Pokok Bahasan
I.
II.
III.
Filsafat Ilmu
Etika Komunikasi
Etika / Kode Etik Profesi Komunikasi
1. Kode Etik Jurnalistik
2. Pedoman Perilaku Penyiaran
3. Kode Etik Perhumas
4. Kode Etik Insan Kehumasan Pemerintah
5. Etika Pariwara Indonesia
FILSAFAT ILMU
Filsafat Ilmu : Ilmu yang mempelajari sebab yang sedalam - dalamnya
mengenai hakekat persolan ilmu.
Hakekat Persoalan Ilmu : Ontologi
Epistemologi Aksiologi
Bidang Filsafat :
1. Ontologi/metafisika apa ilmu itu ?
2. Epistemologi (Bagaimana cara peroleh Ilmu)
a. Logika
b. Metodologi
c. Filsafat ilmu
3. Aksiologi (nilai) : Untuk apa ilmu itu dipergunakan
a. Etika : Cabang filsafat yang mempelajari baik/buruk tindakan
b. Estetika : Cabang filasafat yang mempelajari indah/tidaknya
tindakan
Objek Etika :
Manusia dinilai manusia lain dari tindakannya
Katagori penilaian tindakan : baik buruk (etika)
Indah jelek (estetika)
Sehat kurang sehat dari segi
kesehatan/medis
Tindakan dinilai Baik - Buruk (etika) terhadap orang lain berarti tindakan
itu dilakukan dengan sadar atas pilihan atau dengan sengaja.
Faktor kesengajaan mutlak ada dalam penilaian baik-buruk disebut
penilaian kesadaran etis / moral
Sengaja : Berarti ada rasa tahu dan bisa memilih.
Tidak ada Kesengajaan maka tidak ada
penilaian baik buruk
Tahu dan memilih harus ada dalam penilaian moral
Etika, khusus dilakukan pada tindakan - tindakan manusia yang dilakukan
dengan sengaja
Objek Materia Etika : Manusia
Objek Forma Etika : Tindakan manusia yang dilakukan dengan
sengaja
KESADARAN MORAL
ETIKA KOMUNIKASI
Etika : - Hendak mencari ukuran baik-buruk
- Hendak mengetahui bagaimana manusia seharusnya bertindak
Komunikasi : Usaha manusia dalam menyampaikan IP
nya kepada manusia lain.
Jadi :
Etika Komunikasi :
Penilaian baik-buruk ataui bagaimana manusia seharusnya bertindak
dalam usahanya menyampaikan IP-nya kepada manusia lain.
Tanggung Jawab :
Manusia harus bertanggung jawab terhadap tindakanya yang
disengaja.Artinya manusia dapat mengatakan dengan jujur kepada
kata hatinya, tindakan itu sesuai kata hati dan tindakan itu baik.
Tanggung Jawab :Kepada kata hati
Kepada orang lain.
A. PENGERTIAN :
Etika :
Verderber : Etika adalah standar - standar moral yang mengatur perilaku
manusia bagaimana harus bertindak dan mengharapkan orang
lain bertindak. Etika pada dasarnya merupakan dialektika
antara kebebasan dan tangguing jawab, antara tujuan yang
hendak dicapai dan cara untuk mencapai tujuan itu. Ia
berkaitan dengan penilaian tentang perilaku benar atau tidak
benar, yang baik dan tidak baik, yang pantas atau tidak pantas,
yang berguna atau tidak berguna, dan yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan.
I.R. Poedjawijatna : Manusia yang berkepribadian etis adalah manusia yang
dalam tindakannya selalu memilih yang baik sesuai dengan
penerangan budinya. Manusia yang berkepribadian (etis)
adalah manusia susila.
Ukuran Baik :
1. Menurut aliran Hedonisme :
Semua tindakan manusia cenderung untuk mencapai :
Kepuasan semata (lihido Sexualitas) S.Freud
Kepuasan dalam memiliki kekuasaan Alder
2. Menurut aliran Utilitarisme :
Yang baik adalah yang berguna. Jadi baik-buruknya
sesuatu, dinilai dari kegunaannya untuk mencapai tujuan.
3. Menurut Aliran Vitalisme :
Yang baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup.
Kekuatan dan kekuasaan menaklukan orang yang lemah,itulah
ukuran baik,Manusia yang kuasa itulah manusia baik.
