PENDAHULUAN
yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. Pencapaian target PD BPR Bank
lainnya. Perkembangan usaha PD BPR Bank Wonosobo ini dapat dilihat pada
Tabel 1.1
Perkembangan Usaha PD BPR Bank Wonosobo
Tahun 2014 - 2018
(Dalam ribuan)
No Tahun DPK Kredit Laba NPL LDR
(%) (%)
1
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
PD BPR Bank Wonosobo telah mencapai hasil yang meningkat. Ini menunjukkan
bahwa sumber daya manusia telah bekerja secara optimal sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai secara optimal. Namun, agar PD BPR Bank Wonosobo
manusia.
faktor terpenting yang dimiliki suatu organisasi. Menurut Handoko (2013) bahwa
investasi paling penting dari suatu organisasi adalah di bidang sumber daya
perlakuan yang adil dan memuaskan pada sumber daya manusia yang bekerja
pada organisasi tersebut. Ada yang menyebutnya sebagai ujung tombak di dalam
sumber daya manusia atau karyawan yang berkinerja tinggi agar target
sumber daya manusia. Sukses tidaknya suatu tujuan yang dicapai sebuah
2
kehadiran pemimpin ditujukan untuk dapat memberikan dan menciptakan
berkembang.
perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan gaya kepemipinan yang efektif yang
dapat membantu bisnis bertahan atau bahkan berkembang dan meningkat terus.
hubungan antara atasan dan bawahan harus menciptakan suasana kerja dan situasi
yang harmonis, sehingga dapat menumbuhkan kerja sama yang baik dalam
3
untuk bertahan. Model kepemimpinan transformasi seperti yang berkembang saat
dalam menciptakan visi, misi dan lingkungan di dalam organisasi, yang mampu
mereka. (Burns in Dewi, 2012: 15). Bawahan merasa yakin akan setia dan
transformasional, yang disebutkan oleh Bass dalam Yukl (2010:305) “bahwa para
Perubahan pada individu ini tidak mudah, tetapi harus melalui proses. Pemimpin
4
Sebagai salah satu perusahaan jasa yang mengutamakan pelayanan dalam
maupun bagian/ departemen, maka hal ini dapat menurunkan kinerja perusahaan.
Aulawi et al, 2009). Cara membangun keunggulan kompetitif yang telah nyata
pengetahuan mengenai apa yang mereka ketahui (Orr dan Persson dalam Aulawi
et al, 2009). Berbagi pengetahuan selanjutnya diarahkan pada kinerja yang lebih
5
Pada era saat ini, kesadaran terhadap pentingnya keberadaan sumber daya
manusia, maka akan semakin tinggi dan unggul pula daya saing perusahaan.
berbagi pengalaman terbaik mereka, menciptakan ide-ide baru yang segar dan
organisasi memiliki dampak yang besar pada berbagi pengetahuan, dan teknologi
konteks lain. Barrick et al. (2007) menyebutkan bahwa peran knowledge sharing
(berbagi ilmu pengetahuan) sebagai proses tim dan kohesi tim sebagai keadaan
hubungan kepemimpinan-kinerja.
Menurut Marks et al. (2001) proses tim ditekankan secara berbeda dari
keadaan yang muncul secara tidak terduga. Proses tim adalah sarana dimana
6
knowledge sharing (berbagi ilmu pengetahuan) adalah proses tim sebagai
anggota tim berbagi ide, informasi, dan saran yang relevan dengan tugas satu
7
1.4 Manfaat Penelitian
manfaat antara lain manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara lengkap
perkuliahan.
kinerjanya.
8
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1.1. Kepemimpinan
proses yang lebih ditekankan pada hubungan antara pemimpin dan orang yang
dipimpin.
9
2.1.1.2. Peranan Kepemimpinan
sangat penting, tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan
akan tetapi juga dalam mennghadapi berbagai pihak di luar organisasi. Menurut
pembagi sumber dana dan daya serta berperan selaku perunding untuk
ditemukan:
1. Kepemimpinan kharismatik
10
2. Kepemimpinan visioner
3. Kepemimpinan transaksional
4. Kepemimpinan otokrasi
5. Kepemimpinan transformasional
ide pemikiran idealnya, yang bersumber dari dirinya sendiri atau hasil dari proses
interaksi sosial antar anggota organisasi dan pihak stake holder. Ciri pemimpin
visioner ini memiliki visi yang jelas, kredibel, terbiasa dengan tantangan dan
resiko. Selain itu juga mampu membangkitkan semangat anak buahnya sehingga
11
dengan tepat sesuai target yang telah disepakati, tanggap dengan kepentingan
sebanding dengan nilai pekerjaan yang dilakukan bawahan, serta mengetahui hal-
bawahan untuk berpartisipasi dan berperan serta.Oleh karena itu, di dalam gaya
kekuasaan.
luar biasa bagi bawahannya. Hal yang paling utama dari gaya kepemimpinan
bagaimana visi tersebut bisa dipercaya, bertindak dengan cara rahasia dan
12
Dari beberapa gaya kepemimpinan yang diuraikan di atas, gaya
pengembangan dari pengikutnya atau bawahan. Selain itu, pemimpin juga dapat
lama tersebut dengan cara yang baru dan berbeda dari cara-cara yang dilakukan
sebelumnya.
tujuan, bukan untuk kepentingan pribadi jangka pendek, dan untuk mencapai
prestasi aktualisasi diri, bukan demi perasaan aman. Sedangkan menurut Bass &
13
dan sasaran dari pengikut atau individu dan lebih besar organisasi serta
berbagai nilai yang dilakukan oleh atasan dan untuk dianut kepada bawahan di
dalam mendukung tercapainya visi, misi dan tujuan organisasi yang telah
dapat dibangun dan terjalinnya hubungan yang baik dan harmonis, antar anggota
organisasi. Sehingga akan muncul iklim saling percaya antar anggota organisasi.
Kondisi ini pada akhirnya akan menumbuhkan rasa percaya, keaguman, loyalitas
motivasinya untuk berbuat lebih banyak dan memberikan lebih banyak dari yang
14
3. Motivasi Inspirasional (Inspirational motivation) meliputi penyampaian visi
bawahan.
berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman, dan ide dengan anggota lain.
menemukan kondisi yang tepat, yang ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu
15
dampak signifikan pada berbagi ilmu pengetahuan, dan teknologi (informasi dan
komunikasi)”.
sistematik.
buku pedoman dan kode praktek dan dibuat eksplisit melalui tanda-tanda
Kinerja manajerial adalah ukuran seberapa efektif dan efisien dan efektif
manajer telah bekerja untuk mencapai organisasi (Stoner dalam Ritonga, 2008).
16
kinerja perusahaan baik dari segi kinerja kualitas sumber daya manusia juga
kinerja keuangan.
merupakan hasil kerja dari individu dalam organisasi yang melaksanakan tugas-
1. Perencanaan
2. Investigasi
3. Pengkoordinasian.
manajer lain.
4. Evaluasi
17
Kemampuan untuk menilai dan mengukur keputusan yang diambil kinerja
5. Pengawasan
tugas bawahan.
6. Pengaturan Staf
7. Negosiasi
8. Perwakilan
dikembangkan oleh Mahoney et al. (1965) dalam Eker (2007). Faktor-faktor yang
mempengaruhi:
18
1. Faktor pribadi
2. Faktor kepemimpinan
4. Faktor situasional
Teknik
No Penulis Variabel Hasil
Analisis
1 Sukmana & - Kinerja (Y) Analisis Kepemimpinan
19
Teknik
No Penulis Variabel Hasil
Analisis
(2015) Transformasional (X1) berganda positif signifikan terhadap
berpengaruh negative
pegawai, namun
kepemimpinan
transformasional tidak
berpengaruh signifikan
20
Teknik
No Penulis Variabel Hasil
Analisis
terhadap kinerja pegawai.
3 - Italiani - Gaya Kepemimpinan - Analisis Pengaruh gaya kepemimpinan
kepemimpinan transaksional
gaya kepemimpinan
transaksional pengaruhnbya
(X3)
21
Teknik
No Penulis Variabel Hasil
Analisis
- Kinerja Pegawai (Y)
komprehensif, system
BSA”.
