Tematik MANGROVE SD
KELAS 6
Tim Penyusun :
Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si.
Dr. Ir. Diah Zuhriana, M.Pd.
Dr. Siti Badriyah Rushayati, M.Si.
Ir. Sugiarti
Melani Kurnia, S.Si.
Dr. Tien Lastini, S.Hut, M.Si.
Dr. Tuti Herawati, S.Hut, M.Si.
Dr. Ir. Dede Rohadi, M.Sc.
Triana
Cecep Supriyatna, S.E.
Siti Hanum H. Ilmi, S.I.Kom.
Tim Editor:
Ir. Adi Susmianto, M.Sc.
Dr. H. M. Ali Hasan, M.Pd.
Drs. Adung Suteja, SH. MMPd. MH..
Kerjasama dengan
Indramayu, 2017
ii Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove
ISBN : 978-602-50287-3-1
SAMBUTAN
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN INDRAMAYU
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-NYA, Buku Pendidikan
Lingkunga Hidup Tematik Mangrove untuk Sekolah Dasar Kabupaten Indramayu telah selesai
disusun oleh Tim. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan salah satu pembentuk watak atau
karakter generasi yang akan datang menjadi insan pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup; Badan Perencanaan
Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah; Dinas Kelautan dan Perikanan; PT.
Pertamina RU VI Balongan dan Tim Penyusun atas dukungan dan bantuannya sehingga Buku
Pendidikan Lingkungan Hidup Tematik Mangrove dapat disusun dan diimplementasikan di
Kabupaten Indramayu.
KATA PENGANTAR
Masalah lingkungan hidup sudah menjadi masalah semua negara di dunia, seperti banjir, rob,
kekeringan, kelaparan, kebakaran hutan, sampah, pencemaran hingga pemanasan global. Banyak masalah
lingkungan hidup timbul akibat perilaku manusia yang tidak peduli lingkungan, perilaku yang merusak,
perilaku boros dan serakah. Oleh karena itu, apabila ingin memperbaiki lingkungan agar lebih baik, maka
harus dimulai dari memperbaiki perilaku manusianya. Perilaku peduli lingkungan harus ditanamkan sejak
usia dini, baik melalui teladan para orang tua maupun melalui pendidikan di sekolah.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan salah satu upaya menciptakan generasi yang
peduli lingkungan yang akan menjadi pelaku dan pengawal pembangunan berkelanjutan di masa
mendatang. Pendidikan lingkungan hidup harus dekat dengan permasalahan lingkungan di sekitar siswa
dan harus berbasis pada potensi sumberdaya lokal, sehingga akan mudah diterima, dihayati dan tertanam
kuat dalam perilaku sehari-hari para siswa.
Kabupaten Indramayu menghadapi berbagai masalah lingkungan antara lain hilangnya daratan
akibat abrasi, banjir, rob, pencemaran perairan sungai dan laut, sampah, pembabatan hutan mangrove
untuk tambak dan kurangnya ruang terbuka hijau di perkotaan. Meskipun demikian, Kabupaten
Indramayu telah berhasil bangkit memperbaiki lingkungan, khususnya pesisir utara dengan cara
merehabilitasi pantai dengan menanam mangrove. Keberhasilan rehabilitasi pantai utara dengan
tanaman mangrove yang dimulai sejak tahun 2008 telah menjadikan Indramayu dikenal dengan ekowisata
hutan mangrovenya. Bahkan hutan mangrove di pantai Karangsong, Indramayu telah dicanangkan
sebagai Mangrove Center oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk tujuan penelitian,
pendidikan dan ekowisata.
Mengingat pentingnya pelestarian hutan mangrove dalam kerangka pembangunan berkelanjutan
di Kabupaten Indramayu, para stakeholders memandang perlu untuk memasukkan tema mangrove ke
dalam pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan
dukungan PT. Pertamina RU VI Balongan, menginisiasi pembentukan PLH tematik mangrove sebagai
pelajaran ekstrakurikuler bagi sekolah dasar di pesisir Indramayu.
