Anda di halaman 1dari 10

GAYA KEPEMIMPINAN

PT BANK BRI

1. Raissa Almira Deandra (20210520025)


2. Aviana Rizki Amalia Tasa (20210520031)
3. Fauzan Nur Ikhsanto (20210520035)
4. Julia Nur Fatonah (20210520100)

KELAS A

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2023
A. PENDAHULUAN
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan bank milik pemerintah
pertama yang beroperasi di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah bank milik
negara terbesar di Indonesia. Awalnya, Raden Bei Aria Wirjaatmadja mendirikan Bank
Rakyat Indonesia (BRI) di Purwokerto, Jawa Tengah, sebagai lembaga keuangan yang
melayani warga negara Indonesia dengan nama De Poerwokertosche Hulp en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum
Priyayi Purwokerto". Lembaga ini didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 yang
dianggap sebagai hari lahir BRI. Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946
menjelaskan bahwa BRI adalah bank pada masa setelah kemerdekaan Republik
Indonesia.
Pemerintahan awal Republik Indonesia. Pada masa perang mempertahankan
kemerdekaan pada tahun 1948 di dalam BRI telah menyaksikan beberapa perubahan
nama dan status sepanjang sejarahnya yang sangat erat kaitannya dengan perjuangan
bangsa Indonesia. Di dalam perjalanan evolusinya, BRI telah mengalami sejumlah
perubahan nama dan peralihan status, yang semuanya tidak dapat dipisahkan dari
sejarah perjuangan negara Indonesia. Perubahan-perubahan yang dilakukan BRI
tentunya memiliki arti penting bagi perkembangan dan perluasan organisasi ke depan.
Hal ini sejalan dengan nilai dan tujuan BRI, yang dituangkan dalam pernyataan visi dan
misi perusahaan, dan membantu BRI melayani nasabahnya dengan lebih baik.
Setiap organisasi yang membutuhkan kerja sama manusia harus memiliki
seorang pemimpin. Aspek kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan
komponen yang paling esensial (Widarto, 2013). Banyak penelitian tentang
kepemimpinan, mulai dari non-ilmiah hingga ilmiah, telah dilakukan. Menurut
penelitian non-ilmiah, kepemimpinan dikembangkan semata- mata dari pengalaman
intuitif dan keterampilan praktis. Kepemimpinan dipandang sebagai bawaan dan
karunia ilahi. Kepemimpinan adalah interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin
untuk mengubah dan memberdayakan perilaku mereka yang dipimpin sehingga mampu
memimpin dirinya sendiri untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi serta bentuk
dominasi berdasarkan kemampuan. Seorang pemimpin adalah orang yang mampu
mendorong atau mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu, berdasarkan
penerimaan atau penerimaan oleh kelompok, dan memiliki keahlian yang sesuai untuk
situasi yang diberikan. Kepemimpinan merupakan salah satu komponen kepuasan kerja
karyawan. Pemimpin berperan dalam meningkatkan kemampuan, komitmen, dan
pemahaman tentang nilai-nilai organisasi, serta kolaborasi, pengikut merekan
(Palebangan, 2021). Jika pimpinan mampu mengimplementasikan perubahan tersebut,
maka kinerja organisasi akan meningkat. Dengan kepemimpinan yang tepat, karyawan
pada akhirnya akan merasa puas dan mampu meningkatkan kinerjanya.
Dalam terminologi, gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin mempengaruhi
pengikutnya. Ada banyak gaya kepemimpinan dan setiap pemimpin memiliki gayanya
sendiri. Di antara gaya kepemimpinan yang paling umum adalah gaya otokratis dan
birokrasi. Meskipun sejumlah teori atau gaya kepemimpinan telah diajukan untuk
menjelaskan kemanjuran kepemimpinan, perbedaan antara gaya kepemimpinan
transaksional dan transformasional tetap menjadi bidang studi yang menarik. Menurut
Kreitner & Kinicki (2014), gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional ini
berkaitan secara positif dengan berbagai sikap dan perilaku karyawan serta
merepresentasikan aspek-aspek yang berbeda yang mencerminkan seorang pemimpin
yang baik. Perlu mengetahui perbedaan antara gaya kepemimpinan transaksional dan
transformasional dalam konsep dan praktik, penulis dengan tegas berpendapat bahwa
gaya kepemimpinan transformasional sangat melengkapi gaya kepemimpinan
transaksional. Tingkat kinerja individu, kelompok, dan organisasi yang lebih tinggi
dapat dicapai melalui penerapan kepemimpinan transaksional. Sementara beberapa
orang percaya bahwa gaya kepemimpinan transaksional merupakan komponen dari
gaya kepemimpinan transformasional, yang lain berpendapat bahwa kedua gaya
tersebut berbeda. Model kepemimpinan transaksional memotivasi bawahan untuk
memberikan kinerja terbaik mereka dan memberikan kompensasi yang tidak seimbang
atas pekerjaan yang telah mereka lakukan. Sementara itu, kepemimpinan
transformasional menekankan pada perlunya perubahan dalam hal nilai, keyakinan,
sikap, perilaku organisasi, dan emosi. Jenis kepemimpinan ini berusaha untuk
meningkatkan produktivitas dan kinerja organisasi.