6 Tung, & - Empowerment (X1) Analisis bahwa kepemimpinan yang
22
Teknik
No Penulis Variabel Hasil
Analisis
(X4) positif dengan berbagi
kinerja.
(Ferdinand,2006). Ubahan disini ialah konsep abstrak yang telah diubah dengan
Gaya
Kepemimpinan H11
Transformasional
23
X1
Kinerja
Manajerial
Knowledge Y
Sharing H2
X11
manajerial
24
menginspirasi di mata bawahan mereka.. Gaya Kepemimpinan Transformasional
individu, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan mendesak bawahan, tetapi juga
lebih tinggi.
termotivasi menuju pencapaian tujuan dalam dan dari dirinya sendiri, dengan atau
tanpa imbalan yang mungkin terkait dengan hasil (Pearce et al., 2003).
visi dan inspirasi jangka panjang, yang juga dapat mempromosikan kontribusi
tambahan oleh pengikut melalui upaya di luar panggilan tugas. Dengan demikian,
dinyatakan oleh Choi (2006: 33). Peningkatan kinerja tugas-tugas ini dapat
dikaitkan dengan kebutuhan pemenuhan yang penting dari pengikut, yang telah
25
Nguyen, Mia, Winata & Chong (2016), mengemukakan bahwa gaya
Widayati, dkk (2017); Purnawati, dkk (2017) Gita & Yuniawan (2016) Putri dan
diuji:
kinerja manajerial
Stasser dan Titus (1985) dalam Tung & Chang (2011) mengemukakan
lebih baik dari pengetahuan yang ada mengarah pada peningkatan berbagi
mencapai kinerja tim yang lebih tinggi. Digambarkan oleh Smith-Jentsch et al.
(2005) bahwa efek positif dari model mental bersama pada kinerja tim dalam
26
pembentukan memori transaktif yang berperan penting dalam tim berkinerja
ini dapat diterapkan oleh penerima informasi selama bekerja. Penerima informasi
akan menjadi individu yang lebih siap dalam menghadapi tantangan atau
berdampak pada kinerja karyawan karena karyawan tersebut menjadi lebih siap
dari hubungan berbagi pengetahuan dan kinerja. Tung, & Chang (2011)
manajemen. Saputro & Mayoman (2018) Resti & Utama (2018) menyimpulkan
27
BAB III
METODE PENELITIAN
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah ”sumber
langsung yang memberikan data pada pengumpul data”. Data primer dalam
28
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Skala
No Variabel Indikator
Pengukuran
1 Gaya kepemimpinan Yukl (2010: 316) mengemukakan Skala Likert
menginspirasi para
1. Nyatakan visi dan misi yang jelas
pengikut- nya untuk
dan menarik
mengenyampingkan
2. Jelaskan bagaimana Anda bisa
kepentingan pribadi
mempercayai visi tersebut
mereka dan memiliki
luar biasa”
4. Percayai pengikutnya
nilai penting
contoh
29
Skala
No Variabel Indikator
Pengukuran
(Berbagi Ilmu indikator yang digunakan untuk (1-5)
dengan pemahaman
bersama,sosialisasi, dan
akulturasi.
rutinitas sistematik.
30
Skala
No Variabel Indikator
Pengukuran
kode praktek dan dibuat eksplisit
atau objek penelitian yang kualitas dan karakteristiknya telah ditentukan dan
31
dijadikan sampel penelitian, yaitu sebanyak 74 karyawan PD BPR Bank
Wonosobo.
Observasi adalah teknik data yang secara langsung mengamati objek yang
Bank Wonosobo.
3.4.2 Wawancara
3.4.3 Kuisioner
3.4.4 Dokumentasi
32
Dokumentasi adalah kumpulan bukti dan dokumen yang berkaitan dengan
penelitian ini.
dengan tabel r. Jika angka r lebih besar dari tabel r dan nilai
33
Analisis regresi linier berganda menganalisis pengaruh beberapa
Y = a+b1X1+b2X2 + e
E = error
(uji F).
34
3.5.3.2 Untuk menguji pengaruh variabel yang digunakan
ditolak.
