Disusunoleh:
AMALIA T. BAHARI
NIM : 201814401003
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan di setujui untuk dipertahankan
didepan tim penguji
Rahmaniar, M. Kep.
NIK: 2020007001
Diketahui Oleh
Koordinator Mata Ajaran:
i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan di setujui untuk dipertahankan
di depan tim penguji
Mengetahui,
Direktur
Akademi Keperawatan Saifuddin Zuhri
Ns. LinaRahmawati,M.Kep
NIK: 200902001
ii
LEMBAR PERNYATAAN
1. Karya Tulis Ilmiah saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya Tulis Ilmiah ini adalah murni gagasan dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing dan masukan Tim penguji
3. Pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah tidak terdapat karya atau pendapat yang
telah ditulis ataupun dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
karena Karya Tulis Ilmiah ini, serta sanksi sesuai dengan norma yang berlaku di
AMALIA T. BAHARI
NIM : 201814401003
iii
ABSTRAK
AKADEMI KEPERAWATAN SAIFUDDIN ZUHRI INDRAMAYU
KARYA TULIS ILMIAH, 2021
AMALIA T. BAHARI
NIM : 2018144 01003
TERDIRI DARI: 76halaman, 5tabel, 2 gambar, 3lampiran
Judul: ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. K DENGAN ISOLASI
SOSIAL : MENARIK DIRI DI DESA KARANG SONG WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MARGADADI. TAHUN 2021
Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan PadaTn. K Dengan Isolasi
Sosial : Menarik Diri dan Latihan Social Skill Training di Desa Karang Song,
Sidomulyo Kec. Indramayu Kab Indramayu jawa Barat Tahun 2021 ” penulis
tertarik mengambil judul karena dengan data yang ada banyakanya seseorang
yang mengalami Isolasi Sosial. Isolasi Sosial merupakan suatu keadaan individu
yang takut atau tidak berminat untuk melakukan sosialisasi dilingkungan
masyarakat karena mempunyai pandangan negatif.Berdasarkan hasil pendataan
jumlah penderita yang mengalami Isolasi Sosial di jawa tengah pada tahun 2018-
2019 terdapat 21,9%, kemudian data yang diperoleh dari RS jiwa dijakarta yang
mengalami isolasi sosial 11,4 %. (Suwarni, 2019). Tujuan pembuatan karya tulis
ilmiah ini adalah penulis mampu melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif meliputi biopsikososial spiritual. Metode penulisan yang digunakan
metode penulis karya tulis ilmiah ini adalah deskriptif menggunakan metode
kasus dan teknik pengumpulan datanya melalui wawancara (atau hasil wawancara
berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit). observasi, dan
pemeriksaan fisik. Pada asuhan keperawatan ditemukan Tn. K menarik diri dari
lingkungan tidak mau untuk berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak
melakukan kegiatan sehari-hari, klien hanya diam dan melamun sendiri. Dari
masalah tersebut lalu ditentukan rencana, pelaksanaan kepewawatan selama 3
hari. Evaluasi, asuhan keperawatan tersebut bahwa masalah yang dialami sebagian
teratasi. Kemudian didokumentasikan.
iv
KATA PENGANTAR
Penulis dalam menyusun karya Tulis ilmiah ini banyak dibantu oleh
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
sehat.
2. Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan segalanya.
5. Ns. Ani Susiani, SKM., M.Kep Selaku coordinator Karya Tulis Ilmiah
keperawatan.
