PENDAHULUAN
baik dari perusahaan maupun dari karyawan. Pertukaran komunikasi yang terjadi
meningkatkan saling pengertian antara yang satu dan yang lain sehingga
karena komunikasi yang tidak efektif dan efisien akan menyebabkan kinerja yang
kerakyatan. Dengan fokus bisnis pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
dari satu abad, BRI telah melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan
1
2
masyarakat.
pelosok negeri dan keinginan untuk selalu menjadi perusahaan yang terdepan,
maka Bank BRI sangat memperhatikan kinerja para karyawannya dan terus
melalui hasil pelayanannya. Bank BRI menyadari atas hasil kesuksesan yang
diraih dalam mengelola asuransi, memerlukan dukungan penuh dari kerja keras
proses dan alur dari komunikasi internal. Komunikasi internal dalam perusahaan
Bank BRI memegang peranan yang cukup penting karena komunikasi internal
yang tidak efektif dan efisien akan menyebabkan kinerja yang tidak efektif dan
karena proses komunikasi tersebut sangat rentan dengan banyak hambatan dan
hubungan yang baik dan terarah, komunikasi informal sangat berperan penting
komunikasi maka tidak ada interaksi baik hubungan Informal pimpinan dengan
bawahan atau sebaliknya juga akan sulit dilakukan koordinasi yang terarah serta
perusahaan.
4
informal yang dimiliki oleh seorang pimpinan merupakan sinergi yang akan
dilakukan oleh peneliti kepada beberapa karyawan dan salah satu manager pada
unit kerja di Bank BRI cabang Jakarta Krekot, saat mengajukan surat
organisasi.
Melihat fenomena seperti ini, seorang pimpinan Bank BRI harus bisa
pimpinan Bank BRI harus mempunyai konsistensi perilaku yang baik dalam
Menurut penulis hal ini menarik untuk dikaji, mengingat tugas dan fungsi
pemimpin terhadap para karyawan Bank BRI khususnya yang berada di kantor
cabang Jakarta Krekot sangat signifikan dengan proses pencapaian misi dan visi
perusahaan serta pencapaian target yang ditetapkan oleh kantor Bank BRI
Jakarta pusat.
Bank BRI cabang Jakarta Krekot, proses interaksi antara pimpinan dan bawahan
5
targetnya tersebut. Interaksi ini jelas tidak mampu menjadikan hubungan kerja
menjadi lebih baik. Secara tidak lansung terjadi pola interaksi yang hanya
para karyawannya yang tidak mencapai tujuan target yang telah ditetapkan dan
motivasi kerja karyawan ke arah yang positif, yang dapat dijadikan sebagai
perusahaan.
yang terdapat pada diri sendiri atau diri orang lain, agar melakukan suatu
(Effendy,2003:231).
6
Motivasi kerja merupakan suatu perasaan rela atau ikhlas hati yang
dapat terpenuhi. Hal itu membuat karyawan berusaha seoptimal mungkin untuk
dapat dijadikan semangat dan kegairahan kerja karyawan. Hal ini dapat terlihat
dengan cara yang tergolong mudah. Hal tersebut dapat terjadi berkat kapiwaian
merasa termotivasi secara internal. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk
7
mendasar pada kemampuan pimpinan Bank BRI cabang Jakarta Krekot dalam
menerapkan suatu bentuk kegiatan internal yang efektif mengubah sikap para
dan bawahan yang optimal dan efektif. Manajemen Bank BRI memandang
komunikasi informal sebagai sebuah komponen yang penting dalam suatu proses
bisnis, dan sesuatu yang vital untuk mencapai tujuan dalam mengembangkan
perusahaan.
perusahaan. Seorang karyawan dikatakan memiliki motivasi kerja yang baik atau
tidak, jika ia dapat memenuhi standar kerja yang diberikan atas dasar target-
target yang dicapai sesuai dengan rencana yang ditetapkan kinerja karyawan
baik dalam perusahaan tercipta dari diri sendiri dan juga dari motivasi atau
dorongan dari luar. Dorongan atau semangat kerja dalam diri karyawan dapat
dengan baik, sehingga akan berdampak pada produktivitas kerja karyawan maka
kinerja dapat meningkat. Pencapaian motivasi kerja karyawan yang baik, apakah
di dalamnya.
terhadap motivasi kerja karyawan pada perusahaan Bank BRI. Oleh karenanya,
B. Pembatasan Masalah
masalah yang diteliti. Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar dapat diketahui
faktor mana yang termasuk ruang lingkup masalah penelitian.” (Usman dan
Akbar, 2006:23).
unsur-unsur penelitian yang tidak relevan dengan tujuan penelitian. Selain itu
juga untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran definisi, maka penulis perlu
sebagai berikut:
1. Pembatasan Materi
yang bersifat dialogis atau dua arah, sehingga umpan balik dapat diketahui
9
pada saat itu juga. Hal ini didasari oleh pola interaksi dalam suatu organisasi
yang menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para pemimpin kepada
kerja karyawan.
kerja yang kondusif, hierarki kerja yang jelas dan hubungan yang harmonis
karyawannya
informal antara pimpinan dengan para karyawan sebagai salah satu faktor
2. Pembatasan Pengertian ;
merasa perlu untuk menjelaskan pengertian yang ada dalam judul srkipsi ini,
sebagai berikut :
a. Pengaruh
yang timbul pada khalayak sebagai akibat dari pesan komunikasi yang
akibat dari suatu pesan baik disengaja maupun tidak disengaja yang dapat
b. Komunikasi Informal
pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau
organisasi.
c. Pimpinan
alam, sumber dana, dan semua sarana yang disiapkan oleh sekumpulan yang
beroganisasi.”
pimpinan adalah orang yang ditunjuk oleh pemimpin organisasi atau lembaga
pimpinan pada Bank BRI yang berusaha mengarahkan tujuan manajer serta
d. Motivasi Kerja
yang berarti dorongan atau daya penggerak.” Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan.
motivasi kerja adalah upaya untuk mengarahkan dan menyalurkan daya dan
e. Karyawan
penjual jasa (pilihan dan tenaganya) dan mendapat kompensasi yang besarnya
telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan
perjanjian.”
karyawan adalah sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh suatu instansi
Bank BRI cabang Jakarta Krekot merupakan salah satu unit kerja
Bank BRI yang sudah berdiri selam belasan tahun yang terletak di Jalan
Samanhudi No.44 Krekot, Jakarta Pusat. Bank BRI cabang Jakarta Krekot
masuk dalam wilayah kerja Kanwil I meliputi daerah Jakarta Pusat, Jakarta
Timur dan Jakarta Utara. Bank BRI cabang Jakarta Krekot adalah salah satu
kantor cabang besar di Jakarta. Kantor cabang ini membawahi 3 kantor kas,
yaitu kantor kas pasar baru, kantor kas BPS dan kantor kas Karang Anyar.
C. Perumusan Masalah
pernyataan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
Krekot?
15
Krekot?
D. Tujuan Penelitian
Krekot
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dapat dibagi atas dua bagian yaitu kegunaan teoritis
dan kegunaan praktis. “Kegunaan teoritis biasanya hasil penelitian ini diharapkan
teori administrasi pada umumnya dan konsep-konsep atau teori-teori waskat pada
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA TEORI
sebelumnya yang juga memiliki tujuan penelitian yang sama. Meskipun tidak
Jakarta). Latar belakang penelitian ini ini didasari oleh peran aktivitas
yang penting dalam suatu proses bisnis, dan sesuatu yang vital untuk mencapai
tujuan dalam mengembangkan BPK-RI ke arah yang lebih baik. Upaya ini bisa
karyawan BPK-RI bergantung pada usaha setiap karyawan mencari sumber daya
17
18
Sebagai landasan dari penelitian ini, digunakan teori yang dikutip dari
kinerja yang dikembangkan oleh Jiwo Wungu & Hartanto Brotoharsojo, yang
Kepemimpinan.