Dengan dimasukkannya Pendidikan Lingkungan Hidup tematik mangrove ke dalam sistem
pendidikan dasar di Kabupaten Indramayu, diharapkan dapat membekali para siswa untuk menjadi pelaku
pembangunan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan asas pembangunan Indonesia yaitu
pembangunan berkelanjutan. Buku PLH ini dirancang untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
pendidikan lingkungan hidup di Sekolah Dasar. Buku ini juga memberikan lembar tugas yang harus
diselesaikan oleh siswa serta akan melatih sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan. Diharapkan
buku ini dapat membuka wawasan, menambah pengetahuan dan keterampilan serta membangun sikap dan
perilaku positif terhadap lingkungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Akhirnya, kami terbuka menerima kritik, koreksi dan saran untuk perbaikan buku ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu dengan dukungan
PT. Pertamina RU VI Balongan, yang telah mempercayakan penyusunan buku ini kepada Tim Penyusun.
DAFTAR ISI
Halaman
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU ......... iii
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................................. vi
SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU .......... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix
PENYEBAB KERUSAKAN
EKOSISTEM MANGROVE
bab
1
1. Kompetensi Dasar
a. Siswa mengenal jenis-jenis penyebab kerusakan ekosistem mangrove.
b. Siswa memahami penyebab kerusakan ekosistem mangrove
c. Siswa dapat memahami ciri-ciri ekosistem mangrove yang mengalami
kerusakan.
Pada materi sebelumnya kalian telah mengetahui apakah itu keanekaragaman hayati
yang di dalamnya termasuk ekosistem mangrove. Kalian pun telah mengenal jenis-jenis
flora dan fauna apa saja yang menjadi rantai makanan di dalam ekosistem mangrove.
Masih ingatkah nama-nama tumbuhan yang hidupnya terendam diantara pantai dan laut
dengan perakaran unik semacam benteng yang bisa melindungi kita dari ancaman
gelombang tinggi atau angin badai? Nah, sekarang di kelas 6 kita akan mempelajari apa
saja yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem mangrove tersebut. Mangrove
harus kita lestarikan karena memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting.
1. Aktivitas manusia
menyebabkan pencemaran
dan sumber penyakit
Selain itu coba kita perhatikan pula air sungai yang mengalir dan bermuara di
Ekowisata Mangrove Karangsong, warnanya coklat kehitaman dan banyak sekali
sampah menumpuk. Padahal air sungai itu menuju ke laut Jawa dimana airnya
masuk juga ke habitat mangrove. Zat-zat beracun yang berasal dari limbah cat
pembuatan perahu, pabrik tekstil atau bahan kimia lainnya yang langsung
dibuang ke sungai menyebabkan pencemaran.
Limbah pembuatan
Ada juga nelayan yang menggunakan racun untuk menangkap ikan dan udang.
Sianida sering digunakan untuk menangkap ikan hias dan ikan karang. Racun
sianida dengan kadar tertentu disemprotkan ke arah ikan untuk membuat
ikan-ikan itu mabuk. Ikan dan udang yang terkena racun sianida akan lemah
atau mabuk kemudian pingsan, sehingga mudah ditangkap. Kemudian ikan-ikan
itu dipindahkan ke tempat pengumpulan yang airnya bersih. Ikan-ikan hias itu
segar kembali pada waktu dijual. Penggunaan bom dan racun ini dilarang
digunakan oleh pemerintah karena sangat berbahaya bagi manusia dan
menimbulkan kerusakan lingkungan.
https://radarbolmongonline.com
Penangkapan ikan menggunakan bom, bukan saja membunuh sampai
ke anak-anak ikan yang masih kecil tetapi juga merusak terumbu
karang tempat ikan-ikan itu hidup
https://2.bp.blogspot.com/-dpqZY4kslWU
2. Bencana Alam
Bencana alam adalah keadaan yang disebabkan oleh proses atau gejala alam yang
mengganggu kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan mengakibatkan kerusakan
sumber daya alam (termasuk hutan mangrove). Bencana alam yang sering terjadi di
daerah pesisir negeri kita adalah, gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami,
banjir, longsor dan badai tropis (topan, siklun dan Elnino). Bencana alam tersebut
dapat mengancam kelestarian ekosistem mangrove. Memang kita tidak bisa
mencegah terjadinya bencana alam, tetapi dengan mengetahui tentang bencana
alam kita menjadi siap menghadapi bencana alam sehingga mengurangi jatuhnya
korban.