BAB IV
35
2.6 Sejarah
Surat Keputusan Kepala Daerah Tingkat II Wonosobo Nomor : 188.4.5/ 34/ HK/
1981 tanggal 10 Juni 1981 dengan nama Perusahaan Daerah Bank Pasar Daerah
Tingkat II Wonosobo.
dari Dirjen Moneter Dalam Negeri Nomor : Ket-140/ MK.11/ 1984 tanggal 11
004 / KM.17 / 1998 tanggal 19 Januari 1998 dan surat Bank Indonesia Nomor. :
30/ 447/ UBPR/ AdR/ Rahasia tanggal 07 Januari 1998 Perusahaan Daerah Bank
Wonosobo berganti nama menjadi “PD BPR Bank Wonosobo” dengan status
sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Tujuan PD BPR Bank Wonosobo
didirikan adalah:
36
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan;
lainnya;
Susunan pengurus PD BPR Bank Wonosobo terdiri dari Dewan Pengawas dan
DEWAN PENGAWAS
Ketua Drs. Eko Sutrisno Wibowo, MM
Anggota -
DIREKSI
Direktur Utama Tri Hidayat, SE,M.Si
Direktur Nani Tri Astuti, SE
b. Manajer Area
37
c. Kepala Bagian Administrasi dan Accounting
kategori usia yang bekerja saat ini adalah < 20 tahun sebanyak 3 orang, 20 - 30
tahun sebanyak 44 orang, 31 - 40 tahun sebanyak 19 orang dan usia lebih dari 40
tahun sebanyak 8 orang. Untuk masa kerja karyawan yang bekerja di PD BPR
orang, ≥ 5 >10 tahun sebanyak 6 orang dan ≥10 tahun sebanyak 7 orang
karyawan.
BAB V
38
5.1 Profil Responden
adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia dan masa kerja. Selengkapnya
bahwa 52.7% adalah Laki-laki, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut
ini:
Tabel 5.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Persentase
Jenis Kelamin Jumlah (Orang)
(%)
Laki-Laki 39 52,7
Perempuan 35 47,3
Jumlah 74 100
Sumber: data primer diolah, 2019
sebagian besar yaitu sebanyak 39 orang adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan
39
Berdasarkan data responden yang diambil sebagai sampel, terlihat
bahwa tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah Sarjana (S1) yaitu
sebanyak 42 orang. Selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5.2
Tingkat Pendidikan Responden
Persentase
Pendidikan Jumlah (Orang)
(%)
SLTA/Sederajat 27 36,5
Sarjana Muda/D3 7 9,5
Sarjana/S1 40 54,0
Jumlah 74 100
Sumber: data primer diolah, 2019
memiliki tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 40 orang atau 54,0%. Hal ini
membuat konsep sesuai dengan teori yang ada sehingga mempermudah dalam
40
5.1.3 Usia responden
dengan 30 tahun. Selengkapnya usia responden dapat dilihat pada table 5.3
berikut:
Tabel 5.3
Usia Responden
Persentase
Usia Jumlah (Orang)
(%)
< 20 tahun 3 4,0
20 - 30 tahun 44 59.5
31 – 40 tahun 19 25,7
> 40 tahun 8 10,8
Jumlah 74 100
Sumber: data primer diolah, 2019
Pada Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian responden dalam penelitian
ini berusia antara 20-30 tahun sebanyak 44 orang atau sebesar 59.5%. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan PD BPR Bank Wonosobo masih berada pada usia
Sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki masa kerja ≥ 1 <
5 tahun. Selengkapnya masa kerja responden dapat dilihat pada table 5.4 berikut:
41
Tabel 5.4
Masa Kerja Responden
Persentase
Usia Jumlah (Orang)
(%)
≤ 1 tahun 16 21,6
≥ 1 > 5 tahun 45 60,8
≥ 5 > 10 tahun 6 8,1
> 10 tahun 7 9,5
Jumlah 74 100
Sumber: data primer diolah, 2019
Pada Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian responden dalam penelitian
ini memiliki masa kerja ≥ 1 < 5 tahun sebanyak 45 orang atau sebesar 60.81%.
terhadap variabel maka digunakan angka indeks dengan formula sebagai berikut
(Ferdinand, 2013):
……..