Indonesia yang terdiri dari beberapa divisi kerja, dengan jumlah populasi
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka
40,3% terbentuk akibat dari pengaruh beberapa faktor lainnya di luar dari
penelitian ini. Hal ini sejalan dengan seluruh analisa menunjukkan bahwa
terdapat nilai korelasi (r) sebesar 0,773, yang berarti ada hubungan yang Kuat
BPK-RI)
Informal dan motivasi kerja karyawan (dengan subjek para karyawan Bank BRI
dua variabel dan dilakukan dengan metode analisis yang sama), namun
dibedakan oleh pembentukan efek atau topik penelitian (berbeda pada variabel
dalam penelitian ini tidak sebanyak dengan populasi yang ada pada populasi di
20
BPK-RI yang bisa mencapai 2000 orang pada berbagai divisi kerja yang cukup
banyak pua. Hal ini berbeda dengan jumlah karyawan di Bank BRI Jakarta
Jakarta.
para karyawan radio Prambors 102.02 FM, yaitu sebanyak 36 orang yang
sensus, untuk dapat mendukung hasil penelitian yang obyektif. Hal ini
diteliti, dimana nilai koefisien korelasi (r) didapatkan sebesar 0,709 yang
21
menunjukkan tingkat hubungan kuat dan arahnya positif. Selain itu menunjukkan
karyawan).
sebesar 49,7% terbentuk akibat faktor-faktor lain. Yang tidak diteliti oleh
peneliti.
pengaruh dari komunikasi informal dan motivasi kerja karyawan (dengan subjek
para karyawan Bank BRI Jakarta). Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua
pengaruh korelasi antar dua variabel dan dilakukan dengan metode analisis yang
Selain itu, dalam penelitian ini tidak memfokuskan pada kegiatan kerja public
B. Tinjauan Literatur
1. Komunikasi
berupa lambang-lambang yang penuh arti dan bermakna. “Dilihat dari sisi
berasal dari kata Latin “communicatio” yang bersumber dari kata komunis
yang berarti sama. Sama dalam artian, sama makna sehingga pengertian
penting, karena bila hal ini tidak tercapai maka komunikasi akan gagal.
tidak ada satu definisi pun yang dapat menggambarkan fenomenanya secara
utuh.
23
oleh para ahli di atas, maka terlihat bahwa komunikasi merupakan salah satu
gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Tidak
ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu
lebih dari sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins,
2002 : 310).
media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah
komunikator.
memiliki fungsi dan tujuan. R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas
dilalui dan komunikator sudah yakin bahwa komunikan tidak salah persepsi
dalam menerima pesan, maka itu harus tetap dibina (to establish acceptance)
dari setiap individu. Menurut penulis, komunikasi dapat berfungsi sebagai media
objek yang dituju tanpa melalui perantara; sedangkan komunikasi tidak langsung
adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.
komunikasi akan dapat berhasil apabila timbul saling pengertian, yaitu jika kedua
dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun secara lisan, disamping itu dapat
3. Komunikasi Internal
merupakan hal penting dan dapat membangun suatu koordinasi bagi organisasi.
lingkungan kantor atau organisasi. Komunikasi ini bisa terjadi antara karyawan
komunikasi ditentukan dari frekuensi dan intensitasnya. Akan selalu ada konflik
dan atau hal yang dianggap tidak sesuai dalam sebuah organisasi.
adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan pegawai dalam suatu
lengkap dengan strukuturya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal
(operasi manajemen).
Komunikasi yang baik dimaksudkan jalinan pengertian antara pihak yang satu
akan menjadi simpang siur dan kacau balau sehingga tujuan organisasi
kemungkinan besar tidak akan tercapai. Jadi dengan komunikasi maka seseorang
akan menerima berita dan informasi sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran
atau perasaan sehingga orang lain dapat mengerti. Kegiatan komunikasi internal
A. Komunikasi Vertikal
Komunikasi dari pimpinan ke staf dan dari staf ke pimpinan secara
timbal balik (two way traffic communication). Komunikasi vertikal
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Komunikasi dari atas kebawah (Downward Communication)
Aliran komunikasi dari atas ke bawah adalah komunikasi yang
dilakukan dari atasan kepada bawahan, dalam arti komunikasi
kebawah mengalir dari tingkat manajemen puncak ke
manajemen menengah kemudian ke manajemen yang lebih
rendah dan akhirnya sampai kepada karyawan operasional.
Kegiatan komunikasi dari atas ke bawah (Downward
Communications) dapat berupa :
a. Bentuk perintah atau instruksi tugas
Pemberian pengajaran tugas baru atau pimpinan
menyebarluaskan kepada para karyawannya bagaimana
melakukan tugasnya masing-masing. Missal, pimpinan
memberikan instruksi atau perintah kepada karyawannya
utuk bertugas ke luar kota untuk mengadakan program CSR.
b. Pengarahan melalui Meeting Internal
Pertemuan yang dilakukan pimpinan dengan para
karyawannya pada setiap departemen. Pimpinan akan
memberikan penjelasan, pengarahan serta penerangan secara
ringkas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas sesuai
tujuan organisasi.
29
para karyawannya untuk menetapkan tugas yang harus dilakukan oleh para
karyawan.
dikerjakan karyawan, mulai dari tahap input hingga output. Biasanya pimpinan
tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dan dapat
Selanjutnya ada proses pemberian saran dan kritikan. Biasanya apa yang ingin
Menurut Pace & Faules (2004 :187), ”Komunikasi vertikal dari atas ke
proses vertikal secara komunikasi dari bawah ke atas, dimana para karyawan
memberikan laporan, gagasan, atau saran, usul/saran, kepada pemimpin. Hal ini
dapat menciptakan kegairahn dalam bekerja dan membentuk motivasi kerja ker
balik seperti ini sangat berperan penting dalam kemajuan perusahaan, karena
supaya dapat dijadikan petunjuk apakah kebijakan yang ditetapkan itu sudah
optimal atau belum optimal. hal ini jelas berkorelasi positif dengan aktivitas
kerja bahwan (karyawan) karena para bawahan merasa diperhatikan dan dihargai
4. Komunikasi Interpersonal
Menurut Joseph A Devito yang dikutip oleh Riyono Praktikno;
receiving message by another person of small group of person with some effect
dan penerimaan pesan oleh seseorang kepada orang lain dalam jumlah kelompok
2007:42)
berikut :
peran antara komunikator dengan komunikan akan lebih berkembang lagi, yang
mana pertukaran tersebut dapat terus menerus silih berganti sehingga terciptanya
melalui mulut.
34
maka komunikasn akan memberikan tanggapan atau feedback atau pesan yang
proses komunikasi umumnya dimana paling sedikit masalah tiga komponen yaitu
diterima oleh orang lainatau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik
tujuan tertentu apakah itu dinyatakan secara implisit maupun eksplisit. Secara
verbal mungkin sekali tujuan itu tidak terungkap namun suasana hati perasaan
komunikasi informal terjadi perubahan sikap, dan diikuti oleh suatu tindakan
respon yang diharapkan oleh komunikator dapat berupa perubahan sikap dan
diikuti oleh tindakan tertentu yang mewujudkan sikap tertentu dari komunikan.
kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita
36
sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan atau mempengaruhi orang lain
cukup penting untuk diperhatikan adalah daya tarik (atraction). 5 faktor utama
secara fisik menarik ketimbang komunikator yang secara fisik tidak menarik dan
pengukuhan atau penghargaan karena setiap individu akan merasa tertarik dan
menyukai orang lain yang dapat menghargai. Keempat minimal harus ada
Selain itu, hal yang terpenting yang perlu diperhatikan adalah proses
pengungkapan diri. Proses ini merupakan dasar dari awal terbentuknya interaksi
lebih lanjut. Kecendrungan yang terjadi adalah, setiap individu akan membuka
diri kepada orang yang disukai dan setiap individu tidak akan membuka diri
kepada orang yang tidak disukai. Setiap individu akan membuka diri lebih
banyak kepada orang yang dipercayainya. Menurut penulis, kita lebih cenderung
membuka diri tentang topik tertentu ketimbang topik yang lain.Umumnya, makin
pribadi dan makin negatif suatu topik, makin kecil kemungkinan kita
mengungkapkannya.
komunikasi informal diatas. Maka pada sub pokok bahasan mengenai elemen
1. “Sumber/komunikator (source)
Komunikasi informal terjadi ketika setidaknya ada 2 orang yang sedang
berkomunikasi. Tiap-tiap orang tersebut berfungsi sebagai source
(menyusun dan mengirim pesan) dan receiver (menerima dan
menafsirkan pesan). Dalam komunikasi informal term source-receiver
dimaksudkan bahwa tiap orang yang berkomunikasi bertindak sebagai
source dan sekaligus sebagai receiver. Seorang memberikan arti atas
pikiran dan perasaannya dalam lewat sebuah kode atau beberapa set
simbol (biasanya dilakukan oleh pengirim pesan), proses encoding.