6. Bapak Ibu Dosen dan staf pengajar serta staf TU Akademi Keperawatan
v
7. Rekan – rekan sejawat Akademi Keperawatan Saifuddin Zuhri yang telah
penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diterima
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
vii
2.1.4 Rentang Respon Sosial ................................................. 16
2.3.2 Diagnosa........................................................................ 23
2.3.3 Intervensi....................................................................... 25
viii
3.1.10 Kurang pengetahuan ..................................................... 44
BAB IV PEMBAHASAN
5.1 Simpulan................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 SAP
xii
BAB I
PENDAHULUAN
sejahtera baik fisik, mental, sosial dan spiritual maupun terbebas dari
social, and spiritual wellbeing anf not merely the absence of disease or
infirmity ). Sebab itu keempat aspek tersebut ( fisik, mental, sosial, dan
Wuri, 2017).
kesehata jiwa bagi masyarakat seperti, rumah sakir jiwa (RSJ), layanan
1
2
tahun 2017 dalam situasi Global terdapat 14,4 %, Asia Tenggara 13,5 %,
isolasi sosial 11,4 %. (Suwarni, 2019). Menurut Arief Sutedjo diJawa barat
jawa barat 49 juta. (Arief Sutedjo, 2019) Menurut data yang didapat dari
adanya norma yang salah dianut dalam keluarga, individu merasa tidak
2016).
dan psikoterapi sebagai terapi spesialis dalam hal ini Social Skills Training
training sebagai salah satu teknik modifikasi prilaku yang telah dikatakan
kecemasan, terapi ini dapat digunakan untuk pasien isolasi sosial, klien
yang ada pada dirinya maupun sumber yang berasal dari luar (Sutejo,
klien dan secara perlahan bila ada kemajuan, penulis ingin Tn. K mencoba
diri dan Latihan Social skills Training didesa Karang Song, Sidomulyo
1.2 Tujuan
: menarik diri dan latihan social skills training pada Tn. K didesa Karang
Song Sidomulyo Kec. Indramayu Kab. Indramayu Jawa Barat Tahun 2021
Tahun 2021
1.3 Manfaat
1.3.1 Teoritisi
perawatan jiwa, khususnya pada Isolasi Sosial : menarik diri dan social
skills training
1.3.2 Praktis
1. Bagi peneliti
3. Bagi pasien
Manfaat karya tulis ini bagi klien yaitu, klien dapat memahami
tentang resiko bila isolasi sosial dapat berdampak buruk baginya, dan
sosialnya
2017).
1. Pengkajian
2. Diagnosa
M, 2013)
3. Perencanaan
tindakan (Dermawan,2012)
4. Pelaksanaan
2018)
5. Evaluasi
ilmiah ini diambil pada tanggal 13 - 16 juli 2021 didesa Karang Song,
Indramayu.
9
1. Wawancara
Kasusiniwawancaradilakukanpadapasien, anggotakeluarga
2. Pemeriksaan Fisik
3. Observasi
(Supriyati, 2011)
4. Studi perpustakaan
10
pengetian, etiologi, tanda dan gejala, dan rentang respon sosial, konsep
dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
mengalami perilaku menarik diri, serta penurunan atau bahkan sama sekali
yang dialami oleh individu sebagai kondisi yang negatif dan mengancam,
suatu keadaan individu yang takut atau tidak berminat untuk melakukan
negatif.
2.1.2 Etiologi
12
13
konsep stress adaptasi stuart yang meliputi stressor dari faktor prediposisi
dan presipitasi.
1. Faktor Prediposisi
a. Faktor biologis
b. Faktor psikologis
dilingkungannya.
isolasi sosial, hal ini disebabkan karena pola asuh keluarga yang
(Nurhalimah, 2016)
2. Faktor Presipitasi
yang sering tidak sesuai dan konflik antar masyarakat selain itu, dapat
jiwa tahun 2016 tanda dan gejaka Isolasi Sosial dapat dinilai dari
15
1. Data Subjektif
a. Perasaan sepi
d. Perasaan ditolak
2. Data Objektif
a. Banyak diam
c. Menyendiri
e. Tampak sedih
1. Aspek kognitif : adanya pikiran sepi, ditolak orang lain, tidak tertarik
aman berada dekat dengan orang lain, tidak mampu memenuhi harapan
orang lain, tidak mempu membuat tujuan hidup, dan pikiran tidak
ditolak orang lain, tidak diperdulikan orang lain, merasa tidak aman
dan nyaman dengan orang lain dan perasaan takut dengan orang lain.