4. Menurut aliran sosialisme
Masyarakat terdiri dari manusia, maka masyarakat yang
menentukan baik - baik tindakan individu anggota masyarakat.
Ukuran baik adalah yang lazim dianggap baik oleh
masyarakat tertentu.
Norma :
Secara Etimologi :
Norma (bahasa Latin) = penyiku (alat tuk Kayu)
Norma : pedoman, ukuran, aturan/kebiasaan
Fungsi Norma :
a. Sebelum terjadi sesuatu,dipakai sebagai pedoman/haluan untuk
menunjukan bagaimana sesuatu terjadi.
b. Sesudah terjadi sesuatu, dipakai sebagai ukuran untuk
mempertimbangkan apakah sesuatu itu terjadi seperti yang
seharusnya.
Fungsi Norma kalau diterapkan pada perilaku manusia :
a. Berfungsi sebagai pedoman,pemandu, petunjuk, perintah
hukum :
bagaimana seharusnya manusia berperilaku dihari depan.
b. Berfungsi sebagai ukuran sesudah perbuatan selesai :apakah
perilaku
sesuai norma atau tidak.
Bentuk-bentuk Norma :
1.Peraturan Sopan-Santun hanya berdasarkan konvensi
2.Norma Hukum Pelaksanaannya dapat dituntut/
dipaksakan
Pelanggarannya dapat ditindak
(oleh penguasa sah)
3. Norma Moral Norma yang menjadi dasar menilai
seseorang dari segi baik-buruknya.
Semua kesepakatan mengenai baik - buruk dalam masyarakat disebut
norma etika masyarakat tersebut.
Catatan :
Tanpa adanya Norma kehidupan manusia akan kacau. Manusia tidak
menginginkan keadaan tidak senonoh dan perilaku tidak tertib. Untuk itu perlu
norma sebagai aturan mencapai ketertiban.
Pendidikan (knowledge)
formal dan non-formal
Ketrampilan / keahlian (skill)
menulis, pidato, dsb
Lembaga praktek, pekerjaan penuh waktu
penerbitan, kantor humas, dsb
Kode Etik Profesi
KEJ, Kode etik Kehumasan, dsb
Berdedikasi tinggi thd pekerjaaan dan bersifat
otonomi
Penjelasan
Butir b tentang pengertian akurat (kata sifat) atau
akurasi (kata benda).
Kata-kata tersebut mengandung makna kecermatan,
ketelitian, dan ketepatan. Artinya, informasi yang
dipublikasikan oleh media pers sesuai dengan keterangan
yang didengar wartawan dari narasumber atau sesuai
dengan peristiwa yang disaksikannya.
Akan tetapi, berita yang akurat tidak selamanya dapat
dipastikan sepenuhnya mengandung kebenaran,
walaupun para wartawan haruslah didorong agar berusaha
mencari kebenaran dalam setiap informasi yang hendak
dipublikasikan.
Tentang
PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN
DASAR :
Pedoman Perilaku Penyiaran ditetapkan berdasarkan
pada nilai-nilai agama,norma-norma yang berlaku
dan diterima dalam masyarakat, kode etik, standar
profesi dan pedoman perilaku yang dikembangkan
masyarakat penyiaran, serta peraturan perundangundangan yang berlaku.
ARAH :
Pedoman Perilaku Penyiaran ditetapkan untuk
menghormati asas manfaat, asas adil dan merata,
asas kepastian hokum, asas keamanan, asas
keberagaman,m asas kemitraan, etika, asas
kemandirian, dan asas kebebasan dan tanggung
jawab.
2.
3.
PRIVASI
Dalam menyelenggaran suatu program siaran
baik itu bersifat langsung (live) atau rekaman
(recorded),lembaga penyiaran wajib
menghormati hak privasi,sebagai hak atas
kehidupan pribadi dan ruang pribadi dari
subyek dan obyek berita.
NARASUMBER
1. Dalam setiap program yang melibatkan
narasumber,lembaga peyiaran harus
menjelaskan terlebih dahulu secara terus
terang, jujur, dan terbuka kepada narasumber
atau semua pihak yang akan diikutsertakan,
tentang sifat, bentuk, dan tujuan dari acara,
sehingga dipastikan bahwa narasumber sudah
benar-benar mengerti semua hal tentang
acara yang akan mereka ikuti
2. Lembaga penyiaran wajib memperlakukan
narasumber dengan hormat dan santun.
BAHASA SIARAN
1. Lembaga penyiaran dalam menyajikan informasi
wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, baik tulisan kecuali bagi program siaran
atau berita yang disajikan dalam bahasa daerah
atau asing.
2. Lembaga Penyiaran yg menggunakan bahasa asing
dalam pemberitaan, hanya boleh meyiar kan
sebanyak 30 % dari total siaran acara.
3. Lembaga Penyiaran Berlangganan yang menyiarkan
program-program asing melalui saluran-saluran
asing yang ada dalam paket siaran, harus membuat
terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, baik dalam
bentuk sulih suara atau berupa teks.
PRINSIP JURNALISTIK
1. Lembaga Penyiaran dalam menyajikan informasi
program factual wajib mengindahkan prinsip
jurnalistik, yaitu akurat, berimbang,
ketidakberpihakan, adil, tidak beritikad buruk,
tidak mencampuradukan opini pribadi,tidak
menonjolkan unsur kekerasan, tidak
mempertentangkan suku, agama, ras dan
antargolongan, tidak membuat berita bohong,
fitnah, sadis dan cabul.
2. Lembaga Penyiaran dalam melaksanakan
kegiatan jurnalistik wajib tunduk kepada
peraturan perundangan-undangan dan Kode Etik
Jurnalistik yang berlaku.
SENSOR
1. Isi siaran dalam bentuk film dan/atau iklan
wajib memperoleh tanda lulus sensor dari
Lembaga Sensor Film (LSF).
2. Lembaga penyiaran televisi wajib melakukan
sensor internal secara mandiri atas materi
siaran non berita seperti sinetron, program
komedi, program music, klip video. Program
features/documenter, baik asing maupun local,
yang bukan siaran langsung.
PENGAWASAN
1. KPI mengawasi pelaksanaan Pedoman
Perilaku Penyiaran .
2. Pedoman Perilaku Penyiaran harus menjadi
pedoman lembaga penyiaran dalam
memproduksi suatu program siaran.
3. Pedoman Perilaku Penyiaran wajib dipatuhi
oleh semua lembaga penyiaran.
PENGADUAN
1. Setiap orang atau sekelompok orang yang mengetahui
adanya pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku dapat
mengadukan Ke KPI.
2. KPI menampung, meneliti, dan menindaklanjuti
aduan,sanggahan, serta kritik dan aspresiasi
masayarakat terhadap penyelenggara penyaiaran.
3. Dalam hal KPI memutuskan untuk mempertimbang
keluhan dan atau pengaduan, Lembaga Penyiaran
tersebut diundang untuk didengar keterangannya guna
mendapatkan klarifikasi dan penjelasan lebih lanjut
tentang materi program materi program yang diadukan
tersebut.
b. Tidak mewakili dua atau beberapa kepentingan yang berbeda atau yang
bersaingan tanpa persetujuan semua pihak yang terkait.
c. Menjamin rahasia serta kepercayaan yang diberikan
oleh klien atau atasan maupun yang pernah diberikan mantan klien atau
mantan atasan.
d. Tidak melakukan tindak atau mengeluarkan ucapan yang cenderung
merendah martabak, klien, atasan, maupun mantan klien atau mantan atasan.
e. Dalam memberi jasa pada klien atau atasan tidak menerima pembayaran,
komisi, atau imbalan dari pihak manapun selain klien atau atasan yang
telah memperoleh jasa.
f. Tidak menyarankan pada calon klien atau atasan bahwa pembayaran atau
imbalan jasa didasarkan pada hasil tertentu
Pasal III : PRILAKU TERHADAP MASYARAKAT DAN
MEDIA MASSA
TANGGUNG JAWAB
Dewan kehormatan
Dalam rangka mengawasi,mengontrol, dan
mengendalikan pelaksanaan Kode Etik
Kehumasan Pemerintah ini,oleh anggota perlu di
bentuk DEWAN KEHORMATAN KODE ETIK
KEHUMASAN PEMERINTAH
Mataram, 19 September 2003
Peserta Pertemuan Tahunan Bakohumas
2003/Konvensi Kehumasan Pemerintah Tingkat
Nasional 2003
TATA CARA
1. PENERAPAN UMUM
2. PRODUKSI IKLAN
3. MEDIA PERIKLANAN
ISI IKLAN
1. HAK CIPTA
MATERI PERIKLANAN HARUS ATAS IJIN TERTULIS DARI PEMILIK ATAU PEMEGANG
MERK.
2. BAHASA
A. MUDAH DIPAHAMI OLEH KHALAYAKNYA
B. TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN KATA-KATA SUPERLATIF PALING ,
NOMOR SATU TER DSB., TANPA DIJELASKAN .
C. PENGGUNAAN KATA-KATA TERTENTU
- 100 %, MURNI,ASLI DLL HARUS DAPAT DIBUKTIKAN DARI OTORITAS
TERTENTU
- HALAL SERTIFIKAT DR MUI
-PRESIDEN, RAJA, RATU DAN SEJENISNYA TIDAK UNTUK KONOTASI
NEGATIF
3. TANDA ASTERIK (*)
DI MEDIA CETAK TDK BOLEH UNTUK MENYEMBUNYIKAN , MENYESATKAN
MEMBINGUNGKAN ATAU MEMBOHONGI KHALAYAK, HANYA BOLEH DIGUNAKAN
UNTUK MEMBERI PENJELASAN LEBIH RINCI.
10. KEKERASAN
IKLAN TIDAK BOLEH SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAKL LANGSUNGMENAMPILKAN ADEGAN KEKERASAN YANG MERANGSANG ATAU MEMBERI
KESAN MEMBENARKAN TERJADINYA TINDAKAN KEKERASAN.
11. KESELAMATAN
IKLAN TIDAK BOLEH MENAMPILKAN ADEGAN YANG MENGABAIKAN SEGISEGI KESELAMATAN, UTAMANYA JIKA IA TIDAK BERKAITAN DENGAN
PRODUK YANG DIIKLANKAN.
12. PERLINDUNGAN HAK-HAK PRIBADI
IKLAN TIDAK BOLEH MENAMPILKAN ATAU MELIBATKAN SESEORANG TANPA
TERLEBIH DAHULU MEMPEROLEH PERSETUJUAN DARI YANG
BERSANGKUTAN, KECUALI DALAM PENAMPILAN YANG BERSIFAT MASSAL,
ATAU SEKADAR SEBAGAI LATAR, SEPANJANG PENAMPILAN TERSEBUT
TIDAK MERUGIKAN YANG BERSANGKUTAN
13. HIPERBOLISASI
BOLEH DILAKUKAN IA SEMATA-MATA DIMAKSUD SEBAGAI PENAIK PERHATIAN ATAU
HUMOR YANG SECARA SANGAT JELAS BERLEBIHAN ATAU TIDAK MASUK
AKAL, SEHINGGA TIDAK MENIMBULKAN SALAH PERSEPSI DARI KHALAYAK YANG
DISASARNYA.
14. WAKTU TENGGANG (ELAPSE TIME)
IKLAN YANG MENAMPILKAN ADEGAN HASIL ATAU EFEK DARI PENGGUNAAN
PRODUK DALAM JANGKA WAKTU TERTENTU,HARUS JELAS
MENGUNGKAPKAN MEMADAINYA RENTANG WAKTU TERSEBUT.
15. PENAMPILAN PANGAN
IKLAN TIDAK BOLEH MENAMPILKAN PENYIA-NYIAAN,PEMBOROSAN, ATAU
PERLAKUAN YANG TIDAK PANTAS LAIN TERHADAP MAKANAN ATAU MINUMAN
16. PENAMPILAN UANG
A. HARUSLAH SESUAI DENGAN NORMA-NORMA KEPATUTAN, DALAM PENGERTIAN TIDAK
MENGESANKAN PEMUJAAN ATAUPUN PELECEHAN YANG BERLEBIHAN
B. SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MERANGSANG ORANG UNTUK MEMPEROLEHNYA
DENGAN CARA-CARA YANG TIDAK SAH.
C. PADA MEDIA CETAK TIDAK DALAM FORMAT FRONTAL DAN SKALA 1:1.BERWARNA
ATAUPUN HITAM-PUTIH.
D. PADA MEDIA VISUAL HARUS DISERTAI DENGAN TANDASPECIMEN JELAS
17. KESAKSIAN KONSUMEN (TESTIMONY)
A. HANYA DAPAT DILAKUKAN ATAS NAMA PERORANGAN, BUKAN MEWAKILI LEMBAGA,
KELOMPOK.ATAU MASYARAKAT LUAS.