http://www.mongabay.co.id
Mangrove yang rusak
akibat bencana alam
berubah menjadi tempat pemukiman, fasilitas umum seperti jalan atau lahan perikanan
masyarakat (tambak). Selain itu banyak juga diantara kita yang tidak peduli pada
lingkungan sekitar. Sampah dibiarkan berserakan, zat berbahaya seperti cat dan
detergen dibuang langsung ke sungai atau menebangi pepohonan mangrove dan
membunuh burung-burung.
Tahukah kalian apa yang menyebabkan bencana alam gempa bumi? Bumi kita
terus bergerak. Termasuk juga lempeng bumi tempat kita berpijak. Ketika lempeng
bumi bergerak, maka timbul gempa. Gempa menjadi berbahaya jika mengakibatkan
korban jiwa dan kerugian harta benda. Kalau gempa mengakibatkan korban jiwa dan
harta, barulah kita sebut bencana alam.
Gempa terjadi setiap saat, di pesisir maupun di daratan hingga pegunungan.
Setiap hari paling tidak ada 10 gempa yang mengguncang Indonesia. Kadang-kadang
gempa hanya menimbulkan getaran lemah saja. Tapi kadang-kadang kuat. Gempa di
Aceh tahun 2004, di Jogjakarta dan Pangandaran tahun 2006 sangatlah kuat. Gempa di
Aceh dan Pangandaran berasal dari dasar laut, sehingga bisa menimbulkan tsunami atau
ombak berkekuatan besar dan berkecepatan tinggi.
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “Tsu” artinya pelabuhan dan “Nami” artinya
gelombang atau ombak besar. Jadi, menurut orang-orang Jepang, tsunami adalah
gelombang besar yang berada di pelabuhan atau wilayah pesisir. Kenapa tsunami
berbahaya? Gelombang tsunami dapat menerjang dengan kecepatan yang tinggi, lebih
cepat dari kemampuan orang dewasa berlari. Gempa dan tsunami adalah bahaya yang
tidak bisa dicegah oleh manusia.
http://posko-jenggala.org/
Gempa bumi
dan tsunami
di Pangandaran
(Tahun 2006)
https://duniatehnikku.wordpress.com
Proses terjadinya tsunami yang dapat mengancam hutan mangrove.
Selain gempa bumi, badai tropis seperti topan, siklun dan elnino juga termasuk
bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim global. Topan atau badai adalah
angin besar dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kadang-kadang topan dibarengi oleh
hujan lebat. Apabila angin kencang itu membentuk putaran yang sangat cepat, kondisi
ini dinamakan siklun. Elnino adalah gejala alam berupa perubahan iklim, seperti kenaikan
suhu udara. Perubahan suhu udara ini menyebabkan badai tropis yang menimbulkan
banjir di berbagai belahan dunia.
http://cdn.img.print.kompas.com/
D. Rangkuman
Ancaman terhadap ekosistem mangrove terdiri dari dua jenis, yaitu akibat
aktivitas manusia yang merusak dan bencana alam. Aktivitas manusia yang merusak
disebabkan oleh terus bertambahnya populasi manusia disertai sikap yang tidak peduli
akan pelestarian lingkungan, sedangkan bencana alam disebabkan oleh fenomena alam
seperti meletusnya gunung berapi, pergeseran kulit bumi sehingga terjadi gempa bumi
atau badai tropis/elnino akibat perubahan iklim.
Ciri-ciri hutan mangrove yang terancam kerusakan antara lain: lokasinya dekat
dengan pemukiman padat penduduk, banyak dibangun tambak di sekitar hutan
mangrove, dekat dengan sungai yang tercemar, sampah dan zat berbahaya masuk ke
ekosistem mangrove, ditemukan banyak pohon yang ditebang dan burung / satwa lain
yang mati dibunuh serta jumlah pengunjung yang sangat banyak.
E. Latihan
2. Tugas perorangan, buatlah kliping atau majalah dinding tentang bencana alam
yang pernah terjadi di daerah pesisir pulau Jawa. Ceritakan yuk, di hadapan
teman-teman mu, mengapa hal tersebut dapat terjadi dan berapa besar kerugian
yang ditimbulkan?