………………….5.1
Oleh karena pilihan jawaban dalam penelitian ini dari 1 – 5 maka dari formula
1.1 diatas diperoleh nilai terendah 20 dan tertinggi = 100, sehingga nilai indeks
42
20 - 46,6 Rendah
46,7 - 73.4 Sedang
73,5 - 100 Tinggi
item pernyataan, berikut adalah tabel Angka Indeks tentang Variabel kemampuan
manajerial:
43
Dari Tabel di atas menunjukkan jawaban dari 74 responden terhadap gaya
adalah tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PD BPR Bank Pasar
sharing:
44
Dari Tabel di atas menunjukkan tanggapan dari 74 responden terhadap
positif pada semua item pernyataan variabel Knowledge Sharing. Hal ini
saling berbagi dalam hal keahlian, pengetahuan yang baru, dan solusi pemecahan
manajerial:
45
Dari Tabel di atas menunjukkan tanggapan dari 74 responden terhadap
yang positif pada item pernyataan variabel kinerja manajerial. Hal ini
bank yang sehat dan mampu memberikan dampak positif dalam mendukung
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner itu sendiri. Uji signifikansi dilakukan
dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel. Pada kasus ini jumlah
sampel (n) = 74 dengan signifikansi 5%, dari sini didapat nilai df = n-2, maka df
= 74-2 = 72 sehingga diperoleh nilai r tabel = 0,2287. Jika r-hitung lebih besar
dari r-tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Adapun
hasil pengujian validitas menggunakan program SPSS 24.00 untuk variabel Gaya
Tabel 5.5
46
Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional
Indikator r-hitung r-tabel Keterangan
G1 0.603 0,2287 Valid
G2 0.673 0,2287 Valid
G3 0.527 0,2287 Valid
G4 0.732 0,2287 Valid
G5 0.769 0,2287 Valid
G6 0.711 0,2287 Valid
G7 0.514 0,2287 Valid
G8 0.554 0,2287 Valid
G9 0.706 0,2287 Valid
G10 0.795 0,2287 Valid
G11 0.743 0,2287 Valid
G12 0.744 0,2287 Valid
G13 0.814 0,2287 Valid
G14 0.800 0,2287 Valid
G15 0.835 0,2287 Valid
G16 0.128 0,2287 Tidak Valid
G17 0.724 0,2287 Valid
G18 0.847 0,2287 Valid
G19 0.700 0,2287 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah, 2019
kecil dari 0,2287 yang berarti tidak valid sehingga akan dikeluarkan dari analisis
data. Sedangkan indikator yang lainnya memiliki r-hitung yang lebih besar
Tabel 5.6
47
Hasil Uji Validitas Variabel Knowledge Sharing
Indikator r-hitung r-tabel Keterangan
KS1 0.667 0,2287 Valid
KS2 0.733 0,2287 Valid
KS3 0.564 0,2287 Valid
KS4 0.503 0,2287 Valid
KS5 0.672 0,2287 Valid
KS6 0.630 0,2287 Valid
KS7 0.794 0,2287 Valid
KS8 0.387 0,2287 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah, 2019
Knowledge Sharing memberikan nilai r-hitung yang lebih besar dari r-tabel
Tabel 5.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial
Indikator r-hitung r-tabel Keterangan
KM1 0.523 0,2287 Valid
KM2 0.744 0,2287 Valid
KM3 0.757 0,2287 Valid
KM4 0.683 0,2287 Valid
KM5 0.620 0,2287 Valid
KM6 0.830 0,2287 Valid
KM7 0.796 0,2287 Valid
KM8 0.515 0,2287 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah, 2019
48
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa semua indikator dari variabel
Kinerja Manajerial memberikan nilai r-hitung yang lebih besar dari r-tabel
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
Tabel 5.8
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbrach
Variabel Cut-off Kriteria
alpha (α)
Gaya Kepemimpinan 0,946 0,6 Reliable
Transformasional
Knowledge Sharing 0,860 0,6 Reliable
Kinerja Manajerial 0,894 0,6 Reliable
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai cronbrach’s alpha dari semua
alpha > 0,60 sehingga dapat simpulkan bahwa instrument dalam penelitian ini
49
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi, variabel dependen
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak maka dapat
dilakukan dengan scater plot. Adapun hasil output dari pengujian normalitas
Gambar 5.1
Grafik Normalitas
secara Normal. Sebagaimana pendapat Ghozali (2016) bahwa jika titik-titik data
berdistribusi normal atau data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi
Normal.