Dengan menterjemahkan kode-kode tersebut kita secara langsung telah
melakukan proses decoding (biasanya dilakukan penerima pesan atau
receiver). Siapa diri seseorang, apa yang dipikirkan, apa yang dipercayai,
seperti apa nilai yang ada di dalam dirinya, apa keinginannya, semua
perilakunya akan berpengaruh pada apa yang dikatakannya, bagaimana
cara mengutarakannya, dan pesan apa yang akan diterimanya. Begitu
pula sebaliknya, apa yang kita pikirkan tentang lawan komunikasi kita,
serta bagaimana pengetahuannya akan mempengaruhi pesan informal
kita. Encoding mengacu pada kegiatan memproduksi pesan, sedangkan
decoding merupakan kegiatan menangkap dan memberikan makna akan
pesan yang disampaikan. Orang yang melakukan encoding dinamakan
sebagai encoder (source), sedangkan orang yang menangkap dan
menterjemahkan pesan tersebut dinamakan sebagai decoder (receiver).
Kegiatan encoding dan decoding dilakukan untuk menggambarkan bahwa
dua aktivitas dilakukan sebagai kombinasi atas setiap partisipan
komunikasi, dimana setiap orang dalam komunikasi bertindak sebagai
encoder dan decoder sekaligus. Komunikasi informal dikatakan baru
terjadi ketika pesan telah melalui proses encoding dan decoding.
2. Proses Encoding – Decoding
Encoding mengacu pada artian aksi memproduksi pesan, contohnya
berbicara atau menulis. Decoding adalah kebalikannya, mengacu pada
aksi mengerti arti dari pesan, contohnya mendengarkan atau membaca.
Dengan mengirimkan pesan melalui gelombang suara (dalam
pembicaraan) atau gelombang cahaya (dalam tulisan), sama dengan
membentuk ide-ide tersebut menjadi sebuah kode, itulah encoding.
Dengan menerjemahkan suara atau gelombang cahaya menjadi ide-ide,
sama dengan mengartikan kode tersebut, itulah decoding. Jadi, pembicara
dan penulis disebut encoders, dan pendengar dan pembaca disebut
decoders. Istilah encoding-decoding ini digunakan untuk menekankan
bahwa dua aktifitas tersebut dilakukan dengan kombinasi oleh aksi dari
masing-masing pihak. Untuk terjadinya komunikasi informal, pesan harus
dikodekan dan didekodekan.
39
3. Message
Syarat utama terjadinya komunikasi informal tak lain adalah terkirim dan
diterimanya pesan yang mengekspresikan pemikiran dan perasaan kita
kepada lawan bicara kita. Biasanya hal tersebut terjadi secara verbal
maupun nonverbal, namun pada umumnya pesan terjadi melalui
kombinasi keduanya. Apapun yang ada di dalam diri kita memiliki
potensi untuk mengirimkan pesan informal, tiap pesan memiliki efek
tertentu. Dalam face to face communication atau komunikasi tatap muka
(bentuk komunikasi diadik) pesan kita meliputi kedua jenis pesan yang
ada, yakni verbal dan non verbal. Kita mengirimkan pesan dengan kata-
kata yang diiringi dengan gerakan tubuh, gesture, variasi intonasi vokal.
Kategorisasi pada bentuk komunikasi pesan verbal dan nonverbal. Berikut
penjelasannya :
a) Komunikasi verbal :
Komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan maupun
tertulis. Komunikasi ini paling sering digunakan oleh hubungan
antarmanusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan,
emosi, pemikiran, gagasan atau maksud mereka, menyampaikan fakta,
perasaan dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar. Dalam
komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.
b) Komunikasi nonverbal :
Komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa
kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal ternyata jauh
lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal dengan kata-kata.
Sebesar 93% semua makna sosial dalam komunikasi tatap muka,
diperoleh dari tanda-tanda non verbal. Dalam berkomunikasi hampir
secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu,
komunikasi nonverbal bersikap tetap dan selalu ada. Komunikasi
nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena
spontan. Susunan suatu komunikasi nonverbal, misalnya berjabat tangan,
mungkin masih mudah dimengerti. Tetapi jabat tangan itu disambung
dengan raut wajah seperti cemberut, gerak mata seperti terkejut, gerak
anggota tubuh seperti tangan yang kaku dan seluruh tubuh yang tegang,
kita sulit untuk mengartikannya. Karena itu, mempelajari komunikasi
nonverbal lebih sulit daripada mempelajari komunikasi verbal. Sebab
perbendaharaan kata, tata kalimat dan tata bahasanya sulit dirujuk.
Komunikasi nonverbal dapat berbentuk, yakni : Bahasa tubuh, tanda
(sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek (object).
4. Feedback
Dalam melakukan komunikasi informal, seseorang melakukan pertukaran
feedback. Feedback sendiri merupakan bentuk spesial dari sebuah pesan.
Ketika kita mengirimkan pesan kepada orang lain, secara otomatis kita
akan mendapatkan feedback (umpan balik) dari pesan kita sendiri (kita
mendengar apa yang kita katakan), kita merasakan gerakan tubuh kita.
Berdasarkan informasi yang kita dapatkan dengan cara ini, maka hal
tersebut dinamakan self-feedback. Mendapatkan umpan balik dari lawan
40
8. Motivasi Kerja
yang berarti dorongan atau daya penggerak.” Hal ini menunjukkan bahwa
kerja adalah upaya untuk mengarahkan dan menyalurkan daya dan potensi
telah ditentukan.
42
penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula
diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.”
fisik dan psikis yang mendorong tingkah laku untuk mecapai tujuan tertentu.
kepada seseorang agar mau bertindak dengan bekerja sama sesuai dengan apa
dengan apa yang dikehendaki yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan biologis
dan emosional yang dapat diduga melalui pengamatan tingkah laku manusia.
manusia, yang memunculkan rasa, atau “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal
yang dapat menentukan tingkah laku manusia.Sebagai respon dari suatu aksi
Relations dalam memberikan motivasi kepada karyawan. Oleh sebab itu untuk
dapat memotivasi karyawan perlu diketahui jenis-jenis motivasi yang ada yaitu :
terdiri dari 2 jenis yaitu; motivasi positif (insentif positif) yang dapat dilakukan
oleh Public Relations dengan memberikan berbagai hal yang berkaitan dengan
ini semangat dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena karyawan
takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
kedua motivasi tersebut dapat terlaksana dengan tepat dan seimbang, agar dapat
perusahaan. Motivasi kerja karyawan didasari atas nilai kebutuhan yang ada
pada setiap individu karyawan. Dari kedua bentuk motivasi tersebut di atas,
penerapan motivasi positif (insentif positif) lebih cenderung disukai oleh setiap
karyawan.
Menurutnya ada dua siklus yaitu : yang bersifat konstruktif dan destruktif.
Dalam siklus yang destruktif keadaan yang sebenarnya terjadi seperti pada
Sumber : Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal.69
45
mengatakan bahwa : “Bila bawahan merasa bahwa atasan tidak percaya pada
mereka, mereka akan berespons dengan sedikit kebencian dan kurang kerelaan.”
(Muhammad, 2002:69)
salah satu adalah inisiatif bawahan dan satu lagi inisiatif atasan. Gambaran dari
Sumber : Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal.70
kepercayaan dengan harapan bahwa orang yang mempunyai kinerja yang rendah
menciptakan suatu paradoks karna seorang atasan tidak akan percaya seseorang
kurang realistis dan bahkan lebih sulit memulainya, tetapi keduanya adalah
berharga, jika mereka lakukan akan menambah kepercayaan dan motivasi kerja.
C. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah beberapa uraian tentang dasar teori atau model
bpimpinan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang
proses kegiatan bekerja pada sebuah perusahaan dalam bentuk instruksi kerja.
Untuk dapat menjelaskan dan meramalkan gejala dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan :
47
mengemukakan bahwa:
Manusia adalah bahwa organisasi merupakan suatu sistem sosial dan harus
memperhatikan kebutuhan sosial & psicologis dari para karyawan agar dapat
mencapai tingkat produktifitas seperti yang diharapkan. Teori ini bermula dari
studi yang dilakukan oleh Elton Mayo yang dinamakan ‘Studi Hawthorne’. Elton
produksi organisasi.
sangat efektif kesangat tidak efektif, dan pada suatu saat komunikasi bisa lebih
1. “Keterbukaan (Openess)
Keterbukaan mengacu pada setidaknya pada tiga aspek dari
komunikasi informal, yaitu :
a. Mengacu kepada kemampuan kita untuk membuka diri (untuk
mengungkapkan informasi tentang diri kita yang ditutupi).
b. Mengacu kepada kemampuan kita untuk bereaksi secara jujur
terhadap pesan yang kita terima. Biasanya kita menginginkan agar
orang bereaksi secara jujur terhadap apa yang kita katakan dan
kita rasakan dan kita berhak atas hal-hal tersebut.
c. Mengacu kepada perasaan dan pikiran yang kita miliki.
2. Empati (Empathy)
Mungkin kualitas komunikasi yang paling sulit untuk dicapai adalah
kemampuan kita untuk bersimpati terhadap orang lain. Bersimpati
terhadap seseorang artinya bahwa kita merasakan apa yang dirasakan
orang lain, mencoba mengalami apa yang dialami orang lain dari
sudut pandang orang tersebut tanpa menghilangkan identitas sendiri.
3. Dukungan (Supportiveness)
Yang dimaksud dengan dukungan adalah sebuah suasana yang lebih
bersifat deskriptif daripada mengevaluasi yang mengarah pada sebuah
dukungan. Ketika kita merasa komunikasi sebagai sebuah permintaan
atas informasi atau penggambaran atas sebuah kejadian, kita biasanya
tidak merasakannya sebagai sebuah ancaman. Kita tidak merasa
tertantang dan tidak merasa perlu untuk membela diri. Bagaimanapun
juga komunikasi yang sifatnya menghakimi atau mengevaluasi
biasanya membuat kita menjadi lebih difensif, menarik diri
membangun semacam penghalang antara kita dan evaluator.
4. Rasa Positif (Positiveness)
Rasa positif dapat kita komunikasikan dalam komunikasi informal
dengan dua cara, yaitu :
a. Memperlihatkan perilaku positif
Perilaku positif dalam komunikasi informal mengacu kepada hal
yang positif dari satu orang kepada yang lain dan kepada situasi
komunikasi secara umum. Perasaan negatif biasanya membuat
komunikasi lebih sulit dan akhirnya dapat memperbesar.
b. Memuji orang yang berinteraksi dengan anda
Bila anda memuji seseorang, maka anda mengakuinya sebagai
seseorang, sebagai manusia yang penting.
5. Kesamaan (Equality)
Kesamaan adalah karakteristik yang khas dalam berbagai situasi, yang
mungkin saja terdapat beberapa ketidaksamaan. Seseorang bisa lebih
pandai dari yang lain, lebih kaya dan sebagainya. Tidak ada dua orang
atau lebih yang benar-benar sama dalam berbagai aspek.” (Devito,
2005:75)
50
dianggap lebih efektif ketika berada dalam kesamaan. Dalam hubungan antar
usaha yang tidak dapat dielakkan untuk memahami daripada sebagai kesempatan
batin, cara suatu dunia memandang individu yang sedang menerima dunia
tersebut. Sikap bukan sekedar respon perilaku seperti “gambaran di kepala kita”
kita kearah respon perilaku. Persuasi dipandang sebagai sebuah proses untuk
dari lingkungan dan nilai serta kebutuhan internalnya. Meskipun pandangan yang
duduk dalam sebuah auditorium dipandang sebagai sebuah entitas yang aktif,
obyek sikapnya.
(bentuk perilaku yang baik ) dengan pesan yang disampaikan.” (Malik, 2002:18)
Teori lainnya, yang diajukan oleh C.Sherif, M. Sherif dan Nebergall yang
pesan (message) dengan baik agar pendengar atau audience dapat menerima
Dennis L. Wilcox, dalam bukunya “Public Relations Strategies and Tactics, Sixth
Edition,” meliputi :
1. “ Audience analysis
Knowledge of audience characteristics such as belieff, attitudes,
concern, and lifestyle is an essential part of persuasions.
2. Source credibilty
Source credibilty is based on three factors. One is expertise, the
second component is sincerty, the third component is charisma.
3. Appeal to self-interest
Self interst was describes during earlier discussion about the
formation of public opinion. Public become involved in issues or pay
attention to messages that ppeal to their psychic or economic needs.
4. Clarity of messages
The most persuasive messages are direc and are simply expresse.
5. Timing anf context
A messages is more persuasive if environment factors support the
messages or if the messages is received within the context of other
messages and situations with which the individual is familiar. These
factors are called timing and context.
6. Audiences participation
A change in attitude or reinforcement of beliefs is enhanced by
audience involment and participation.
7. Suggestions for action
A principle of persuasion is that people endorse ideas only if they are
accompanied by a proposed action from the sponsor.
Recommendation for action must be clear.
8. Content and structure of messages
Write throughout history have emphasized some information while
downplaying or omitting other pieces of information. Thus they
addressed both the content and structure of messages.
9. Persuasive speaking
Psychologist have found that successful speakers (and salespeople)
use persuasion techniques; start with truth.” (Wilcox, 2000:216)
Artinya:
1. Analisis audience, dalam analisis audience adanya karakteristik yaitu:
a. Kepercayaan; audience harus memiliki kepercayaan kepada
komunikator.
b. Perilaku; komunikator harus dapat menjadi contoh atau teladan
kepada audiencenya.
53
informasi dalam diri setiap individu atau meningkatnya motivasi kerja, maka
model teori dari disiplin ilmu lain untuk dipergunakan sebagai pengembangan
Kognitif
Kesadaran (Awareness)
Pemahaman (Knowledge)
Afektif
Kesukaan (Liking)
Kecendrungan(Preference)
Keyakinan (Conviction)
Konatif
Tindakan (Action)
Dalam hal ini penulis membataskan penelitian sampai pada tahap afektif
Hal ini pun sangat erat kaitannya dengan atensi karyawan dalam melihat dan
perubahan yang dapat terjadi setelah menerima pesan, maka penulis hanya akan
tidak menjelaskan secara spesifik yang actual bagi setiap individu dalam ruang
lingkup pekerjaan. Oleh sebab itu peneliti akan mengembangkan suatu teori
motivasi yang dapat diaplikasikan dalam penelitian ini. Teori ini dikembangkan
mengemukakan :
Herzberg membagi dua kelompok faktor yang mempengaruhi kerja karyawan, yaitu
faktor kepuasan kerja (job satisfaction) dan faktor ketidakpuasan kerja (job
kerja karyawan. Hal ini berkaitan dengan upaya untuk mendorong motivasi kerja dan
Semua ini berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri. Bila faktor-faktor ini
ditanggapi secara positif, pegawai cenderung merasa puas dan
termotivasi. Namun, bila faktor-faktor tersebut tidak ada di tempat kerja,
pegawai akan kekurangan motivasi namun tidak berarti tidak puas dengan
pekerjaan mereka.
(2) Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja
Faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut faktor
pemeliharaan (maintenance) atau kesehatan (hygiene), dan meliputi gaji,
pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan
organisasi, dan hubungan antarpribadi dengan rekan kerja, atasan, dan
bawahan di tempat kerja. Faktor-faktor ini berkaitan dengan lingkungan
atau konteks pekerjaan alih-alih dengan pekerjaan itu sendiri.
berkaitan dengan kepuasan kerja namun tidak dengan ketidakpuasan kerja. Faktor
kesehatan berkaitan dengan ketidakpuasan kerja namun tidak dengan kepuasan kerja.
Oleh sebab itu, untuk memelihara atau tetap memiliki pegawai dengan motivasi yang
baik, praktisi public relations dan manajemen Bank BRI Jakarta harus memusatkan
(hygiene), yang meliputi; besarnya gaji yang didapat, adanya pengawasan dari
manajemen, keamanan kerja yang terjaga, kondisi kerja yang kondusif, sistem
karyawan, dan terjalinya hubungan antarpribadi dengan rekan kerja serta terjalinya
Namun, untuk membuat pegawai bekerja lebih keras, public relations dan
keinginan mendapatkan kemajuan atau promosi dan kecintaan terhadap pekerjaan itu
praktisi Public relations dan manajemen Bank BRI Jakarta perlu menemukan cara
untuk memberi pegawai lebih banyak kebebasan dan lebih banyak tanggung jawab
dalam melakukan pekerjaan mereka, atau setidaknya memberi mereka lebih banyak
penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Bila karyawan tidak memperoleh
penghargaan, mereka tidak dengan sendirinya tidak puas dengan pekerjaan mereka,
D. Hipotesis
penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua
(Sugiyono, 2002:82).
Menurut tingkat ekplanasi hipotesis yang akan di uji, maka rumusan hipotesis
dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif (pada satu
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih” (Sugiyono, 2002:85). Berdasarkan
1. Hipotesis penelitian
2. Hipotesis Statistik
Ho : (r x y = 0)
Jakarta Krekot.
Ha : (r x y > 0).
Krekot.
E. Kerangka Konsep
(Rakhmat, 2004:6)
Kerangka konsep ini juga mendukung atau menjelaskan latar belakang dan
terdapat dalam variabel yang akan diteliti. Yang dimaksud dengan variabel dalam
penelitian ini adalah “Segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan atau
a. Keterbukaan (Openess)
Keterbukaan mengacu pada setidaknya pada tiga aspek, yaitu :
1. Mengacu kepada kemampuan kita untuk membuka diri (untuk
mengungkapkan informasi tentang diri kita yang biasanya selama
ini kita tutupi).
2. Mengacu kepada kemampuan kita untuk bereaksi secara jujur
terhadap pesan yang kita terima. Biasanya kita menginginkan agar
orang bereaksi secara jujur terhadap apa yang kita katakan dan
kita rasakan dan kita berhak atas hal-hal tersebut.
3. Mengacu kepada perasaan dan pikiran yang kita miliki.
b. Empati (Empathy)
Mungkin kualitas komunikasi yang paling sulit untuk dicapai adalah
kemampuan kita untuk bersimpati terhadap orang lain. Bersimpati
terhadap seseorang artinya bahwa kita merasakan apa yang dirasakan
orang lain, mencoba mengalami apa yang dialami orang lain dari
sudut pandang orang tersebut tanpa menghilangkan identitas kita
sendiri.
61
c. Dukungan (Supportiveness)
Yang dimaksud dengan dukungan adalah sebuah suasana yang lebih
bersifat deskriptif daripada mengevaluasi yang mengarah pada sebuah
dukungan. Ketika kita merasa komunikasi sebagai sebuah permintaan
atas informasi atau penggambaran atas sebuah kejadian, kita biasanya
tidak merasakannya sebagai sebuah ancaman. Kita tidak merasa
tertantang dan tidak merasa perlu untuk membela diri. Bagaimanapun
juga komunikasi yang sifatnya menghakimi atau mengevaluasi
biasanya membuat kita menjadi lebih difensif, menarik diri
membangun semacam penghalang antara kita dan evaluator.
d. Rasa Positif (Positiveness)
Rasa positif dapat kita komunikasikan dengan dua cara, yaitu :
1. Memperlihatkan perilaku positif
Perilaku positif dalam komunikasi informal mengacu kepada hal
yang positif dari satu orang kepada yang lain dan kepada situasi
komunikasi secara umum. Perasaan negatif biasanya membuat
komunikasi lebih sulit dan akhirnya dapat memperbesar.
2. Memuji orang yang berinteraksi dengan anda
Bila anda memuji seseorang, maka anda mengakuinya sebagai
seseorang, sebagai manusia yang penting.
e. Kesamaan (Equality)
Kesamaan adalah karakteristik yang khas dalam berbagai situasi, yang
mungkin saja terdapat beberapa ketidaksamaan. Seseorang bisa lebih
pandai dari yang lain, lebih tampan, dan sebagainya. Tidak ada dua
orang atau lebih yang benar-benar sama dalam berbagai aspek.”
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” (Sugiyono, 2004:21) Variabel terikat
Semua ini berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri. Bila faktor-faktor ini
ditanggapi secara positif, pegawai cenderung merasa puas dan
termotivasi. Namun, bila faktor-faktor tersebut tidak ada di tempat kerja,
pegawai akan kekurangan motivasi namun tidak berarti tidak puas dengan
pekerjaan mereka.
(2) Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja
Faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut faktor
pemeliharaan (maintenance) atau kesehatan (hygiene), dan meliputi gaji,
pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan
organisasi, dan hubungan antarpribadi dengan rekan kerja, atasan, dan
bawahan di tempat kerja. Faktor-faktor ini berkaitan dengan lingkungan
atau konteks pekerjaan alih-alih dengan pekerjaan itu sendiri.
63
Tabel 1
Opeasionalisasi Konsep
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Motivasi Kerja Karyawan
Indikator Komponen Pengukur
1. Kebutuhan yang berkaitan Besarnya gaji yang didapat
dengan ketidakpuasan kerja
Adanya pengawasan dari manajemen,
Keamanan kerja yang terjaga,
Kondisi kerja yang kondusif,
Sistem administrasi yang transparan
Kebijakan organisasi yang medukung
aktifitas kerja karyawan,
Terjalinya hubungan antarpribadi dengan
rekan kerja
Terjalinya hubungan dengan atasan di
tempat kerja
2. Kebutuhan yang berkaitan Upaya untuk menciptakan prestasi kerja
dengan kepuasan kerja
Keinginan mendapatkan penghargaan
Berupaya untuk meningkatkan tanggung
jawab
Keinginan mendapatkan kemajuan atau
promosi
Kecintaan terhadap pekerjaan itu sendiri
Upaya untuk meningkatkan potensi bagi
pertumbuhan pribadi
65
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu
itu dengan benar. Dalam suatu survey tidaklah semua individu dalam populasi
itu akan diteliti, namun hasil yang diharapkan haruslah dapat menggambarkan
Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel
mengetahui sejauh mana variasi pada satu faktor barkaitan dengan variasi pada
sampel sehingga dari uraian diatas penelitian ini menguji hubungan variabel
bebas dan variabel terikat dengan pendekatan kuantitatif dan tabel (statistik)
65
66
C. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Bank BRI
cabang Jakarta Krekot. Data jumlah karyawan sebanyak 60 orang. Jadi dalam
dan diamati.” Berikut ini adalah tabel jumlah penentuan jumlah sampel
dan presisi 10%” (Rakhmat, 2004:92) dengan populasi 60 orang, maka jumlah
N Keterangan
n = n = Jumlah sampel
Nd2 + 1
N = Jumlah populasi
d = Derajat kepercayaan (10% = 0,1)
67
60
=
60 . (0,1)2 +1
60
=
1,6
= 37,5 dibulatkan = 38
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih
teknik simple random sampling, yaitu: “Cara pengambilan sampel dari semua
anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
oleh jumlah populasinya tetap dan jumlahnya relatif kecil sehingga jumlah
penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa semua karyawan Bank BRI cabang
nama-nama seluruh karyawan Bank BRI cabang Jakarta Krekot yang lengkap
dengan divis kerjanya. Dari keseluruhan data jumlah karyawan tersebut (60
68
Namu-nama karyawan (38 orang) yang telah keluar dari penetapan sample
dengan teknik ‘kocok arisan’ tersebut adalah orang-orang yang akan diberikan
a. Angket (Questioner)
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara satu objek
berikut:
69
(Sugiyono, 2004:85)
Jakarta yang telah ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini dan
b. Kepustakaan
penelitian ini.
Package for Social Science) untuk menganalisa hasil yang didapat dari
penyebaran kuesioner.
70
Hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval
atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama.”
(Sugiyono, 2004:107)
∑ xy) – (∑
n (∑ ∑x∑
∑y)
“Rumus : rxy =
√ [n∑
∑x2 - (∑
∑x2)] [n∑
∑y2 – (∑Y)2]
Dimana ;
rxy : Koefisien korelasi
n : Jumlah subyek
X : Skor setiap item
Y : Skor total
(∑X)2 : Kuadrat jumlah skor item
∑X2 : Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total
(∑Y)2 : Kuadrat jumlah skor total” (Sugiyono, 2004:108)
Package For Social Science) untuk menguji hubungan antara variable bebas
ditemukan besar atau kecil, maka berpedoman pada ketentuan yang tertera
r n-2
t =
1 – r2 (Sugiyono, 2004:108)
Dalam penelitian ini taraf atau nilai signifikansi yang ditetapkan adalah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kelahiran BRI.
tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah
kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara
waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun
1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada
waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani
dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani
72
73
dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani
dan Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor
(Exim).
sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan
Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat
undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai
Bank Umum.
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100%
ditangan Pemerintah.
PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan
pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus
pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain
tercermin pada perkembangan penyaluran KUK pada tahun 1994 sebesar Rp.
74
6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan
pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.
sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah
4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor
Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 338 Pos Pelayanan Desa.
kepuasan nasabah.”
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
Pada bagian ini, penulis akan menguraikan mengenai hasil analisis data
dari angket yang berbentuk pertanyaan yang diberikan kepada responden yang
telah disebarkan di lingkungan Bank BRI cabang Krekot dan telah dijawab oleh
para karyawann yang dipilih oleh penulis untuk dijadikan responden, kemudian
dan persentase lalu data tersebut dimasukkan ke dalam tabel-tabel tunggal beserta
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Pengelompokan Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
n = 38
No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Laki-laki 16 42.1
2 Perempuan 22 57.9
Total 38 100 %
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pengelompokan Responden
Berdasarkan Usia
n = 38
No Usia Frekuensi (F) Presentase (%)
1. 25-30 tahun 3 7.9
2. 31-35 tahun 13 34.2
3. 36-40 tahun 19 50.0
4. 40 tahun ke atas 3 7.9
Total 38 100%
Sumber : Kuesioner No.2
berusia antara (36-40 tahun) sebanyak 19 orang dengan presentase (50%) dan
berada pada kategori usia antara (31-35 tahun) serta responden yang berusia
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Pengelompokan Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
n = 38
No Status / Pekerjaan Frekuensi (F) Presentase (%)
1 SMA 0 0
2 Diploma 0 0
3 Sarjana 34 89.5
4 pasca Sarjana 4 10.5
Total 38 100 %
Sumber : Kuesioner No.3
77
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pengelompokan Responden
Berdasarkan Lama Bekerja
n = 38
No Lama Bekerja Frekuensi (F) Presentase (%)
1 Kurang dari 1 tahun 0 0
2 1 - 3 tahun 8 21.1
3 3 - 6 tahun 12 31.6
4 Lebih dari 6 tahun 18 47.4
Total 38 100 %
Sumber : Kuesioner No.4
Tabel di atas menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar adalah
Krekot Jakarta selama lebih dari 6 tahun, yaitu sebanyak 18 orang dengan
bank BRI cabang Krekot Jakarta selama 3 - 6 tahun, yaitu sebanyak 16 orang
masa bekerja di lingkungan bank BRI cabang Krekot Jakarta selama 3 - 6 tahun,
Tabel 5
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan selalu mempunyai keterbukaan dalam melakukan pendekatan
dengan para karyawan.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 2 5.3 4
3 Ragu-Ragu 2 5.3 6
4 Setuju 27 71.1 108
5 Sangat Setuju 7 18.4 35
Total 38 100 % 153
Sumber : Kuesioner No.5 Mean : 4,02 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
keterbukaan dalam melakukan pendekatan dengan para karyawan. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 153 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Tabel 6
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Adanya kedekatan interaksi pimpinan dengan para karyawan membuat
responden dapat mengutarakan semua pendapat pikiran dan gagasan
responden terhadap kebijakan perusahaan.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 12 31.6 24
3 Ragu-Ragu 1 2.6 3
4 Setuju 25 65.8 100
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 127
Sumber : Kuesioner No.6 Mean : 3,34 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
responden terhadap kebijakan perusahaan. Hal ini juga diperkuat oleh hasil
analisa nilai skor sebesar 127 seperti yang tertera pada interval nilai skor di
bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden jawaban Setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
127
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 7
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan membuat responden merasa nyaman untuk memberikan tanggapan
dengan jujur tentang semua hal yang berkaitan dengan aktivitas kerja
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 7 18.4 14
3 Ragu-Ragu 8 21.1 24
4 Setuju 21 55.3 84
5 Sangat Setuju 2 5.3 10
Total 38 100 % 132
Sumber : Kuesioner No.7 Mean : 3,47 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
memberikan tanggapan dengan jujur tentang semua hal yang berkaitan dengan
aktivitas kerja. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 132
seperti yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
132
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 8
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan yang mempunyai kemampuan untuk menempatkan diri sebagai
sahabat yang mampu mengerti permasalahan yang responden alami
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 7 18.4 14
3 Ragu-Ragu 6 15.8 18
4 Setuju 22 57.9 88
5 Sangat Setuju 3 7.9 15
Total 38 100 % 135
Sumber : Kuesioner No.8 Mean : 3,55 Mode : 4
diri sebagai sahabat yang mampu mengerti permasalahan yang responden alami.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 135 seperti yang tertera
pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
135
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 9
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan dapat mamahami perasaan responden ketika menghadapi
permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas kerja.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 2 5.3 4
3 Ragu-Ragu 2 5.3 6
4 Setuju 31 81.6 124
5 Sangat Setuju 3 7.9 15
Total 38 100 % 149
Sumber : Kuesioner No.9 Mean : 3,92 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas kerja. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 149 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
149
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 10
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan mempunyai kemampuan untuk melihat dan merasakan
permasalahan yang sering timbul.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 11 28.9 22
3 Ragu-Ragu 4 10.5 12
4 Setuju 23 60.5 92
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 126
Sumber : Kuesioner No.10 Mean : 3,31 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
merasakan permasalahan yang sering timbul. Hal ini juga diperkuat oleh hasil
analisa nilai skor sebesar 126 seperti yang tertera pada interval nilai skor di
bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden jawaban Setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
126
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 11
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan dapat menunjukkan perasaannya secara langsung terhadap segala
hal yang terjadi pada diri karyawannya.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 5 13.2 10
3 Ragu-Ragu 8 21.1 24
4 Setuju 25 65.8 100
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 134
Sumber : Kuesioner No.11 Mean : 3,52 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
terhadap segala hal yang terjadi pada diri karyawannya. Hal ini juga diperkuat
oleh hasil analisa nilai skor sebesar 134 seperti yang tertera pada interval nilai
skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden jawaban Setuju
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
134
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 12
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan mempunyai kemampuan untuk memberikan dukungan secara moral
kepada responden untuk dapat mengatasi permasalahan yang dialami
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 0 0 0
3 Ragu-Ragu 3 7.9 9
4 Setuju 29 76.3 116
5 Sangat Setuju 6 15.8 30
Total 38 100 % 155
Sumber : Kuesioner No.12 Mean : 4,07 Mode : 4
yang dialami. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 155
seperti yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Tabel 13
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan selalu bersedia untuk dapat membantu permasalahan responden.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 8 21.1 16
3 Ragu-Ragu 8 21.1 24
4 Setuju 15 39.5 60
5 Sangat Setuju 7 18.4 35
Total 38 100 % 135
Sumber : Kuesioner No.13 Mean : 3,55 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
permasalahan responden. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor
sebesar 135 seperti yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini yang
pernyataan tersebut.
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
135
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 14
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan bersedia untuk mendengar pandangan yang berbeda dari para
karyawannya.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 9 23.7 18
3 Ragu-Ragu 11 28.9 33
4 Setuju 15 39.5 60
5 Sangat Setuju 3 7.9 15
Total 38 100 % 126
Sumber : Kuesioner No.14 Mean : 3,31 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
dari para karyawannya. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar
126 seperti yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan
Analisa Skor
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor : 126
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 15
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan selalu dapat berpikir positif untuk menilai kemampuan diri sendiri.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 0 0 0
3 Ragu-Ragu 4 10.5 12
4 Setuju 29 76.3 116
5 Sangat Setuju 5 13.2 25
Total 38 100 % 153
Sumber : Kuesioner No.15 Mean : 4,02 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
kemampuan diri sendiri. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor
sebesar 153 seperti yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini yang
tersebut.
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Tabel 16
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Pimpinan memandang positif langkah-langkah yang responden tempuh untuk
menghadapi masalah yang ada
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 2 5.3 4
3 Ragu-Ragu 1 2.6 3
4 Setuju 32 84.2 128
5 Sangat Setuju 3 7.9 15
Total 38 100 % 150
Sumber : Kuesioner No.16 Mean : 3,94 Mode : 4
responden tempuh untuk menghadapi masalah yang ada. Hal ini juga diperkuat
oleh hasil analisa nilai skor sebesar 150 seperti yang tertera pada interval nilai
skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden jawaban Setuju
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
150
Interval Skor :
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 17
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Antara responden dan pimpinan terjadi persamaan persepsi dalam menyikapi
segala permasalahan yang timbul.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 2 5.3 4
3 Ragu-Ragu 3 7.9 9
4 Setuju 26 68.4 104
5 Sangat Setuju 7 18.4 35
Total 38 100 % 152
Sumber : Kuesioner No.17 Mean : 4,00 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
menyikapi segala permasalahan yang timbul. Hal ini juga diperkuat oleh hasil
analisa nilai skor sebesar 152 seperti yang tertera pada interval nilai skor di
bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden jawaban Sangat Setuju
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Tabel 18
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Adanya kesamaan dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan dalam
bentuk instruksi kerja.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 3 7.9 6
3 Ragu-Ragu 5 13.2 15
4 Setuju 30 78.9 120
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 141
Sumber : Kuesioner No.18 Mean : 3,71 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
pesan dalam bentuk instruksi kerja. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai
skor sebesar 141 seperti yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini yang
tersebut.
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Tabel 19
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk menghasilkan kualitas kerja karena besarnya gaji
yang akan didapat.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 5 13.2 10
3 Ragu-Ragu 2 5.3 6
4 Setuju 28 73.7 112
5 Sangat Setuju 3 7.9 15
Total 38 100 % 143
Sumber : Kuesioner No.19 Mean : 3,76 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
karena besarnya gaji yang akan didapat. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa
nilai skor sebesar 143 seperti yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini
pernyataan tersebut.
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Tabel 20
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk menghasilkan kualitas kerja karena adanya
pengawasan dari pimpinan
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 4 10.5 8
3 Ragu-Ragu 7 18.4 21
4 Setuju 21 55.3 84
5 Sangat Setuju 6 15.8 30
Total 38 100 % 143
Sumber : Kuesioner No.20 Mean : 3,76 Mode : 4
karena adanya pengawasan dari pimpinan. Hal ini juga diperkuat oleh hasil
analisa nilai skor sebesar 143 seperti yang tertera pada interval nilai skor di
bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden jawaban Setuju terhadap
pernyataan tersebut.
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
143
Interval Skor :
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 21
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk selalu dapat menghasilkan kualitas kerja karena
adanya jaminan keamanan dalam lingkungan kerjanya.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 2 5.3 4
3 Ragu-Ragu 3 7.9 9
4 Setuju 27 71.1 108
5 Sangat Setuju 6 15.8 30
Total 38 100 % 151
Sumber : Kuesioner No.21 Mean : 3,97 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
kualitas kerja karena adanya jaminan keamanan dalam lingkungan kerjanya. Hal
ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 151 seperti yang tertera
pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
151
Interval Skor : = 38 X 1 = 38
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 22
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk selalu dapat menghasilkan kualitas kerja karena
kondisi kerja yang baik.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 3 7.9 6
3 Ragu-Ragu 11 28.9 33
4 Setuju 11 28.9 44
5 Sangat Setuju 13 34.2 65
Total 38 100 % 148
Sumber : Kuesioner No.22 Mean : 3,89 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
menghasilkan kualitas kerja karena kondisi kerja yang baik. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 148 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Tabel 23
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk selalu dapat menghasilkan kualitas kerja karena
didukung oleh bentuk Sistem administrasi yang transparan yang baik.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 11 28.9 22
3 Ragu-Ragu 13 34.2 39
4 Setuju 14 36.8 56
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 117
Sumber : Kuesioner No.23 Mean : 3,07 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
kualitas kerja karena didukung oleh bentuk Sistem administrasi yang transparan
yang baik. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 117 seperti
yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Tabel 24
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk selalu dapat menghasilkan kualitas kerja karena
didukung oleh kebijakan perusahaan yang baik
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 0 0 0
3 Ragu-Ragu 0 0 0
4 Setuju 34 89.5 136
5 Sangat Setuju 4 10.5 20
Total 38 100 % 156
Sumber : Kuesioner No.24 Mean : 4,10 Mode : 4
kualitas kerja karena didukung oleh kebijakan perusahaan yang baik. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 156 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
156
Interval Skor :
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 25
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk selalu dapat menghasilkan kualitas kerja karena
terciptanya hubungan antarpribadi yang baik dengan rekan kerjanya.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 9 15.8 18
3 Ragu-Ragu 5 13.2 15
4 Setuju 27 71.1 108
5 Sangat Setuju 6 15.8 30
Total 38 100 % 153
Sumber : Kuesioner No.25 Mean : 4,02 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
kualitas kerja karena terciptanya hubungan antarpribadi yang baik dengan rekan
kerjanya. Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 153 seperti
yang tertera pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor : 153
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 26
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk selalu dapat menghasilkan kualitas kerja karena
adanya hubungan yang baik antara pimpinan dengan-nya.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 13 34.2 26
3 Ragu-Ragu 9 23.7 27
4 Setuju 16 42.1 64
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 117
Sumber : Kuesioner No.26 Mean : 3,07 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