2
bab
PELESTARIAN MANGROVE
UNTUK MITIGASI BENCANA ALAM
DI WILAYAH PESISIR
1. Kompetensi Dasar
a. Siswa mengenal istilah, pengertian dan manfaat mitigasi bencana,
terutama untuk daerah pesisir sebagai habitat utama mangrove.
b. Siswa mengenal contoh-contoh kegiatan mitigasi bencana dan upaya
pelestarian ekosistem mangrove.
c. Siswa memahami pentingnya keterlibatan semua pihak untuk
menyelamatkan ekosistem mangrove yang terancam.
Kalian telah mengetahui apa saja yang dapat mengancam kelestarian ekosistem
mangrove, masih ingat bukan ? Pada bab ini kita akan mempelajari apa saja yang
seharusnya kita lakukan dalam menghadapi bencana alam di wilayah pesisir sebagai
habitat utama hutan mangrove. Selain itu, mari kita diskusikan apa saja yang bisa kita
lakukan untuk ikut serta menjaga kelestarian hutan mangrove kebanggaan warga
Indramayu. Yuk kita simak bersama.
https://media.nationalgeographic.org
Indonesia termasuk
ke dalam wilayah
Ring of Fire
Bencana alam memang tidak dapat kita hentikan, namun kita dapat berusaha
mengurangi jatuhnya korban jiwa manusia, kerugian ekonomi dan kerusakan sumber
daya alam melalui mitigasi bencana. Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan
penanganan bencana alam dapat dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu:
1. Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi)
2. Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi),
3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan),
4. Kegiatan pasca bencana (pemulihan, penyembuhan dan perbaikan).
Nah sekarang cukup jelas bukan bahwa mitigasi adalah upaya mengurangi
jatuhnya korban sebelum terjadinya bencana alam. Berikut adalah beberapa contoh
mitigasi bencana :
1. Mitigasi untuk banjir yaitu dengan membuat waduk dan sumur serapan.
2. Mitigasi untuk tanah longsor yaitu dengan membuat parit di permukaan tanah.
3. Mitigasi untuk gempa bumi yaitu merancang struktur bangunan tahan gempa.
4. Mitigasi untuk kekeringan yaitu dengn membuat bendungan dan waduk untuk
bisa memasok air tambahan pada musim kering.
Kita sebagai penduduk Indonesia yang tinggal di daerah Ring of Fire atau “cincin
api” dimana sering sekali terjadi gempa bumi, apa yang harus kita lakukan untuk
melindungi diri dan evakuasi jika terjadi gempa bumi?
1. Berlindung di tempat-tempat yang aman, seperti di bawah meja yang kokoh atau
merapat ke dinding dengan merunduk sambil melindungi kepala.
2. Segera keluar dari kelas atau rumah dan pergi ke lapangan terbuka sambil
melindungi kepala.
3. Jauhi jendela kaca, rak, lemari
dan barang-barang yang
tergantung seperti lampu
gantung, cermin dan lukisan.
4. Menjauhlah dari pantai dan
pergilah ke daerah yang lebih
tinggi apabila mengetahui air laut
Digambar oleh Adelia Anjani
Selain gempa bumi, negara kita juga merupakan negara kepulauan dengan jumlah
lebih dari 14.000 pulau. Hmmm... banyak sekali ya? Kalian pun telah mengetahui bahwa
gempa bumi dapat menyebabkan bencana alam gelombang tsunami. Masih ingat bukan?
Ternyata salah satu manfaat adanya formasi hutan mangrove adalah salah satu upaya
mitigasi untuk tsunami.
Dari pengalaman bencana tsunami Aceh dan bencana lain di pesisir yang
disebabkan oleh gelombang laut atau topan dan badai, terbukti bahwa pantai-pantai
yang terlindung oleh mangrove, mengalami dampak yang lebih kecil dibandingkan pantai
terbuka tanpa hutan mangrove. Dari pengalaman inilah, kita belajar dan menyadari
untuk melestarikan hutan mangrove yang ada di sepanjang pantai dan memulihkan atau
merehabilitasi hutan mangrove yang rusak.
