Anda di halaman 1dari 18

PERILAKU KEORGANISASIAN

KOMUNIKASI

(Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Perilaku Keorganisasian)

Dosen Pengampu: Dr. Wahdiyat Moko, SE., MM.

Disusun Oleh:
Like Octaviani (155020201111081)
Audi Nadya (155020201111088)
Lidiah A.H. (155020201111084)
Yoga Adi Sasono (155020201111068)
Ahmad Ahsanul Amal (155020207111049)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Komunikasi. Makalah ini saya susun dengan harapan agar dapat menambah
pengetahuan tentang Komunikasi.

Makalah ini merupakan hasil telaah dari beberapa referensi tentang Komunikasi.
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan wacana kepada pembaca
tentang Komunikasi. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Saya menyadari bahwa makalahini masih jauh dari sempurna. Demi kesempurnaan
makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat.

Malang, 10 Mei 2017

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini kerap


dilontarkan oleh mereka yang perhatian terhadap kajian fenomena komunikasi maupun
mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian. Dalam kenyataan masalah
komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil
membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya organisasi, yaitu
nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses
organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual understanding) .
Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.

Rumusan Masalah

1. Mendefinisikan komunikasi dan menyebutkan keempat fungsi komunikasi


2. Mendeskripsikan proses komunikasi
3. Membandingkan ketiga jenis umum jaringan kerja kelompok kecil
4. Menyebutkan rintangan-rintangan yang biasanya menghambat komunikasi yang efektif
5. Mengidentifikasi isu-isu terbaru komunikasi

Tujuan

Tujuan dari makalah yang berjudul Komunikasi adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi dan Mengetahui tentang bagaimana menghadapi masalah-masalah dalam
komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dimana terjadi penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dalam bentuk verbal maupun non verbal ataupun secara lisan (langsung)
ataupun tidak langsung (melalui media).
Komunikasi dalam organisasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat dan
pemahaman atas informasi dari suatu unit (pengirim) ke unit yang lain (penerima) tidak
hanya vital dalam perumusan tujuan organisasi, tetapi juga merupakan peralatan dan sarana
penting melalui kegiatan organisasi.
Komunikasi adalah satu usaha praktek dalam mempersatukan pendapat-pendapat, ide-ide,
persamaan pengertian dan persatuan kelompok.
Aktifitas komunikasi memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Apabila kajian
komunikasi dihubungkan dengan organisasi timbul suatu kajian tentang komunikasi
organisasi. Organisasi merupakan salah konteks penting dalam komunikasi.

2. Fungsi-fungsi Komunikasi
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu:
1. Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap
organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh
pegawai.
Bila pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan
yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau
sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian.
Namun komunikasi informal juga mengendalikan perilaku.
2. Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke para pegawai apa yang harus
dilakukannya.
Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja
yang dibawah standar.

3. Pengungkapan emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau organisasi merupakan mekanisme
fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu,
komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan
sosial.
4. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk mengambil
keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan
alternatif.

3. Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah langkah-langkah di antara seorang sumber dan penerimanya


yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Pesan tersebut disampaikan dari seorang
pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan dengan cara diubah menjadi suatu bentuk
simbolis dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima, yang lalu
menerjemahkan ulang (membaca sandi ) pesan yang diberikan pengirim.
1) Pengirim pesan (sender) dan isi pesan / materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang
dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir
secara baik dan jelas.
2) Simbol / isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami
oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata,
gerakan anggota badan (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian
pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah
tertentu.
3) Media / penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : TV, radio, surat kabar, papan pengumuman,
telepon, dan lainnya. Pemilihan ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan,
jumlah penerima pesan dan situasi.

4) Mengartikan kode / isyarat


Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan
harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau
dipahaminya.
5) Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam
bentuk code atau isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
6) Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk
verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap si penerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan
dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan
yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang
mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan
pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan
menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya.
Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara
komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7) Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh
dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu
kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima
salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

