Anda di halaman 1dari 8

11/8/2014

Istilah dan Pengertian Asuransi


- Menurut Pasal 246 KUHD , asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana
ASURANSI seorang penanggung dengan menikmati suatu
premi mengikatkan dirinya kepada tertanggung
untuk membebaskannya dari kerugian karena
kehilangan, kerusakan atau ketiadaan
keuntungan yang diharapkan, yang akan
dideritanya karena kejadian tidak pasti.

1 2

Hubungan antara
Risiko dengan Asuransi
Pasal 1 angka 1 UU No. 2 tahun 1992 menyatakan: Dalam setiap keputusan hidup yang dilakukan
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara
dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung oleh manusia akan selalu memiliki risiko.
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan Risiko adalah kemungkinan adanya kerugian yang
menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, diakibatkan oleh bahaya yang mungkin akan
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang terjadi tetapi tidak dapat diketahui apakah akan
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul terjadi dan kapan akan terjadi
dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk Dengan demikian, Risiko mengandung makna
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggalnya atau hidupnya seseorang yang sesuatu yang dapat membawa untung dan rugi.
dipertanggungkan Risiko dapat bermakna positif dan negatif.
3 4

1
11/8/2014

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk


menghindari risiko adalah mengalihkan risiko Karakteristik Risiko
tersebut kepada pihak lain. Pure Risk (Risiko Murni)
Pengalihan risiko kepada pihak lain ialah Akibat suatu peristiwa hanya 1 kerugian
Perusahaan Asuransi sebagai pihak penerima risiko finansial
dan pihak yang mampu mengelola risiko. Contoh : musibah kebakaran, bencana alam,
Pengalihan risiko tersebut dilakukan berdasar perampokan, sakit, kematian.
Perjanjian Asuransi Speculative Risk (Risiko Spekulatif)
Risiko yang dapat dilekatkan pada Asuransi dibagi akibat suatu peristiwa ada 2 = untung rugi
menjadi tiga golongan: contoh : membeli saham
1. Risiko Pribadi atau Perorangan Tidak semua risiko bisa diasuransikan. Hanya risiko
murni yang dapat diasuransikan. Risiko spekulatif
2. Risiko Harta Kekayaan tidak dapat diasuransikan
3. Risiko Tanggung Jawab
5 6

Dasar Hukum Asuransi


Suatu Risiko dapat diasuransikan jika.. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
1. Kapan terjadinya tidak dapat dipastikan - Secara umum diatur dalam pasal 246- 286 KUHD yang
sebelumnya berlaku untuk semua jenis asuransi
2. Jika terjadi, pasti menimbulkan kerugian yang - Asuransi khusus diatur dalam pasal 592- pasal 695
dapat dinilai dengan uang KUD dengan rincian:
3. Terjadi tiba-tiba 1. Asuransi kebakaran pasal 287-298 KUHD
2. Asuransi Hasil Pertanian Pasal 299-301 KUHD
4. Tanpa direncanakan
3. Asuransi Jiwa Pasal 302- 308 KUHD
5. Risiko justru ingin dihindari 4. Asuransi Pengangkutan Laut dan Perbudakan Pasal
6. Dapat pula dilihat secara fisik 592-685 KUHD
7. Dapat pula tidak terlihat 5. Asuransi Pengangkutan darat, sungai dan perairan
Pasal 686-695 KUHD
8. Memenuhi hukum bilangan besar
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
7 8

2
11/8/2014

Subjek dan Objek Asuransi


Unsur-Unsur Asuransi Subjek Asuransi adalah Penanggung (Pihak yang
Dari Pasal 246 KUHD tersebut dapat ditarik beberapa menanggung risiko dah harus membayar kerugian
unsur Asuransi, yakni: ketika risiko tersebut benar-benar terjadi) dan
1. Ada dua pihak yang terkait yakni Penanggung dan Tertanggung (Pihak yang memberikan premi
Tertanggung. asuransi kepada Penanggung)
2. Ada pengalihan resiko dari penanggung ke
tertanggung Objek Asuransi dapat berupa benda dan jasa, jiwa
3. Ada premi yang harus dibayar tertanggung kepada dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab
penanggung hukum, serta semua kepentingan lainnya yang
4. Adanya unsur peristiwa tidak pasti dapat hilang, rusak, dan atau berkurangnya nilai
5. Ada unsur ganti rugi apabila terjadi suatu peristiwa (Pasal 1 angka 2 UU No. 2 tahun 1992)
tidak pasti
9 10