Penting sekali ternyata mempertahankan ekosistem mangrove itu. Nah sebagai
generasi muda yang peduli lingkungan, apa saja yang dapat kalian lakukan? Ini beberapa
contoh kegiatan yang dapat kalian kerjakan sebagai bentuk kepedulian terhadap
kelestarian hutan mangrove:
1. Mempelajari lebih dalam tentang ekosistem mangrove, sehingga kita dapat
memberi tahu teman yang lain tentang pentingnya pelestarian hutan mangrove.
2. Menyebarluaskan pengetahuan tentang mangrove kepada siapapun yang dekat
dengan kita baik di rumah maupun sekolah. Bisa dengan bercerita, menunjukkan
gambar, foto-foto maupun kliping.
3. Kampanye pentingnya hutan mangrove sebagai pelindung dari bencana tsunami,
gelombang dan badai, melalui pembuatan dan penyebaran poster dan sticker
yang dibagikan kepada warga sekitar.
4. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah di tempatnya dan
memanfaatkan sampah organik maupun anorganik untuk dibuat kertas daur
ulang, pupuk kompos atau aneka kerajinan dari kemasan makanan/ minuman yang
sudah tidak terpakai.
5. Menanam kembali di hutan mangrove yang mengalami kerusakan.
6. Melaporkan pelanggaran, seperti pengeboman atau meracun ikan di pantai atau
pembuangan limbah industri yang diduga mengandung zat beracun ke sungai.
Contoh poster upaya perlindungan dan evakuasi ketika terjadi bencana tsunami.
C. Rangkuman
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko atau
dampak bencana, sehingga dapat mengurangi korban jiwa, kerugian harta dan benda
serta kerusakan lingkungan. Mitigasi bencana dilakukan sebelum terjadinya bencana
seperti penanaman bibit bakau dan pelestarian ekosistem mangrove untuk mitigasi
bencana badai tropis atau tsunami.
Pelestarian hutan mangrove merupakan salah satu upaya mitigasi bencana di
wilayah pesisir seperti tsunami, gelombang besar dan badai, agar dampak yang
ditimbulkannya dapat dikurangi. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa
sekolah dasar untuk melestarikan hutan mangrove antara lain kampanye peduli hutan
mangrove, aktif menjaga kebersihan lingkungan dan melaporkan kepada ibu atau bapak
guru jika ada orang-orang yang kegiatannya dapat mengancam hutan mangrove.
D. Latihan
1. Tugas kelompok, buatlah poster, brosur dan sticker untuk mengajak teman-
teman kalian di kelas lain turut serta melestarikan hutan mangrove.
2. Tugas perorangan, mari mencoba mengolah sampah organik dan an organik untuk
menghasilkan barang yang bermanfaat. Misalnya membuat kertas daur ulang
warna warni untuk hiasan, membuat pupuk kompos atau memanfaatkan botol
plastik kemasan untuk hidroponik. Ayooo... masing-masing mencari bagaimana
cara membuatnya. Mari lestarikan hutan mangrove kita.. selamat berkarya.
Foto : Sugiarti
Contoh pemanfaatan limbah anorganik Membuat vertical garden atau taman vertikal
untuk hidroponik dari limbah botol plastik minuman.
bab
3 PENGELOLAAN EKOSISTEM
MANGROVE
1. Kompetensi Dasar
a. Siswa dapat memahami peraturan mengenai perlindungan ekosistem
mangrove.
b. Siswa dapat memahami kegiatan pelestarian flora dan fauna
mangrove.
c. Siswa dapat memahami kegiatan pembibitan dan penanaman mangrove.
d. Siswa dapat memahami pemanfaatan mangrove ramah lingkungan.
Yang dimaksud dengan “Kawasan Pantai berhutan Bakau” adalah kawasan pesisir
laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi
memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan. Sedangkan
“Sempadan Pantai” adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai
manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai.
Hutan mangrove dunia diperkirakan hanya 15 juta hektar. Tak seberapa, tapi
terbukti berkontribusi tinggi menjaga stok pangan pesisir dan benteng alami dari
tsunami. Hampir seperempat bagian mangrove dunia tersebut ada di Indonesia.