4. Arah Komunikasi

Menurut Stephen P. Robbins (2006), komunikasi dapat mengalir secara vertikal dan
horizontal. Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas.
A. Ke Bawah
Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok
atau organisasi ke tingkat yang lebih bawah. Misalnya para manajer yang berkomunikasi
dengan para bawahannya. Pola ini biasanya digunakan oleh para manajer atau pemimpin
kelompok untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan
kebijakan dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan
mengemukakan umpan balik tentang kinerja.
B. Ke Atas
Komunikasi ke atas yaitu komunikasi yang mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke
atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran, dan menyampaikan
masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas menyebabkan para manajer menyadari
perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan organisasi secara
umum. Dengan komunikasi ke atas juga manajer dapat mendapatkan gagasan untuk
memperbaiki kondisi yang dihadapi.
C. Lateral (Horizontal)
Komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok kerja yang
sama, baik antar sesama pekerja ataupun antar sesama manajer. Komunikasi horizontal
berfungsi untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. Dalam beberapa kasus,
hubungan horizontal ini memberlakukan sanksi formal. Seringkali hubungan ini diciptakan
secara informal utuk mempersingkat hierarki vertical dan mempercepat tindakan.

5. Jenis-Jenis Komunikasi
1. Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Stephen P. Robbins, komunikasi antar pribadi dapat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu:
a) Komunikasi lisan
b) Komunikasi tertulis
c) Komunikasi non verbal disebut juga komunikasi dengan bahasa tubuh
Dari ketiga jenis komunikasi yang disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan komunikasi
tulisan dapat disebut sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek
berupa :
Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan
disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting
dalam berkomunikasi.
Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat
diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak
proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai
hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya
selingan dalam berkomunikasi.
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas,
langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi
akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu
untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
a) Komunikasi Lisan
Sarana utama satu individu melakukan komunikasi dengan individu lainnya adalah
melalui lisan dengan cara berbicara, berpidato, mengobrol, diskusi kelompok dan lain
sebagainya. Salah satu keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan dalam umpan
balik yang dihasilkannya. Pesan verbal dapat disampaikan dan tanggapan diterima dalam
waktu yang relatif singkat. Jika penerima merasa tidak yakin dengan pesan itu, umpan balik
yang cepat memungkinkan deteksi dini oleh pengirim dan karenanya memungkinkan koreksi
dini.
Disamping memilik keuntungan diatas, komunikasi dengan lisan pun memiliki kerugian.
Kerugian terbesar dari komunikasi lisan yang muncul dalam organisasi adalah ketika pesan
yang disampaikan harus melewati sejumlah orang. Semakin banyak orang yang dilewati oleh
pesan itu maka semakin besar pula kemungkinan pesan tersebut mengalami distorsi. Dalam
organisasi, dimana setiap keputusan dan komunikasi lainnya disampaikan dari atasan kepada
bawahan secara verbal melalui lisan maka hal ini memungkinkan untuk terjadinya distorsi
pada pesan tersebut.

b) Komunikasi Tulisan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah terbiasa melakukan komunikasi secara tertulis.
Diantara media yang sering digunakan untuk melakukan komunikasi tertulis ini diantaranya
memo, surat, email, fax, sms, laporan berkala organisasi, pengumuman di papan, bulletin dan
alat-alat lain yang dikirimkan via kata-kata secara tertulis.
Salah satu keuntungan penggunaan komunikasi tulisan ini adalah karena komunikasi tulisan
ini berwujud dan dapat dibuktikan atau dapat dijadikan sebagai bukti. Umumnya, baik
pengirim maupun penerima memiliki catatan komunikasi. Pesan dapat disimpan dalam
waktuyang lama. Jika ada pertanyaan mengenai isi pesan tersebut, maka secara referensi
dicatat dan dapat dijadikan rujukan untuk referensi selanjutnya.
Kelebihan seperti ini tentu saja merupakan keuntungan tersendiri bagi sebuah organisasi.
Misalnya saja pesan ini berisi tugas yang harus dikerjakan oleh anggota dari oragisasi
tersebut selama beberapa bulan. Dengan menyampaikannya secara tertulis, maka ini dapat
dijadikan pedoman selama tenggat waktu tertentu atau selama tugas dan tujuan tersebut
belum tercapai.
Manfaat lain dari komunikasi tertulis/tulisan ini muncul dari prosesnya sendiri. Biasanya kita
akan lebih cermat dan lebih teliti terhadap kata/pesan yang ditulis daripada kata/pesan yang
disampaikan melalui lisan. Dengan demikian komunikasi tertulis ini lebih memungkinkan
untuk dapat difikirkan dengan baik, logis, dan jelas.
Selain mempunyai kelebihan seperti telah diutarakan diatas, pesan tertulis juga mempunyai
kekurangan. Pesan tertulis dapat memakan waktu yang relatif lebih lama daripada pesan yang
disampaikan melalui lisan. Dengan demikian meskipun menulis jauh lebih akurat tetapi
menulis juga dapat memakan waktu yang relatif lama. Kemudian dalam komunikasi
tulisan/tertulis juga, umpan baluk yang diterima relatif lebih lama daripada komunikasi lisan.

c) Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non
verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan
suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan
kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar
mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk
mengobservasi yang lainnya.
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan
dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi,
konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan
perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan
dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi
pesan yang sangat jelas.
Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan
selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya
untuk menghilangkan stres.

