Anda di halaman 1dari 16

MODUL

KOMUNIKASI EFEKTIF

Dosen Pengampu :

Ni Ketut Somoyani, SST.,M.Biomed

Oleh:

Ida Ayu Putu Pradya Kirana Yoga

P07124221020

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

2022
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata komunikasi secara etimologis berasal dari kata communicatio yang


merujuk pada kata communis yang artinya ‘ sama ’ .Sama yang dimaksud adalah
‘ sama maksud atau sama arti ’ .Maka sederhananya, komunikasi dapat terjadi apabila
terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator
dan mampu diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi tidak dapat
terjadi jika tidak ada kesamaan makna diantara komunikator dan komunikan (situasi
tidak komunikatif).

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan isi pikiran atau isi perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan medium bahasa. Komunikasi berati
juga penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut terdiri
dari aspek isi pesan (the content of the massege) dan lambang (symbol).Isi pesan
dimediasi oleh pikiran atau perasaan dan lambang dimediasi oleh bahasa. Studi
tentang komunikasi semakin berkembang ketika zaman mulai maju dan mulai
munculnya teknologi sebagai sarana komunikasi massive.Tulisan ini membahas
komunikasi dalam perspektif etika pada kondisi sosial masyarakat yang dikendalikan
oleh suatu pemerintahan. Komunikasi yang terjadi antara pemerintah, media
jurnalistik, dan masyarakat umum akan dikaji sesuai teori komunikasi dan filsafat
komunikasi. Sebagai makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain maka
komunikasi adalah salah satu sarana untuk terkoneksi dengan orang dikeliling kita.
Ada komunikasi yang bersifat verbal dan ada pula yang bersifat non verbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi dengan berbicara pada orang lain
sedangkan non verbal adalah komunikasi yang terjadi melalui perantara atau media.
Dalam komunikasi verbal maka sangat penting untuk bisa menyusun kata-kata yang
keluar dari mulut kita menjadi sebuah informasi yang dapat dimengerti, berguna dan
menarik bagi orang lain. Komunikasi yang jelas akan membuat orang lain
memperhatikan dan menghargai apa yang kita bicarakan.
Pada saat melakukan Komunikasi Langsung dan Tidak Langsung seperti
Komunikasi Bisnis, Komunikasi Online, Komunikasi Intrapersonal, Komunikasi
Antar Budaya, Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Vertikal, Komunikasi Internal,
Komunikasi Lisan maupun tulisan, Komunikasi Pemasaran, Komunikasi Asertif,
Komunikasi Politik, ataupun Komunikasi Massa serta jenis komunikasi lainnya,
sangatlah penting mengetahui cara-cara atau teknik Cara Berkomunikasi dengan Baik
agar Proses Komunikasi Efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Efektif berarti memiliki sebuah efek atau pengaruh yang dapat membawa hasil yang
berguna, atau biasa juga diartikan mencapai sasaran atau target yang diinginkan.
Artinya, sebuah komunikasi yang dijalankan dengan efektif akan memberikan hasil
yang baik sesuai dengan yang diinginkan. Namun, untuk mencapai sebuah komunikasi
yang efektif kita harus mengerti dan paham bagaimana menjalankan strategi
komunikasi efektif. Memperhatikan strategi komunikasi dimaksudkan agar setiap
tahap-tahap komunikasi yang dijalankan akan menghilangkan atau memperkecil
hambatan-hambatan komunikasi yang mungkin saja terjadi. Sebenarnya banyak sekali
cara atau teknik komunikasi yang bisa digunakan melakukan komunikasi efektif, yaitu
dengan menggunakan bahasa yang gampang dimengerti, intonasi suara yang baik dan
sesuai dengan ekspresi yang dikeluarkan, bahasa atau gerak tubuh yang benar, kontak
mata, serta lawan bicara yang juga mendengarkan komunikasi tersebut secara aktif.
mengenai komunikasi efektif, antara lain: Menurut Jalaluddin dalam bukunya
Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai
dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tidakan.
PETA KONSEP MATERI KOMUNIKASI EFEKTIF