Sementara tekanan dan ancaman makin meningkat. Saat ini luas ekosistem mangrove di
Indonesia adalah 3,49 juta Ha. Seluas 1,7 juta ha (48%) berada dalam kondisi baik dan
1,8 juta ha (52%) lainnya dalam kondisi rusak. Hal ini disebabkan oleh konversi lahan
untuk pembangunan, pembuatan arang, serta budidaya pertambakan pada masa lampau
yang menyisakan bencana. Oleh karena itu pelestarian ekosistem mangrove beserta
flora dan fauna yang ada di dalamnya harus terus dilakukan. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk melestarikan flora dan fauna di ekosistem mangrove, dijelaskan
berikut ini.
D. Pembibitan Mangrove
Bedengan pembibitan
mangrove dibuat
di dekat lokasi penanaman
3. Perlakuan Benih
a. Setelah diambil dari sumbernya, buah mangrove kemudian diletakkan di
tempat yang terlindung, bisa di bedeng atau di pohon induknya.
b. Bibit mangrove kemudian diberikan perlakuan sehingga pada saat disemaikan
bisa mencapai daya hidup yang maksimal.
4
c. Buah mangrove yang ditemukan di lapangan biasanya terdiri dari dua tipe,
yaitu tipe propagul dan tipe buah bulat. Tipe propagul berbentuk bulat –
lonjong – memanjang dan tipe buah bulat berbentuk bulat dengan variasi
bulat lancip seperti pada jenis Avicennia dan bulat penuh yang terdapat pada
Sonnerita .
d. Setelah dipetik dari lapangan, kemudian direndam kurang lebih 2 hari atau
menyesuaikan dengan jarak waktu antara pembibitan dan penanaman,
kemudian disemaikan di bedeng. Perendaman ini berfungsi untuk
menghilangkan bau manis pada benih, yang disukai oleh kepiting, sehingga
pada saat disemaikan, pemangsaan benih oleh kepiting bisa dikurangi.
Foto : https://www.mangrovesforthefuture.org
4. Pembibitan Mangrove
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu polybag (polybag kecil untuk benih
berukuran kecil, seperti Avicennia spp, Sonneratia spp, dan Ceriops spp.
Polybag besar untuk benih Rhizopora spp dan Bruguiera spp). Polybag
memiliki lubang di bagian samping dan bawahnya, yang berguna untuk
sirkulasi air dan udara, Benih mangrove berbagai jenis, cetok, dan lumpur
(Lumpur yang digunakan sebaiknya diambil dari sekitar lokasi penanaman,
untuk meningkatkan ketahanan hidup benih sewaktu pembibitan)
(3) Setelah diisi lumpur, lipat bagian atas polybag ke bagian luar dengan
tujuan pada saat surut dan cuaca kering, kristal–kristal garam air laut
tidak terjebak di dalam polybag yang bisa menghambat pertumbuhan
benih mangrove.
(4) Selanjutnya, tanam benih mangrove yang telah dipilih dan berkondisi
baik ke dalam lumpur (sedimen) dengan kedalaman yang cukup.
(5) Jangan lupa untuk menanam benih Ceriops, Sonneratia dan Avicennia
ke dalam polybag kecil dan benih Rhizopora dan Bruguiera ke dalam
polybag yang berukuran besar.
(6) Setelah itu, masukkan satu per satu polybag yang sudah terisi dengan
benih – benih mangrove tersebut ke dalam bedeng. Sebaiknya
diusahakan agar satu buah bedeng bisa digunakan untuk satu jenis
mangrove saja, agar mempermudah pengiriman pada saat
pengambilannya di tahap penanaman mangrove.
E. Penanaman Mangrove
(g) Alat dan bahan yang dipergunakan untuk melakukan tahapan penanaman
mangrove adalah bibit mangrove berbagai jenis, cetok, ajir dan tali rafia.
2. Teknik penanaman
(a) Ambil satu bibit mangrove di bedeng.
(b) Buka polybag yang menutupi sedimen dan akar bibit. Jangan buang polibag
secara sembarangan, tetapi letakkan polybag di atas ajir.
