Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN PROSES INTERPERSONAL


(BAG. 2)

DOSEN PENGAMPU : ZULIAN FIKRY, S.Psi., M.A.

Disusun Oleh:

Erwia Febriyantama 1810011211172


Hadisti Dwi Khansa 1810011211039
Andi Sofyan 1810011211097

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah member rahmat dan
karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. yang diberikan oleh
Bapak selaku Dosen mata kuliah Dasar-Dasar Psikologi.

Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen yang
bersangkutan dan juga semoga makalahini bermanfaat bagi kami dan juga bagi para
pembacanya.

Kami selalu merasa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan kami terima dengan lapang hati demi
kesempurnaan makalah ini.

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatu

Padang, 28 November 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak
dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi
di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia
yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang
paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan
pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan
adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan
menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik
dan efektif yang harus dimiliki seorang manusia.

.Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh
manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar. Terutama ketika seseorang
melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja.

Pengertian Komunikasi Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan


komunikasi sebagai proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan
kepada orang lain melalui pesan simbolis.. Komunikasi langsung berarti komunikasi
disampaikan tanpa penggunaan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung
berarti sebaliknya.

Berdasarkan pengertian diatas, maka komunikasi memiliki beberapa elemen penting, yaitu:
Komunikasi melibatkan orang-orang,sehingga komunikasi yang efektif terkait dengan
bagaimana orang-orang dapat berinteraksi satu sama lain secara lebih efektif. Komunikasi
berarti terjadinya berbagi informasi atau pemberian informasi maupun pengertian (sharing
meaning), sehingga agar pemberian informasi maupun pengertian ini dapat terjadi, maka pihak-
pihak yang berkomunikasi perlu menyadari dan mengerti berbagai istilah atau pengertian yang
mereka gunakan dalam melakukan komunikasi. Jika tidak, maka kemungkinan terjadinya salah
persepsi dalam komunikasi sangat tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Komunikasi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi


Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan
masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan
bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada komunikasi dua arah untuk itu
diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi,
maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Salah satu bentuk komunikasi
tersebut adalah komunikasi atasan bawahan.

Komunikasi ke bawah, berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih
tinggi kepada mereka yang berotoritas rendah. Komunikasi ke atas, berarti bahwa informasi
mengalir di tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (supervisor).

Proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi khususnya yang menyangkut


komunikasi antara pimpinan dan karyawan merupakan faktor penting dalam menciptakan suatu
organisasi yang efektif. Komunikasi efektif tergantung dari hubungan atasan bawahan yang
memuaskan yang dibangun berdasarkan iklim dan kepercayaan atau suasana organisasi yang
positif. Agar hubungan ini berhasil, harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan
bawahan (Muhammad, 2001).Keterbukan dan kepercayaan ini terbentuk dari proses komunikasi
interpersonal yang efektif.

1.1. Jenis Informasi yang dikomunikasikan ke Bawah


a. Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu.

b. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

c. Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.


d. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan

e. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan


pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

1.2. Bentuk Komunikasi yang digunakan dalam Komunikasi ke Bawah


(Muhammad,2004):
a. Bentuk lisan
b. Bentuk tulisan
c. Bentuk gambar

1.3. Faktor yang mempengaruhi komunikasi atasan dan bawahan


1) Keterbukaan
2) Kepercayaan pada pesan tulisan
3) Pesan yang berlebihan
4) Ketepatan waktu
5) Penyaringan

2. Komunikasi dalam industri dan organisasi

Menurut Jewel dan siegel (1998) komunikasi organisasi adalah suatu alat dimana aktivitas
anggota-anggota system sosial organisasi dikoordinasikan. Komunikasi dapat membentuk jalinan
pengertian antara pihak yang satu dengan pihak yang lain sehingga apa yang dikomunikasikan
dapat dimengerti, dipikirkan, dan akhirnya dilaksanakan. Komunikasi yang tidak lancar dapat
menimbulkan dampak buruk dan komunikasi yang baik dalam organiasi mempunyai
keuntungan.

2.1. Dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi

 Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi antar manajer dengan komunikan yang berada dalam
organisasi, yaitu para pegawai dan berlangsung secara timbal balik. Komunikasi internal terbagi
atas tiga atas tiga arus komunikasi:

a. Komunikasi vertical ; adalah komunikasi dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas, yaitu
komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke atasan.
b. Komunikasi horizontal; adalah komunikasi secara mendatar. Komunikasi horizontal
seringkali berlangsung tidak formal.

Menurut Luthans (1992) berdasarkan hasil penelitian terhadap komunikasi interaktif , maka
diketahui tujuan yang sangat penting
a. Task coordination
b. Problem solving
c. Information sharing
d. Conflict resolution
e. Komunikasi diagonal atau komunikasi silang

 Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi antara manajer atau penjabat yang lain
yang mewakili di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur yakni komunikasi
dari organisasi ke khalayak dan dari khalayak ke organisasi.

3. Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi mengalir. Saluran ini
mempunyai satu dari dua macam baik formal maupun informal.

a. Jaringan kelompok kecil formal; melukiskan tiga kelompk jaringan kecil yang biasa :
rantai, roda, dan semua saluran. Rantai secara ketat mengikuti komando yang formal.
Roda mengandalkan pada pimpinan untuk bertindak sebagai saluran pusat untuk semua
komunikasi kelompok.

b. Jaringan informal; selenting atau kabar burung adalah jaringan komunikasi informal
pada organisasi. Dalam istilah komunikasi selenting digambarkan sebagai metode
penyampaian laporan rahasia dari orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui
saluran biasa.

Selenting memiliki tiga karakteristik utama; (1) tidak dikendalikan oleh manajemen (2)
dipresepsikan oleh kebanyakan karyawan sebagai paling dapat dipercaya dan andal
daripada komunikasi formal yang diterbitkan oleh manajemen puncak, (3) sebagian besar
organisasi selenting digunakan untuk melayani kepentingan sendiri dan orang-orang
didalamnya.

Menurut Kreitner dan Kinicki berdasarkan hasil penelitian terhadap selenting;


1. Lebih cepat daripada saluran informasi formal
2. Tingkat ketepatannya sekitar 75%
3. Orang-orang mengandalkan omongan selentingan ketika mereka berada dalam
keadaan tidak aman, terancam, atau menghadapi perubahan organisasi
4. Karyawan menggunakan selenting untuk mendapatkan sebagian informasi mengenai
pekerjaan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengirim dan penerima pesan antara
dua atau lebih idividu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti
mendengarkan, membujuk, enegaskan, komunikasi nonverbal, dan banyak lagi.
Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif
ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidangkomunikasi seperti interaksi
kelompik, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak
komunikatif

Konsep diri dan persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam
kelancaran komunikasi. Orang yang lancer dalam bekomunikasi berarti orang tersebut
mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya
bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal.
Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk
meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.

Di dalam kelompok organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang


merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang teriri dari
pemimpin dan bawahan/karyawan. Diantara kedua belah pihak harus ada komunikasi
dua arah untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai
cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi.salah satu bentuk komunikasi tersebut adalah komunikasi atasan bawahan.

B. Saran
Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik yang bersifat membangun. Karena saran dan kritik
akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki dan memperdalam kajian ini.

Anda mungkin juga menyukai