50
Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji multikolinieritas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi baik tidak terjadi
dalam model regresi adalah dengan melihat nilai toleransi dan Variance Inflation
Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
Tabel 5.9
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Variabel Bebas Keterangan
Tolerance VIF
Gaya Kepemimpinan Bebas Multikolinieritas
.392 2.553
Transformasional (X1)
Dari tabel diatas terlihat setiap variabel bebas mempunyai nilai tolerance > 0,10
dan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
51
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan lain tetap, maka disebut
Gambar 5.2
Uji Heteroskedastisitas
Pada grafik Scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. hal ini dapat
disimpukan tidak terjadi heterokedastitas pada model regresi ini. Selain dengan
uji Glejser. Uji glejser yaitu pengujian dengan meregresikan nilai absolut residual
52
Berdasarkan analisis dengan program SPSS diperoleh hasil regresi
Tabel 6.0
Ringkasan Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.496 2.696 3.151 .002
Gaya Kepemimpinan .194 .053 .459 3.672 .000
Transformasional (X1)
Knowledge Sharing (X2) .318 .118 .337 2.696 .009
berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 8,496 ini berarti bahwa dengan menganggap variabel
nilai 0,194 yang memberikan nilai positif. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
53
5.6 Pengujian Kelayakan Model
model pada variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hasil
Tabel 6.1
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .752 .565 .553 2.19474 1.857
a. Predictors: (Constant), Knowledge Sharing (X2), Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial (Y)
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Hasil yang diperoleh nilai R2 yang terdapat pada tabel 6.1 sebesar 0,553
5.6.2 Uji F
54
Uji F dilakukan untuk melihat keberartian pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen atau sering disebut uji kelinieran persamaan regresi.
Uji F dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi
signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak, yang berarti model regresi
tidak fit. Jika nilai signifikan lebih besar dari α maka hipotesis diterima, yang
berarti model regresi fit. Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada tabel anova di
bawah ini.
Tabel 6.2
Hasil Uji F
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 445.042 2 222.521 46.196 .000b
Residual 341.999 71 4.817
Total 787.041 73
a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial (Y)
b. Predictors: (Constant), Knowledge Sharing (X2), Gaya Kepemimpinan Transformasional (X1)
Sumber: Data Primer yang diolah, 2019
Pada tabel di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 46,196 dengan nilai
probabilitas signigikansi 0,000 < 0,05, hal ini berarti membuktikan model dalam
penelitian ini fit dengan data, sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam
55
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t dilakukan
Manajerial
Dari hasil perhitungan (Tabel 6.0) diperoleh nilai t hitung variabel Gaya
sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
< 0,05 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan
56
5.8 Pembahasan
individu, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan mendesak bawahan, tetapi juga
lebih tinggi.
dengan atau tanpa imbalan yang mungkin terkait dengan hasil. Gaya
pribadi mereka yang mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa pada
para pengikut.
57
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
yang dapat mendorong bawahannya bekerja dengan sukarela tanpa ada paksaan
dari pihak manapun termasuk pimpinanya sendiri. Bawahan atau pengikut yang
dipimpin oleh pemimpin karismatik sering menunjukkan kinerja yang hebat Choi
(2006:33). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Priyatmo
(2018), septyan, dkk (2017); Widayati, dkk (2017); Purnawati, dkk (2017) Gita &
Yuniawan (2016) Putri dan Iskandar (2016) yang menyimpulkan bahwa Gaya
anggota lain. Berbagi ilmu pengetahuan dapat dilakukan apabila setiap anggota
tumbuh dan berkembang apabila menemukan kondisi yang tepat, yang ditentukan
oleh tiga faktor utama, yaitu orang, organisasi, dan teknologi. Berbagi ilmu
58
pengetahuan dipandang sebagai hubungan atau interaksi sosial antara individu,
Stasser dan Titus (1985) dalam Tung & Chang (2011) mengemukakan
lebih baik dari pengetahuan yang ada mengarah pada peningkatan berbagi
keahlian dan pertukaran pengetahuan anggota lain dalam tim yang mengarah
pada pembentukan memori transaktif yang berperan penting dalam tim berkinerja
tinggi.