(c) Tanam langsung bibit mangrove ke tanah dengan cara melubangi tanah
dengan cetok, sedemikian rupa hingga lubang penanaman cukup dalam,
sehingga akar bisa tertanam dengan baik.
(d) Setelah itu, ikat batang bibit mangrove ke ajir dengan menggunakan tali
rafia yang telah disediakan. Penggunaan ajir berguna untuk menjaga bibit
mangrove agar tidak tumbang ketika terkena ombak.
(e) Jarak tanam adalah 1 meter x 1 meter.
(f) Timbun dengan tanah. Jangan terlalu menekan tanah, sehingga oksigen bisa
dengan leluasa ke luar dan masuk ke tanah.
(g) Ambil polybag yang terletak di atas ajir, kumpulkan menjadi satu di sebuah
keranjang atau plastik. Selanjutnya polybag bisa didaur ulang menjadi
berbagai macam barang plastik daur ulang.
3. Penyulaman
(a) Tidak semua bibit mangrove harus ditanam pada saat penanaman, melainkan
bisa disisihkan untuk tahapan selanjutnya, yaitu penyulaman.
(b) Penyulaman dilakukan dengan cara mengganti bibit – bibit mangrove yang
telah mati dengan bibit – bibit mangrove yang baru. Sebagai contoh, dari 10
ribu bibit yang ada, bisa disisihkan 2.000 bibit untuk penyulaman. Penyulaman
bertujuan untuk memelihara agar daya hidup mangrove dapat maksimal.
Selain kita melindungi dan melestarikan ekosistem mangrove, kita juga dapat
memanfaatkan mangrove tersebut, dengan syarat harus menerapkan prinsip-prinsip
kelestarian serta ramah terhadap lingkungan. Apa yang dimaksud pemanfaatan yang
berwawasan lingkungan.
Nira bunga Nipah dapat diolah menjadi gula merah karena kandungan
sukrosanya yang tinggi. Nipah juga dapat menghasilkan minyak goreng, daunnya
untuk kertas rokok, dan abunya untuk sumber garam. Etanol yang dihasilkan
dari nira nipah merupakan bahan bakar nabati yang bagus untuk kendaran
bermotor, dan juga sebagai bahan baku industri farmasi.
digunakan sebagai obat untuk mematangkan bisul. Buah dan bijinya apabila
direbus dapat dimakan. Apabila ditumbuk halus dan dicampur dengan salep
dapat menjadi obat luka yang manjur, terutama luka karena terbakar. Daun
muda dan pucuk atau sirung rasanya sangat enak sebagai lalap atau dibuat sayur
lodeh. Selain itu, abu dari kayu jenis-jenis Avicennia dapat digunakan sebagai
sabun.
Daun, buah dan akar yang masih muda apabila direbus bersama dengan kulit
muda Kandelia candel dapat digunakan sebagai obat pencuci luka-luka yang
mujarab dan anti nyamuk agar tidak mendekati tubuh kita. Air rebusan kulit
yang masih muda dan bagian ujung dari akar yang masih muda dapat dipakai
untuk mengobati mencret, disentri dan sakit perut lainnya. Buahnya yang muda
biasanya dapat dipakai sebagai campuran minuman penyegar. Nektar dari
bunganya mengandung madu, apabila nektar ini dicampur dengan buah dan kulit
batang muda Kandelia candel berkhasiat untuk obat batuk dan tonikum.
Foto : Hendra Gunawan
Foto: Triana
H. Rangkuman
EKosistem hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat banyak
bagi manusia, namun juga terancam keberadaannya. Oleh karena itu perlu dikelola
dengan baik dan bijaksana. Untuk mengatur pengelolaan hutan mangrove,
pemerintah telah membuat undang-undang dan peraturan pemerintah yang harus
dipatuhi dan dijalankan oleh semua pihak. Disamping membuat undang-undang dan
peraturan, langkah nyata upaya pelestarian flora dan fauna mangrove juga perlu
dilakukan secara nyata oleh semua komponen masyarakat, termasuk anak-anak
sekolah, seperti gerakan penanaman pada rehabilitasi dan restorasi mangrove.