3. Aspek fisiologis : wajah terlihat murung, sulit tidur, merasa lelah atau
5. Aspek sosial : menarik diri dari orang lain, sulit berinteraksi, tidak mau
yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang secara
norma sosial dan budaya setempat. Respon sosial yang maladaptif sering
Tabel 2.1
2.2.1 pengertian
berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial yang dapat diterima
dan dihargai secara sosial. Hal ini melibatkan kemampuan untuk memulai
dan menjaga interaksi positif dan saling menguntungkan. (Endang & iva,
seseorang dengan isolasi sosial.. Terapi ini dapat dilakukan dnegan dua
hubungan dengan orang lain dan lingkungan. (Endang & iva, 2020)
sosial yaitu :
1. Kemampuan komunikasi
maaf.
seleksi pasien akan diberikan terapi individu. Adapun kriteria klien yang
(Endang, 2020)
orang
2.3.1 Pengkajian
menentukan status kesehatan dan fungsional kerja serta respon klien pada
saat ini dan sebelumnya. Tujuan dari pengkajian keperawatan adalah untuk
2018)
5. Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat? Bila punya
isolas sosial yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukan tanda dan
Isolasi sosial
POHON MASALAH
(Ns.Nurhalimah. 2016)
Keterangan :
dikarena memiliki harga diri rendah. Apa bila pasien isolasi sosial tidak
24
persepsi halusinasi.
Diagnosa keperawatan
Perencanaan merupakan bagian dari fase perorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pendoman untuk
mengarahkan tindakan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan
klien. Suatu perencanaan ditulis dengan baik akan memberi petunjuk dan arti pada asuhan keperawatan karena
perencanaan adalah sumber informasi bagi semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan klien. (Induniasi &
Hendarsih, 2018)
Tabel 2.2
Intervensi
Perencanaan
Diagnosa
Tujuan kriteria Evaluasi Intervensi
Isolasi Tujuan : pasien mampu : Setelah dilakuakan .... x SP 1 (tgl.......)
sosial 1. Membina hubungan pertemuan pasien mampu : 1. Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
saling percaya 1. Mampu membina 2. Berkenalan dengan klien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang
2. Mengenal isolasi hubungan saling perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai
sosial yang percaya pasien
dialaminya 2. Mampu mengenal 3. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
3. Berinteraksi secara isolasi sosial 4. Buat kontrak asuhan : apa yang perawat akan lakukan bersama pasienm
bertahap dengan 3. Mampu berinteraksi berapa lama akan dikerjakanm dan tempatnya dimana
anggota keluarga secara baik dengan 5. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
dan lingkungan anggota keluarga dan untuk kepentingan terapi
sekitanya lingkungan 6. Setiap saat ditunjukan sikap empati terhadap klien
4. Berkomunikasi saat 4. Mampu berkomunikasi 7. Penuhi kebutuhan dasar pasien bisa memungkinkan
melakukan kegiatan saat melakukan kegiatan 8. Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengna orang
26
pasien dapat :
lain
keluarga, tetangga
TINJUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Indentitas
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Indramayu
murung dirumah dan tidak mau keluar rumah, klien hanya berdiam diri
tidur, dan duduk sendirian. Saat ayah Tn. K meninggal 3 tahun yang
28
29
dibawa ke rumah sakit jiwa pada saat awal Tn. K mengalami gangguan
jiwa dan dirawat 10 hari, namun tidak ada perubahan, setelah itu, Klien
seadanya saja.