Premi Asuransi Asuransi Sebagai Perjanjian Untung-


Premi merupakan salah satu unsur yang sangat Untungan
penting dalam asuransi karena merupakan Pasal 1774 BW menggolongkan Asuransi sebagai perjanjian
Untung-Untungan
kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh
Akan tetapi, Sebagian Ahli Hukum berpendapat bahwa
tertanggung kepada penanggung. penggolongan tersebut kurang tepat. Terdapat perbedaan
mendasar antara Asuransi dan Perjanjian untung-untungan
Besarnya jumlah premi ditentukan berdasar Dalam Asuransi Penanggung juga harus mempertimbangkan
penilaian risiko yang dipikul oleh penanggung. besarnya resiko yang harus ditanggung dan menerima kontra
prestasi dalam bentuk premi.
Premi asuransi merupakan syarat mutlak untuk Namun, juga tidak dapat dikategorikan sebagai perjanjian timbal
menetukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau balik. Karena kemungkinan ketidakseimbangan prestasi para pihak
bisa muncul.
tidak. Asuransi terkait Perjanjian Untung-Untungan hanya dalam hal
besarnya kewajiban penanggung dalam asuransi pertanggungan
tersebut atas suatu kejadian yang mungkin terjadi.
11 12

3
11/8/2014

Perjanjian Asuransi
Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi Pengadaan perjanjian asuransi didasarkan pada
pasal 225 KUHD yang menyebutkan semua asuransi
Pasal 1320 BW
harus dibentuk secara tertulis dengan akta yang
1. sepakat mereka yang mengikatkan diri
dinamakan polis
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
Perjanjian Asuransi dari bentuknya: Perjanjian
3. Suatu hal tertentu
Konsensual
4. Sebab yang diperbolehkan
Sifat Konsensual terlihat dari pasal 257 KUHD
Pasal 251 KUHD
Pasal 257 KUHD tersebut merupakan penerobosan
5. Kewajiban pemberitahuan tentang objek
asuransi dari tertanggung kepada penanggung terhadap pasal 255 KUHD yang mensyaratkan
bahwa perjanjian asuransi harus dibuat dalam suatu
13
akta yang dinamakan polis 14

Isi Polis
Polis
1. Hari dan Tanggal pembuatan perjanjian
Polis sebagai bukti asuransi berfungsi sebagai 2. Nama tertanggung
alat bukti tertulis yang menyatakan bahwa
3. Uraian yang jelas mengenai benda yang
telah terjadi perjanjian asuransi antara diasuransikan
penanggung dan tertanggung. 4. Bahaya-bahaya atau evenemen yang ditanggung
Isi polis menurut pasal 256 KUHD setiap polis oleh penanggung
kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat 5. Saat evenemen mulai berjalan atau berakhir
syarat-syarat khusus yakni: 6. Premi Asuransi
7. Keadaan Umum dan Janji-janji khusus yang dibuat
para pihak
15 16

4
11/8/2014

Penggolongan Asuransi Lanjutan.....


Pembagian berdasarkan Ilmu Hukum: Tujuan Asuransi Kerugian adalah memberikan
1. Asuransi Kerugian penggantian kerugian yang mungkin timbul
2. Asuransi Jumlah pada harta kekayaan tertanggung.
Tujuan Asuransi jumlah adalah untuk
mendapatkan pembayaran sejumlah uang
tertentu, tidak tergantung apakah persoalan
peristiwa tersebut menimbulkan kerugian
atau tidak.

17 18

Lanjutan..
Lanjutan....
Pasal 247 KUHD menyebutkan bahwa asuransi atau
Perbedaan asuransi jumlah dan kerugian dapat
dilihat dari terhadap prestasi apakah penanggung pertanggungan mengenai pokok:
mengikatkan diri. a. Bahaya kebakaran
Apabila penanggung mengikatkan diri untuk b. Jiwa seseorang atau lebih
melakukan prestasi memberikan sejumlah uang c. Bahaya di laut atau perbudakan
yang telah ditentukan sebelumnya, maka termasuk
asuransi jumlah. d. Bahaya- Bahaya pengangkutan di darat dan sungai
Apabila penanggung mengikatkan dirinya untuk serta perairan pedalaman
melakukan prestasi dalam bentuk penggantian
kerugian sepanjang ada kerugian, maka termasuk
asuransi kerugian
19 20

5
11/8/2014

Dalam perkembangannya ada beberapa jenis


asuransi yang tidak dapat dimasukkan ke Fungsi Asuransi
dalam kategori asuransi jumlah maupun
1. Pemindahan risiko
asuransi kerugian.
2. Pengumpulan dana
Pada prakteknya penggolongan asuransi 3. Premi yang seimbang
dibagi sebagai berikut: 4. Merangsang pertumbuhan usaha
a. Asuransi Jiwa (life insurance) 5. Keamanan, sehingga tertanggung bisa lebih
b. Asuransi Umum nyaman beraktifitas
6. Pencegahan dan pengendalian kerugian
c. Asuransi Sosial 7. Manfaat sosial
d. Asuransi Kesejahteraan Sosial
21 22