Pengelolaan hutan mangrove tidak hanya berupa larangan, tetapi juga
anjuran pemanfaatan yang ramah lingkungan seperti pengelolan tambak empang
parit. Peningkatan kepedulian masyarakat serta pendidikan lingkungan hidup
tematik mangrove di sekolah, juga sangat penting untuk menjamin kelestarian
mangrove.
Peran swasta sangat penting dalam mendukung pelestarian mangrove dan
pemanfaatannya secara berkelanjutan. PT. Pertamina RU VI Balongan merupakan
salah satu swasta yang secara konsisten mendukung pelestarian mangrove di
Kabupaten Indramayu.
I. Latihan
Isilah Teka Teki Silang di bawah ini, mungkin kamu harus membuka kembali pelajaran
di kelas 4 dan kelas 5. Isilah bersama teman-temanmu!
Pertanyaan mendatar :
2. Tidak boleh dibuang ke sungai karena dapat merusak mangrove
Pertanyaan menurun :
1. Pengikisan tanah akibat penggundulan hutan
2. Karang……. (nama desa pesisir yang ada ekowisata mangrove)
3. Tipe ekosistem pesisir yang dipengaruhi oleh pasang surut laut.
4. Nama lokal untuk pohon Avicennia
7. …………. Nyamuk (dapat dibuat dari rebusan kulit pohon Kandelia candel)
8. Diulang, nama hewan yang dapat dhidup di air dan di darat
10. Diulang, nama hewan laut yang menyukai air laut yang jernih
11. Nama latin dari pohon Bakau
13. Kandelia ………………. (jens pohon mangrove yang terancam)
15. Nama umum untuk hutan mangrove
16. Burung berbulu putih, berkaki jenjang, mencari makan di hutan mangrove
18. Jenis minuman yang dapat dibuat dari buah Pidada.
DAFTAR PUSTAKA
Christanty, L. 2006. Pesisir dan Laut Kita Fungsi Manfaat dan Dampak. Jakarta.
COREMAP-LIPI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Dokumen Kurikulum BerbasisKompetensi-
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar dan Madrasah
Intidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Kurikulum.
Hidayati, D dan Soekarno, R. 2006. Pesisir dan Laut Kita Permasalahan dan
Pengelolaan. Jakarta. COREMAP-LIPI.
Hidayati, D. 2006. Pesisir dan Laut Kita Panduan untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta.
COREMAP-LIPI.
Hidayati, D. 2002. Pendidikan Lingkungan: Upaya Menuju Pembangunan
Berkelanjutan di Era Otoda. Masyarakat Indonesia XXVIII: 21-42.
Hidayati, D., Bustami, D.A., Rafliana, l., dan Chatim,L. 2005. Buku Saku Siaga
Bencana. Jakarta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
http://eprints.undip.ac.id/40474/2/Bab_2.pdf. Diunduh pada 15 Juni 2017
http://ilmugeografi.com/biogeografi/cara-melestarikan-flora-dan-fauna, diunduh
16 Juni 2017
http://info-wisataalam.blogspot.co.id/2007/04/flora-di-alas-purwo.html. Diunduh
13 Juni 2017
http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=952.Diunduh 16 Juni
2017.
http://www.scribd.com/doc/30552023/pkmk. Diunduh pada 18 Juni 2017
Setyawan, AD. dan Winarno, K. 2006. Pemanfaatan Langsung Ekosistem Mangrove di
Jawa Tengah dan Penggunaan Lahan di Sekitarnya; Kerusakan dan Upaya
Restorasinya. Jurnal Biodiversitas ISSN: 1412-033X Volume 7, Nomor 3 Juli
2006
Suryani, L.D. 2017. Rekomendasi Untuk Pelestraian Ekosistem Mangrove Dunia.
http://www.mongabay.co.id/2017/04/24/begini-rekomendasi-untuk-
pelestarian-ekosistem-mangrove-dunia/ diunduh tanggal 16 Juni 2017
Priyono, A. dkk. 2010. Beragam Produk Olahan Berbahan Dasar mangrove.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UNESCO. 2002. Tata Laut, Tertib Darat: Panduan Mengurangi Limbah Darat untuk
Melindungi Laut. Jakarta. UNESCO.