B. GAYA KEPEMIMPINAN PT. BANK BRI


Transaksional
Kepemimpinan Transaksional atau biasa disebut dengan (Transactional
Leadership) merupakan gaya kepemimpinan yang menjelaskan tentang peran serta dan
persyaratan bagi karyawan, dan juga memberikan penghargaan baik penghargaan
positif maupun penghargaan negatif terhadap hasil kerja pada karyawan. Ada beberapa
ciri-ciri kepemimpinan transaksional yaitu:
1) Pemimpin menentukan tujuan apa yang akan dicapai oleh perusahaan atau
organisasi dan menginformasikan kepada karyawan.
2) Pemimpin mengawasi para karyawan dalam menjalankan tugasnya atau
pekerjaannya agar bisa meraih tujuan tersebut.
3) Pemimpin memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi atau
berhasil mencapai kinerja yang ditetapkan organisasi.
4) Pemimpin memberikan hukuman atau sanksi kepada karyawan yang tidak dapat
mencapai kinerja yang sesuai yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Di dalam gaya kepemimpinan transaksional ini, pemimpin lebih cenderung
menggunakan motivasi ekstrinsik sebagai cara untuk meningkatkan kinerja para
karyawan, misalnya gaji, upah, bonus, jaminan sosial, pengakuan, profit sharing, serta
promosi (Burhanudin & Kurniawan, 2020). Kepemimpinan transaksional ini juga
menyatakan bahwa pemimpin memandu atau memotivasi pengikutnya dalam arah
tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tugasnya.

Di dalam kepemimpinan transaksional ini menekankan pada transaksi atau


pertukaran yang biasa terjadi antara pemimpin, rekan kerja dan bawahannya.
Pertukaran didasarkan pada diskusi pemimpin dengan pihak yang terkait untuk
menentukan apa yang dibutuhkan dan bagaimana kondisi spesifikasi dan hadiah atau
upah yang dimana bawahan harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan
(Aprilita, 2012).

Di dalam kepemimpinan ini, pemimpin berinteraksi dengan bawahannya


melalui proses transaksi. Ada 3 macam gaya kepemimpinan menurut Bass dan Avolio
(1994) transaksional yang digunakan dalam PT Bank BRI, yaitu:

a) Contingent Reward Ketika bawahan melakukan pekerjaan untuk


kepentingan mereka sendiri karena mereka bermanfaat bagi organisasi,
maka imbalan dijanjikan kepada mereka itu sangat berharga.
b) Management by Exception-Active Pemimpin secara aktif dan ketat tetap
memantau pelaksanaan tugas pekerjaan bawahan agar tidak melakukan
kesalahan atau kegagalan. Dan juga untuk mengetahui kesalahan dan
kegagalan ini secepat mungkin dikenal agar dapat diperbaiki.
c) Management by Exception-Passive Jika proses gagal, maka pemimpin
baru akan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan atau setelah
masalah benar-benar terjadi secara serius. Pemimpin transaksional juga
memberikan peringatan dan sanksi terhadap bawahannya jika terjadi
kesalahan dalam proses yang relevan. Tetapi, jika proses kerja yang akan
dilakukan tetap mengikuti standar dan prosedur, maka pemimpin
transaksional tidak mengevaluasi prosedur kepada bawahan.

Transformasional

Kepemimpinan transformasional merupakan suatu gaya kepemimpinan yang


lebih condong dan berfokus pada pencapaian atas perubahan terhadap nilai-nilai,
kepercayaan, sikap, perilaku, emosional, serta kebutuhan yang berorientasi pada
perubahan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi tersebut (Sari, 2018).
Suatu kepemimpinan yang efektif dapat mengarahkan usaha-usaha semua pekerja
dalam mencapai tujuan organisasi (Rivai, 2020). Kepemimpinan menurut (Jufrizen,
2017) dalam (Rivai, 2020) diakui menjadi hal yang krusial serta berpengaruh pada
sebuah organisasi karena menentukan bagaimana kinerja karyawan dan kemampuan
organisasi tersebut untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Maka,
kepemimpinan transformasional dikatakan pula sebagai kepemimpinan sejati karena
gaya bekerja kepemimpinan tersebut tertuju pada sasaran tindakan dalam
mengarahkan organisasi pada pencapaian tujuan perubahan organisasi yang belum
pernah diraih sebelumnya (Rivai, 2020). Kepemimpinan transformasional dengan
inovasi serta terobosan yang fresh dapat membawa organisasi menuju arah yang baru.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2014) dalam (Burhanudin & Kurniawan,


2020), gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari beberapa cirinya, yaitu:

1) Pemimpin membangun visi masa depan yang menarik


2) Pemimpin menunjukkan rasa optimis
Menurut Kreitner dan Kinicki (2014) dalam (Burhanudin & Kurniawan,
2020), gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari beberapa cirinya, yaitu:

1) Pemimpin membangun visi masa depan yang menarik


2) Pemimpin menunjukkan rasa optimis
3) Pemimpin menunjukkan rasa antusias
4) Pemimpin mau berkorban demi mencapai kebaikan bersama
5) Pemimpin dapat menjadi panutan, suri tauladan, serta contoh bagi para
bawahan atau pegawainya
6) Pemimpin mampu menunjukkan standar etika yang tinggi dalam setiap
tingkah dan perilakunya
7) Pemimpin mampu memberikan semangat serta pelatihan kepada para
pegawainya agar dapat berkembang
8) Pemimpin dapat memberdayakan orang-orang yang dipimpin
9) Pemimpin mampu mendorong adanya inovasi serta upaya-upaya kreatif
dalam penyelesaian masalah yang dihadapi pegawainya

Menurut pendapat Bass dan Silin dalam (Yukl, 2010), bahwa gaya
kepemimpinan transformasional memiliki empat komponen di dalamnya, yaitu
karisma (pengaruh ideal), pertimbangan individual, stimulasi intelektual, serta
inspirasional (Rivai, 2020). Hal ini sejalan dalam penerapan gaya kepemimpinan
transformasional PT Bank BRI yang dikutip dalam (Burhanudin & Kurniawan, 2020),
yaitu:

1) Karisma atau Pengaruh Ideal Komponen ini memberikan dampak atau


pengaruh pada peningkatan kepercayaan para pekerja atau pegawai yang
dipimpinnya, sehingga dengan karisma seorang pemimpin tersebut turut
menghasilkan rasa rela berkorban pada diri para pegawai dalam mencapai
tujuan serta kepentingan bersama.
2) Pertimbangan Individual Komponen gaya kepemimpinan ini memberikan
pengaruh pada kepada para pegawai maupun kelompok kerja yang
dipimpin dengan adanya peningkatan kepaduan dari para pegawai
maupun kelompok kerja tersebut, yang mana hal ini pula berdampak pada
komitmen organisasi.
3) Stimulasi Intelektual Pada komponen gaya kepemimpinan ini,
berpengaruh terhadap meningkatnya kepercayaan diri, efektivitas diri,
serta minat intrinsik para pegawai dalam mencapai tujuan bersama.
Komponen ini turut menghasilkan kepuasan kinerja pegawai serta
meningkatkan kinerja individu maupun secara keseluruhan organisasi.
4) Motivasi Inspirasional Melalui komponen kepemimpinan ini, dapat
memberikan dampak pada peningkatan motivasi intrinsik serta orientasi
para pegawai dalam pencapaian tujuan, yang mana hal ini pula turut
berpengaruh pada komitmen personal dari para pegawai kepada orang yg
memimpin serta visi yang dibawanya.

Kepemimpinan transformasional PT Bank BRI juga dapat terlihat dari Bapak


Sunarso selaku Direktur Utama dari PT Bank BRI. Melansir dari website resmi PT
Bank BRI, beliau mengatakan bahwa seorang pemimpin transformatif yang mampu
menjawab tantangan perubahan zaman sangat dibutuhkan agar dapat survive dan
tumbuh berkelanjutan, terutama bagi perusahaan multinasional atau multinational
company (Faruq, 2021). Melalui sumber tersebut pula, kepemimpinan
transformasional membawa dampak serta manfaat bagi PT Bank BRI yang didukung
pula dengan peran aktif dari transformasi digital yang dilakukan, yang mana termasuk
di dalamnya peningkatan pendapatan dari bisnis baru serta efisiensi operasional.

C. KELEBIHAN GAYA KEPEMIMPINAN


Bas (1990) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional
mampu meningkatkan motivasi hasil kinerja karyawan menjadi lebih baik. Karyawan
akan merasa termotivasi sebab dalam gaya kepemimpinan transformasional ini
pemimpin dari PT Bank BRI menciptakan visi yang kuat yang kemudian akan
dikomunikasikan kepada bawahannya untuk dapat mencapai keberhasilan dari visi
yang telah dibuat. Visi dari PT Bank BRI adalah menjadi The Most Valuable Banking
Group di Asia Tenggara dan Champion of Financial Inclusion. Visi yang telah
ditetapkan ini tentunya menjadikan PT Bank Bri untuk lebih bersinergi dan
bersemangat dalam mencapai tujuan melalui adanya pengkomunikasian dan
penyosialisasian kepada seluruh elemen di dalamnya karena visi ini menjadi tanggung
jawab dari seluruh elemen yang ada di PT Bank BRI baik dari pemimpin maupun
karyawannya. Adanya visi ini juga dapat mendorong karyawan untuk dapat lebih
mendahulukan kepentingan kelompok demi mencapai tujuan bersama.
Gaya kepemimpinan transaksional merupakan salah satu gaya
kepemimpinan yang biasanya ditetapkan di suatu organisasi dengan tujuan untuk
saling menguntungkan kedua belah pihak antara pemimpin dengan bawahan. Hal
tersebut dapat disimpulkan berdasarkan ciri-ciri dari gaya kepemimpinan
transaksional yaitu pemimpin berperan sebagai seorang pengawas dan komando bagi
bawahannya untuk dapat melaksanakan tujuan target yang ingin dicapai, apabila
tujuan atau target yang telah ditetapkan dapat tercapai maka bawahan akan
memperoleh reward atau apresiasi berbentuk intensif atas keberhasilan kerja yang
dicapai, begitupun sebaliknya jika pegawai tidak dapat mencapai kinerja yang
mendukung pencapaian organisasi maka pemimpin akan memberikan hukuman atau
penalti. Kelebihan dari gaya kepemimpinan transaksional yang diterapkan BRI adalah
mampu meningkatkan motivasi kinerja bagi karyawan dengan meminimalisir adanya
sifat menyepelekan target kinerjanya sebab konsekuensi antara pemberian
penghargaan dan punishment dari kedua hal ini telah didefinisikan dengan jelas.
Selain itu, gaya kepemimpinan ini juga dapat memberikan struktur dan alur kerja yang
jelas antara pemimpin dengan bawahan sehingga dapat mendukung adanya
peningkatan kualitas kinerja dan kualitas layanan yang dilakukan oleh Bank BRI.

D. KRITIK GAYA KEPEMIMPINAN


PT Bank BRI mengadopsi dua tipe kepemimpinan, yakni gaya kepemimpinan
transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional. Dua tipe kepemimpinan ini
memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
1. Membatasi ruang berpikir bagi bawahan, sebab bawahan disini diawasi dan
komodo oleh seorang pemimpin yang berorientasi dan berpegang teguh pada
visi atau tujuan yang telah ditetapkan, sehingga disini bawahan memiliki ruang
terbatas untuk dapat melakukan inovasi tanpa adanya komando dari seorang
pemimpin.
2. Pemberlakuan penalti pada bawahan yang tidak dapat mencapai target kinerja
dapat menjadikan tekanan bagi seorang karyawan dalam bekerja yang juga
dapat memicu iklim organisasi yang tidak sehat (penuh dengan tekanan).
3. Dapat memicu adanya penyalahgunaan wewenang karena pemimpin memiliki
komando dan kekuasaan penuh untuk dapat mengarahkan bawahannya dalam
mencapai tujuan. Otoritas seorang pemimpin ini seringkali menjadikan bawahan
sebagai alat kinerja yang kadang diperlakukan sewenang-wenang.
4. Memunculkan adanya egosentrisme diantara karyawan. Hal ini dapat terjadi
sebab para bawahan atau karyawan akan berlomba-lomba untuk
mengunggulkan kinerja dari tiap individunya untuk memperoleh reward yang
berupa intensif sehingga dapat memicu adanya persaingan sengit dalam ruang
lingkup satu organisasi yang nantinya dapat memecah belah keharmonisan di
organisasi PT Bank BRI.

E. KESIMPULAN
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin memiliki beragam jenis sesuai
dengan gaya dan juga karakteristik mereka dalam mempengaruhi pegawai atau orang
yang dipimpinnya. PT Bank BRI memiliki gaya kepemimpinan transaksional dan juga
kepemimpinan tranformasional. Kempemimpinan transaksional, yang mana seorang
pemimpin lebih cenderung memberikan motivasi ekstrinsik dalam meningkatkan
kinerja pegawainya, serta menjadi sebuah peran dalam memberikan penghargaan baik
dalam bentuk positif maupun negatif (reward and punishment). Kepemimpinan
tranformasional, yang lebih beorientasi pada perubahan dalam mencapai efektivitas dan
efisiensi organisasi, serta mencapai tujuan perubahan organisasi ke arah yang baru.
Keduanya gaya kepemimpinan tersebut sama-sama memiliki kelebihan yang mana
berpengaruh pada peningkatan motivasi kinerja pegawai, yang mana gaya
kepemimpinan transaksional meningkatkan motivasi kinerja pegawainya dengan
adanya reward serta punishment yg diberikan kepada pegawai atas capaian kinerjanya,
serta gaya kepemimpinan tranformasional meningkatkan motivasi kinerja pegawainya
melalui komunikasi dan sinergi yang tercipta dalam mencapai tujuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilita, B. (2012). DIMENSI-DIMENSI GAYA KEPEMIMPINAN BASS DAN AVOLIO


MENURUT PERSEPSI KARYAWAN DALAM MEMBANGUN GAYA

KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF (Studi Pada Bank BRI Cabang Wates). Skripsi, 2–79.
http://eprints.undip.ac.id/36152/1/APRILITA.pdf

Burhanudin, & Kurniawan, A. (2020). Gaya Kepemimpinan Transaksional Dan


Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Bank Bri Purworejo. Coopetition: Jurnal
Ilmiah Manajemen, 11(1), 7–18.
https://journal.ikopin.ac.id/index.php/coopetition/article/view/58

Faruq, A. (2021). Dirut BRI: Pemimpin Transformatif, Kunci Survive dan Tumbuh
Berkelanjutan di Era Digital - Bank BRI | Melayani Dengan Setulus Hati. BRI.
https://bri.co.id/test/- /asset_publisher/G3x3P8wG7JRn/content/dirut-bri-pemimpin-
transformatif-kunci-survive-dan- tumbuh-berkelanjutan-di-era-digital

Palebangan, G. C. (2021). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompensasi Dan


Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Bank Bri Cabang Rantepao Toraja Utara.
http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/4bx3f

Rivai, A. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi


Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Magister Manajemen , 3(2).
https://doi.org/10.30596/maneggio.v3i2.5291

Sari, P. O. (2018). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL,


KOMITMEN AFEKTIF, KOMITMEN KONTINUANS DAN KOMITMEN NORMATIF

TERHADAP KESIAPAN BERUBAH (Studi pada Bank BRI Kantor Wilayah Yogyakarta).
EXERO : Journal of Research in Business and Economics, 1(1), 68–89.
https://doi.org/10.24071/exero.2018.010104

Widarto. (2013). Kepemimpinan ( Leadership ). Universitas Negeri Yogyakarta, 1–11.

Anda mungkin juga menyukai