6. Komunikasi Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins, komunikasi organisasi ini dapat digolongkan menjadi
komunikasi jaringan formal, selentingan, dan mekanisme dengan bantuan komputer yang
digunakan oleh organisasi untuk memudahkan komunikasi.
a. Jaringan kelompok kecil formal
Jaringan organisasi formal ini bisa jadi sangat rumit, karena bisa jadi mencakup ratusan
orang atau puluhan tingkat hierarki. Stephen P. Robbins menyederhanakan jaringan formal
ini kedalam tiga kelompok kecil yang umum yang masing-masing terdiri dari lima orang.
Tiga jaringan ini adalah rantai, roda, dan semua saluran.
Rantai secara tegas mengikuti rantai komando yang formal. Jaringan ini hampir sama
dengan saluran komunikasi yang mungkin kita temukan dalam organisasi dengan tiga
tingkatan yang kaku. Roda mengandalkan tokoh sentral yang bertindak sebagai saluran pusat
untuk semua komunikasi kelompok. Jaringan ini merangsang jarinan komunksi yang akan
kita temukan dalam tim dengan pemimpin yang kuat. Jaringan semua saluran memungkinkan
semua anggota kelompok untuk secara aktif untuk saling berkomunikasi. Jaringan semua
saluran ini mungkin paling sering dicirikan dalam praktik yang sering dilakukan oleh tim swa
kelola, dimana semua anggota kelompok bebas memberikan kontribusi dan tidak ada satu
orang pun yang mengambil peran sebagai seorang pemimpin.
b. Selentingan
Selain system formal tersebut, dalam komunikasi dikenal juga system informal yang
disebut dengan selentingan. Meskipun selentingan ini bersifat informal, tidak berarti
selentingan ini bukan merupakan sumber informasi yang penting. Misalnya survei terbaru
menemukan bahwa 75% dari karyawan mendengar pertama kali ada masalah dari desas desus
dalam selentingan.
Selentingan mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu:
1) Selentingan tidak dikendalikan oleh manajemen.
2) Selentingan dipersepsikan oleh kebanyakan karyawan sebagai sumber informasi yang paling
dapat dipercaya dan andal daripada informasi formal yang diumumkan oleh manajemen
puncak.
3) Sebagian besar selentingan digunakan untuk melayani kepentingan sendiri dari orang-orang
di dalamnya.
Selentingan merupakan bagian penting dari komunikasi kelompok atau organisasi.
Selentingan menunjukkan kepada para manajer isu-isu yang membingungkan yang dianggap
oleh para karyawan dianggap penting dan memicu kecemasan. Oleh karena itu, selentingan
bertindak sebagai filter dan sebagai mekanisme umpan balik, yang mengumpulkan isu-isu
yang dianggap relevan oleh para karyawan. Dan yang lebih penting lagi yaitu dari perspektif
manajerial, adanya kemungkinan menganalisis informasi selentingan dan meramalkan
arahnya.
c. Komunikasi dengan bantuan komputer.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini,
memungkinkan pula komunikasi dalam organisasi diterapkan melalui teknologi komputer.
Keuntungan yang didapat tentu saja dalam hal kecepatan, keakuratan, dan kemudahan.
Bsekali fasilitas untuk melalkukan komunikasi dengan bantuan teknologi komputer ini,
diantaranya :
1. Elektronik Mail (E-Mail)
E-Mail merupakan surat elektronik menggunakan internet dan diperkaya dengan
teknologi yang dibantu komputer. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan
e-mail ini, yaitu pesan e-mail dapat ditulis, diedit, dan disimpan dengan cepat. Pesan-pesan
yang dikirim melalui e-mail dapat didistribusikan dan dikirim kepada satu atau ribuan orang
hanya dalam satu kali pengiriman. Dan keuntungan lainnya yaitu biaya yang dikeluarkanpun
relatif murah.
Adapun kelemahan dari e-mail adalah berlebihnya informasi yang didapatkan.
Misalnya saja seseorang bisa mendapatkan ratusan bahkan ribuan e-mail hanya dalam satu
hari. Tentu saja ini menjadi kendala tersendiri bagi penggunyanya untuk membaca,
menyaring, dan menanggapi e-mail yang masuk tersebut. Kelemahan lainnya yaitu kurangnya
muatan emosional, yang hanya bisa disampaikan melalui pesan suara atau melalui tatap
muka.
2. Hubungan Internet dan Ekstranet
Internet adalah jaringan informasi privat di seluruh organisasi yang berfungsi seperti situs
web tetapi hanya bisa diakses oleh orang dalam. Dengan menggunakan jaringan internet ini
suatu organisasi dapat berhubungan dengan mudah, cepat, dan murah baik dengan sesama
anggotanya ataupun dengan anggota atau perusahaan-perusahaan lain dalam menjalankan
aktivitas organisasi/kelompoknya.
3. Konferensi Video
Konferensi video adalah perluasan system internet dan ekstranet. Konfeensi video
memungkinkan anggota suatu kelompok/organisasi bertemu dengan anggota organisasi lain
dalam tempat yang berbeda. Gambar yang diperlihatkan dalam video memungkinkan mereka
untuk saling berkomunikasi.