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan


perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.Tujuan komunikasi
efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara
pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan
balik seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik. Ada
beberapa pendapat para ahli mengenai komunikasi efektif, antara lain: Menurut
Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi
yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan,
mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya
menimbulkan suatu tidakan.Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan
cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif
dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi,
aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun
penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar- mengajar,
hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi
membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil
yang efektif. Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) mengatakan bahwa
komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy)
yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap
komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan
komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Sementara itu
Abdurahmat (2003 : 92) “ Efektivitas adalah pemanpaatan sumber daya, sarana dan
prasaranadalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Efektifitas secara umum
menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu
ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat yang
menjelaskan bahwa: “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh
target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase
target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya ” . Proses komunikasi akan efektif
apabila komunikator melakukan perannya, sehingga terjadinya suatu proses
komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, dimana gagasan-gagasan atau ide
dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi
pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan
untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Manfaat dari
Komunikasi Efektif pada pasiennya

Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter


atau institusi pelayanan medis.
2. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter/bidan yang merupakan dasar
hubungan dokter-pasien yang baik.
3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis.
4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam
menghadapi penyakitnya.
Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif manakala ada beberapa aturan dan
kaidah yang diikuti, yaitu:
1. Komunikator menghargai setiap individu, orang maupun kelompok yang dijadikan
sasaran komunikasi.
Hal ini mensyaratkan bahwa seseorang yang melakukan komunikasi bisa
menempatkan diri, tidak menganggap dirinya sebagai orang yang paling tahu dan
paling benar.
2. Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dihadapi orang lain. Setiap orang yang melakukan komunikasi harus mampu
mendengar dan dan siap menerima masukan apapun dengan sikap yang positif. Hal ini
akan sangat sulit dilakukan manakala orang tersebut tidak dapat dikritik atau tidak siap
menerima kritik. Menerima kritik memang tidak mudah. Tetapi kemampuan untuk
menerima apapun masukan dengan sikap baik akan membawa pengaruh positif pada
orang tersebut.
3. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.
Hal ini berkaitan dengan media yang digunakan. Seringkali orang melakukan
komunikasi dengan individu maupun kelompok, tetapi pesan tidak dapat dipahami
karena media atau alat yang digunakan tidak mendukung. Misalnya, suara di telepon
putus-putus, atau microphon yang mendengung, atau suara di telepon yang terlalu
lemah. Beberapa hal tersebut mengakibatkan penerima pesan kesulitan memahami isi
pesan. Akibatnya selain tidak respon, pemberi pesan justru tidak
akan didengarkan atau diperhatikan.
4. Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi.
Hampir mirip efeknya dengan permasalahan media yang rusak, maka bagian ini
berkaitan dengan kejelasan isi pesan itu sendiri. Misalnya apabila pemberi pesan
menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh penerima pesan, maka jelas akan
sulit bagi penerima pesan untuk memahami isi pesan dan akhirnya umpan balik juga
tidak akan muncul. Demikian juga bila pemberi pesan tidak jelas dalam
menyampaikan pesan akibat penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan latar
belakang penerima pesan, maka akan muncul berbagai interpretasi. Akhirnya isi pesan
akan bergeser, dan komunikasi tidak dapat mencapai tujuannya.
5. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lain
Hal ini berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing, baik pemberi
maupun penerima pesan. Termasuk di dalam sikap dan sifat ini adalah kerelaan untuk
rendah hati, menghargai, dan mau mendengarkan orang lain.

2.2 Unsur-Unsur Komunikasi Efektif

a. Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku


komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini
dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi
dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga
mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar
komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan
perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu
komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat
terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap
dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi
tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.

b. Komunikasi Bersifat Perintah

Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi
dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang- orang yang dijadikan sasaran
(komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini
bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang
buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interes atau muatan kepentingan
untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik ,perdebatan dengan menepis
argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan. Bagi seorang
diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata andalan dan sangat penting
untuk mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis.

c. Hubungan Manusia

Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang


mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya
hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam
pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang
amat mendalam. Seperti halnya mengubah sifat, pendapat, atau perilau seseorang. Jika
ditinjau dari sisi ilmu komunikasi hubungan manusia ini termasuk kedalam
komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang berlangsung antara dua orang
atau lebih dan bersifat dialogis. Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk
menghilangkan hambatan- hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan
mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya
digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional
approach) dan pendekatan social budaya (sosio- cultur approach).

