diampuh oleh :
Disusun oleh:
Kelompok
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dibuat tujuan sebagai berikut :
1. Konsep dasar komunikasi
2. Konsep komunikasi yang efektif
3. Komunikasi dalam organisasi
2
4. Proses komunikasi data dan informasi
5. Media komunikasi dan teknologi komunikasi kantor
6. Problematika dan solusi terhadap masalah komunikasi kantor
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian komunikasi
Organisasi harus menyadari bahwa salah satu kunci penting
tercapainya tujuan tergantung pada kemampuan pegawai dan manajer untuk
berkomunikasi secara efektif dengan stakeholders yang lain. Komunikasi
didefinisikan oleh Bovee (dalam Badri Munir Sukoco, 2007) sebagai proses
mengirim dan menerima pesan, dan dikatakan efektif apabila pesan tersebut
apabila pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimulasi tindakan atau
mendorong oranglain untuk bertindak sesuai dengan pesan tersebut. Adapun
Robbins (dalam Badri Munir Sukoco, 2007) mendefinisikannya sebagai
proses pemindahan data dan memahami makna yang dimaksudkan.
Seperti halnya Bovee dan Robbins, Kenneth E. Andersen (dalam
Komaruddin Sastradipoera, 2001) berpendapat bahwa komunikasi adalah
proses dinamik yang melalui proses itu manusia secara sadar atau tidak sadar
mempengaruhi kesadaran (kognisi) oranglain melalui alat – alat (materials)
atau perantara (agencies) yang digunakan dengan cara simbolik. Dari
pengertian tersebut, pengertian komunikasi dilihat berdasarkan dua sudut
pandang, yaitu komunikan dan komunikator. Jadi komunikasi merupakan
kegiatan memberi dan menerima pesan yang dilakukan oleh komunikator
terhadap komunikan yang bersifat persuasif atau mendorong komunikan
untuk bertindak sesuai dengan makna pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
Proses komunikasi
Komunikasi yang dikemukakan di atas berarti sebuah proses dinamis yang
terencana dan berkesinambungan.
4
Bagan 2.1 Proses Komunikasi menurut Bovee
Fungsi komunikasi
Menurut Scott dan Mitchell (dalam Badri Munir Sukoco, 2007)
mengemukakan bahwa komunikasi memiliki 4 fungsi, yaitu :
1. Fungsi kontrol, artinya komunikasi berfungsi untuk mengontrol para
karyawan (anggotanya), karena setiap organisasi memiliki hierarki dan
wewenang yang menyertainya.
2. Fungsi motivasi, fungsi ini dimaksudkan untuk memberikan feedback
kepada karyawan mengenai kinerjanya yang telah dilakukan atau pun
kinerjanya di masa depan.
3. Fungsi emosi, komunikasi berfungsi untuk mengekspresikan emosi yang
ada pada diri individu melalui interaksi sosial dalam organisasi.
4. Fungsi informasi, fungsi ini berkaitan dengan proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen.
5
tersedia ketika berkomunikasi tanpa kata. Komunikasi nonverbal tidak
terstruktur, sehingga sulit mempelajarinya karena dari satu budaya ke budaya
lainnya dapat berbeda dalam menginterpretasikannya. Kemudian, komunikasi
ini berlangsung secara spontan dan tanpa ungkapan.
Bentuk kedua adalah komunikasi verbal berupa kata – kata yang
disusun agar memiliki arti. Untuk menciptakan kata – kata, dibutuhkan aturan
grammar dan meletakkan potongan kalimat sesuai pada tempatnya. Berbicara
berbeda dengan menulis, berbicara membutuhkan waktu yang lebih sedikit
dan tidak membutuhkan penyusunan, pengetikan, menulis ulang,
menggandakan dan mendistribusikannya. Namun kelemahannya adalah sulit
untuk melakukan revisi atas apa yang telah kita ungkapkan.