Tidak berhasil
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam
Keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Tn. K sebelumnya tidak memiliki gangguan jiwa, tidak memiliki
keluarga. klien hanya berdiam diri dirumah dan tidak pernah keluar/
30
Ya Tidak
N : 86x/mnt
R : 20x/mnt
S : 36,5 o C
1. Ukur:
TB : 170 Cm
BB : 69 Kg
Jelaskan:
31
dan BB 69 Kg, tidak ada keluhan sakit pada tubuh klien dan
3. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
b. Sistem kardiovaskular
bantu pendengaran
1) Nervus I Olfaktorius
2) Nervus II Optikus
4) Nervus IV Troklearis
5) Nervus V Trigeminus
6) Nervus VI Abdusen
melirik
9) Nervus IX & X
e. Sistem musculoskeletal
555 555
555 555
f. Sistem integument
Warna kulit sawo matang, bersih, tidak ada luka, tidak edema,
g. Sistem endokrin
getah bening
h. Sistem perkemihan
BAK 2-3 kali, tidak ada nyeri saat BAK, tidak ada pembesaran
akndung kemih
i. Sistem reproduksi
Tidak terkaji
j. Sistem imunitas
Tidak terkaji
3.1.5 Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: memiliki hubungan/menikah
: Sudah meninggal
: Pasien
: Tinggal Serumah
Jelaskan :
Ibu pasien mengatakan pasien anak pertama dari 2 bersaudara,
sejak kecil pasien diasuh dengan baik, tidak pernah adanya perlakuan
Tidak Ada
2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
b. Identitas :
dan belum bekerja, sebagai laki-laki dan anak tertua klien merasa
c. Peran :
Klien sudah tidak bekerja lagi, dan segala kebutuhan klien diurus
oleh keluarganya
d. Ideal diri :
wajahnya
36
e. Harga diri :
3. Hubungan sosial
kegiatan dimasyarakat
4. Spiritual
tuhannya
37
b. Kegiatan ibadah:
1. Penampilan
2. Pembicaraan
mata
3. Aktivitas Motorik
Jelaskan:
melakukan aktivitas
4. Alam perasaan
berlebihan
Jelaskan:
5. Afek
Jelaskan:
Jelaskan:
menjawab pertanyaan.
39
7. Persepsi
Halusinasi
Penghidu
Jelaskan:
8. Proses Pikir
Persevarasi
Jelaskan:
9. Isi Pikir
Waham
Jelaskan:
Pada saat dikaji klien tidak memiliki isi pikiran seperti obsesi, magis,
pobia, waham, dan mengalami kontrol pikiran, dan lainnya, saat ini
Disorientasi:
Jelaskan:
klien masih mengenali tempat bahwa dia berada dirumah, dan dia
11. Memori
Jelaskan:
dapat mengingat siapa yang ia temui yang baru saja ia temui, klien
yang diajukan
Jelaskan:
Jelaskan:
Pasien tidak tau dengan penyakit yang sedang ia alami sekarang dan
1. Nutrisi
Tn. K makan 2-3x sehari, makannya tanpa dibantu, menggungakan
piring, tidak ada makanan yang dipantang
2. Cairan
Tn. K selalu minum air putih, dengan frekuensi 5-6 gelas sehari
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
8. Aktivitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
Transportasi
Olah Raga
Lain-lain :
Jelaskan:
minum dan mandi secara mandiri, klien akan tidur ketika merasa sudah
dirumah, klien hanya duduk berdiam diri saja. Klien sudah tidak
mengkomsumsi obat.
Masalah Keperawatan:
Isolasi Sosial
10. Rekreasi
Klien tidak pernah melakukan rekreasi, karena klien tidak mau untuk
Adaptif Maladaptive
Menyendiri minum alcohol
reaksi lambat
menghindar
44
Penyakit jiwa
Koping
Penyakit fisik
Lainnya
Faktor predisposisi
System pendukung
Obat-obatan
Penjelasan :
Keluarga pasien tidak mengetahui bahwa pasien mengalami gangguan
itu karena kesambet. Setelah diobati dirumah sakit dan pergi ke ustadz
dirumah saja.
