 4 bulan usia kehamilan 2 bulan
GLOSARIUM
Amphetamine
sebagai garam sulfat atau asparat. Penyalahgunaan dapat
menimbulkan ketergantungan.