7. Hambatan Komunikasi yang Efektif


Stephen P. Robbins (2006), mengatakan bahwa ada enam hal yang dapat menyebabkan
komunikasi menjadi tidak efektif, yaitu:
1. Penyaringan
Hambatan yang pertama dalam komunikasi adalah penyarngan. Penyaringan
merupakan suatu proses komunikasi dimana tidak semua informasi disampaikan. Hanya
informasi yang dirasa perlua dan menguntungkan saja yang disampaikan. Tetapi sekiranya
informasi itu akan mendatangkan kerugian maka onformasi tersebut tidak seutuhnya atau
bahkan tidak sama sekali disampaikan.
Sebab utama dari penyaringan adalah karena adanya jumlah lelvel dalam struktur
organisasi. Semakin vertical level dalam hierarki organisasi, semakin banyak terjadinya
peluang penyaringan. Factor-faktor seperti ketakutan menyampaikan kabar burukdan
keinginan untuk menyenangkan atasan sering menyebabkan seseorang untuk memberi
informasimengenai apa yang mereka pikiringin didengarkan oleh atasan mereka. Kondisi
seperti ini mendistorsi komunikaso ke atas.
2. Persepsi selektif
Biasanya penerima dalam proses komunikasi secara selektif menerima dan
mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik
personal lainnya. Para penerima juga menjelaskan minat dan harapan mereka ke dalam proses
komunikasi. Dengan adanya persepsi selektif ini memungkinkan bagi kita untuk tidak melihat
realitas tetapi menafsirkan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai realitas.
3. Informasi berlebih
Dalam proses komunikasi adakalanya seseorang menambah atau mengurangi
informasi yang diddapat dan disampaikannya. Hal ini dikarenakan kapasitas seseorang untuk
mengolah data terbatas. Sehingga ketika informasi yang diterima oleh seseorang melebihi
kapasitasnya yang dapat mereka pilah dan gunakan maka orang akan cenderung menyeleksi,
mengabaikan, melewati, atau melupakan informasi tersebut atau menghentikan pengolahan
sampai situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli apakah akibatnya kehilangan informasi
ataupun komunikasi yang efektif.
4. Emosi
Emosi dapat mempengaruhi komunikasi. Misalnya pesan yang diterima seseorang
ketika ia sedang marah atau kesal dibandingkan dengan ketika ia sedang senang atau ceria
akan berbeda tingkat keefektifan komunikasinya.
5. Bahasa
Dalam bahasa yang kita gunakan sehari-hari, kerap kali ada kata yang bisa
mengandung banyak makna ketika diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya
merupakan tiga dari variable-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa yang digunakan
seseorang dan definisi yang diberikan ke kata-kata itu.
Dalam sebuah organisasi biasanya terdiri dari anggota yang berbeda-beda, baik latar
belakang pendidikan, budaya, dan usianya. Kemudian mereka juga dibagi-bagi kedalam
beberapa hierarki organisasi sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Masalah dalam
memahami penggunaan bahasa ini adalah anggota organisasi biasanya tidak tahu bagaimana
orang yang dia ajak berinteraksi telah memodofikasi bahasa itu. Para pengirim cenderung
berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-istilah yang mereka gunakan adalah sama, baik bagi
dirinya maupun bagi penerima informasi tersebut. Tentu saja hal semacam ini dapat
menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
6. Kegelisahan komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2006), diperkirakan 5-20% dalam populasi menderita
kegelisahan atau kecemasan dalam melakukan komunikasi. Seringkali orang merasa takut
ketika berbicara di depan umum. Mereka mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak
pada tempatnya baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Berbagai studi menunjukkan
bahwa orang seperti itu selalu menghindari situasi yang menuntut mereka terlibat dalam
komunikasi.