Diagnosa medis :
Tidak Terkaji
Terapi medis :
Tidak Terkaji
Laboratorium :
Tidak Terkaji
3.1.12 Daftar Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial
3. Kurang pengetahuan
Tabel 3.1
Analisa Data
NO DATA MASALAH
1 Ds : Isolasi Sosial
-Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak pernah keluar rumah
dan melakukan aktivitas. Jika bertemu dengan orang lain klien
hanya diam dan menghindar.
- keluarga klien mengatakan bahwa klien murung setelah pulang
dari batam, klien tidak menceritakan kenapa klien menjadi menarik
dirinya, dan keluarga beranggapan bahwa klien kesambet.
- Klien hanya berbicara seperlunya dan itu hanya dengan ibunya.
- Ibu Klien mengatakan bahwa adik-adik jarang mengajak Tn. K
mengobrol ataupun mencoba berinteraksi dengan Tn. K
- ibu klien hanya membawa klien ke ustad, namun tetap tidak ada
perubahan.
- keluarga mengatakan bahwa saat muda klien pernah dipaksa
untuk minum-minuman alkohol.
46
Do :
- Saat mencoba berkenalan klien tampak menghindar
- Saat ditanya nama klien hanya diam
- Sikap klien apatis
- Afek Data
- klien terlihat melamun
- klien terlihat lesu
- Tidak adanya kontak mata
- Ibu klien tampak bingung dan cemas dengan keadaan klien
Tabel 3.2
Perencanaan keperawatan
Perencanaan
Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Isolasi Sosial Klien mampu : Setelah .. x pertemuan klien SP 1 (Tgl........) :
1. Menyadari mampu : 1. Bina hubungan saling percaya
penyebab 1. Membina hubungan 2. Identifikasi penyebab
isolasi sosial saling percaya a) Siapa orang yang satu rumah dengan pasien?
2. Berinteraksi 2. Menyatakan penyebab b) Siapa yang dekat dengan pasien? Apa sebabnya ?
dengan orang isolasi sosial, keuntungan c) Siapa yang tidak dekat dengan pasien? Apa
lain berinteraksi dengan orang sebabnya
lain dan kerugian bila 3. Tanyakan keuntungan dan kerugian berinteraksi
tidak berintraksi dengan dengan orang lain
orang lain a) Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasan
3. Melakukan interaksi berintraksi dengan orang lain
dengan orang orang lain b) Tanyakan apa yang pasie tidak ingin berintraksi
secara bertahap dengan orang lain
c) Diskusikan keuntungan kerugian bila pasien hanya
mengurung diri dan tidak bergaul dengna orang
lain
d) Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan
fisik
4. Latih berkenalan
48
Tabel 3.3
Hari/ Diagnosa
Implementasi Evaluasi Paraf
tanggal keperawatan
28-juni- 2021 Isolasi Sosial SP 1 (klien ) Jam 14.00 S:-
1. Membina hubungan saling percaya
R/ O:
- Saat memulai membina hubungan klien - Pasien diam, tidak ada
terlihat menghindar dan acuh respon
- tidak ada respon dari klien - Tidak ada kontak mata
- tidak adanya kontak mata - Pasien menghindar saat
2. MengIdentifikasi penyebab didekatkan
a) Menanyakan siapa orang yang satu rumah - Pasien tidak kooperatif
dengan pasien? A : SP 1 belum tercapai
b) Menanyakan Siapa yang dekat dengan P:
pasien? Apa sebabnya ? - Lanjutkan intervensi Sp 1
c) Menanyakan Siapa yang tidak dekat dengan
pasien? Apa sebabnya
R/
- klien tidak menjawab
- klien tidak memperhatikan
- tidak ada respon
3. Mendikusikan keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain
51
mendinganlah”
O : keluarga mampu mengambil
keputusan dalam menangani
pasien
A : SP 3 dan 4 tercapai
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas masalah yang ditemukan oleh penulis selama
diri didesa Karang Song Wilayah kerja Puskesmas Margadadi Tahun 2021.
Masalah yang akan dibahas yaitu kesenjangan yang ditemukan penulis Bab
II yang berisi tinjauan teoritis dan Bab III yang berisi pelaksanaan secara langsung
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Isolasi Sosial : Menarik diri didesa
keperawatanyaitu :
4.1 Pengkajian
kasus. Pada teori temukan tanda dan gejala dimana pasien banyak diam dan
tidak mau bicara, menyendiri dan tidak mampu berinteraksi dengan orang
lain, pasien tampak sedih, ekspresi datar, dan kontak mata kurang. Pada
4.2 Diagnosa
kasus. Pada teori care problem adalah Isolasi Sosial, penyebabnya karena
59
60
Halusinasi. Data yang didapat pada pasien adalah pasien mengalami Isolasi
Perbedaan dari teori bahwa Tn. K mengalami Isolasi Sosial bukan karena
4.3 Intervensi
spesifik dan kriteria pencapaian waktu yang jelas. Askep perencanaan dari
sosial, dan melakukan terapi pengenalan pada kasus isolasi sosial. Tahap
karena teori dengan kasus sama dan melakukan rencana Social Skill
pada Tn. K serta adanya dukungan dari keluarga. Didalam perencanaan juga
4.4 Implementasi
Hambatan yang dihadapi penulis yaitu waktu yang terbatas hanya 3 hari dan
4.5 Evaluasi
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan Isolasi Sosial : Menarik diri Di Desa Karang Song Wilayah kerja
batam 10 tahun yang lalu, dan saat masih muda pasien ketergantungan
keluarga
63
64
5.2 Saran
1. Bagi penulis
maupun masyarakat.
Aji, P,R. (2017). Upaya Meningkatkan Isolasi Sosial dengan Melatih Cara
Berkenalan pada Klien Isolasi Sosial. Hal 1- 6
Amin, M dan saputra, Y (2019). Pengeruh Edukasi Keluarga Terhadap
Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Klien dengan Isolasi Sosial.
Hal 96-105
Arfiroh, A,A dan Sholikah, A, A. (2020). Asuhan Keperwatan Jiwa pada
Pasien Dengan Isolasi Sosial Rs. A. R. Arif zaenudin surakart. Hal
89-90
Berhimpng, E dan rompas, S. (2016). Pengaruh latihan Keterampilan Sosial
Terhadap kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial di RSJ Prof.
Dr. V. II., Ratumbuysang manado. Hal 1-6
Damanik, K, R dan Amidos, J. (2020). Terapi Kognitif Terhadap Kemampuan
Interaksi Pasien Skizofrenia dengan Isolasi Sosial. Hal 226--235
Hendarsih, S dan Induniasih. (2018). Metodologi Keperawatan. Yogyakarta.
Pustaka baru
Indrayani, Y, A dan Wahyudi, T. (2018). Situasi kesehatan jiwa di Indonesia.
Jakarta. Pusat Data dan Informasi Kemenkes.
Nurhalimah. (2016). Keperawatan jiwa . Jakarta. Pusdik SDM Kesehatan
Ovari, I dan Khwan, M. (2017). Faktor Prediposisi dan Presipitasi
Berhubungan dengan Pasien Gangguan Jiwa di puskesmas Panti
Pasaman. Hal 89-90
Suerni, T. (2019). Gambaran faktor Prediposisi Pasien Isolasi Sosial. Hal 57-66
Sutejo. (2013). Penerapan Terapi Sosial Skill Training pada Pasien Isolasi
Sosial dengan Pendekatan Teori Dorothy E. Johnson. Behavior
System Model di kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor. Hal
28-38
Yuswatiningsing, E dan Rahmawati, I, M, H. (2020). Terapi Social Skill
Training (SST) Untuk Klien Isolasi Sosial. Mojokerto.STIKes
Majapahit Mojokerto.
Lampiran 1
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi klien
Data Subjektif :
Tidak terkaji
Data Objektif :
- Pasien terlihat menarik diri ketika sedang berinteraksi
- Pasien tampak menyendiri.