Bentuk yang ketiga adalah komunikasi tulisan. Komunikasi ini dapat
berupa memo, surat,e-mail, faksimile, buletin dan lain sebagainya yang
ditransfer melalui tulisan atau simbol pada sebuah media. Jenis komunikasi
ini berwujud dan dapat
Prinsip komunikasi
Manajemen perkantoran merupakan titik sentral dalam kegiatan
komunikasi. Komunikasi tersebut bertujuan untuk menyampaikan pesan agar
komunikator dan komunikan mencapai penafsiran dan pemahaman yang
sama mengenai pesan tersebut. Komunikasi berlangsung dalam sistem
komunikasi yang merupakan serangkaian komponen yang terintegrasi yang
diperlukan agar berfungsi dalam mencapai tujuannya. Komponen itu terdiri
atas sumber (sources), saluran (channels), tujuan (destination), dan pesan
(message).
Agar tujuan tercapai dengan efektif, manajemen komunikasi perlu
meletakkan prinsip atau asas komunikasi itu sebagai pedoman. Bovee (dalam
Badri Munir Sukoco, 2007) memaparkan beberapa asas komunikasi agar
dapat berkomunikasi secara efektif, antara lain :
a. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran
oranglain
6
b. Orang hanya bisa memahami tentang suatu hal jika menghubungkannya
dengan hal lain yang telah dimengerti
c. Orang yang melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban untuk
membuat dirinya dimengerti
d. Orang yang tidak paham dalam menerima pesan mempunyai suatu
kewajiban untuk meminta penjelasan
Untuk dapat dilakukan komunikasi dengan prinsip di atas, diperlukan
sebuah pesan yang sesuai artinya informasi dalam pesan itu harus jelas,
meyakinkan, akurat dan etis. Berikut ciri ciri pesan yang efektif (Badri Munir
Sukoco, 2007) :
a. Menyediakan informasi yang praktis
b. Memberikan fakta dibanding kesan
c. Mengklarifikasi dan menyingkat komunikasi
d. Menyatakan tanggung jawab secara jelas
e. Membujuk dan menyediakan rekomendasi
7
Bagan 4.2 Manfaat Komunikasi menurut Quible
8
perseorangan, memiliki manfat yaitu memenuhi kebutuhan, kepentingan dan
tujuannya. Komunikasi itu dapat menjadi sarana seseorang untuk
mendapatkan perubahan dan mencoba mengubah kondisi atau mengadakan
reformasi dengan menyatakan pandangannya.
Komunikasi merupakan sesuatu yang esensial bagi pembentukan
kelompok sosial dan bisnis dalam perkantoran. Melalui komunikasi, orang
dapat berinteraksi dan mencipatakan hubungan dan struktur hubungan jasa-
jasa perkantoran, baik dalam pembuatan keputusan manajerial maupun dalam
pekerjaan birokrasi rutin. Di samping itu, melalui komunikasi efektif, kita
dapat memeriksa dan menguji struktur kelompok yang ada, memantau
keberhasilan dalam pencapaian tujuan keputusan dalam mengadakan
perubahan dan mengubahnya atau membalikkan prosedur jika dipandang
perlu. Melalui organisasi, orang-orang sebagai perseorangan dapat
melipatgandakan kemampuannya dan meraih hasil yang dengan cara lain tak
mungkin dapat dilakukan.
Manajemen perkantoran berada dalam suatu sistem terbuka baik intern
maupun ekstern organisasi. Melalui komunikasi, masyarakat bertahan dan
mengekalkan diri. Nilai-nilai dan tradisi suatu masyarakat berkomunikasi
dengan setiap generasi baru. Komunikasi dengan lingkungan masyarakat
yang lebih luas diperlukan dalam pembuatan keputusan. Informasi yang
diperoleh melalui komunikasi dengan masyarakat dapat dijadikan masukan
oleh manajemen perkantoran untuk mempertimbangkan dalam mencari
alternatif pemecahan masalah. Komunikasi dari masyarakat (pelanggan)
merupakan hal yang esensial untuk mendapatkan peluang organisasi agar
berkembang.
Agar komunikasi yang dilakukan manajemen perkantoran dapat
memperoleh informasi yang berguna, maka manajemen perkantoran tersebut
perlu mengenal dan memahami pelbagai peranan manusia dalam komunikasi
yang akan ditemukannya dalam lingkungan intern atau ekstern. Manajemen
perkantoran menemuka empar jenis kemungknan peranan dalam komunikasi:
9
1. Peranan kosmopolit merupakan orang yang memiliki tingkat komunikasi
yang tinggi dalam sistem dan mempunyai posisi sentral dalam
lingkungannya.
2. Peranan pemimpin opini adalah orang yang secara informal memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi sikap dan pandangan oranglain.
3. Peranan penghubung adalah orang yang memperoleh tempat di antara dua
buah keompok dan tanpa menjadi bagian salah satu atau kedua kelompok
tersebut.
4. Peranan penjaga gawang merupakan orang yang mampu mengawasi segala
pesan yang mengalir dalam jaringan komunikasi. Pekerjaannya terbatas
dalam mengendalikan pesan.
Bentuk komunikasi
Dalam sebuah organisasi, baik kecil sedang maupun besar, tidak
mungkin tidak melakukan sebuah komunikasi, sharing informasi merupakan
bagian dari dunia bisnis yang mengikat satu sama lain. Jika kita memasuki
sebuah organisasi, maka kita telah memasuki rantai informasi, karena melalui
informasi ini kita akan dapat melaksanakan tugas masing – masing.
Berikut komunikasi organisasi menurut Bovee
Informal Formal
Internal Komunikasi yang Komunikasi yang
sudah direncanakan sudah direncanakan
masing-masing bagian pihak luar (surat,
(surat, e-mail, memo) laporan, memo,
mengikuti prosedur pidato, website,
organisasi maupun press
release)
Eksternal Komunikasi kasual Komunikasi kasual
yang terjadi antar yang berlangsung
anggota organisasi (e- dengan pelanggan,
mail, face to face, penyalur, investor (e-
telepon) yang tidak mail, face to face,
10
mengikuti prosedur telepon)
organisasi
11
2. Untuk memecahkan masalah (problem solving)
3. Untuk berbagi informasi (information sharing)
4. Untuk menyelesaikan konflik-konflik (conflicts resolution)
Berdasarkan tujuan tersebut, maka diperlukan sejumlah metode untuk
mengembangkan komunikasi antara atasan dan bawahan agar semakin
efektif:
1. Metode pengembangan komunikasi melalui prosedur keluhan (grievance
procedure)
2. Metode pengembangan komunikasi melalui kebijakan pintu terbuka (open-
door policy) agar terciptanya transparansi
3. Metode pengembangan komunikasi melalui penyuluhan, angket, sikap,
dan wawancara (counseling, attitude, questionnaires, dan interviews)
4. Metode pengembangan komunikasi melalui teknik partisipatif
(participative techniques) agar bawahan ikut serta dalam proses pembuatan
keputusan
5. Metode pengembangan komunikasi melalui hubungan
fungsionalmelintang (cross functional relationship; passarelle) agar
komunikasi melebar ke segala arah
Dalam setiap perusahaan atau pun kehidupan manajemen, timbul
komunikasi buatan (artifisial) dan komunikasi alamiah (natural) yang
biasanya terjadi dalam komunikasi internal di atas, walau tidak menutup
kemungkinan dapat terjadi juga pada komunikasi eksternal suatu organiasi.
Komunikasi artifisial atau sering disebut komunikasi formal, merupakan
proses penyampaian pesan seseorang melalui hirarki organisasi formal yang
ada dan pesan dalam bentuk informasi dikirimkan, ditransfer, dan diterima
melalui pola kewenangan organisasi yang ditetapkan dalam struktur
organisasi. Sedangkan komunikasi alamiah atau komunikasi informal
merupakan komunikasi informasi antar anggota dalam sebuah organisasi
secara pribadi tanpa melihat struktur dan pola dalam organisasi. Komunikasi
ini dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan di antara siapa saja. Komunikasi
yang terjadi secara informal merupakan sebuah perwujudan kebutuhan
manusia sebagai insan sosial. Biasanya, pemimpin eksekutif memperoleh
12
informasi dari tangan pertama untuk memberikn tanggapan yang lebih cepat
atas suatu masalah yang terjadi di lapangan dalam jaringan komunikasi
informal.
Berikut adalah komunikasi formal dan informal menurut Komaruddin
(Sastradipoera, 2007:133)
Komunikasi Formal Komunikasi Informal
Melewati struktur organisasi Melalu organisasi informal dan
formal tak terstruktur
Pendelegasian dilakukan secara Pendelegasian dilakukan secara
formal informal
Umumnya tertulis berdasarkan Umumnya lisan, desas-desus
format baku (standarized) (grapevine)
Tanggapan umumnya lebih Tanggapan umumnya lebih cepat
lambat
Tertutup Terbuka
Impersonal (bukan pribadi) Personal
Artifisikal Spontan/alamiah
13
g. Umpan balik (feedback) penerima data dan informasi yang telah
ditafsirkan
14
2.6 Problematika Komunikasi dalam Manajemen Perkantoran
Selain itu, masalah dan kendala yang mungkin juga timbul bisa
disebakan oleh :
15
5) Perbedaan dalam latar belakang pendidikan dan sosial menyebabkan
berkurangnya efektivitas pemahaman
6) Suasana atau lingkungan tempat komunikasi berlangsung dapat
memberikan penafsiran yang benar atau salah
7) Kesalahan bawahan untuk menilai dengan cermat
8) Perintah lisan
9) Kekurangan peluang formal atau informal
16
BAB III
3.1 Temuan
Identitas Narasumber
Pekerjaan : Dosen
Hasil Temuan
17
Departemen biasanya akan memperbanyak intensitas rapat yang diadakan
sehingga komunikasi dapat bermakna secara jelas.
18
Sama halnya dengan organisasi lain, Departemen Adminstrasi
Pendidikan pun seringkali mengalami hambatan dalam komunikasi, yaitu
biasanya terjadi kesalahpahaman makna atau misscommunication. Ini terjadi
berdasarkan beberapa faktor, diantaranya adalah tidak tersampaikannya
informasi atau pesan, tidak digunakannya media komunikasi oleh individu,
dan lain-lain. Maka dari itu, pihak Administrasi Pendidikan tidak terfokus
pada satu channel untuk melakukan komunikasi, sebagai contoh, jika
diadakan rapat terkait program biasanya pihak Departemen akan memberikan
surat undangan, kemudian disebarluaskan di dalam forum diskusi seperti
whatsapp, dan kadang-kadang menghubungi secara personal via sms atau
telepon.
3.2 Pembahasan
19
Departemen Administrasi Pendidikan adalah organisasi formal,
namun komunikasi yang dilakukan berasaskan kekeluargaan. Struktur
organisasi ini tidak hanya formalitas, melainkan juga berfungsi terhadap arah
komando dan jalur koordinasi dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya. Komunikasi yang dijalankan secara internal oleh Departemen
tidaklah tradisional atau kaku, melainkan ditunjang juga oleh komunikasi
informal antar anggota maupun dari pimpinan ke anggota (dan sebaliknya).
Bentuk komunikasi yang dilakukan umumnya adalah komunikasi verbal
(rapat atau diskusi) dan tulisan (surat menyurat atau memo).
20
komunikasi dilakukan secara alamiah, dan tidak kaku, umumnya dilakukan
secara perorangan. Kemudian, komunikasi eksternal organisasi juga
dilakukan secara formal berdasarkan kesepakatan dan berlangsung dengan
orang-orang di luar organisasi. Komunikasi eksternal di Dept. Adpend
melibatkan para alumni sarjana Administrasi Pendidikan, pengguna lulusan
Adpend maupun badan-badan atau lembaga yang berkaitan dengan ilmu
Administrasi Pendidikan. Komunikasi eksternal pun dapat dilakukan secara
informal, yaitu melalui saluran pribadi seperti sms, telepon dan whatsapp.