8. Isu-Isu Terbaru dalam Komunikasi


Menurut Stephen P. Robbins (2006), ada empat isu terkini yang berhubungan dengan
komunikasi dlam sebuah organisasi, yaitu :
1. Penghalang komunikasi antara pria dan wanita
Adakalanya seorang pria merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan seorang
wanita atau dengan kata lain perbedaan gender seringkali menjadi penghalang dalam
melakukan komunikasi yang efektif. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Deborah Tannen
(Stephen P. Robbins : 2006), yang menjadi penyebab dari hal itu adalah adanya perbedaan
antara pria dan wanita dlam gaya pembicaraan mereka. Biasanya, pria menggunakan
pembicaraan untuk menekankan status sedangkan wanita menggunakannya untuk
mendapatkan koneksi.
Menurut Tannen (Stephen P. Robbins : 2006), komunikasi merupakan tindakan
penyeimbangan yang berkesinambungan, yang mengubah kebutuhan kebutuhan yang
berbenturan menjadi keakraban dan independensi. Keakraban menekankan kedekatan dan
kebersamaan. Independensi menekankan keterpisahan dan perbedaan. Masalahnya adalah,
wanita berbcara dan mendengar bahasa untuk menciptakan hubungan dan keakraban
sedangkan pria berbicara dan mendengar bahasa untuk menekankan status kekuasaan dan
independensi.
Jadi untuk banyak pria, pembicaraan merupakan cara untuk mempertahankan
independensi dan status dalam tertib social hierarkis. Sedangkan bagi banyak wanita,
pembicaraan merupakan negosiasi untuk menciptakan kedekatan dimana mereka mencoba
mencari dan memberikan informasi serta dukungan.

2. Diam sebagai komunikasi


Pengertian diam dalam konteks komunikasi adalah tidak adanya pembicaraan atau
suara, yang umumnya diabaikan sebagai bentuk komunikasi dalam perilaku organisasi karena
menggambarkan tiadanya tindakan atau perilaku. Tetapi diam kadang bukan berarti tidak ada
tindakan. Diam oleh banyak orang tidak dianggap sebagai gagal komunikasi, sebaliknya diam
dapat menjadi bentuk komunikasi yang sangat kuat. Diam dapat berarti seseorang sedang
memikirkan sesuatu, cemas, takut berbicara, serta dapat mengisyaratkan kesepakatan,
menolak, kecewa, atau marah.
Kegagalan dalam memberikan perhatianpada bagian diam dari percakapan dapat
berakibat kehilagan bagian penting dari pesan. Komunikasi yang cerdik memperhatikan
kesenjangan, jeda, dan keragu-raguan. Mereka mendengar dan menginterpretasikan.
Kadangkala pesan yang nyata dalam komunikasi terkubur dalam diam (Stephen P. Robbins :
2006).
3. Komunikasi yang benar secara politis
Secara sederhana, komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi
yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan
kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah
ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa
dipahami sebagai komunikasi antara yang memerintah dan yang diperintah.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkretsebenarnya telah
dilakukan oleh siapa saja : mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjagawarung, dan seterusnya.
Tak heran jika ada yang menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang
sebenarnya tak lebih dari istilah belaka.
Dalam pergaulan sehari-hari seringkali kita memodifikasikata-kata yang kita gunakan
sehingga terkesan lebih halus dan lebih menjaga perasaan orang lain. Dan ini akan menjadi
suatu bekal bagi kita agar dapat melakukan komunikasi yang efektif. Kita harus peka
terhadap perasaan orang lain. Kata-kata tertentu dapat membuat stereotype, mengancam, dan
menghina individu. Begitupula dalam sebuah organisasi yang memilik angkatan kerja yang
beragam dan hierakri kepemimpinan yang berbeda pula. Tetapi kadang kitapun mengalami
kesulitan untuk memodifikasi suatu kata yang memiliki ketepatan tertentu sehingga kita sulit
untuk memodofikasinya menjadi sebuah kata yang lebih halus.
Kata-kata merupakan alat promer untuk melakukan komunikasi. Semakin banyak
perbendaharaan kata yang digunakan oleh pengirim dan penerima, makin besar kesempatan
untuk menyampaikan pesan secara akurat. Dengan menghilangkan kata-kata tertentu dari
perbendaharaan, kita akan lebih sulit untuk melakukan komunikasi secara akurat. Sedangkan
bila kita menggantikan kata-kata dengan istilah yang baru yang maknaya tidak begitu
dipahami, kita telah memperkecil kemungkinan pesan kita akan diterima sesuai dengan
maksud kita.
Kita harus peka dengan pemilihan kata karena terkadang itu bisa melukai perasaan
orang lain. Tetapi kitapun harus hati-hati dalam menghilangkan atau memodifikasi kata-kata
yang kita gunakan karena hal tersebut bisamenjadi penghalang komunikasi yang efektif.
Intinya adalah kita harus menyadari bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan yang
tepat.