Prinsip Kepentingan
Prinsip-Prinsip Asuransi
Semua pihak yang bermaksud mengadakan
perjanjian asuransi harus memiliki kepentingan
1. Prinsip Kepentingan yang dapat
diasuransikan yang diasuransikan
Prinsip Kepentingan yang membedakan asuransi
2. Prinsip Indemnitas
dan perjudian (perjanjian untung-untungan)
3. Prinsip Itikad Baik
Prinsip Kepentingan dijabarkan dalam ketentuan
4. Prinsip Subrogasi bagi penanggung pasal 250 KUHD
5. Prinsip Kontribusi Kepentingan yang dapat diasuransikan adalah
semua kepentingan yang dapat dinilai dengan
sejumlah uang, dapat diancam oleh suatu bahaya,
23
dan tidak dikecualikan UU (Pasal 268 KUHD) 24

6
11/8/2014

Prinsip Indemnitas
Melalui perjanjian asuransi penanggung akan Prinsip Itikad Baik
memberikan proteksi akan kemungkinan kerugian
ekonomi yang akan diderita tertanggung. Prinsip Itikad baik diatur dalam pasal 251 KUHD
Penanggung memberikan proteksi dalam bentuk Pasal tersebut menekankan kewajiban
kesanggupan untuk memberikan penggantian tertanggung untuk memberikan keterangan atau
kerugian kepada tertanggung yang mengalami informasi yang benar kepada pihak penanggung
kerugian karena peristiwa yang tidak pasti Dalam perkembangan hukum kontrak, kewajiban
(evenement) para pihak dalam perjanjian untuk menjelaskan
Asuransi akan mengembalikan posisi keuangan informasi yang benar dan lengkap menjadi
tertanggung setelah mengalami suatu kerugian, kewajiban itikad baik pra kontrak.
seperti yang tertanggung miliki sebelum kerugian
Prinsip Indemnitas tersirat dalam pasal 246 KUHD
25 26

Prinsip Subrogasi
Prinsip subrogasi bagi penanggung memiliki arti pihak Reasuransi
tertanggung yang telah menerima ganti rugi memiliki
sejumlah tagihan kepada pihak lain yang secara hukum Reasuransi adalah suatu perjanjian antara satu
bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. penanggung dengan satu atau lebih penanggung
Tertanggung dapat menuntut ganti rugi dari dua ulang. Penanggung wajib memberi dan penanggung
sumber yakni pihak penanggung dan pihak ketiga
ulang sepakat wajib menerima seluruh atau
Subrogasi menurut UU hanya dapat berlaku apabila
sebagian risiko yang diberikan kepadanya.
terdapat dua faktor:
a. apabila tertanggung di samping mempunyai hak Reasuransi dalam arti usaha asuransi yang
terhadap penanggung juga mempunyai hak terhadap memberikan jasa dalam pertanggungan ulang
pihak ketiga terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan
b. Hak-hak itu adalah karena timbulnya kerugian asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa.
27 28

7
11/8/2014

Manfaat Reasuransi Asuransi Rangkap


1. memberi Jaminan atau perlindungan kepada Pengertian Asuransi Rangkap
penanggung dari kerugian-kerugian yang dalam pasal 252 KUHD ditentukan
sewaktu-waktu dapat mengganggu likuiditas kecuali dalam hal yang ditentukan oleh
perusahaan mereka UU, tidak boleh diadakan asuransi kedua
2. Sebagai alat penyebar resiko untuk waktu yang sama dan untuk
evenemen yang sama atas benda yang
sudah diasuransikan dengan nilai penuh,
dengan ancaman asuransi kedua itu batal

29 30

Menurut ketentuan pasal 252 KUHD tersebut , jika


benda sudah diasuransikan dengan nilai penuh Penyebab Asuransi Rangkap Dilarang
tidak boleh lagi diasuransikan lagi untuk waktu dan 1. Mencegah ganti kerugian yang didapat
evenemen yang sama. Jika diadakan asuransi tertanggung melebihi nilai benda (menjaga
kedua makan akan batal. Asuransi semacam ini berlakunya prinsip keseimbangan/ indemnitas)
disebut dengan asuransi rangkap (double
2. Mencegah asuransi menjadi perjanjian yang
insurance)
bersifat perjudian sehingga tertanggung dapat
Asuransi rangkap atas benda, waktu dan memperkaya diri melalui asuransi rangkap.
evenemen yang sama hanya diperbolehkan ketika
asuransi pertama tidak bernilai penuh dan
asuransi-asuransi berikutnya hanya mengikat nilai
sisanya menurut urutan waktu asuransi diadakan.
31 32

Anda mungkin juga menyukai