ini dapat diterapkan oleh penerima informasi selama bekerja. Penerima informasi
akan menjadi individu yang lebih siap dalam menghadapi tantangan atau
berdampak pada kinerja karyawan karena karyawan tersebut menjadi lebih siap
59
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Knowledge Sharing berpengaruh
terhadap Kinerja Manajerial. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik
maka semakin tinggi Kinerja Manajerialnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Saputro & Mayoman (2018) Resti & Utama (2018) yang
karyawan.
BAB VI
60
6.1 Kesimpulan
Bank Wonosobo
Sharing yang diterapkan oleh karyawan PD BPR Bank Wonosobo maka akan
adalah Knowledge Sharing yang dapat dilihat dari besarnya koefisien regresi
d. Nilai R2 adjusted sebesar 0,553 ini menunjukkan bahwa berarti bahwa variasi
61
Sharing sebesar 55,3% sedangkan sisanya sebesar 44,7% djelaskan faktor-
faktor lainnya di luar model seperti lingkungan kerja, motivasi, beban kerja,
6.2 Saran
Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan
tanpa ada paksaan dari siapapun sehingga kinerja karyawanya tersebut akan
62
baik diantara karyawan maka akan terjadi hubungan yang baik sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
63
Andra, Resti S & Utama, Hamidah N. (2018) Pengaruh Knowledge Sharing
terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT Bank Rakyat
Indonesia Kantor Caang Malang Ngawi). jurnal administrasi Bisnis (JAB)
Vol 61 No. 2
Augusty, Ferdinand, 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Aulawi, Hilmi., Govindaraju, Suryadi dan Sudirman. 2009. Hubungan
Knowledge Sharing Behavior dan Individual Innovation Capability.
Jurnal Teknik Industri, (Online), 11 (2):174-187.
Barrick, M. B., Bradley, B. H., Kristof-Brown, A. L., & Colbert, A. E. 2007. The
moderating role of top management team interdependence: Implications
for real teams and working groups. Academy of Management Journal, 50:
544-557.
Choi, J. (2006). A motivational theory of charismatic leadership” envisioning,
empathy and empowerment. Journal of Leadership and Organizational
Studies, 13(1), 24–43.
Dewi, Sarita, Permata. 2012. Pengaruh Pengendalian Internal Dan Gaya
kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi
Kasus Pada SPBU Anak Cabang Perusahaan RB. Group). Jurnal
Nominal/Volume I Nomor 1/Tahun 2012. Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta.
Eker, M. (2007).The Impact of Budget Participation on Managerial Performance
Via Organizational Commitment: A Study on The Top 500 Firms in
Turkey. Ankara Universitesi SBF Dergisi. Hlm. 117-136.
Ensley, M. D., Pearce, C. L., & Hmieleski, K. M. (2006). The moderating
effect of environ- mental dynamism on the relationship between
entrepreneur leadership behavior and new venture performance.
Journal of Business Venturing, 21(2), 243–263.
Firmaiansyah, Danang. (2014) Pengaruh Berbagi Pengetahuan terhadap Kinerja
Karyawan Melalui Inovasi. Jurnal Ilmu Manajemen Vol 2 No. 1
Gita, Robertus & Yuniawan, Ahyar (2016) Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional, Motivasi kerja dan Budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan (studi pada PT. BPR Arta Utama Pekalongan). Jurnal Studi
Manajemen Organisasi. Vol 13 No. 2. al 161-170
Gitanauli , Tiurma K.F.P dan Ningky Sasanti Munir. (2010). Pengaruh
Knowledge Sharing dan Absorptive Capacity terhadap Innovation
Capability pada Direkt orat Corporate Service dan Direktorat Marketing
di PT. Indosat TBk. Journal of Management and Business Review Vol. 7
No. 1 Januari 2010 : 59-7.