- Pasien tampak tidak berinteraksi dengan orang lain.
- Pasien terlihat melamun
- Pasien terlihat banyak diam dan tidak mau mengikti kegiatan.
- Pasien tampak lesu.
- Afek pasien datar
- Pasien terlihat tidak melakukan beraktivitas.
- Kontak mata pasien kurang.
- Pada saat perawat bertanya pasien hanya diam dan tidak menjawab
2) Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
3) Tujuan Khusus
- Membina hubungan saling percaya.
- Membantu pasien menyadari isolasi sosialnya
4) Tindakan Keperawatan
- Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan
orang lain.
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
- Mendiskusikan kepada pasien keuntungan dan kerugian dari
berinteraksi
- Melatih berkenalan
- Memasukan jadwal kegiatan pasien
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
Data Subjetif
Tidak Terkaji
Data Objektif
- Klien belum menjawab pertanyaan
- Kontak mata mulai ada
- Klien mulai ada tatapan ketika proses perkenalan
- Terkadang masih memalingkan wajahnya
2) Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
3) Tujuan Khusus
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
4) Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
- Melatih berhubungan sosial secara bertahap
- Memasukan dalam jadwal kegiatan pasien
(SPTK)
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
Data Subjektif
Tidak terkaji
Data Objektif
- Klien mau bersalaman
- Mulai tidak memalingkan wajahnya
- Sering ada kontak mata
2) Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik Diri
3) Tujuan Khusus
Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
4) Tindakan Keperawatan
- Mengevaluasi SP 1 dan SP 2
- Melatih kepada pasien cara berkenalan dengan 2orang atau lebih.
- Evaluasi kemampuan keluarga
- Evaluasi Kemampuan Tindak Lanjut keluarga
- Follow Up
- Rujukan
Disusun Oleh:
AMALIA T. BAHARI
Nim: 201814401003
Tahun 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sub Topik : Mengatasi Isolasi Sosial dengan Melatih Terapi Social Skills
Training
LATAR BELAKANG
Individu yang mengalami gangguan jiwa akan mempengaruhi perilaku
seseorang termasuk perubahan perilaku Isolasi Sosial. Isolasi sosial adalah kondisi
kesendirian yang dialami individu sebagai kondisi yang negatif dan mengancam,
kondisi ini merupakan ketidakmampuan seseorang dalam bersosialisasi atau
berintraksi dengan masyarakat dan sulit dalam mengungkapkan perasaan.
Seseorang dengan isolasi sosial akan sangat sulit dalam mengungkapkan
keinginan serta tidak mampu berkomunikasi dengan baik ( Diah, 2018).
Menurut pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan RI pada tahun
2017 dalam situasi Global terdapat 14,4 %, Asia Tenggara 13,5 %, Indonesia
13,4 % yang mengalami gangguan jiwa (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Berdasarkan hasil pendataan jumlah penderita yang mengalami Isolasi Sosial di
jawa tengah pada tahun 2018-2019 terdapat 21,9%, kemudian data yang diperoleh
dari RS jiwa dijakarta yang mengalami isolasi sosial 11,4 %. (Suwarni, 2019).
Menurut data yang didapat dari penelitian Eyvin dengan jumlah pasien 30 orang
dengan isolasi sosial terdapat jenis kelamin laki-laki 17 orang (56,7 %) dan
perempuan 13 orang (43,3 %), menunjukan bahwa laki-laki lebih mungkin
memunculkan gejala negatif dibandingkan wanita dan wanita tampaknya memiliki
fungsi sosial lebih baik daripada laki-laki. (Eyvin, dkk 2016).
Individu yang mengalami isolasi sosial dikarenakan adanya tahapan
pertumbuhan dan perkembangan yang kurang baik, kemudian adanya norma yang
salah dianut dalam keluarga, individu merasa tidak dicintai oleh keluargnya,
jarang adanya komunikasi dengan keluarga jika ada masalah, kemudian klien
merasa terintimidasi dalam lingkunganya. (Titik Suerni, 2019). Kekerasan
didalam keluarga juga mempengaruhi seseorang akan mengalami isolasi Sosial,
kemudian tertekan dengan tuntutan didalam keluarga yang tidak sesuai dengan
dirinya ataupun terjadinya konflik dimasyarakat, selain itu, individu dengan
isolasi sosial memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti kegagalan
yang berulang dalam mencapai impian, dan kurangnya penghargaan yang diterima
dari pihak keluarga maupun dilingkungannya. (Nurhalimah, 2016).
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 3×20 menit diharapan
keluarga dan pasien mengetahui Isolasi Sosial dan terapi Social Skills
Training dan dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 3×20 menit diharapan
keluarga dan pasien mengetahui dan dapat menjelaskan:
1. Menjelaskan pengertian Isolasi Sosial
2. Pokok Bahasan
1. Pengertian Penyakit Isolasi Sosial
3. Sasaran
Pasien dan Keluarga
4. Waktu
Hari/tanggal : Selasa, 28– 30 Juni 2021
Jam : 14.00 – 14.20 (20 menit)
5. Strategi Kegiatan
a. Metode
Ceramah
Tanya jawab
b. Media
Leaflet
c. Kegiatan
No URAIAN KEGIATAN METODE MEDIA WAKTU
1. Pendahuluan : Ceramah Lisan 2 menit
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan : a. Ceramah Leaflet 15 menit
1. Menjelaskan pengertian penyakit Isolasi b. Diskusi
Sosial c. Tanya jawab
6. Evaluasi
a. Evaluasi Terlampir
a. Bentuk : Langsung
b. Jenis pertanaan : Lisan
c. Jumlah pertanyaan : 5 pertanyaan
d. Waktu : 5 menit
b. Evaluasi
1. Apa Pengertian Penyakit Isolasi Sosial
2. Apa Penyebab Isolasi Sosial
3. Apa Tanda Dan Gejala Isolasi Sosial
4. Bagaimana cara terapi Social Skill Training
7. Referensi
Aji, P,R. (2017). Upaya Meningkatkan Isolasi Sosial dengan Melatih Cara
Berkenalan pada Klien Isolasi Sosial. Hal 1-6
Amin, M dan saputra, Y (2019). Pengeruh Edukasi Keluarga Terhadap
Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Klien dengan Isolasi Sosial.
Hal 96-105
Arfiroh, A,A dan Sholikah, A, A. (2020). Asuhan Keperwatan Jiwa
pada Pasien Dengan Isolasi Sosial Rs. A. R. Arif zaenudin surakart.
Hal 89-90
Berhimpng, E dan rompas, S. (2016). Pengaruh latihan Keterampilan
Sosial Terhadap kemampuan Berinteraksi Klien Isolasi Sosial di RSJ
Prof. Dr. V. II., Ratumbuysang manado. Hal 1-6
MATERI PENYULUHAN
HIPERBILIRUBIN
LEMBAR BIMBINGAN
TANDA TANGAN
PENGUJI 2
Keterangan :
Paraf 1 : Acc dari penguji revisi atau sara
Paraf 2 : Acc dari pembimbing atas perbaikan revisi atausaran
Rahmaniar, M. Kep.
NIK: 2020007001
Lampiran 4
A. Identitas Diri
Agama : Islam
001/004
Email : amaliabahari130@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Subjektif :
Perasaan sepi
Persaan tidak
1. Keterlambatan berkembang nyaman
Perasaan bosan
2. Ketidakmampuan menjalin hubungan
Perasaan ditolak
yang memuaskan
Ketidakmampuan
3. Ketidaksesuaian minat dengan tahap berkonsentrasi
A. Pengertian
perkembangan
Isolasi sosial adalah suatu gangguan 4. Ketidaksesuaian nilai –nilai dengna
untuk klasifikasi