2.3 Sistem Komunikasi Efektif

Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau pesan yang disampaikan
dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga menciptakan kesamaan persepsi,
mengubah prilaku, atau mendapatkan informasi (menjadi tahu/paham). Adapun
komponen komunikasi yang efektif yaitu :

a. Encoding
Komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan kode atau simbol yang
memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dapat diterima serta dipahami
dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).

b. Decoding

Decoding, komponen penting lainnya dalam komunikasi efektif, yaitu kemampuan


penerima memahami pesan yang diterimanya. Karenanya, dalam komunikasi efektif,
pemahaman tentang audiens sangat penting guna menentukan metode penyampaian
dan gaya bahasa yang cocok dengan mereka.

c. Konteks (Context)

Konteks komunikasi yaitu konteks ruang, tempat, dan kepada siapa kita melakukan
komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada level komunikasi antarpribadi,
komunikasi kelompok (grup), komunikasi organisasi, komunikasi massa.

Konteks komunikasi mempertimbangkan usia, wilayah, jenis kelamin, dan


kemampuan intelektual penerima pesan. Berkomunikasi dengan anak kecil tentu akan
berbeda cara dan gaya bahasanya dengan berkomunikasi dengan orang dewasa.

d. Bahasa Tubuh (Body Language)

Bahasa tubuh dikenal juga sebagai komunikasi non-verbal meliputi postur, posisi
tangan dan lengan, kontak mata, ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang konsisten dan
sesuai dapat meningkatkan pengertian. Gerakan anggota badan harus sesuai dengan
yang diucapkan. Bahasa tubuh terpenting adalah senyum dan kontak mata.

e. Gangguan/Hambatan (Interference)

Emosi bisa mengganggu terjadinya komunikasi efektif. Jika komunikator marah,


kemampuannya mengirim pesan efektif mungkin berpengaruh negatif. Begitu juga
jika komunikan dalam keadaan kecewa atau tidak

setuju dengan komunikator, mungkin dia mendengar sesuatu yang berbeda.

f. Pikiran Terbuka (Be Open-minded)


Pikiran terbuka merupakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif. Jangan
terburu-buru menilai atau mengkritisi ucapan orang lain. Kita harus mengedepankan
respek, menghargai pendapat atau pandangan orang lain, dan juga menunjukan empati
dengan berusaha memahami situasi atau masalah dari perspektif orang lain.

g. Mendengar Aktif (Active Listening)

Menjadi pendengar yang baik dan aktif akan meningkatkan pemahaman terhadap
orang lain. Tunjukan bahwa kita fokus mendengarkan ucapan orang lain, misalnya
dengan mengganggukkan kepala dan membuat “ indikasi verbal ” bahwa kita setuju
dengan mengatakan misalnya “ oh ” . Jangan menginterupsi pembicaraan orang lain.
karena akan mengganggu kelancaran obrolan.

h. Refleksi (Reflection)

Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan “ konfirmasi ” , yaitu
meringkas pesan utama yang disampaikan orang lain. Kita bisa mengulang yang
diucapkan orang lain, sekaligus “klarifikasi” bahwa maksud perkataannya “begini”
dan “begitu”

2.4 Tehnik Komunikasi Efaktif

Teknik Komunikasi Yang Efektif

Teknik yang baik dan benar untuk menciptakan komunikasi yang efektif didalam

kehidupan sehari-hari saat ini menjadi hal yang paling mudah untuk dilakukan setiap
saat. Banyak sekali macam-macam media komunikasi seperti handphone, komputer,
media massa, media sosial diciptakan untuk mempermudah komunikasi, karena fungsi
media komunikasi juga terus dikembangkan agar setiap orang atau kelompok semakin
mudah untuk bertukar informasi dan berkomunikasi. Berikut 5 teknik komunikasi
efektif yang harus kamu ketahui.