Handoko, T Hani, 2013. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE UGM
64
Hui-Ling Tung Yu-Hsuan Chang. 2011."Effects of empowering leadership on
performance in management team", Journal of Chinese Human Resources
Management, Vol. 2 Iss 1 pp. 43 – 60
Marks, M. A., Mathieu, J. E., & Zaccaro, S. J. 2001. A temporally based
framework and taxonomy of team processes. Academy of Management
Review, 26(3): 356-376.
Matzler, K., Renzl, B., Julia M, Herting, S., Mooradian, T.A., 2008, Personality
Traits and Knowledge Sharing, Journal of Economic Psychology, Online,
29: 301–313.
Nguyen, Thi Thu & Mia, Lokman & Winata, Lanita & Chong, Vincent K.
2017. Effect of transformational-leadership style and management control
system on managerial performance, Journal of Business Research
Octavia, Dyah. 2009. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi
terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan.
Skripsi Akuntansi. Universitas Sumatera Utara.
Pearce, C. L., Sims, H. P., Jr., Cox, J. F., Ball, G., Schnell, E., Smith, K. A., &
Trevino, L. (2003). Transactors, transformers and beyond: A multi-
method development of a theoret- ical typology of leadership. Journal
of Management Development, 22(4), 273–307.
Priyatmo, Cornelius L. (2018) Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
terhadap KInerja Karyawan dengan Mediasi Kepuasan Kerja.Jurnal
Ekonomi Volume 9 nomor 1. hal 13-21
Purnawati, Eny; Suparta, Gede; Yasa., Suyatna (2017) Pengaruh Kepemimpionan
Transformasional dan Pelatihan terhadap komitmen organisasi dan kinerja
pegawai pada Dinas Perhubungan Kota Makasar. Jagadhita: Jurnal
ekonomi & Bisnis. Vol 4 No. 2. hal 36-54
Putri, Sekar NA & Iskandar, D. (2016) Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional terhadap kinerja Karyawan (Studi kasus pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Ngawi Jawa Timur). e-
proceeding of Management. vol 3 no.2. p.1086-1095. issn: 2355-9357
Ritonga, Panangaran. 2008. Pengaruh Budaya Paternalistik dan Komitmen
Organisasi terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja
Manajerial. Tesis Akuntansi. Universitas Sumatera Utara.
Saputro, Novian S. & Mayowan, Yuniadi (2018) Pengaruh Knowledge Sharing
terhadap Individual Innovation Capability dan KInerja Karyawan (Studi
pada Karyawan Rumah Opa Kitchen and Lounge). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB) Vol 55 No. 3. hal 7-13.
Sen Wu, Chao., Cheng – Jong Lee, Li – Fen Tsai. 2012. Research On The
Knowledge Sharing, Adventure Recreation And Performance Of
Information System R&D Personnel. The International Journal of
Organizational Innovation, Online, 5 (1): 1493-1513.
Septyan, Faris Bayu; Al Musadieq, Mochammad; Mukzam, Mochammad Djudi
(2017) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap
65
Motivasi dan KInerja (Studi pada Karyawan CV. Jade Indopratama
Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol 53 No.1. hal 81-88
Srivastava A, Bartol KM and Locke EA (2006) Empowering leadership in
management teams: Effects on knowledge sharing, efficacy, and
performance. Academy of Management Journal 49(6): 1239–1251.
Subagyo, H. 2007. Modul Pelatihan Knowledge Management. Makasar : Bursa
Pengetahuan Kawasan Indonesia Timur (BaKTI).
Sugiono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: CV Alfabeta.
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
Widayati, Catur; Raharjo, Thea H.; Febriyanti, Melly (2017) Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional, Motivasi dan KOmpensasi terhadap
Kinerja Karyawan. jurnal ekonomi vol. XXII, No. 03, November
2017:466-485
Yukl, Gary. 2010. Leadership in Organization. Alih Bahasa oleh Udaya Arikunto,
Suharsimi (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
66