kualitas kerja karena adanya hubungan yang baik antara pimpinan dengan-nya.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 117 seperti yang tertera
pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
117
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 27
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk selalu dapat berprestasi dalam setiap aktivitas
kerja sebagai upaya untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 11 28.9 22
3 Ragu-Ragu 13 34.2 39
4 Setuju 14 36.8 56
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 117
Sumber : Kuesioner No.27 Mean : 3,07 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
setiap aktivitas kerja sebagai upaya untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
Hal ini juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 117 seperti yang tertera
pada interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu 117 Sangat Setuju
Tabel 28
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden mengharapkan suatu penghargaan dari lingkungan kerja, sebagai
upaya untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 7 18.4 14
3 Ragu-Ragu 16 42.1 48
4 Setuju 15 39.5 60
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 122
Sumber : Kuesioner No.28 Mean : 3,21 Mode : 4
kerja, sebagai upaya untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 122 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu 122 Sangat Setuju
Tabel 29
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk selalu bertanggung jawab dalam setiap bidang
perkerjaan, untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 2 5.3 4
3 Ragu-Ragu 15 39.5 45
4 Setuju 20 52.6 80
5 Sangat Setuju 1 2.6 5
Total 38 100 % 134
Sumber : Kuesioner No.29 Mean : 3,52 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
setiap bidang perkerjaan, untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Hal ini
juga diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 134 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
134
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 30
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden termotivasi untuk mendapatkan promosi jabatan sebagai upaya
untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 9 23.7 18
3 Ragu-Ragu 15 39.5 45
4 Setuju 14 36.8 56
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 119
Sumber : Kuesioner No.30 Mean : 3,13 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
sebagai upaya untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 119 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu 119 Sangat Setuju
Tabel 31
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden dapat menjaga konsistensi pada bidang pekerjaannya sendiri untuk
mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 2 5.3 4
3 Ragu-Ragu 2 5.3 6
4 Setuju 27 71.1 108
5 Sangat Setuju 7 18.4 35
Total 38 100 % 153
Sumber : Kuesioner No.31 Mean : 4,02 Mode : 4
Deskripsi tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu
pekerjaannya sendiri untuk mendapatkan kepuasan dalam bekerja. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 219 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
Interval Skor :
153
Sangat Tidak Setuju Ragu-Ragu Sangat Setuju
Tabel 32
Pengelompokan jawaban responden berdasarkan pendapat bahwa
Responden mampu mengembangkan potensi diri dalam melakukan aktivitas
kerja untuk mendapatkan kepuasan kerja
n = 38
Bobot Kategori Jawaban Frekuensi (F) Presentase (%) Skor
1 Sangat Tidak Setuju 0 0 0
2 Tidak Setuju 12 31.6 24
3 Ragu-Ragu 1 2.6 3
4 Setuju 25 65.8 100
5 Sangat Setuju 0 0 0
Total 38 100 % 124
Sumber : Kuesioner No.32 Mean : 3,34 Mode : 4
melakukan aktivitas kerja untuk mendapatkan kepuasan kerja. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil analisa nilai skor sebesar 124 seperti yang tertera pada
interval nilai skor di bawah ini yang menunjukkan sebagian besar responden
Analisa Skor
n = 38
Nilai Ideal = n X Bobot Tertingi
= 38 X 5 = 285
Nilai Terendah = n X Bobot Terendah
= 38 X 1 = 38
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji Hipotesa
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Statistik
Ho : Tidak ada pengaruh dari proses komunikasi informal pimpinan
(R x y = 0)
Ha : Terdapat pengaruh dari proses komunikasi informal pimpinan dengan
Jakarta Krekot..
(R x y ≠ 0).
Y (Motivasi Kerja).
Tabel 33
Perhitungan Pearson Product - Moment Correlation
SCORE
X X2 Y Y2 XY
∑ 1968 102846 1900 95622 98927
22349782 – 21848562
r=
√ (55446930 – 53538489) . (9215332 – 8916196)
501220
r=
√ 1908441 . 299136
501220
r=
√ 380883406976
501220
r=
755568,3
r= 0, 6953682223036620
menggunakan bantuan program SPSS yang secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
109
Tabel 34
Correlations
N 38 38
**
Motivasi Kerja Karyawan (Y) Pearson Correlation .695 1
N 38 38
Dari hasil perhitungan manual dan hasil perhitungan SPSS pada tabel di
0,695, terletak pada wilayah antara 0,60 – 0,799 yang berarti ada
Tabel 35
Model Summary
0,483. Nilai Rsquare dapat digunakan untuk menganalisa hasil Koefisien Determinasi
(KD), dimana nilainya di dapat dari rumus (KD = R2 X 100%) 0,483 X 100% =
kontribusi sebesar 48,3% dalam upaya menciptakan motivasi Kerja karyawan kelas
Selain itu untuk menganalisa perhitungan regresi linier maka penulis maka
Ŷ = a + bX
Untuk mendapatkan nilai Ŷ maka penulis mencari nilai a dan nilai b terlebih
dahulu dengan menggunakan bantuan program SPSS yang secara rinci dapat dilihat
Tabel 36
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Untuk mendapatkan nilai Ŷ maka nilai (a) dan nilai (b) yang telah diketahui
Ŷ = 20,472 + 0,570 X
setiap perubahan satu satuan komunikasi informal pimpinan dengan bawahan (X)
maka akan terjadi peningkatan sebesar 0,570 satuan motivasi kerja karyawan (Y)
r n-2
t =
1 – r2
0,695 38 - 2
t =
1 – (0,695) 2
0,695 . 6
t =
1 – 0,483
4,17
= t = 5,800
0,719
Hasil perhitungan thitung didapat sebesar 5,800 lebih besar dari ttabel dengan n =
38 dan df 5% (0,05) diperoleh ttabel sebesar 2,000. Karena thitung > ttabel maka hasil
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap
variabel Y.
Gambar 4.1
Kurva Distribusi t
Ho diterima Ho diterima
Ho Ditolak Ho Ditolak
5,800
Keterangan:
Jika Statistik tHitung < statistik ttabel Maka Ho diterima (Ha) ditolak
Jika Statistik tHitung > statistik ttable Maka Ho ditolak (Ha) diterima.
113
Hasil analisa menunjukkan bahwa (Ho) ditolak dan (Ha) diterima, yang
pimpinan dengan bawaha terhadap motivasi kerja karyawan di Bank BRI cabang
Jakarta Krekot.
D. Pembahasan
tunggal :
menunjukkan nilai rata-rata (mean) pada kategori jawaban responden yang telah
rekapitulasi dalam bentuk tabel tunggal dari tabel 5 sampai tabel 18 sebesar 3,69
(51,73 : 14) yang menunjukkan kategori Baik dan keseluruhan nilai mode 4 yang
Rendah Tinggi
menunjukkan nilai rata-rata (mean) pada kategori jawaban responden yang telah
rekapitulasi dalam bentuk tabel tunggal dari tabel 18 sampai tabel 32 sebesar 3,57
(49,93 : 14) yang menunjukkan kategori Tinggi dan keseluruhan nilai mode 4 yang
penelitiannya adalah beberapa karyawan Bank BRI Cabang Krekot Jakarta yang
Yamane dengan tingkat presisi 10% dan selang kepercayaan 90%. Hasil
pada responden dan kepustakaan dari literatur yang ada. Kemudian data yang
diperoleh bahwa terdapat hubungan yang positif dan significant antara variabel
BAB V
A. Kesimpulan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat
diambil dari hasil pengujian hipotesis antar indikator variable (X) komunikasi
Informal dengan indikator variabel (Y) motivasi Kerja, yaitu sebagai berikut :
rata (mean) pada kategori jawaban responden yang telah rekapitulasi dalam
bentuk tabel tunggal dari tabel 5 sampai tabel 18 sebesar 3,69 (51,73 : 14) yang
119
120
bentuk tabel tunggal dari tabel 18 sampai tabel 32 sebesar 3,57 (49,93 : 14)
motivasi kerja yang cukup tinggi dalam upaya memenuhi kebutuhan pribadi
setiap karyawan.
3. Selain itu untuk melihat seberapa besar pengaruh komunikasi informal yang
B. Saran
1. Nilai koefisien korelasi dan regresi sudah cukup. Berdasarkan hasil tersebut
Hal ini akan mampu menciptakan kedekatan yang interaktif yang pada
3. Hasil analisa pada tabel tunggal menunjukkan bahwa para responden masih
dengan menjaga kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Oleh sebab itu perlu
adanya pengawasan dari pimpinan terhadap setiap hasil kerja karyawan agar
kinerja karyawan dan dapat pula menghasilkan iklim kerja yang produktif