Sama halnya dengan organisasi yang lain, Dept. Adpend pun memiliki
hambatan seperti misscommunication dan juga memiliki tantangan yaitu
mudahnya mengakses informasi namun keakuratan informasi tersebut masih
diragukan. Untuk itu, pihak Departemen tidak hanya mengandalkan pada satu
saluran komunikasi melainkan beberapa saluran, ini bertujuan untuk
menghindari komunikasi yang terlewatkan juga mengingatkan kembali jika
anggotanya sedang sibuk atau lupa. Pemilihan sosial media adalah hal yang
bagus karena melalui itu informasi dapat sampai hanya dalam sekejap.
Namun karena kecepatan itu seringkali kita mengabaikan keakuratan
informasi dan sumber informasi yang jelas.
21
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan kegiatan memberi dan menerima pesan yang
dilakukan oleh komunikator terhadap komunikan. Komunikasi berfungsi
sebagai mengontrol karyawan, memberikan motivasi, mengekspresikan
emosi, dan sebagai penyampai informasi. Begitu juga komunikasi di
departemen administrasi pendidikan bertujuan untuk menyampaikan
informasi dan mempererat kekeluargaan.
Komunikasi yang efektif dilakukan dengan meletakkan prinsip atau
asas komunikasi sebagai pedoman dalam berkomunikasi. Untuk dilakukan
komunikasi dengan berpedoman pada prinsip tersebut diperlukan pesan yang
sesuai, yakni: informasi dalam pesan harus jelas, meyakinkan, akurat dan etis.
Bentuk komunikasi yang dilakukan berupa komunikasi verbal, nonverbal dan
tulisan. Dalam departemen administrasin pendidikan juga menggunakan
ketiga bentuk komunikasi tersebut.
Dalam organisasi, komunikasi dilakukan dilingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Komunikasi internal merupakan bentuk pertukaran
informasi dan ide di dalam organisasi, yang dilakukan oleh pemimpin dan
staf, ataupun antar staff. Komunikasi eksternal dilakukan untuk membawa
informasi masuk atau keluar dari organisasi guna mencapai tujuan organisasi,
yang dilakukan dengan pelanggan maupun masyarakat (stakeholders
eksternal) yang berhubungan dengan organisasi. Didepartemen administrasi
pendidikan pun, komunikasi internal dilakukan dengan semua orang yang ada
dalam departemen dan komunikasi eksternal dilakukan dengan masyarakat
luar, seperti: orangtua mahasiswa, alumni, dan lembaga pendidikan lain.
Proses komunikasi data dan informasi dalam manajemen perkantoran
terdiri dari pengirim, sumber data dan informasi, saluran atau transmisis,
penerima informasi/data serta tanggapan atas pesan atau informasi.
Salah satu penentu efektifitas komunikasi dalam manajemen
perkantoran adalah media komunikasi yang digunakan. Media komunikasi
22
yang digunakan di departemen administrasi pendidikan yaitu berupa
whatApp, surat, memo, sms, ataupun telpon.
Komunikasi dalam manajemen perkantoran tidak akan pernah luput
dari gangguan/hambatan. Robbins (dalam Badri Munir Sukoco, 2007)
menyebutkan empat hambatan komunikasi yang akan mempengaruhi kualitas
komunikasi yang kita lakukan: 1) Perbedaan bahasa dan persepsi, 2)
Gangguan komunikasi, 3) Overload informasi, dan 4) Penyaringan yang tidak
tepat. Departemen administrasi pendidikan pun mengalami berbagai
hambatan, seperti : misscommunication, dan mudahnya mengakses informasi
namun keakuratan informasi tersebut masih diragukan. Oleh karena itu,
Administrasi Pendidikan tidak terfokus pada satu channel untuk melakukan
komunikasi.
23