1) Berbicaralah dengan antusias


Saat komunikasi sedang berlangsung agar lawan bicara kamu merasakan bahwa kamu
peduli dan mendengarkan setiap perkataan mereka. Akibatnya, mereka akan lebih
terbuka kepada kamu, karena percaya diri mereka akan meningkat. Sehingga
komunikasi akan berjalan dengan baik dan penuh dalam canda tawa. (baca juga:
Model Komunikasi Transaksional)

2) Berikan pertanyaan yang bersifat terbuka

Kepada lawan bicara kamu seperti hobby mereka, apa yang mereka sukai, bagaimana
kehidupan mereka dan lainnya. Usahakan untuk mengetahui kehidupan dari lawan
bicara secara detail, agar kamu mungkin dapat memberikan perspektif baru tentang
diri dan tujuan hidup mereka. (baca juga: Model Komunikasi Gudykunst)

3) Gunakan bahasa tubuh

Kamu ketika sedang berbicara, misalnya dengan menggerakkan tangan, mengeluarkan


ekspresi wajah dan lain sebagainya. Sebisa mungkin cobalah untuk mengetahui
perasaan mereka ketika berkomunikasi dengan cara mengamati gerak tubuh dan
intonasi suara mereka. Teknik ini akan memberikan kamu kesempatan yang lebih
besar untuk menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara serta respon yang
kamu berikan akan bermakna lebih positif. (baca juga: Perkembangan Media Massa di
Indonesia)

4) Sanjung dan pujilah mereka

Serta tunjukkan rasa kagum kamu akan kepribadian mereka, adat budaya mereka
dengan jujur. Berikan juga alasannya kenapa kamu menyukai atau mengagumi
mereka.Jika kondisi komunikasi tidak tepat untuk menyatakannya secara langsung,
cobalah untuk menyatakan pujian kamu secara tidak langsung.

5) Dengarkan semua yang mereka katakan

Dengan baik dan penuh perhatian serta usahakan selalu fokus terhadap apa yang
dibicarakan dan responlah pertanyaan mereka dengan baik. Hal ini menunjukkan
bahwa kamu memang mendengarkan apa saja hal yang mereka bicarakan sehingga
mereka merasa kamu adalah bagian dari komunikasi itu juga.

6) Beri tatapan mata

Tatapan mata yang kuat kepada mereka untuk menunjukkan bahwa kamu bukan hanya
sebagai pendengar saja, melainkan kamu juga mengerti dan paham apa yang
dibicarakan. Ketika dilakukan dengan baik, mereka juga secara alami akan lebih
memperhatikan apa yang kamu katakan.

7) Bukalah diri kamu seterbuka mungkin

Agar kamu mendapatkan kepercayaan dari mereka.Ceritakan kejadian menarik yang


kamu alami, bagaimana kehidupan kamu dan lain sebagainya.Tapi, jangan terlalu
berlebihan sehingga menganggap mereka cerita mereka tidak penting.Biarkan mereka
mengetahui lebih jauh tentang diri kamu seiiring berjalannya komunikasi.

8) Jangan gunakan kata Aku atau Saya

Karena hal itu hanya akan memberikan kesan bahwa hanya kamulah yang harus
didengarkan. Sebaiknya, ketika berkomunikasi gunakanlah kata “kita” atau “kami”
untuk menciptakan hubungan layaknya keluarga dan berada pada pihak atau sisi yang
sama dengan lawan bicara.

9) Tersenyumlah kepada mereka

Agar ketika komunikasi yang sedang berlangsung tidak terjadi ketegangan antara
kamu dengan mereka.Pada saat tersenyum, kamu sebenarnya telah menunjukkan
bahwa kamu telah siap untuk berkomunikasi dengan mereka, serta mengganggap
berkomunikasi dengan mereka adalah sebuah kebahagiaan.

10) Berikan saran yang bermanfaat

Kepada lawan bicara kamu seperti tempat yang enak untuk berkomunikasi, makanan
apa yang enak pada tempat tersebut, acara apa yang berlangsung pada hari itu, peluang
karir yang mungkin bisa mereka dapatkan, dan lain sebagainya. Ketika kamu
memberikan saran atau ide yang menarik perhatian mereka, maka secara tidak
langsung kamu telah memberikan kesan kepada mereka bahwa kamu memiliki banyak
pengetahuan. Jadi, ketika mereka membutuhkan sesuatu, maka mereka akan
menghubungi kamu. (baca juga:Contoh Komunikasi Langsung)