4. Komunikasi lintas budaya


Perbedaan kebiasaan dan kebudayaan kerap kali enjadipenghalang komunikasi yang
efektif. Menurut Stephen P. Robbins (2006), sedikitnya ada empat masalah yang menjadikan
factor budaya ini menjadi penghambat dalam komunikasi, yaitu:
a. Hambatan yang disebabkan oleh semantik
Makna kata bisa berlainan untuk orang yang berbeda. Hal ini dikarenakan beberapa kata
ada yang tidak bisa diterjemahkan kedalam bahasa atau budaya lain.
b. Hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata
Seringkali dalam bebrapa bahasa terdapat kata yang sama, baik dalam penulisan meupun
dalam pengucapannya, tetapi memiliki makna yang bebeda. Tentu saja hal ini dapat
menyebabkan kesalahpahaman dan menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
c. Habatan yang disebabkan oleh perbedaan nada
Setiap daerah atau suku biasanya mempunyai kebudayaan yang berbeda tidak terkecuali
dengan nada berbicara. Bagi orang batak misalnya, mereka sudah terbiasa berbicara
dengan nada yang tingi. Tetapi bagi orang sunda, biasanya nada yang tingi ini sering
diidentikan dengan keadaan marah atau tidak sopen dalam pembicaraan sehari-hari.
d. Hambatan yang disebabkan oleh beda persepsi
Biasanya orang yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda mempunyai
pandangan yang berbeda dalam mempersepsikan sesuatu.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai
berikut : pengirim pesan, penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manajer melibatkan
proses komunikasi. Proses komunikasi dimulai dengan adanya pengirim pesan yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang agar dapat dipahami sesuai apa yang ia
sampaikan. Kemudian pesan (informasi) tersebut disampaikan melalui isyarat (simbol), baik
verbal (kata-kata) maupun non verbal (bahasa tubuh) melalui media komunikasi langsung
(tatap muka), TV, Radio, internet, dll. Setelah pesan diterima melalui indera, maka si
penerima mengartikan, atau menterjemahkan agar dapat dipahami olehnya. Setelah pesan
tersebut dimengerti, maka ada tanggapan atau isyarat yang berisi pesan dari penerima agar
pengirim pesan tahu dampak pesannya terhadap penerima pesan (balikan). Disamping proses
komunikasi diatas, juga ada gangguan yang menghalangi suatu proses komunikasi yang
akibatnya penerima salah mentafsirkan pesan/isyarat tersebut.
Arah komunikasi yaitu bisa secara vertikal (ke atas maupun ke bawah) dan secara horizontal.
Hambatan dalam komunikasi yang efektif yaitu:
1. Penyaringan
2. persepsi selektif
3. informasi berlebih
4. Emosi
5. bahasa, dan
6. kegelisahan komunikasi
DAFTAR PUSTAKA

Robbins.Stephen P.2003.Perilaku Organisasi Jilid 2.Jakarta: Indeks.


http://ekonomosae.blogspot.com/2010/01/ekonomosae_08.html
http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/11/25/komunikasi/

Anda mungkin juga menyukai