Anda di halaman 1dari 3

HANIFA MAGHFIRA

15501010711062

ANALISIS HAK ASASI MANUSIA


DALAM LINGKUP ASEAN

HAM menurut faham dunia barat adalah rasa keamanan yang sudah terjamin,
yang pada umumnya dimiliki oleh negara negara yang masalah perekonomiannya
sudah mendekati sempurna, negara - negara tersebut yang notabene nya merupakan
negara maju. Dan sehingga sangat berbeda dengan kondisi negara negara asia yang
kebanyakan merupakan negara yang sedang berkembang.
HAM sendiri di asean diawali dengan konflik yang terjadi di Myanmmar yang
membuat negara Thailand khawatir apabila konflik tersebut mempengaruhi
negaranya. Karena itu, Thailand merupakan penggagas ide dari HAM yang
dinamakan flexible engangement yang menunjukan bahwa negara negara yang
tergabung di dalam ASEAN perlu melakukan integrasi. Sehingga disusun konsep
mengenai HAM ASEAN yang ditekankan kepada persamaan kesempatan di bidang
ekonomi, sosial dan budaya, juga hak untuk membangun dan pentingnya melindungi
komunitas selayak - layaknya individu. Akan tetapi yang menjadi tantangan dari
konsep HAM ASEAN ini adalah prinsip non-intervensi, sehingga tidak ditemukannya
adanya konsep universal tentang demokratis dan HAM diantara negara - negara
asean. Konsep tersebut diserahkan secara spesifik kepada masing - masing negara.
Dan pada akhirnya, ASEAN men-deklarasikan mengenai HAM pada tanggal 18
november 2012 pada KTT ASEAN ke-21di Phnom penh, Kamboja.

A. Subtansi Deklarasi HAM ASEAN


HAM ASEAN atau AICHR dipandu dan menghormati prinsip-prinsip
ASEAN sehingga dicantum kan di dalam deklarasi HAM ASEAN, sebagaimana yang
termaktub dalam Pasal 2 Piagam ASEAN, khususnya:
2.1 a. Menghormati untuk kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas teritorial,
dan identitas nasional semua Negara-negara Anggota ASEAN;
b. Tidak ikut campur dalam urusan internal Negara-negara Anggota ASEAN;
c. Menghormati hak setiap Negara Anggota untuk memimpin negaranya bebas dari
gangguan eksternal, subversi, dan paksaan;
d. Patuh terhadap aturan hukum, tata pemerintahan yang baik, prinsip-prinsip
demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional;
e. Menghormati kebebasan dasar, promosi dan perlindungan hak asasi manusia, dan
promosi keadilan sosial;
f. Menegakkan Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk hukum kemanusiaan
internasional, oleh Negara Anggota ASEAN, dan
g. Menghormati untuk perbedaan budaya, bahasa, dan agama-agama bangsa di
ASEAN, sementara menekankan mereka nilai-nilai kebersamaan dalam semangat
persatuan dalam keberagaman.
2.2 Menghormati prinsip-prinsip hak asasi manusia internasional, termasuk
universalitas, keutuhan, saling ketergantungan, dan keterkaitan semua hak asasi
manusia dan kebebasan fundamental, serta objektivitas, tidak memilih-milih,
nondiskriminasi, dan menghindari standar ganda dan politisasi;
2.3 Pengakuan bahwa tanggung jawab utama untuk mempromosikan dan melindungi
hak asasi manusia dan kebebasan dasar terletak pada masing-masing Negara
Anggota;
2.4 Pengejaran yang konstruktif dan pendekatan non-konfrontatif serta kerjasama
untuk meningkatkan promosi dan perlindungan hak asasi manusia, dan
2.5 Penerapan pendekatan evolusioner yang akan memberikan kontribusi terhadap
pengembangan norma-norma dan standar hak asasi manusia di ASEAN.

B. Tanggung Jawab Negara Negara ASEAN Di Bidang HAM


Menurut perjanjian internasional, deklarasi adalah sebuah pernyataan awal
dan pernyataan bersama mengenai suatu masalah dalam hal ini merupakan hak asasi
manusia. Dan sehingga negara negara yang bertanda tangan di dalam deklarasi HAM
ini, harus mengikuti ketentuaan, prinsip umum serta hak hak yang tertuang dalam
deklarasi HAM ASEAN tersebut. Semua itu di justifikasi di dalam pernyataan Phnom
penh yang ditanda tangin oleh kepala negara se-asean. Dimana mereka menyadari
bahwa pentingnya peran dan komitmen yang besar untuk berkontribusi terhadap
pemajuan dan pelindungan hak asasi manusia.

C. Instrumen dan Mekanisme Penyeleseaian Sengketa HAM


Dalam rangka penegakan dan perlindungan HAM dibutuhkan pengaturan
hukum yang mengatur mengenai HAM. Namun, dalam pelaksanannya dibutuhkan
suatu pengaturan dalam rangka penyelesaian sengketa. Penyelesaian sengketa adalah
suatu tata cara atau prosedur untuk menyelesaikan sengketa yang telah terjadi antara
pihak - pihak yang bersengketa. Penyelesaian sengketa terdiri dari penyelesaian
dalam pengadilan maupun luar pengadilan seperti, arbitrase, negosiasi, mediasi dan
konsilidasi. Dimana dalam membandingkan dengan penanganan dari organisasi
regional seperti di Eropa, Amerika dan Afrika yang dalam hal ini sudah memiliki
mekanisme dan pengadilan HAM untuk sengketa HAM regional, dengan ASEAN
yang sudah
memiliki mekanisme dan aturan namun belum memiliki pengadilan secara regional
mengenai sengketa HAM. Melihat situasi hukum seperti ini maka sangat diperlukan
suatu pengadilan untuk menyelesaikan suatu sengketa HAM seperti yang telah ada
yaitu, European Court of Human Rights (ECHR), Inter-American Court of Human
Rights (IACHR), The African Court of Human Rights and People Rights (ACHPR).

Anda mungkin juga menyukai