11) Berikan mereka motivasi

Ketika kamu sedang berkomunikasi dengan orang yang lebih muda dari kamu, atau
kehidupannya lebih sulit dari kamu karena biasanya mereka akan menganggap kamu
lebih baik dari mereka. Untuk itu, motivasi yang kamu berikan mungkin saja akan
menggugah semangat mereka agar bekerja lebih giat dan menjalani hidup dengan
lebih semangat. Yakinkan mereka bahwa mereka pasti mampu menghadapi setiap
masalah yang mereka hadapi, sehingga mereka akan menjadikan kamu sebagai teman.
12) Percaya dirilah

Kamu ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain dengan cara menunjukkan
suara dan bahasa tubuh yang lebih bersemangat dan lebih berenergi positif. Tapi
jangan pula kamu terlalu berlebihan sehingga peran mereka sebagai lawan bicara
menjadi tidak terlihat. Apapun yang terlalu berlebihan, efek atau akibatnya akan
kembali kepada diri kamu sendiri. (baca juga: Tujuan Komunikasi Pemasaran)

13) Panggilah mereka dengan sopan

Seperti menyebutkan nama mereka dengan baik, atau misalnya dengan memanggil
mereka dengan sebutan ” Bro “, ” Guys”, ” Boss “, ” Sobat” dan panggilan
lainnya yang membuat mereka senang. Ketika kamu memanggil mereka dengan baik,
mereka akanmenganggap bahwa kamu sudah menjadi teman mereka. Jangan pernah
memanggil lawan bicara dengan kata-kata yang kurang sopan dan tidak enak didengar.

14) Ajak mereka menjalin hubungan yang lebih erat

Dengan cara misalnya mengajak mereka makan atau bersama, mengajak mereka pergi
berwisata, mengajak mereka untuk mampir kerumah kamu, dan ajakan lainnya.
Meskipun mereka menolak tawaran kamu, mereka akan merasa tersanjung dengan apa
yang kamu tawarkan serta disisi lain, mereka akan menganggap kamu memiliki
keberanian menjalin persahabatan dengan baik kepada siapa saja

15) Jangan pernah terlambat datang

Ketika ingin melakukan komunikasi atau pembicaraan dengan mereka pada lokasi
yagn telah ditentukan. Ketika kamu datang lebih awal atau tepat waktu, maka hal ini
akan memberikan mereka kesan bahwa, ketika berkomunikasi kamu sangat
menghargai mereka dan mendengarkan mereka.

SOAL

3.1 Essay

1. Media dalam bentuk apa saja yang dapat digunakan dalam melakukan
komunikasi efektif ?

2. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi efektif ?

3.2 Jawaban

1. Media yang dapat digunakan dalam melakukan komunikasi konseling berupa ;


a. Pamflet; b. Power point; c. Brosur: d. Televisi; e. Surat kabar; f. Poster

2. Unsur-unsur dalam komunikasi efektif yaitu:

a. Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku


komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini
dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi
dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga
mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar
komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan
perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu
komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat
terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap
dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi
tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.

b. Komunikasi Bersifat Perintah

Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi
dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang- orang yang dijadikan sasaran
(komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini
bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang
buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interes atau muatan kepentingan
untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik ,perdebatan dengan menepis
argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan. Bagi seorang
diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata andalan dan sangat penting
untuk mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis.

c. Hubungan Manusia

Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang


mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya
hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam
pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang
amat mendalam. Seperti halnya mengubah sifat, pendapat, atau perilau seseorang. Jika
ditinjau dari sisi ilmu komunikasi hubungan manusia ini termasuk kedalam
komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang berlangsung antara dua orang
atau lebih dan bersifat dialogis. Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk
menghilangkan hambatan- hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan
mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya
digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional
approach) dan pendekatan social budaya (sosio- cultur approach)
DAFTAR PUSTAKA

Larry A. Samovar, Richard E. Porter, Edwin R, McDaniel. 2010. Komunikasi Lintas Budaya.

Salemba Humanika, Jakarta.

Mulyana, Deddy Prof. 2007. Imu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Rohim,Syaiful.2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Rineka Cipta,Jakarta.

West, Richard & Lynn H. Turner. 2007. Introducing Communication Theory.Third Edition.

The McGrow Hill companies, Singapore.

A.W.Wijaya. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta. Deddy Mulyana.

2000. Human Communication. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai