Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGINTEGRASIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah


Manajemen SDI & Organisasi Perbankan Syariah

Dosen Pengampu:
Bapak Faisal Rakhman, S.E., M.M.

Disusun Oleh:
Widianingsih (18354057)
Yeni Sulastri (18354058)
Yuli Indriyani (18354059)

PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI ILMU PERBANKAN SYARIAH
MA’SOEM UNIVERSITY
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang Masalah

Pada saat ini perusahaan industri telah melebar luas di Negara Indonesia, pengalihan dari
pertanian ke industri tidak bisa terpungkuri lagi ini terbukti begitu banyak perusahaan insudtri yang
menjamur di Negara kita, ketika kita membicarakan industri tidak terlepas dari karyawan di dalamnya,
perusahaan industri tidak akan sukses dalam tujuannya tampa adanya karyawan yang luar biasa, maka
dari itu karyawan harus di berikan aturan dengan sangat baik dan teratur agar menghasilkan kinerja
maksimal dan produksi maksimal juga, Biasanya pengaturan karyawan lebih di tekanan pada sikap
dan prilaku karyawan karena karyawan/ manusia mempunyai pemikiran,persasaan dll, maka dengan
itu ilmu MSDM( Manajemen Sumber Daya Manusia) perlu di pelajari dan dan di pahami agar bisa di
terapkan dan dapat mengatur karyawan secara baik, dalam ilmu MSDM ada yang di namakan
Pengintegrasian dalam MSDM Indikator penginegrasian menciptakan suatu hubangan kerja sama yang
baik antara perusahan dengan karyawan sehingga tercapinnya tujuan kebersamaan baik dari pihak
Perusahan maupun Karyawan secara Efektif dan efisien demi mewujudkan Visi dan Misi Perusahaan.

Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan kepada yang diinginkan, manajer harus
memahami sifat dan motif apa yang mendorong mereka mau bekerja pada perusahaan. Pada umumnya
orang mau bekerja karena didorong oleh keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik dan
rohaninya. Jadi, manajer harus berusaha memberikan balas jasa yang adil dan layak, serta
memperlakukan karyawan dengan baik sebagaimana layaknya manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengintegrasian?


2.  Apa tujuan dan prinsip pengintegrasian.
3. Apa saja metode-metode pengintegrasian yang anda ketahui?

1.3 Tujuan

1. Memahami definisi Pengintegrasian.


2. MemahamiMemahami dan  menjelaskan tujuan dan prinsip Pengintegrasian.
3. MemahamiMemahami dan dapat menjelaskan metode-metode Pengintegrasian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Pengintegrasian


Pengintegrasian (Integration) adalah fungsi operasional manajemen personalia yang
terpenting, sulit, dan kompleks untuk merealisasikannya. Hal ini disebebkan karena
karyawan/manusia bersifat dinamis dan mempunyai pikiran, perasaan, harga diri, sifat, serta
membawa latar belakang, perilaku, keinginan, dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam
organisasi perusahaan.
Karyawan tidak bisa dilakukan seenaknya seperti mengunakan faktor produksi
lainnya, seperti mesin, modal, atau bahan baku. Karyawan juga harus selalu diikut sertakan
dalam setiap kegiatan serta memberi peran aktif untuk menggunakan alat-alat yang ada.
Karena tampa peran aktif karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan perusahan hanya dapat dicapai jika para
karyawan bergairah bekerja, mengarahkan kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut, serta berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Jika karyawan
kurang berprestasi maka sulit bagi organisasi perusahaan dapat memperoleh hasil yang baik.
Untuk memperoleh sikap dan prilaku yang karyawan kepada yang diinginkan, manajer
harus mempengaruhi kebutuhan fisik dan rohaninya. Jadi, manajer harus berusaha memberi
balas jasa yang adil dan layak, serta memperlakukan karyawan dengan baik selayaknya
manusia.
Masalah pengintegrasian adalah menyatupadukan keinginan karyawan dan
kepentingan perusahaan, agar terciptanya kerjasama yang serasi serta saling menguntungkan.

2.2 Pengertian Pengintegrasian


Menurut Soerjono Soekanto : Intergrasi sosial merupakan Sebuah proses sosial
individu atau kelompok yang berusaha memenuhi gol melawan lawan yang disertai dengan
ancaman dan / atau kekerasan.
Sedangkan menurut Safroedin Bahar, integrasi diartikan sebagai membuat untuk atau
menyempurnakan dengan jalan menyatukan unsur-unsur bangsa yang mulanya terpisah-pisah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke
dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.
2.3 Tujuan Pengintegrasian
Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja
keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi serta
terpenuhinya kebutuhan karyawan. Dengan tercapainya tujuan dari organisasi, maka
perusahan akan mendapat laba yang besar dan terpenuhinya kebutuhan karyawan. Dalam
perusahan tersebut maka loyalitas karyawan akan tercipta. Semua perusahan ingin
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, sehingga adanya kerjasama antara karyawan dan
perusahaan.

2.4 Prinsip Pengintegrasian


Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerja sama yang baik dan saling
menguntungkan. Maka dalam prinsip ini perusahan dan karyawannya dituntut untuk berusaha
menciptanya kerja sama yang baik yang harus ada dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Dan dalam prinsip ini perusahan dan karyawannya akan saling menguntungkan.

2.5 Metode Pengintegrasian


Pengintegrasian dapat dilakukan dengan optimal dengan cara sebagai berikut:
a. Hubungan antar manusia (Human Relations)
b. Motivasi (Motivation)
c. Kepemimpinan (Leadership)
d. Kesepakatan kerja bersama (KKB)
e. Collective Bargaining

2.6 Hubungan Antar Manusia (Human Relations)


Hubungan antara manusia (Human Relation) adalah kemanusiaan yang
harmonis,tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan Individu demi terpadunya
kepentingan bersama. Tujuannya adalah menghasilkan integrasi yang cukup kukuh,
mendorong kerja sama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran bersama. Manajer
dalam menciptakan hubungan antar manusia yang harmonis memerlukan kecakapan dan
keterampilan tentang komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, da etologi, sehingga dia
memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah dalam hubungan kemanusiaan.
2.7 Motivasi (Motivation)
2.7.1 Pengertian Motivasi (Motivation)
Menurut Filippo ( Hasibuan, 2007:143 ) “motivasi merupakan suatu keahlian dalam
mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan
para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus dapat tercapai”.
Menurut Yuniarsih dan Suwatno ( 2008 :140 ) “motivasi adalah suatu cara
mengarahkan potensi bawahan agar mau bekerjasama secara produktif”.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dng tujuan tertentu.
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berartin dorongan atau menggerakkan.
Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia
umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang
optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja asma, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan.

2.7.2 Tujuan motivasi


Adapun tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
h. Meningkatkan tingkat kesejateraan karyawan
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadp tugas-tugasnya
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.7.3 Asas-asas Motivasi


Adapun asa-asa motivasi sebagai berikut:
a. Asas Mengikutsertakan adalah mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan
memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses
pengambilan keputusan.
b. Asas Komunikasi adalah menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin
dicapai, cara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi.
c. Asas Pengakuan adalah memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat secara wajar
kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
d. Asas Wewenang yang Didelegasikan adalah mendelegasikan sebagian wewenang serta
kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan
tugas-tugas atasan atau manajer.
e. Asas Perhatian Timbal Balik adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan
keinginan atau harapan perusahaan disamping beruasha memenuhi kebutuhankebutuhan
yang diharapkan bawahan dari perusahaan.

2.7.4 Metode Motivasi


Terdapat dua metode motivasi sebagai berikut:
a. Motivasi Langsung (Rirect Motivation) adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan
serta kepuasannya.
b. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation) adalah motivasi yang diberikan hanya
merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran
tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.

2.7.5 Alat-Alat Motivasi


Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa
material incentive dan nonmaterial incentive. Material incentive adalah motivasi yang bersifat
materiil sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan. Yang termasuk material
incentive adalah yang berbentuk uang dan barang-barang. Nonmaterial incentive adalah
motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk materi. Yang termasuk nonmaterial adalah
penempatan yang tepat, pekerjaan yang terjamin, piagam penbghargaan, bintang jasa,
perlakuan yang wajar dan sejenisnya.

2.7.6 Jenis-Jenis Motivasi


Terdapat dua jenis-jenis motivasi sebagai berikut:
a. Motivasi Positif (Insentif Positif) adalah manajer memotivasi (merangsang) bawahan
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.
b. Motivasi negatif (Insentif Negatif) adalah manajer memotivasi bawahan dengan standar
mereka akan mendapat hukuman.

2.7.7 Teori Motivasi


Teori-teori motivasi diklasifikasikan/dikelompokkan atas:
a. Teori Kepuasan (Content Theory) yang memusatkan pada apa-nya motivasi.
b. Teori Motivasi Proses (Process Theory) yang memusatkan padabagaimana- nya motivasi.
c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) yang menitikberatkan pada cara di mana
perilaku dipelajari.
a. Teori Kepuasan
Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan
kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak serta berperilaku dengan cara tertentu.
Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menguatkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba menjawab
pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan seseorang dan apa yang mendorong semangat
bekerja seseorang.
Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan
serta kepuasan baik materiil maupun nonmateriil yang diperolehnya sebagai imbalan balas
jasa dari jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Apabila materiil dan nonmateriil yang
diterimanya semakin memuaskan, semangat kerja seseorang akan semakin meningkat.
Jadi, pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak atau semangat
bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya (inner needs-nya). Semakin tinggi
standar kebutuhan yang diinginkan, semakin giat orang itu bekerja. Contoh: mahasiswa X
butuh nilai A, ini mendorongnya untuk belajar lebih giat, dibanding dengan mahasiswa yang
hanya ingin lulus dengan nilai C saja.
b. Teori Motivasi Proses
Teori motivasi proses pada dasamya berusaha menjawab pertanyaan bagaimana
menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu agar setiap
individu bekerja sesuai dengan keinginan manajer. Apabila diperhatikan secara mendalam,
teori ini merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang
akan diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok.
Jadi, hasil yang akan dicapai tercermin pada bagaimana proses kegiatan yang dilakukan
seseorang.
Karena ego manusia yang selalu menginginkan hasil yang baik-baik saja, daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang akan
diperolehnya pada masa depan. Inilah sebabnya teori ini disebut teori harapan (expectancy
theory).
Apabila harapan dapat menjadi kenyataan, karyawan akan cenderung meningkatkan
gairah kerjanya. Sebaliknya, jika harapan tidak tercapai, karyawan akan menjadi malas.
c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian
kompensasi. Misalnya, promosi tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan.
Bonus kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok. Sifat ketergantungan tersebut
bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu.
Teori pengukuhan terdiri dari dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Pengukuhan positif (positive reinforcement) yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,
terjadi apabila pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2. PengukuhanPengukuhan negatif (negative reinforcement) yaitu bertambahnya
frekuensi perilaku, terjadi apabila pengukuh negatif dihilangkan secara bersyarat.
Jadi, prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan
tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus yang bersyarat. Demikian juga, prinsip
hukuman (punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan,
apabila tanggapan (response) diikuti oleh rangsangan yang bersyarat.
Hukuman ada dua jenis, yaitu scbagai berikut:
1. Hukuman dengan penghilangan (removal) terjadi apabila suatu pengukuhan positif
dihilangkan secara bersyarat (misalnya kelambatan seseorang menyebabkan
kehilangan sejumlah uang dari upahnya).
2. Hukuman dengan penerapan (application), terjadi apabila suatu pengukuhan negatif
diterapkan secara bersyarat (misalnya ditegur oleh atasan, karena menjalankan tugas
dengan jelek).
2.8 Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar
mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu S.P
Hasibuan). Adapun Fungsi Kepemimpinan sebagai berikut:
a. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan
b. Wakil dan juru bicara oraganisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak diluar organisasi
c. Pimpinan selaku komunikator yang efektif
d. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan kedalam, terutama dalam menangani
situasi konflik.
e. Pimpinan selaku integrator-integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.
Adapun Prinsip Dasar Kepemimpinan sebagai berikut:
a. Seseorang yang belajar seumur hidup
b. Membawa energi yang positif
c. Berorientasi pada pelayanan
Adapun Tipe Kepemimpinan sebagai berikut:
a. Tipe yang otokratik
b. Tipe yang paternalistik
c. Tipe yang kharismatik
d. Tipe yang laissez faire
e. Tipe yang demokratik
Kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat
menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai
sasaran yang maksimal.
Pelaksanaan kepemimpinan cenderung menumbuhkan kepercayaan, partisipasi,
loyalitas, dan internal motivasi para bawahan dengan cara persuasif. Hal ini semua akan
diperoleh karena kecakapan , kemampuan, dan prilaku.
Head, adalah seseorang pemimpin yang dalam melaksanakan kepemimpinannya
hanya atas kekuasaan yang dimilikinya.pemimpin menganggap dirinyalah yang paling kuasa,
paling cakap, sedangkan bawahan diangap hanya pelaksana keputusan-keputusan saja.
seseorang pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun,
dan membimbing asuhannya.
a.       Ing Ngarsa Sung Tuladha
Artinya seorang pemimpin haruslah mampu lewat sifat dan perbuatan menjadi dirinya
pola anutan dan ikutan bagi orang-orang yang dipimpinya.
b.      Ing Madya Mangun Karsa
Artinya seorang oemimpin harus mampu membangkitkan semangat bersuakarsa dan
berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya.
c.       Tut Wuri Handayani
Artinya seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yag diasuhnya berjalan
di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Kepemimpinan bertujuan untuk mendorong gairah kerja, kepuasan kerja, dan
produktifitas kerja karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan organisasi yang
maksimal.

2.8 Gaya Kepemimpinan


Adapun gaya kepemimpinan menurut Drs.Malayu Hasibuan, yaitu :
a.   Kepemimpinan Otoriter
Adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada
pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan
keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak
diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan
keputusan. Falsafah pemimpin ialah ”bawahan adalah untuk pimpinan atau atasan”.
Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja
karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan. Pimpinan
menganut sistem manajemen tertutup (closed management) kurang menginformasikan
keadaan perusahaan pada bawahannya. Pengkaderan kurang mendapat perhatiannya.
b.   Kepemimpinan Partisipatif
Adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif,
menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan.
Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Falsafah pemimpin
ialah ”pimpinan (dia) adalah untuk bawahan”.
c.   Kepemimpinan Delegatif
Pada prinsipnya pemimpin bersikap, menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan
”Inilah pekerjaan yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara bagaimana
mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik”. Disini pimpinan
menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan dalam arti
pimpinan menginginkan agar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan
untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan keterampilan. Kematangan
psikologis dikaitkan dengan kemauan atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang erat
kaitannya dengan rasa yakin dan keterikatan.

2.9 Hubungan Motivasi dengan Kepemimpinan


Sekirannya manejer telah memahami bahwa setiap pegawai atau individu di dalam
organisasi memiliki berbagai motif yang mendorong prilaku dan tindakan mereka. Fungsi
kepemimpinan pada dasarnya adalah tindak lanjut dari pemahaman para manager terhadap
keragaman karakter motif dan prilaku para pegawai dalam organisasi. Semestinya para
manajer mengarahkan dan memotivasi para pegawai menjadi esensi pokok dari
kepemimpinan. Kepemimpinan sendiri merupakan bagian dari fungsi pengarahan manajemen.
Fungsi pengarahan dalam manajemen ingin direalisasikan, maka kepemimpinan menjadi
salah satu kunci pokok yang harus dipahami. Faktor kepemimpinan atau faktor pengarahan
sebagai salah satu fungsi manajemen setelah fungsi perencanaan dan pengorganisasian.

2.10 Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)


Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) berperan penting dalam menciptakan
pengintegrasian, membina kerja sama dan menghindarkan terjadinya konflik dalam
perusahaan. Dengan KKB ini diharapkan permasalahan yang dihadapi karyawan dengan
perusahaan dapat diatasi dengan baik. Misalnya : kenaikan gaji/upah, tunjangan hari raya,
pemecatan buruh, dan lain-lain KKB adalah musyawarah dan mufakat antara pimpinan
perusahaan dengan pimpinan serikat karyawan (buruh) dalam memutuskan masalah yang
menyangkut kebutuhan karyawan dan kepentingan peruashaan. Dengan landasan musyawarah
dan mufakafat diharapkan tercipta integrasi yang serasi dalam perusahaan. Kkkaryawan
menjadi partner kerja sama yang baik bagi perusahaan.

2.11 Collective Bargaining


Collective bargaining adalah adanya pandangan antara pimpinan perusahaan denga
pimpinan serikat buruh (karyawan) dalam menetapkan keputusan-keputusan yang
menyangkut kepentingan perusahaan dan kebutuhan buruh. Hal ini dilakukan agar tercipta
integrasi yang harmonis dan usaha-usaha untuk menghindari terjadinya konflik dalam
perusahaan.
Collective bargaining didasarkan atas perundingan yang berarti adu kekuatan, siapa
yang mempunyai posisi kuat maka dialah yang banyak menentukan keputusan. Sedangkan
KKB didasarkan atas musyawarah dan mufakat dalam menetapkan keputusan, bukan atas adu
kekuatan/posisi.
Collective bargaining dapat diibaratkan seperti demokrasi barat, sedangkan KKB
seperti demokrasi Pancasila.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengintergarsian memanglah merupakan satu hal penting dari sekian banyak hal
penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan.dimana dalam pengintgresian pasti
terjadinya proses saling membutuhkan ,saling memuaskan,saling menguntukan.
Dengan prinsip, tujuan dan metode-metode yang ada dalam pengintegrasian karyawan
akan memberikan yang terbaik dengan secara akibat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
motivasi dari perusahaan. Lain kata perusahan memberikan dorongan agar supaya
karyawannya mau bekerja secara loyal untuk mencapai tujuan-tujuan perusahan
Di samping itu umpan balik dilakukan oleh perusahan terhadap karyawanya dengan
cara pemenuhan kebutuhan bagi karyawan. Jadi kebutuhan karyawan terpenuhi dan tujuan –
tujuan perusahaan tercapai akan menimbulkan dapmpak saling menguntukan antara perusahan
dengan karyawannya.

3.2.Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia
hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin. Mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi
sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi.
Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi manajer sumber daya
manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber daya manusia dalam
organisasi.
LAMPIRAN
Nama Penanya : Rena Melenia Azzahra
Kelompok :1
Isi Pertanyaan : bertanya mengenai tipe kepemimpinan yang sudah dijelaskan oleh penyaji,
dari kelima tipe kepemimpinan tersebut, tipe mana yang seharusnya dimiliki seorang
pemimpin? Apakah tergantung situasi dan kondisi? Lalu tipe kepemimpinan yang bagaimana
yang sesuai untuk pengintegrasian, berikan contoh nyatanya!
Jawaban oleh Yeni Sulastri : Menurut kelompok kami mah tipe demokratik, alasanya
karena tipe demokratik, pemimpin beranggapan semua pendapat yg diberikan penting dan
layak di dengarkan.
Contohnya disebuah perusahaan mengadakan meeting untuk membahas menginovasi
kinerja perusahaan, pemimpin mempersilahkan semua staff menyampaikan ide atau
gagasannya dan menampung itu semua. Disemua gagasan yang ditampung akan di seleksi dan
mencari langkah mana yang akan diambil, dan yang paling penting tidak akan merugikan
sebagian pihak.
terimakasih, namun bagaimana jika pada situasi genting misalnya, dimana tidak
memungkinkannya untuk menerima aspirasi semua karyawan, apakah tipe tersebut tetap
efektif diterapkan? Maka dari itu salah satu syarat pemimpin yang baik harus dapat
mengambil keputusan didalam keadaan genting yang meskipun tidak mendengar semua
aspirasi, tidak akan merugikan semua pihak.

Nama Penanya : Ryska Hasanah


Kelompok :2
Isi Pertanyaan : mengenai metode KKB (Kesepakatan Kerja Bersama) dan collective
bargaining keduanya jika di lihat saling bertolak belakang dimana yg satu diibaratkan sebagai
demokrasi pancasila dan yang satunya sebagai demokrasi barat. Pertanyaannya apakah di
indonesia ditetapkan metode collective bargaining ini atau tidak? Dan bagaimana jika kedua
metode tersebut diterapkan secara bersamaan, apakah saling bejalan beriringan atau justru
akan saling bertentangan?
Jawaban oleh Widianingsih : jika kedua metode tersebut diterapkan secara bersamaan maka
yang terjadi tidak akan berjalan malah akan saling bertolak belakang, karena sudah dijelaskan
kedua metode tersebut menggunakan tipe kepemimpinan yang berbeda. Lalu apakah di
indonesia bisa diterapkan metode collective bargaining atau tidak jawabannya bisa saja hanya
saja kepuasan karyawan akan terganggu karena pada metode ini siapa yang mempunyai posisi
tertinggi dialah yang akan banyak menentukan keputusan.
Nama Penanya : Sefrian Nur Rivaldy
Kelompok :3
Isi Pertanyaan : Seperti apa yang sudah disampaikan penyaji barusan, dalam tujuan
motivasi itu adaa mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya,
motivasi seperti apa yg dapat mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan itu?
Jawaban oleh Yuli Indriyani : Motivasi yang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab
karyawan antara lain seperti mendengarkan dan menghargai ide-ide karywan, memelihara
hubungan sosial yang baik, ikut membantu merencanakan karir karyawan, memberikan
apresiasi, membangun kepercayaan karyawan, ataupun membuat suasana perusahaan nyaman.

Nama Penanya : Susilawati


Kelompok :4
Isi Pertanyaan : Dalam metode pengintegrasian kan terdapat 5 cara atau metode yaitu
Hubungan antar manusia (Human Relations), Motivasi (Motivation, Kepemimpinan
(Leadership, Kesepakatan kerja bersama (KKB), dan Collective Bargaining. Dari kelima
metode tersebut, manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap karyawan dan jelaskan
alasannya !
Jawaban oleh Yuli Indriyani : Apabila kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang
menejer dalam organisasi baik maka akan dapat menciptakan integritas yang serasi dan
mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal. Sebab itulah yang
menjadikan pengintegrasian berhubungan erat dengan kepemimpinan

Nama Penanya : Ummi Zulfatu Rohmah


Kelompok :5
Isi Pertanyaan : pada point 2.5 terdapat metode-metode pengintegrasian, metode tersebut
harus semua dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan bisa memakai salah satu dari metode
tersebut ? Dan menurut kelompok kalian metode yang paling tepat yang mana ?
Jawaban oleh Widianingsih : apakah semua metode tersebut harus dilakukan? Atau
perusahaan dapat memakai salah satu metode tersebut, dan bagaimana menurut kelompok
kami metode yang paling tepat. jika pengintegrasian ingin berjalan dengan lancar maka
metode2 tersebut harus dijalankan, sesuai dengan prinsip dan tujuan pengintegrasian yaitu
menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan, maka seorang pemimpin harus
mempunyai hubungan yang baik dengan seluruh karyawannya, lalu memberikan motivasi
kepada karyawan agar kinerjanya bagus dengan begitu memudahkan mencapai visi dan misi
organisasi, selain itu pengintegrasian akan berjalan dengan baik jika seorang pemimpin
memiliki sikap kepemimpinan yang layaknya seorang pemimpin. Dan juga seorang pemimpin
harus bisa mendengarkan gagasan, masukan atau ide2 karyawannya agar tidak salah dalam
memutuskan keputusan, yang tidak akan merugikan sebelah pihak. Menurut kelompok kami
semua metode tersebut sangat penting.

Nama Penanya : Ghea Tasya F


Kelompok :7
Isi Pertanyaan : di point 2.8 kepemimpinan, disebutkan bahwa fungsi kepemimpinan
dipoint terakhir yaitu Pimpinan selaku integrator-integrator yang efektif, rasional, objektif dan
netral. Pertanyaannya, mengapa pimpinan berfungsi sebagai integrator-integrator yang efektif,
rasional, objektif dan netral dan sebutkan contoh peran pimpinan dalam fungsi tersebut!
Jawaban oleh Yeni Sulastri : ketika kita terlibat dalam sebuah organisasi, kita mempunyai
hak untuk mengemukakan pendapat kita sesuai dengan asas demokrasi dan kita juga
berkewajiban untuk menghargai pendapat yang dikemukakan oleh orang lain. Selain dalam
hal berpendapat, kita juga harus bisa berkomunikasi dengan baik terhadap atasan atau
bawahan kita dalam sebuah organisasi dengan kata-kata yang tepat sehingga tidak
menyinggung perasaan orang lain dan membuat orang lain mudah memahami maksud yang
kita sampaikan.

Nama Penanya : Neng Esa Sayidah M


Kelompok :8
Isi Pertanyaan : Pembahasannya dari poin 2.11 collective bargaining. Pertanyaannya:
Bagaimana collective bargaining dapat menciptakan integritas yang harmonis padahal yang
berhak menentukan keputusan dalam collective bargaining adalah orang yang memikili posisi
yang kuat?
Jawaban oleh Widianingsih : Meskipun keputusan yang diambil tergantung posisi yang
tertinggi, oleh karena itu sebelum pemimpin mengambil keputusan karyawan tetap memberi
kesempatan untuk menyampaikan masukan dan ide" kemudian ditampung oleh pimpinan.
Maka dari itu pengintegrasian akan berjalan secara harmonis karena masukan yang diberikan
akan didengar untuk mengambil keputusan yang baik.
Nama Penanya : Siti Fazri
Kelompok :9
Isi Pertanyaan : Di point 2.6 hubungan antara manusia (human relations) disitu dijelaskan
bahwa Hubungan antara manusia (Human Relation) adalah kemanusiaan yang
harmonis,tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan Individu demi terpadunya
kepentingan bersama. Pertanyaan nya apabila dalam sebuah organisasi tersebut ada orang
yang ga mau mengalah, dan tetep mengedepankan keinginan individunya atau
mengedepankan pendapatnya bagaimana cara manajer dalam mengatasi hal tersebut?
Jawaban oleh Widianingsih : Dengan cara mengenali apa yang diinginkan, terus kita latih
dengan sistem perencanaan yang sudah diatur, diberi masukan bahwa apa yang kamu
inginkan itu ga baik bagi seluruh karyawan maupun perusahaan, lalu dipantau agar tidak
mengulangi nya lagi, kemudian jika pada saat dipantau karyawan memiliki hasil yang baik
dan positif dengan perubahan nya maka manajer harus menghargai nya

Anda mungkin juga menyukai