Anda di halaman 1dari 2

Nama : Danu Dwi Putra

NIM : 155120501111016

Kelas : IPL C4

Mata Kuliah : Birokrasi Indonesia

Patologi Birokrasi Pupuk Bersubsidi

Di Kabupaten Jombang

Birokrasi di Indonesia dapat dikatakan masih buruk, salah satunya yaitu di Kabupaten
Jombang. Kinerja birokrasi di Departemen Pertanian Jombang dalam pelaksanaan distribusi
pupuk bersubsidi masih belum optimal. Beberapa masalah yang dapat ditingkatkan oleh
Departemen Pertanian Jombang antar lain harga pasar tidak sesuai dengan harga yang
ditentukan pemerintah karena kurang ketatnya pengawasan, kios yang menjual ke petani
diluar jangkauan wilayahnya, pola pikir petani yang menggunakan pupuk berlebihan dan
kefanatikan pada salah satu jenis pupuk tertentu, adanya pejabat yang melakukan pungutan
liar terhadap kios tertentu. Indonesia sebagai negara agraris maka dari itu pelayanan di bidang
pertanian merupakan pelayanan yang penting karena hajat hidup orang Indonesia masih
bertumpu pada sektor pertanian khususnya di Kabupaten Jombang. Karena di Jombang 42%
wilayahnya merupakan persawahan, pupuk merupakan faktor produksi yang digunakan
masyarakat Jombang pada umumnya. Oleh karena itu keberhasilan penyediaan pangan,
terutama beras ditentukan oleh keberadaan pupuk.

Departemen Pertanian berperan dalam menentukan dan menetapkan harga eceran


tinggi pupuk yang sudah disubsidi oleh pemerintah untuk setiap daerah setiap tahunnya.
Tetapi disisi lain ada perbedaan pola produksi pupuk dengan kebutuhan petani. Pupuk hasil
pabrikasi sudah dapat ditentukan atau dihasilkan dengan jumlah tetap kecuali terjadi
kerusakan pabrik, namun kebutuhan petani sangat dipengaruhi iklim atau musim. Inilah yang
menimbulkan kekurangan suplai pupuk di suatu daerah. Disini dapat dilihat bahwa terjadi
ketidakberhasilan pemerintah dalam melaksanakan penyaluran pupuk bersubsidi karena
ketidaksesuaian antara rencana penyaluran dan realisasi. Akhirnya ditentukan kebijakan-
kebijakan yang mengatur tentang subsidi pupuk yang berpola tertutup dan transparan. Pola
tertutup yaitu pupuk bersubsidi hanya dapat disalurkan oleh distributor dan pengecer resmi
dan pupuk bersubsidi hanya dapat disalrukan pada petani atau kelompok tani yang telah
ditentukan. Lalu pola transparan yaitu distributor, pengecer, petani mengetahui secara persis
lokasi (jumlah dan waktu) pupuk bersubsidi yang menjadi hak-nya.
Namun, dalam pelaksanaannya berbagai permasalahan muncul di tingkat petani,
pengecer, distributor sampai Dinas Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai