Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Tien

132 Suhartini
Ekonomi Syariah Indonesia Tersedia online di
Vol. X No. 2, Desember 2020/1441 H : 132-149 https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JESI/index
ISSN 2089-3566 (Print), 2503-1872 (Online) DOI: 10.21927/jesi.2020.10(2).132-149

Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation


Fit serta Hubungannya dengan Kontrak Psikologis dan Komitmen
Organisasional Islami
Tien Suhartini.
Universitas Alma Ata, Jl. Brawijaya 99, Yogyakarta.
tien.mnj@uaa.ac.id

ABSTRAK
Penelitian mengenai kepemimpinan telah dilakukan berpuluh tahun yang lalu di berbagai
negara. Topik ini memang selalu menarik karena organisasi selalu mengalami perubahan, baik
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal, sehingga para peneliti berusaha terus mencari
kelebihan dan kelemahan gaya kepemimpinan agar bisa menemukan tipe kepemimpinan yang
paling dibutuhkan dalam sebuah organisasi, yang membuat organisasi tersebut bisa sustain.
Sementara ini, Kepemimpinan Otentik (Authentic Leadership) dianggap paling sesuai untuk
berbagai organisasi. Bagi seorang pekerja, kesesuaian yang dibutuhkan tidak hanya dengan
pemimpin, tapi juga dengan lingkungan organisasi agar tercipta perasaan nyaman selama
bergabung dengan organisasi tersebut. Perasaan nyaman dan terikat dengan organisasi ini bisa
memperkuat kontrak psikologis pekerja, yang pada gilirannya akan memunculkan komitmen.
Tulisan ini merupakan conceptual paper yang tidak hanya meringkas penelitian terruba, tetapi
juga menyediakan integrasi literatur, menawarkan kerangka kerja terintegrasi, memberikan nilai
tambah, dan menyoroti arah untuk penyelidikan di masa depan. Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk mengembangkan model hubungan antara kepemimpinan otentik dan kesesuaian
pekerja-organisasi dengan kontrak psikologis Islami dan komitmen organisasional Islami.

Keywords: Authentic Leadership, Person-Organization Fit, Islamic Psychological Contract, Islamic


Organizational Commitment.

PENDAHULUAN dapat menjalankan fungsi kepemimpinan


Kepemimpinan yang sesuai atau manajerial pada waktu yang berbeda.
merupakan syarat utama untuk terciptanya Pemimpin tidak bisa disebut sebagai pemimpin
keberlangsungan organisasi. Kesesuaian hanya berdasarkan posisi yang mereka pegang
kepemimpinan di dalam satu organisasi belum dalam organisasi (Datta, 2015).
tentu sesuai juga untuk organisasi yang lain. Maraknya kasus korupsi dan berbagai
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi skandal yang terjadi di perusahaan, di setiap
sekelompok individu untuk mencapai tujuan tingkatan, di setiap institusi, menyebabkan para
bersama (Yukl, 2013). Sedangkan menurut ahli dan pemimpin bisnis mengembangkan
Beekun dan Badawi (2009), kepemimpinan dan mencari model dan teori kepemimpinan
merepresentasikan kontrak psikologis antara baru yang setidaknya mampu meminimalisir
pemimpin dan pengikutnya yang berniat masalah-maslah tersebut. Kesemrawutan ini
mencoba cara terbaik untuk mengarahkan, mulai meningkat sejak awal abad 21 (Covelli
melindungi, dan memelihara mereka dengan & Mason, 2017). Authentic leadership (AL)
adil. Fungsi utama kepemimpinan adalah atau Kepemimpinan Otentik, sebuah teori
menghasilkan perubahan dan gerakan, kepemimpinan yang relatif baru, adalah
sedangkan fungsi utama manajemen adalah sebuah konstruk yang menggabungkan sifat-
untuk memberikan keteraturan dan konsistensi sifat, perilaku, gaya dan keterampilan untuk
kepada organisasi. Karena kepemimpinan mempromosikan perilaku etis dan jujur​​
dan manajemen adalah proses, siapa pun dan dengan demikian memiliki hasil jangka
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 133

panjang yang lebih positif bagi para pemimpin, Dalam definisi ini, kesadaran diri mengacu
pengikut mereka, dan organisasi mereka. pada menunjukkan pemahaman tentang
Menurut para pendukung teori tersebut, bagaimana seseorang berasal dan memaknai
keotentikan diyakini membuat para pemimpin dunia dan bagaimana proses pembuatan makna
lebih efektif, memimpin dengan makna, tujuan, itu memengaruhi cara seseorang memandang
nilai-nilai, dan lebih siap untuk menghadapi dirinya sendiri dari waktu ke waktu. Ini juga
tantangan organisasi. menunjukkan pemahaman tentang kekuatan
Skandal-skandal yang telah terjadi baik dan kelemahan seseorang dan sifat beragam
di dalam negeri maupun di luar negeri selama (multi-sisi) diri, termasuk untuk mendapatkan
dekade terakhir, menyimpulkan perlunya wawasan tentang diri melalui penularan
pendekatan etis terhadap kepemimpinan. kepada orang lain, dan menyadari dampak
Memang, insiden ini telah memotivasi seseorang terhadap orang lain.
akademisi dan pemimpin bisnis untuk menguji Secara umum, ada 12 dimensi
kembali praktik kepemimpinan yang ada dan kepemimpinan otentik yang diukur oleh
untuk menetapkan model kepemimpinan di Datta (2015) yang terbagi menjadi dimensi
mana para pemimpin bertindak dengan tulus, keefektifan manajerial (Managerial Effectiveness),
bermoral, serta mengilhami para pengikut yaitu: Kinerja organisasional (Organisational
(anggota) mereka untuk melakukan hal yang performance), Kepuasan atas kebutuhan dan
sama (Datta, 2015). harapan anggota (Satisfaction of followers’
Dalam lingkungan bisnis saat ini, banyak needs and expectations), Peningkatan kualitas
program perubahan dianggap kompleks kehidupan kerja dan pengembangan anggota
karena bersifat berkelanjutan, dalam jangka (Improvement of the quality of work life and
panjang, tidak terencana, radikal, tiba-tiba, development of the followers), Kontribusi manajer
berulang, dan membutuhkan pembelajaran terhadap ketidakhadiran anggota (Manager’s
selama proses perubahan (Alavi & Gill, 2016). contribution to absenteeism of followers),
Beberapa telah menekankan kompleksitas Kontribusi manajer terhadap ketidakpuasan
perubahan dalam hal pengembangan dan permusuhan/kebencian anggota
berkelanjutan, pembelajaran, dan inovasi (Manager’s contribution to dissatisfaction and
daripada perubahan terencana jangka pendek. hostility of the followers), Kontribusi manajer
Tidak seperti perubahan terencana yang terhadap proses pengelompokkan unit atau
didasarkan pada langkah-langkah yang telah organisasinya (Manager’s contribution to quality
ditentukan, tolok ukur yang diketahui, dan of group processes of his/her unit or organization),
pendekatan kepemimpinan top-down dan dan Sejauh mana manajer memiliki karir
terpusat, perubahan yang muncul adalah yang sukses (The extent to which the manager
baru dan penuh dengan ketidakpastian. Dari had a successful career). Berikutnya adalah
perspektif ini, memahami peran kepemimpinan Dimensi Keefektifan Kepemimpinan (leadership
dalam perubahan yang begitu kompleks effectiveness), yaitu: Menghargai Pemimpin
sangat penting. Kepemimpinan penting (Respect for the leader), Komitmen untuk
untuk keberhasilan perubahan organisasi. menjalankan perintah pimpinan (Commitment
Maka pertanyaannya adalah: “Perilaku to carry our leader’s requests), Kontribusi
kepemimpinan apakah yang terkait dengan pemimpin terhadap peningkatan kemampuan
manajemen perubahan yang efektif?” keterampilan memecahkan masalah, membuat
AL adalah pola perilaku pemimpin yang keputusan, dan mengatasi konflik di dalam
memanfaatkan dan mempromosikan kapasitas unitnya (Leader’s contribution to enhancement
psikologis positif dan iklim etika positif, untuk of problem solving, decision making and conflict
menumbuhkan kesadaran diri yang lebih resolution skills of his/her unit), Kontribusi
besar, perspektif moral yang diinternalisasi, pemimpin terhadap kemampuan kelompok
pemrosesan informasi yang seimbang, dan untuk menyesuaikan dengan perubahan
transparansi relasional di pihak pemimpin (Leader’s contribution to group ability to deal with
yang bekerja dengan pengikut, mendorong change), serta Kontribusi pemimpin terhadap
pengembangan diri yang positif (Datta, 2015). kemampuan kelompok untuk menghadapi
134 Tien Suhartini

krisis (Leader’s contribution to group ability to dan (2) kecocokan komplementer, yaitu saat
deal with crises). karakteristik seseorang membuat keseluruhan
Hasil riset Covelli dan Mason (2017) lingkungan atau menambahkannya apa yang
menunjukkan bahwa AL mengarah ke berbagai hilang.
dimensi efektivitas manajerial termasuk kinerja Kecocokan suplementer diinvestigasi
organisasi, kepuasan kebutuhan pengikut, dan dengan mengukur kesamaan antara
peningkatan kualitas kehidupan kerja. AL karakteristik fundamental orang dan organisasi.
menyebabkan penurunan sikap dan perilaku Operasionalisasi kecocokan yang paling sering
negatif pengikut, seperti ketidakhadiran, digunakan adalah kesesuaian antara nilai
ketidakpuasan, dan permusuhan. AL individu dan organisasi. Kesesuaian nilai
juga mengarah pada peningkatan sikap adalah bentuk kecocokan yang signifikan
dan perilaku positif kelompok. Akhirnya, karena nilai adalah fundamental dan relatif
manajer yang mempraktikkan AL mencapai tahan lama dan merupakan komponen budaya
kesuksesan pribadi seperti yang dirasakan oleh organisasi yang memandu perilaku pekerja.
pengikut mereka. AL mengarah ke berbagai P-O fit juga dideskripsikan sebagai
dimensi efektivitas kepemimpinan termasuk penyesuaian antara karakteristik kepribadian
penghormatan terhadap pemimpin, komitmen individual dengan iklim organisasi, yang
terhadap perintah pemimpin, peningkatan juga sering dianggap sebagai need-supplies
keterampilan pemecahan masalah, serta komplementer. Iklim sering dihubungkan
peningkatan kemampuan kelompok untuk dengan suplai keorganisasian (system reward
menghadapi perubahan dan krisis. Sedangkan atau pola komunikasi) dan kepribadian
Muceldili dkk (2013) menyimpulkan bahwa AL individual dihubungkan dengan kebutuhan
memiliki pengaruh positif terhadap inovasi (needs). Jadi, kecocokan komplementer, terjadi
dan kreativitas. saat ada pertukaran yang nyata antara pekerja
Beberapa peneliti menunjukkan dengan organisasi.
bahwa pemimpin lebih mungkin diciptakan Pandangan lain dari perspektif need-
daripada dilahirkan. Mereka merasa nyaman supplies, P-O fit terjadi saat organisasi
dengan menjadi diri mereka sendiri dan memuaskan kebutuhan, keinginan, dan
mengembangkan gaya kepemimpinan sendiri. kesukaan individu. Sedangkan dari perspektif
Para pemimpin Otentik memiliki pengetahuan demand-abilities, kecocokan terjadi saat individu
mendalam tentang diri, kebutuhan, emosi, memiliki kemampuan yang disyaratkan sesuai
kepribadian, serta nilai-nilai mereka sendiri dengan permintaan organisasi (Kristof, 1996).
sehingga bisa dikembangkan melalui praktik Artinya, bahwa saat organizational supplies
dan pelatihan. Meskipun memiliki karakteristik bertemu dengan employee’s demands, maka
kepemimpinan, mereka harus sangat kecocokan need-supplies tercapai. Begitu juga
memahami dan mengembangkan karakteristik kecocokan demand-abilities akan tercapai saat
ini untuk mewujudkan keotentikan (Covelli & employee supplies bertemu dengan organizational
Mason, 2017). demands.
Keberlangsungan organisasi, tidak hanya Mengetahui nilai-nilai dan budaya
ditentukan oleh pola kepemimpinan ataupun organisasi merupakan hal yang diperlukan
karakteristik pemimpinnya. Kenyamanan para oleh seseorang sebelum bergabung ke dalam
pengikut atau anggota organisasi akan turut orgaisasi. Kesesuaian antara pekerja dengan
mendukung keberlangsungan organisasi. organisasinya bisa memprediksi resiliensi
Kenyaman pengikut akan terwujud saat ke depan. Walau bagaimanapun, seseorang
pengikut merasa menemukan kecocokan akan memperhitungkan apakah usaha yang
dalam organisasi. Krsitof (1996) membagi dilakukan akan sesuai atau tidak dengan
kecocokan orang dengan organsasi (person- reward yang didapatkan. Saat seorang pekerja
organization fit) menjadi 2, yaitu (1) kecocokan merasakan kesesuaian dengan organisasi dan
suplementer, yaitu saat seseorang menambah, lingkungannya, tentusaja secara tidak langsung
memperindah, atau memiliki karakteristik akan berusaha untuk bisa tetap bertahan di
seperti orang lain dalam lingkungannya; dalam organisasi tersebut, dengan berupaya
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 135

keras berkinerja baik, serta bertanggung balik antara orang yang fokus dan pihak lain,
jawab atas tugasnya baik ada yang mengawasi karena adanya pemahaman dan keyakinan
maupun tidak, yang dikenal dengan kontrak individu untuk bekerja sebagai manifestasi
psikologis. dari beribadah. Sebagai imbalan atas kesetiaan,
Kontrak psikologis adalah “keyakinan karyawan diberikan promosi untuk memastikan
individu tentang ketentuan persyaratan pengembangan karier dan / atau keamanan
perjanjian pertukaran timbal balik antara orang pekerjaan untuk tetap bersama organisasi.
yang fokus dan pihak lain” (Rousseau, 1989). Dalam kontrak transaksional, fokusnya
Pertukaran sosial (Blau 1964) dan norma timbal adalah pada pertukaran ekonomi. Sebagai
balik (Gouldner 1960) memberikan dasar imbalan atas fleksibilitas dan manajemen
konseptual dalam menjelaskan konsekuensi karier diri, karyawan diberikan pelatihan
evaluasi individu terhadap kontrak psikologis dan pengembangan karier untuk memastikan
mereka (Shapiro, et al, 2018). kemampuan kerja mereka.
Rousseau (1989) menggeser syarat-syarat Kontrak psikologis yang terjalin antara
perjanjian pertukaran dari harapan menjadi pekerja dengan majikan, penyelia, organisasi,
janji, menekankan peran organisasi dalam atau pimpinannya, adalah salah satu faktor
menciptakan kontrak psikologis, sedangkan pembentuk komitmen organisasional yang
penekanan sebelumnya pada ekspektasi tentu saja akan berdampak pada keinginan
menangkap berbagai pengaruh yang tidak pekerja untuk tetap bergabung dengan
terkait dengan organisasi. Fokus pada sifat organisasi. Secara umum, komitmen organisasi
janji dari hubungan pertukaran mencakup adalah keinginan kuat untuk tetap menjadi
baik janji eksplisit maupun implisit. Janji anggota organisasi dan berusaha keras sesuai
eksplisit dihasilkan dari interpretasi karyawan dengan keinginan organisasi serta keyakinan
atas perjanjian verbal dan tertulis, sedangkan juga penerimaan nilai dan tujuan organisasi
janji implisit merujuk pada interpretasi pola tertentu (Luthans, 2006). Selain itu, komitmen
pertukaran yang konsisten dan berulang dengan organisasional didefinisikan sebagai ikatan
majikan. Baik janji eksplisit dan implisit dapat kejiwaan seseorang terhadap organisasi
didasarkan pada pengamatan perilaku sebagai yang mencakup keterlibatan kerja, kesetiaan,
“elemen kunci dalam mengkomunikasikan dan perasaan percaya terhadap nilai-nilai
janji dalam kontrak”. organisasi (O’Reilly, 1989). Sedangkan menurut
Kontrak psikologis adalah persepsi Allen & Meyer (1991) Komitmen organisasi
subyektif yang tidak perlu dibagi dengan pihak adalah kelekatan emosi, identifikasi, dan
lain (Rousseau 1989). Akibatnya, pengusaha keterlibatan individu dengan organisasi
dan karyawan mungkin memiliki pandangan serta keinginan untuk tetap menjadi anggota
yang berbeda tentang ketentuan kontrak organisasi. Komitmen organisasional Islami
psikologis mereka dan sejauh mana mereka yang dimaksud adalah ikatan kejiwaan
percaya masing-masing pihak telah memenuhi seseorang terhadap organisasi yang mencakup
kewajiban mereka. keterlibatan kerja, kesetiaan, dan perasaan
Rousseau (1989) berpendapat bahwa percaya terhadap nilai-nilai organisasi karena
kontrak psikologis ada pada sebuah kontinum didukung oleh nilai-nilai Islami yang ada
mulai dari relasional ke transaksional dan dalam organisasi.
bahwa kedua ujungnya berkorelasi terbalik: Authentic Leadership (AL) telah
Semakin kontrak psikologis yang lebih mengubah dunia, pemimpin generasi baru
relasional, semakin sedikit transaksional akan diminta untuk memotivasi dengan misi
dari kontrak psikologis, dan sebaliknya. bukan oleh uang, membuka jalan pada nilai
Kontrak relasional dicirikan oleh pertukaran bukan pada ego, terhubung dengan orang lain
jangka panjang sumber daya sosial-emosional melalui hati bukan dengan orang, dan untuk
(Rousseau 1995). Adapun kotrak psikologis menghidupkan kehidupan kita. Penelitian
Islami yang dimaksud dalam artikel ini terkait Kepemimpinan Otentik (Authentic
adalah keyakinan individu tentang ketentuan Leadership) sudah pernah ada sebelumnya
persyaratan perjanjian pertukaran timbal seperti penelitian sebuah cara akan membuat
136 Tien Suhartini

kita (1) merasakan kesenangan tak terbatas; (2) yang jujur terhadap dirinya dan juga orang
merasakan kepuasan tak terbatas; (3) dan juga lain. (Covelli, 2017)
cinta yang tak terbatas. Akhirnya, apa yang Penjelasan dan permasalahan yang ada
lebih penting dari kesenangan, kepuasan, dan memberi motivasi untuk menganalisis lebih
cinta? (Dimovski, 2012). dalam terkait permasalahan implementasi
Kepercayaan (trust) memediasi hubungan Kepemimpinan Otentik (Athentic Leadership)
antara psychological capital dengan kinerja dan Kecocokan Pekerja – Organisasi (Person-
dan secara khusus memediasi hubungan Organisation Fit) serta hubungannya dengan
antara AL dengan kinerja. Saat pengikut Kontrak Psikologis Islami (Islamic Psychological
mempersepsikan bahwa pemimpinnya otentik, Contract) dan komitmen organisasional Islami
mereka juga yakin mereka bisa mempercayai (Islamic Organizational Commitment), yang
pemimpinnya. Trust telah dinyatakan sebagai dalam hal ini dimanifestasikan dalam keinginan
mediator terhadap kinerja untuk beberapa para pengikut organisasi untuk melakukan
teori kepemimpinan, dan penelitian ini telah pekerjaan atau tugas sesuai dengan perintah
membuktikannya. (Clapp-smith, 2009) pemimpinnya.
Pengetahuan diri dan konsistensi diri
pemimpin merupakan anteseden AL dan METODE
kepuasan pengikut dengan supervisor, Metode yang digunakan merupakan
komitmen organisasi dan usaha lebih juga conceptual paper yang tidak hanya meringkas
dipersepsikan sebagai efektivitas team sebagai penelitian terbaru, tetapi juga menyediakan
hasil. (Peus, 2012) integrasi literatur, menawarkan kerangka kerja
Hasil penelitian di sebuah perusahaan di terintegrasi, memberikan nilai tambah, dan
Turki menunjukkan bahwa persepsi pemimpin menyoroti arah untuk penyelidikan di masa
otentik dari karyawan untuk pemimpinnya depan.
berhubungan positif terhadap kepercayaan Kerangka teoretik merupakan fondasi
organisasi dan komitmen organisasi tetapi bagi penelitian “hypothetico deductive” sebagai
berkorelasi negatif dengan sinisisme organisasi dasar bagi pengembangan hipotesis, yang
(Tabak, 2013). menggambarkan bagaimana fenomena tertentu
AL berhubungan secara positif terhadap berkaitan dengan yang lainnya (sebuah model)
Leader Member Exchange (LMX) dan kinerja dan menjelaskan mengapa masing-masing
pengikut secara konsekuen dan terhadap variabel saling berkaitan (teori). Baik model
tingkat yang lebih luas diantara pengikut maupun teori, mengalir secara logis dari
yang memiliki tingkat Psychological Capital dokumentasi riset-riset sebelumnya dalam area
(psycap) lebih rendah daripada yang memiliki permasalahan (Sekaran & Bougie, 2013).
psycap lebih tinggi. Penelitian ini menggaris Penelitian ini menggunakan 4 variabel,
bawahi pemahaman peran proses relasional yaitu variabel terikat (dependent variable),
dan sumber psikologi positif pengikut yang variabel bebas (independent variable), dan
melibatkan keefektifan AL dan cara mereka variabel intervening (intervening/mediating
mengimplikasikannya (Wang, 2014a). variable). Variabel bebas adalah variabel yang
Kesadaran diri adalah proses dimensi menjadi ketertarikan utama peneliti. Artinya,
tidak bias yang paling berpengaruh dalam dengan menganalisis variabel bebas ini,
orientasi perilaku otentik dan relasi oetentik. hasil akhirnya diharapkan bisa menemukan
Ada ikatan yang positif antara perilaku otentik solusi dari permasalahan yang ada. Adapun
dengan positivitas pengikut. Orientasi relasi variabel bebas dalam penelitian ini adalah
otentik memiliki hubungan etika pemimpin kepemimpina otentik (authentic leadership)
yang lebih positif dan positivitas pemimpin dan person-organisation fit/ P-O fit. Varibel
memediasi hubungana ini. (Ayaz, 2016). kedua adalah variabel terikat, yaitu variabel
Pemimpin otentik bukanlah fenomena baru, yang mempengaruhi variabel bebas, baik
tetapi mereka dibutuhkan untuk memimpin positif maupun negatif, yang dalam penelitian
dengan integritas, jujur, dan dengan perilaku ini adalah komitment organisasional Islami
etik dan perilaku moral. Pemimpin dibutuhkan pengikut. Terakhir adalah variabel intervening,
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 137

yaitu sesuatu yang muncul saat variabel bebas Authentic Leadership (AL) atau
mulai mempengaruhi variabel terikat dan Kepemimpinan Otentik mulai berkembang
saat dampaknya mulai dirasakan. Variabel pada tahun 2004 dan merupakan tahap terakhir
ini muncul sebagai fungsi dari variabel dalam evolusi perkembangan kepemimpinan,
independen yang beroperasi dalam berbagai karena faktanya bahwa AL mencapai semua
situasi dan membantu mengkonseptualisasikan pekerja (karyawan) di dalam organisasi.
serta menjelaskan pengaruh variabel bebas Pemimpin otentik harus mengidentifikasi
terhadap variabel terikat. Adapun yang kekuatan pengikutnya dan membantu
menjadi variabel intervening dalam penelitian mengembangkan mereka. AL juga dipandang
ini adalah kontrak psikologis Islami. sebagai faktor sukses kemajuan organisasi
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat masa karena pemimpin otentik tidak hanya
hubungan keempat variabel di atas, sehingga membicarkan organisasi tetapi juga masalah-
mengambil tema “Implementasi Kepemimpinan masalah sosial. (Dimovski, 2012)
Otentik (Authentic Leadership) dan Person- AL adalah sebuah pola perilaku pemimpin
Organisation Fit, serta hubungannya dengan yang menggambarkan dan mempromosikan
Kontrak Psikologis Islami (Islamic Psychological kapasitas psikologi positif dan iklim etika
Cantract), dan Komitmen Organisasional Islami positif untuk mendorong kesadaran diri yag
(Islamic Organisational Commitment). Berikut ini lebih baik, sebuah gambaran internalisasi
adalah diagram yang menggambarkan hubungan moral, proses keseimbangan informasi, dan
antara keempat variabel yang dipaparkan di atas. transparansi relasional pekerjaan pemimpin
dengan pengikutnya, serta meendorong
Authentic pengembangan diri yang positif (Walumbwa,
Leadership
Avolio, Gardner, Wernsing, & Peterson, 2008,
Islamic Islamic dan Rego, 2012). Perkembangan tuntutan
Psychological Organisational
Person- Contract Commitment
dari masyarakat akan organisasi yang lebih
Organisation transparan, berintegritas, dan berperilaku etis
Fit
menyebabkan pengembangan kepemimpinan
otentik (Marinakou, 2016)
PEMBAHASAN Ada 4 komponen keotentikan yang
Authentic Leadership (AL) juga disebut sebagai the Authentic Leadership
Secara etimologi, kata otentik (authentic) Questionnaire (ALQ), yaitu (1) internalisasi
berasalah dari bahasa Yunani authento yang perspektif moral (internalized moral perspective),
berarti memiliki kekuatan penuh, sebagai merujuk pada nilai-nilai kepemimpinan yang
kepemilikan pengalaman pribadi, termasuk berkembang dengan baik saat menghadapi
pemikiran, emosi, kebutuhan, keinginan, atau tekanan eksternal; (2) kesadaran diri (self-
keyakinan seseorang, yang melibatkan menjadi awareness) yang merujuk pada pengetahuan
sadar diri dan melakukan sesuatu sesuai dengan dan pemahaman individu mengenai kognitif,
kesejatian diri dengan mengekspresikan apa emosi, dan perkembangan moral mereka; (3)
yang dipikir dan diyakini luar biasa/ hebat transparansi relasional (relational transparency),
oleh seseorang (Gardner, 2011). Sementara merujuk pada kapasitas pemimpin untuk
keotentikan (authenticity) adalah refleksi nilai- mengartikulasikan dan memproses nilai-nilai
nilai pribadi seseorang dan keyakinan dalam dan pemikiran mereka kepada pengikut,
perilaku seseorang, bisa baik ataupun buruk kemudian menghasilkan hubungan dan
(Shamir & Eilam, 2005). Sedangkan Harter keterbukaan timbal balik; (4) proses
(2002) mendefinisikan sebagai satu aksi yang keseimbangn (balance processing), merujuk
sesuai dengan kebenaran, yang diekspresikan pada kapasitas pemimpin untuk memproses
dengan cara yang konsisten dengan pemikiran informasi secara objektif dan merefleksikannya
dan perasaan batinnya (Khan, 2010). Konstruk secara kritis pada tugas dan lingkungan
keotentikan telah diteliti oleh filsuf Yunani sebelum membuat keputusan (Walumbwa et
sebagai “know thy-self” (kenali dirimu) atau al. & Nikolic, dalam Marinakou, 2016).
“thy true self” (dirimu sejati) (Dimovski, 2012).
138 Tien Suhartini

Authentic Leader (Pemimpin Otentik) Transactional and Transformational


Pemimpin otentik adalah orang Leadership (Kepemimpinan Transaksional
yang memiliki integritas paling tinggi dan dan Transformasional)
berkomitmen terhadap daya tahan organisasi, Istilah kepemimpinan transaksional
memahami tujuan dan tetap dalam nilai-nilai dan transformasional sudah dikenal sebelum
asalnya, mampu membangun organisasi kepemimpinan otentik. Mungkin, jika kita
sesuai dengan kebutuhan stakeholder, bandingkan dengan teori motivasi Douglas
serta memperhatikan pelayanan terhadap McGregor tentang teori X dan teori Y, bisa kita
masyarakat (Dimovski, 2012). lihat ada kemiripan. Teori X bisa dibandingkan
Menurut Luthans dan Avolio (2003), dengan kepemimpinan transaksional, dimana
pemimpin otentik mengakui dan menghargai perilaku negatif akan dibalas dengan hukuman,
perbedaan individu, mampu dan termotivasi dan pekerja dimotivasi malalui tawaran insentif.
untuk mengidentifikasi bakat individual, Teori Y dan Kepemimpinan Transformasional
serta mampu mengembangkan bakat tersebut ditemukan serupa, karena teori dan gaya
dalam sebuah pribadi, menjadi keuntungan seperti ini mendukung gagasan bahwa manajer
kompetitif yang spesial. Mereka juga memiliki bekerja untuk mendorong para pekerja. Para
keinginan yang tulus untuk melayani orang pemimpin menganggap karyawan mereka
lain melalui kepemimpinannya (George, 2003). adalah yang terbaik. Mereka percaya bahwa
Shamir dan Eilam (2005) membagi 4 pekerja mereka itu jujur, menghargai, dan
karakteristik pemimpin otentik, yaitu (1) memotivasi diri. Para pemimpin membantu
tidak berpura-pura saat memimpin, apa para pengikut dengan menyediakan alat yang
adanya, menjadi diri mereka sendiri; (2) mereka butuhkan untuk unggul/sukses (James
termotivasi oleh keyakinan pribadi daripada & Ogbonna, 2013).
untuk mengejar status, honor, dan tunjangan Kepemimpinan Transaksional, juga
pribadi lainnya; (3) orisinal, tidak mencontoh dikenal sebagai kepemimpinan manajerial,
siapa pun, memimpin sesuai pendiriannya; berfokus pada peran pengawasan, organisasi,
(4) aksi mereka berdasarkan pada nilai-nilai, dan kinerja kelompok. Kepemimpinan
keyakinan, dan identitas pribadi. transaksional adalah gaya kepemimpinan
Pemimpin otentik menstimulasi motivasi di mana pemimpin mempromosikan
dan harga diri pengikutnya yang pada akhirnya kepatuhan pengikutnya melalui hadiah dan
menciptakan kepercayaan terhadap pemimpin, hukuman. Tidak seperti kepemimpinan
kepuasan kerja, dan juga komitmen (Marinakou, Transformasional, para pemimpin yang
2016). Pemimpin otentik bisa berkontribusi menggunakan pendekatan transaksional
secara efektif terhadap pengembangan dan tidak ingin mengubah masa depan, mereka
memiliki impak kepada kinerja pengikut. hanya ingin menjaga hal-hal tetap sama. Para
Secara khusus, karakteristik pemimpin otentik pemimpin ini memperhatikan pekerjaan para
berkontribusi dan menambah kapabilitas yang pengikut untuk menemukan kesalahan dan
dibutuhkan pengikut untuk berkinerja baik penyimpangan. Jenis kepemimpinan ini efektif
(Wang, 2014). dalam situasi krisis dan darurat, serta ketika
Pemimpin Otentik bisa saja direktif proyek perlu dilakukan dengan cara tertentu
ataupun partisipatif, bahka otoriter. Mereka (James & Ogbonna, 2013).
beraksi sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai James Macgregor Burns (dalam James &
pribadi untuk membangun kredibilitas dan Ogbonna, 2013) membedakan antara pemimpin
penghargaan serta kepercayaan pengikutnya transaksional dan transformasional dengan
dengan mendorong pokok-pokok pandangan menjelaskan bahwa: pemimpin transaksional
dan membangun jaringan kerja hubungan adalah pemimpin yang bertukar hadiah nyata
kolaboratif dengan pengikut, serta memimpin untuk pekerjaan dan kesetiaan pengikut.
dengan cara yang dimaknai otentik oleh Pemimpin transformasional adalah pemimpin
pengikutnya (Avolio, 2004). yang terlibat dengan pengikut, fokus pada
kebutuhan intrinsik tingkat tinggi, dan
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 139

meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hilang dalam lingkungannya. Pandangan lain


hasil spesifik dan cara-cara baru di mana hasil dari perspektif need-ssupplies, kecocokan P-O
tersebut dapat dicapai. Pemimpin transaksional terjadi saat organisasi memuaskan kebutuhan,
cenderung lebih pasif dibandingkan dengan keinginan, dan kesukaan individu. Sedangkan
pemimpin transformasional yang menunjukkan dari perspektif demand-abilities, kecocokan
perilaku aktif dalam menyediakan perasaan terjadi saat individu memiliki kemampuan
terlibat dalam menjalankan misi. yang disyaratkan sesuai dengan permintaan
Ada beberapa kelebihan organisasi (Kristof, 1996).
kepemimpinan otentik dibandingkan dengan
gaya kepemimpinan Transaksional dan Psychological Contract (kontrak psikologis)
transformasional, diantaranya pemimpin Kontrak psikologis (KP) merupakan
otentik memiliki keinginan tulus untuk sebuah konsep yang dikembangkan dalam
membantu pengikutnya, berwawasan penelitian kontemporer oleh cendekiawan
lingkungan, dan mampu menstimulasi Keorganisasian, Denise Rousseau, mewakili
motivasi dan harga diri pengikut, sehingga keyakinan, persepsi, dan kewajiban informal
para pengikut percaya sepenuhnya kepada antara pemberi kerja dan karyawan. KP
pemimpinnya. Impaknya adalah para mengatur dinamika hubungan dan
pengikut merasakan kepuasan kerja dan mendefinisikan kepraktisan rinci dari pekerjaan
komitmen mereka juga meningkat. Singkatnya, yang harus dilakukan. KP dapat dibedakan
karakteristik pemimpin otentik berkontribusi dari kontrak kerja tertulis resmi yang biasanya
dan menambah kapabilitas yang dibutuhkan hanya mengidentifikasi tugas dan tanggung
pengikut untuk berkinerja baik. jawab timbal balik dalam bentuk umum.
Kontrak psikologis menyederhanakan
Person-Organisation Fit (Kesesuaian Pekerja- hubungan karyawan-mandor. Ini juga
Organisasi) menyederhanakan pola kepemimpinan mandor
“Person-organization fit (PO-fit) adalah dan dengan demikian menyederhanakannya
kesesuaian antara orang (pekerja) dan organisasi sebagai manusia. Sejalan dengan analisis ini,
yang terjadi ketika: (a) setidaknya satu entitas beberapa mandor merasa bahwa bergaul
menyediakan apa yang dibutuhkan oleh dengan orang lain adalah penting (Argyris,
yang lain, (b) mereka memiliki karakteristik 1960)
fundamental yang sama, atau (c) keduanya Argyris (1960) memandang kontrak
(Kristof, 1996). P-O fit ini, mengacu pada psikologis sebagai pemahaman implisit antara
kompatibilitas antara individu dan organisasi; sekelompok karyawan dan mandor mereka,
kesesuaian nilai dan harapan antara karyawan dan berpendapat bahwa hubungan tersebut
dan majikan. Konsep kesesuaian orang- dapat berkembang sedemikian rupa sehingga
organisasi bertumpu pada dua asumsi prinsip: karyawan akan bertukar produktivitas yang
pertama, bahwa perilaku manusia adalah lebih tinggi, juga keluhan yang lebih rendah,
fungsi dari orang dan lingkungan, dan kedua, dengan imbalan upah yang diterima yang
bahwa orang dan lingkungan perlu kompatibel disertai keamanan kerja. Argyris (1960)
(Kristof, 1996). percaya bahwa karyawan akan berkinerja
Ada dua perbedaan yang membantu di tingkat yang lebih tinggi jika organisasi
menjelaskan konseptualisasi yang beragam, tidak terlalu mengganggu norma kelompok
yaitu; (1) supelementary fit (kecocokan karyawan. Sebagai imbalannya, karyawan
suplementer), yaitu saat seseorang memiliki akan menghormati hak organisasi untuk
karakteristik seperti orang lain dalam berkembang. Karakteristik yang menjelaskan
lingkungannya, atau memiliki nilai yang konseptualisasi eksplisit pertama dari kontrak
mirip dengan lingkungannya (2) complementary psikologis ini, melihatnya sebagai pertukaran
fit (kecocokan komplementer), yaitu saat sumber daya yang berwujud, spesifik, dan
karakteristik seseorang memiliki kesesuaian terutama ekonomi, dan disepakati oleh kedua
dengan keseluruhan lingkungan atau bisa pihak yang memungkinkan pemenuhan
saling menggantikan mengenai apa yang kebutuhan masing-masing pihak.
140 Tien Suhartini

Kontrak psikologis adalah sistem (internalization). Komitment berdasar pada


kepercayaan individu mengenai kewajiban hubungan pertukaran terjadi saat individu
yang ada di antara mereka dengan mitra berharap mendapat balasan dalam pertukaran
pertukaran (exchange partners). Kewajiban tindakan khusus. Komitmen berdasarkan
tersebut memotivasi penilaian dan perilaku identifikasi terjadi manakala merasakan
saat ini melalui antisipasi pertukaran (exchange) kebanggaan tertentu saat bergabung
di masa depan. Kontrak psikologis penting bersama organisasi. Komitmen berdasarkan
bagi para ahli dan praktisi manajemen karena internalisasi menyiratkan kesesuaian nilai-nilai
mereka memengaruhi cara individu berpikir, keorganisasian dengan para individu (Borman
merasakan, dan berperilaku dalam organisasi, at. al, 1998).
sehingga memberikan dasar untuk koordinasi Secara khusus, Greenberg menyatakan
dan kerja sama antara karyawan, manajer, bahwa komitmen organisasional merupakan
eksekutif, dan pemilik bisnis (Rousseau, sikap seseorang terhadap organisasi yang
Tomprou, & Montes, 2013). diwujudkan dengan loyalitas dalam pencapaian
visi, misi, nilai, dan tujuan organisasi.
Islamic Psychological Contract (kontrak Komitmen seseorang yang tinggi terhadap
psikologis Islami) organisasi, bisa dikenali dengan ciri-ciri
Seperti di paparkan pada pembahasan kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan
mengenai kontrak psikologis di atas, Kontrak dan nilai-nilai, kemauan bekerja, dan keinginan
psikologis adalah sistem kepercayaan individu yang kuat untuk tetap menjadi anggota
mengenai kewajiban yang ada di antara mereka organisasi. Konsep komitmen organisasional
dengan mitra pertukaran. Dalam pandangan berkaitan dengan sejauh mana orang terlibat
Islam, orang-orang yang berjanji setia kepada dengan organisasi mereka dan tertarik untuk
pemimpin, dipandang juga sebagai berjanji tetap berada di dalamnya (Greenberg, 2011).
setia kepada Allah QS.48:10); begitu juga orang Sedangkan menurut Balli & Yanik (2014),
yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” komitmen organisasional adalah komitmen
kemudian mereka meneguhkan pendirian psikologis individu untuk suatu organisasi
mereka (QS Fusshilat: 30), dan orang-orang yang sangat penting untuk keberhasilan
yang memelihara amanat dan janjinya (QS AL organisasi.
Ma’Arij: 32), maka akan mendapatkan surga. Allen & Meyer (1999) membagi komitmen
Jadi, Kontrak psikologis Islami adalah system organisasional menjadi 3, yaitu:
kepercayaan individu (muslim) mengenai 1. Komitmen Afektif (Affective commitment)
kewajiban dengan mitra pertukaran yang yang mengacu pada keterikatan emosional
didasarkan pada keimanan dan keyakinan karyawan, identifikasi dengan, dan
bahwa melaksanakan pekerjaan dengan baik keterlibatan mereka dalam organisasi.
dan bersungguh-sungguh adalah bentuk Komitmen afektif ini dipengaruhi oleh
pengamalan dari ayat-ayat Al Quran, sehingga karakteristik pribadi dan pengalaman kerja.
selain dengan mitra, juga terikat dengan Allah. 2. Komitmen Berkelanjutan (Continuance
commitment) yang mengacu pada komitmen
Organizational Commitment (Komitmen berdasarkan biaya yang dikaitkan
organisasional) karyawan dengan meninggalkan organisasi.
Komitmen adalah suatu konstruk yang Komitmen berkelanjutan ini dipengaruhi
ditimbulkan untuk menjelaskan urutan oleh persepsi karyawan tentang pandangan
perilaku atau tindakan yang konsisten, pekerjaan mereka dan alternatif jika mereka
melibatkan pilihan perilaku, dan menyiratkan meninggalkan organisasi mereka saat ini.
penolakan terhadap tindakan dan alternatif 3. K o m i t m e n N o r m a t i f ( N o r m a t i v e
yang layak, dan juga berhubungan dengan Commitment) yang mengacu pada perasaan
pengambilan (withdrawal) dan adaptasi. kewajiban karyawan untuk tetap berada
Adapun 3 dasar komitmen individu terhadap di dalam organisasi. Komitmen normatif
organisasi, yaitu pertukaran (exchange), ini dipengaruhi oleh orientasi sosial dan
identifikasi (identification), dan internalisasi budaya.
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 141

Ada tiga faktor yang mempengaruhi sosialisasi (dari keluarga atau budaya) dan
komitmen organisasional, yaitu selama sosialisasi saat individu baru masuk
1. Karakteristik Pribadi Individu, yang ke dalam organisasi. Selain itu normative
terbagi kedalam dua variable yaitu variable commitment juga berkembang karena
demografis (mencakup gender, usia, organisasi memberikan sesuatu yang sangat
status pernikahan, tingkat pendidikan dan berharga bagi individu yang tidak dapat
lamanya seseorang bekerja pada suatu dibalas kembali. Faktor lainnya adalah adanya
organisasi) dan variable disposisional kontrak psikologis antara anggota dengan
(mencakup kepribadian dan nilai yang organisasinya. Kontrak psikologis adalah
dimiliki anggota organisasi). kepercayaan dari masing-masing pihak bahwa
2. Karakteristik Organisasi, yaitu struktur masing-masing akan timbal balik memberi.
organisasi, desain kebijaksanaan dalam Untuk mengupayakan terciptanya
organisasi dan bagaimana kebijaksanaan komitmen organisasional di antara anggota
organisasi tersebut disosialisasikan organisasi, tentu diperlukan strategi. Menurut
3. Pengalaman Organisasi, yang tercakup Armstrong (1991), ada 10 komponen sebagai
ke dalam kepuasan dan motivasi anggota sebuah strategi bagi manajemen untuk
organisasi selama berada dalam organisasi, meningkatkan komitmen anggota terhadap
perannya dalam organisasi tersebut dan organisasi dalam mencapai tujuannya, yaitu:
hubungan antara anggota organisasi 1. Mendefinisikan dan mendiseminasikan
dengan supervisor pimpinannya. misi dan nilai-nilai organisasi;
2. Menyebarkan tujuan organisasi dengan
Komitmen dalam berorganisasi dapat cara meningkatkan pemahaman tiap orang
terbentuk karena adanya beberapa faktor, akan strategi organisasi dan mengajak
baik dari organisasi, maupun dari individu anggota organisasi untuk berpartisipasi
sendiri. Dalam perkembangannya, affective dalam menerjemahkan tujuan ke dalam
commitment, continuance commitment, dan strategi;
normative commitment, masing-masing memiliki 3. Mengajak anggota organisasi untuk
pola perkembangan tersendiri (Allen & Meyer, terlibat dalam mendefinisikan persoalan
1997). Affective commitment terbentuk melalui dan ikut terlibat dalam pemecahannya
karakteristik organiasi, karakteristik individu, sampai mereka merasa langkah itu adalah
dan pengalaman kerja. merupakan “milik”nya;
Continuance commitment, dapat 4. m e m b e r i k a n p o l a k e p e m i m p i n a n
berkembang karena adanya berbagai tindakan transformasional yaitu memberikan
atau kejadian yang dapat meningkatkan anggota organisasi inspirasi ide yang
kerugian jika meninggalkan organisasi. mengarah pada masa depan;
Beberapa tindakan atau kejadian ini dapat 5. Menggunakan setiap media komunikasi
dibagi ke dalam dua variable, yaitu investasi yang ada untuk menyampaikan pesan
dan alternatif. Selain itu proses pertimbangan secara tepat tentang misi, nilai, dan stratgei
juga dapat mempengaruhi individu. Investasi organisasi;
termasuk sesuatu yang berharga, termasuk 6. Memberikan contoh-contoh dan pelatihan
waktu, usaha ataupun uang, yang harus yang merupakan perwujudan dari gaya
individu lepaskan jika meninggalkan manajemen organisasi dalam meningkatkan
organisasi. Sedangkan alternatif adalah keterlibatan dan kerjasama anggota;
kemungkinan untuk masuk ke organisasi 7. M e n g e mba n g k a n p ros e s d a n i k l i m
lain. Proses pertimbangan adalah saat di mana organisasi yang mampu meningkatkan
individu mencapai kesadaran akan investasi perkembangan ketrampilan orang dalam
dan alternatif, dan bagaimana dampaknya bagi mencapai tujuan prestasi yang lebih tinggi;
mereka sendiri. 8. Mengenalkan kepada anggota organisasi
Normative commitment terhadap organisasi keuntungan (profit) organisasi dan rencana
dapat berkembang dari sejumlah tekanan pencapaian profit untuk tahun-tahuan
yang dirasakan individu selama proses mendatang;
142 Tien Suhartini

9. Menggunakan program pelatihan yang ada pertukaran sosial melibatkan serangkaian


untuk meningkatkan impresi yang bagus interaksi yang menghasilkan kewajiban. Nilai
dari karyawan terutama karyawan baru penjelas SET telah dirasakan di berbagai bidang
terhadap organisasi; seperti kekuatan sosial, jaringan, independensi
10. Menggunakan workshop atau jenis dewan, keadilan organisasi, kontrak psikologis,
pelatihan lainnya untuk mengajak dan kepemimpinan antara satu dengan yang
semua orang mendiskusikan isu-isu lain. Salah satu prinsip dasar SET adalah bahwa
penting yang dihadapi organisasi dan hubungan berkembang dari waktu ke waktu
berikan kesempatan pada mereka untuk menjadi kepercayaan, loyal, dan komitmen timbal
memberikan kontribusi ide. Bahkan kalau balik. Adapun sumber daya yang dipertukarkan
perlu mengambil tindakan mengenai ide – pada umumnya adalah cinta, status, informasi,
ide bagus mereka. uang, barang, dan layanan, walaupun sebagian
besarnya tidak terlalu dihargai oleh para ahli
Islamic Organizational Commitment organisasi. (Cropanzano, R., & Mitchell, M. S.,
(Komitmen organisasional Islami) 2005).
Allen & Meyer (1997) membagi komimen Hubungan pertukaran sosial berkembang
organisasional menjadi komitmen afektif ketika pengusaha “merawat karyawan,” yang
(keinginan), komitmen keberlanjutan dengan demikian menimbulkan konsekuensi
(kebutuhan), dan komitmen normative yang menguntungkan. Transaksi yang
(Kewajiban). QS 4: 146 “Kecuali orang-orang menguntungkan dan adil menghasilkan
yang taubat dan mengadakan perbaikan dan hubungan yang kuat, dan hubungan ini
berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus menghasilkan perilaku kerja yang efektif dan
ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena sikap karyawan yang positif.
Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama Menurut Blau (1964), kepercayaan dan
orang yang beriman dan kelak Allah akan “makromotif” lainnya, seperti kesetiaan dan
memberikan kepada orang-orang yang beriman komitmen, memberikan dasar untuk kontrak
pahala yang besar.” Menurut Greenberg, relasional dan pertukaran sosial. Makromotif
komitmen organisasional merupakan sikap adalah seperangkat atribusi yang menjadi ciri
seseorang terhadap organisasi yang diwujudkan perasaan dan kepercayaan seseorang tentang
dengan loyalitas dalam pencapaian visi, mitra pertukarannya. Teori pertukaran sosial
misi, nilai, dan tujuan organisasi. Komitmen didasarkan pada premis sentral bahwa pertukaran
seseorang yang tinggi terhadap organisasi, sumber daya sosial dan material adalah bentuk
bisa dikenali dengan ciri-ciri kepercayaan fundamental dari interaksi manusia. Pertukaran
dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai- sosial sendiri diartikan sebagai tindakan sukarela
nilai, kemauan bekerja, dan keinginan yang dari individu-individu yang dimotivasi oleh
kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. pengembalian yang diharapkan mereka bawa
Jadi, Komitmen organisasional Islami adalah (biasanya) dari orang lain.
loyalitas seorang muslim terhadap visi, misi, Secara lebih rinci, Blau (1964) menyatakan
nilai, dan tujuan organisasi yang diwujudkan bahwa pertukaran sosial adalah interaksi tatap
dengan kemauan bekerja dengan sungguh- muka (struktur mikro) yang dibentuk oleh
sungguh karena berharap pahala Allah SWT. pertukaran imbalan (rewards) timbal balik.
Imbalan bisa berbentuk (1) sumber penguatan
Social Exchange Theory (SET)/ Teori positif berupa kesenangan, kepuasan, gratifikasi
Pertukaran Sosial dan (2) penghargaan social berupa daya tarik
Teori pertukaran sosial (SET) adalah pribadi, penerimaan social, persetujuan social,
salah satu paradigma konseptual yang paling layanan instrumental,penghargaan / prestise,
berpengaruh untuk memahami perilaku di serta kepatuhan / kekuasaan. Selain imbalan,
tempat kerja. Akarnya dapat ditelusuri kembali di dalam social exchange juga terdapat cost
setidaknya ke tahun 1920-an yang menjembatani (biaya) dan resources (sumber daya).
disiplin ilmu seperti antropologi, psikologi Cost yang dimaksud dalam social
sosial, dan sosiologi. Ahli teori setuju bahwa exchange adalah hukuman atau imbalan
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 143

yang hilang, bisa berupa investasi (waktu dan kesuksesan pribadi seperti yang dirasakan oleh
upaya yang ditujukan untuk mengembangkan pengikut mereka. AL mengarah ke berbagai
keterampilan yang akan digunakan untuk dimensi efektivitas kepemimpinan termasuk
menghargai orang lain), biaya langsung penghormatan terhadap pemimpin, komitmen
(sumber daya yang diberikan kepada orang lain terhadap perintah pemimpin, peningkatan
sebagai imbalan untuk sesuatu yang lain), dan keterampilan pemecahan masalah, serta
peluang (kehilangan imbalan yang mungkin peningkatan kemampuan kelompok untuk
ditayangkan di tempat lain). Sedangkan yang menghadapi perubahan dan krisis. Pengaruh
dimaksud dengan resources adalah apa pun AL terhadap komitmen terhadap perintah
yang dapat ditransmisikan melalui perilaku pemimpin juga didukung oleh Datta (2015) serta
interpersonal, termasuk komoditas, materi, Leroy, Palanski, & Simons (2012). Pemimpin
atau materi simbolik. otentik menstimulasi motivasi dan harga diri
Unsur lain yang ada dalam social pengikutnya yang pada akhirnya menciptakan
exchange adalah expectations (harapan). Blau kepercayaan terhadap pemimpin, kepuasan
membagi 3 ekxpektasi dalam social exchange, kerja, dan juga komitmen (Marinakou, 2016).
yaitu: (1) general expectations (harapan umum), Pengetahuan diri dan konsistensi diri
terkait dengan peran, pekerjaan, dibentuk pemimpin merupakan anteseden AL dan
oleh norma-norma sosial apa yang harus kepuasan pengikut dengan supervisor,
diterima seseorang. (2) Particular expectations komitmen organisasional dan usaha lebih
(harapan khusus), terkait dengan hadiah yang juga dipersepsikan sebagai efektivitas team
diterima dari orang tertentu. (3) Comparative sebagai hasil (Peus, 2012). Keotentikan, sebagai
expectations (harapan comaparatif), adalah kualitas esensial bagi seorang pemimpin, bisa
imbalan dari suatu hubungan dikurangi biaya diperoleh melalui kesadaran diri, penerimaan
mempertahankan hubungan. diri, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, moral,
tindakan, hubungan, dll. Artinya, dalam aspek
Authentic Leadership (AL) dan Islamic kehidupan apa pun, baik organisasi atau
Organisational Commitment lainnya (seperti Akademisi, sosial, politik, atau
Authentic leadership (AL), atau keluarga), kepemimpinan otentik memang
Kepemimpinan Otentik, sebuah teori cocok untuk semuanya, karena keotentikan
kepemimpinan yang relatif baru, adalah (keaslian) pada dasarnya diperlukan untuk
sebuah konstruk yang menggabungkan sifat- mendapatkan kesuksesan di setiap tahap
sifat, perilaku, gaya dan keterampilan untuk kehidupan (Makhmoor, 2018). Di antara strategi
mempromosikan perilaku etis dan jujur ​​dan untuk menciptakan komitmen organisasional
dengan demikian memiliki hasil jangka panjang anggota adalah dengan cara pemimpin memberi
yang lebih positif bagi para pemimpin, pengikut contoh dan menginspirasi anggotanya untuk
mereka, dan organisasi mereka. Menurut kemajuan di masa depan (Armstrong, 1991).
para pendukung teori tersebut, keotentikan Kepemimpinan otentik sangat mengandalkan
diyakini membuat para pemimpin lebih efektif, pemimpin organisasi untuk memberikan
memimpin dengan makna, tujuan, nilai-nilai, contoh/suri tauladan terlebih dulu kepada
dan lebih siap untuk menghadapi tantangan pengikutnya. Sedangkan bagi seorang muslim,
organisasi (Covelli & Mason, 2017). Hasil riset ketaatan kepada pemimpin merupakan
Covelli dan Mason (2017) menunjukkan bahwa kewajiban setelah ketaatan terhadap Allah dan
AL mengarah ke berbagai dimensi efektivitas ketaatan terhadap Rasul-Nya. Bekerja adalah
manajerial termasuk kinerja organisasi, kepuasan amanah sekaligus janji yang harus dipelihara
kebutuhan pengikut, dan peningkatan kualitas dan dipenuhi, supaya beruntung (QS Al
kehidupan kerja. AL menyebabkan penurunan Mukminun: 8). Dengan demikian, diasumsikan,
sikap dan perilaku negatif pengikut, seperti ada hubungan antara kepemimpinan otentik
ketidakhadiran, ketidakpuasan, dan permusuhan. dengan komitmen organisasional Islami.
AL juga mengarah pada peningkatan sikap Proposisi 1: ada hubungan positif antara
dan perilaku positif kelompok. Akhirnya, kepemimpinan otentik dengan komitmen
manajer yang mempraktikkan AL mencapai organisasional Islami.
144 Tien Suhartini

Authentic Leadership (AL) dan Islamic sebagai benar-benar otentik (Cerne, Dimovski,
Psychological Contract Maric, Penger, & Skerlavaj, 2013). Pemimpin
Para pemimpin otentik menunjukkan otentik memiliki karakteristik inti keterbukaan,
hasrat untuk tujuan-tujuan mereka, kesadaran diri, transparansi, kepedulian
mempraktikkan nilai-nilai mereka secara terhadap orang lain, serta konsistensi.
konsisten dan memimpin dengan hati Pemimpin semacam itu memiliki atribut positif
(perasaan) serta dengan kepala (pikiran). berupa kepercayaan, optimis, ulet, dan harapan
Mereka menetapkan hubungan jangka panjang, (Luthans & Avolio, 2013) dan Ahmad, Gao,
bermakna, dan memiliki disiplin diri untuk Moiz, & Assistant, 2017).
mencapai hasil. Mereka tahu siapa mereka Dari sudut pandang ajaran Islam, setiap
(Seco, 2013). Pemimpin otentik memiliki pengikut/rakyat/bawahan, haruslah taat
kecenderungan utama seperti keyakinan, kepada pemimpinnya, dengan mendahukan
optimisme, dan moralitas, serta berusaha ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Hal
mengembangkan pemimpin baru. Gagasan ini sesuai dengan Alquran Surat Al Nisa ayat
umum dari studi tentang AL mengungkapkan 59. Jadi, selama pemimpin melaksanakan
bahwa kesadaran diri dan bertindak sesuai kepemimpinannya tidak melanggar peraturan
dengan referensi diri adalah gagasan yang Allah dan Rasul-Nya, maka secara psikologis,
paling signifikan bagi seorang pemimpin untuk seorang bawahan merasa terikat dan
dianggap sebagai pemimpin otentik oleh para bertanggung jawab untuk melaksanakann
pengikut (Ayaz & Alpkan, 2016). “Semakin tugasnya. Menurut Beekun dan Badawi (2009),
pemimpin dipandang sebagai otentik, semakin kepemimpinan merepresentasikan kontrak
banyak karyawan mengidentifikasi diri dengan psikologis antara pemimpin dan pengikutnya
mereka dan merasa diberdayakan secara yang berniat mencoba cara terbaik untuk
psikologis, lebih terlibat dalam peran mereka, mengarahkan, melindungi dan memelihara
dan menunjukkan perilaku citizenship-rated mereka dengan adil.
lebih banyak (Covelli & Mason, 2017). Para Proposisi 2: ada hubungan positif antara
pemimpin otentik digambarkan memiliki kepemimpinan otentik dengan kontrak
karakter moral yang tinggi dan mereka psikologis Islami
yang “sangat memahami akan cara mereka
berpikir dan berperilaku, serta dianggap oleh Person Organisation Fit dan Islamic
orang lain sebagai menyadari nilai-nilai / Psychological Contract
perspektif moral, pengetahuan, dan kekuatan Hasil penelitian Sharkawi et al (2013)
mereka sendiri dan orang lain”. Dimensi menunjukkan bahwa bahwa ketika majikan
kepemimpinan otentik adalah: perspektif melanggar kontrak psikologis sehubungan
moral positif, kesadaran diri, pemrosesan dengan ‘otonomi dan kontrol’, karyawan
seimbang, transparansi relasional, modal akan membalas dengan menampilkan CWB
psikologis positif, dan perilaku otentik (Hoch, (Counterproductive Work Behaviour, yang
Bommer, & Dulebohn, 2016). merupakan salah satu bagian dari kontrak
“Keotentikan adalah penyelarasan psikologis). Sementara itu, PO Fit memiliki
kepala (pemikiran), mulut (perkataan), hati hubungan negatif dengan CWB yang
(perasaan), dan kaki (perbuatan) yang sama menyimpulkan bahwa ketika karyawan cocok
secara konsisten. Hal tersebut membangun dengan organisasi mereka, kecenderungan
kepercayaan, sehingga pengikut mencintai mereka untuk bertindak kontraproduktif
pemimpin mereka (Robinson & O’Dea, 2014). akan rendah. Penelitian empiris lain juga
AL merupakan produk kolektif yang diciptakan menyarankan bahwa orang akan menjadi
oleh interaksi pemimpin-pengikut, yang berlangsung dalam jangka panjang, dalam
mungkin merupakan indikasi kepemimpinan mempekerjakan karyawan suatu perusahaan
otentik “sejati”. Ini adalah pemahaman timbal jika mendapatkan pekerjaan sesuai dengan
balik tentang imperatif situasional dan isyarat apa yang mereka harapkan, dan jika nilai-nilai
perilaku dari kedua pihak yang terlibat yang perusahaan dan pendapatan sesuai dengan
dapat melabeli perilaku para pemimpin nilai mereka. Orang yang tepat tertarik dan
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 145

bersemangat dengan lingkungan kerja yang Para peneliti telah menggunakan konsep
dapat dilakukan secara realistis oleh suatu kontrak psikologis dalam berbagai cara, tetapi
perusahaan menawarkan dan menghargai penting untuk mengenali bahwa ada aspek-
karyawan dengan kesetiaan mereka. (Aggarwal aspek penting dari semua definisi kontrak
and D’Souza, 2012). psikologis yang mencakup unsur-unsur seperti
nilai, kepercayaan, harapan dan aspirasi
Dalam teori pertukaran sosial (Social masyarakat, baik karyawan maupun majikan
Exchange theory) dinyatakan bahwa seseorang (Savarimuthu & Rachael, 2017).
yang telah berbuat kebaikan harus dibalas Kontrak psikologis adalah “keyakinan
dengan kebaikan juga, atau akan mendapatkan individu, yang dibentuk oleh organisasi,
hukuman. Begitu pula dalam sebuah mengenai ketentuan perjanjian pertukaran
organisasi. Lingkungan, nilai-nilai, dan budaya antara individu dan organisasi mereka”.
organisasi yang dirasa sudah sesuai dengan Keyakinan di sini adalah janji, kewajiban, dan
harapan, akan menimbulkan perasaan anggota harapan para pihak dalam kontrak. (Conway,
organisasi untuk membalas kebaikan dengan 2005). Pada umumnya ada dua jenis kontrak
melaksanakan semua kewajiban terhadap psikologis, yaitu kontrak transaksional dan
organisasi. Islam memandang balas budi adalah relasional. Kontrak relasional dicirikan oleh
sebuah kebaikan. Hadits yang diriwayatkan pertukaran jangka panjang sumber daya sosial-
Abu Dawud menyatakan bahwa jika ada yang emosional. Sebagai imbalan atas kesetiaan,
berbuat baik kepadamu, balaslah kebaikannya. karyawan diberikan promosi untuk memastikan
Jika anda tidak mampu, maka doakanlah. pengembangan karier dan / atau keamanan
Artinya, lingkungan/ organisasi yang sudah pekerjaan untuk tetap bersama organisasi.
berbuat baik (memfasilitasi) sesuai dengan Dalam kontrak transaksional, fokusnya
harapan pekerja, sebaiknya dibals dengan adalah pada pertukaran ekonomi. Sebagai
perbuatan baik berupa bersungguh-sungguh imbalan atas fleksibilitas dan manajemen diri
dalam melaksanakan pekerjaan. Sehingga karier, karyawan diberikan pelatihan dan
asumsinya adalah bahwa ada hubungan pengembangan karier untuk memastikan
antara person-organization fit dengan Islamic kemampuan kerja mereka. Pelanggaran kontrak
psychological contract. yang dirasakan dikaitkan dengan penurunan
Proposisi 3: ada hubungan posiitif antara sikap terhadap organisasi seperti komitmen
Person-Organisation Fit dengan kontrak yang lebih rendah, kepercayaan yang lebih
psikologis Islami rendah, kepuasan kerja yang lebih rendah, dan
penurunan kepercayaan organisasi dan dengan
Islamic Psychological Contract (PC) dan sikap yang lebih sinis terhadap organisasi
Islamic Organisational Commitment (Coyle-shapiro, Costa, Doden, & Chang, 2018).
Psychological Contract (PC) atau kontrak Salah satu fungsi kontrak psikologis adalah
psikologis adalah istilah organisasi yang untuk memenuhi kebutuhan karyawan untuk
mengartikan pemenuhan dan non-pemenuhan mengontrol, menyiratkan bahwa rasa kontrol
hubungan organisasi dalam hal kewajiban, bisa menjadi sumber psikologis penting dalam
harapan, dan janji yang saling menguntungkan. memahami bagaimana karyawan bereaksi
Kontrak psikologis adalah keyakinan individu terhadap pelanggaran kontrak
tentang kewajiban timbal balik. Keyakinan Beberapa penulis menekankan
menjadi kontraktual ketika individu percaya pentingnya kewajiban implisit dari satu atau
bahwa ia berutang kontribusi tertentu kepada kedua belah pihak; yang lain menekankan
majikan sebagai imbalan atas iming-iming perlunya memahami harapan orang-orang
tertentu. PC menciptakan model mental abadi dari pekerjaan; sementara aliran pemikiran
hubungan kerja yang memberikan pemahaman lain menunjukkan bahwa mutualitas timbal
yang stabil tentang apa yang diharapkan di balik merupakan penentu inti dari kontrak
masa depan dan memandu tindakan yang psikologis. Karyawan, secara individual,
efisien tanpa perlu banyak berlatih (Rousseau, membangun kontrak psikologis mereka di
1990). bawah pengaruh faktor-faktor internal dan
146 Tien Suhartini

eksternal. Pada tingkat internal, pengaruh positif P-O fit terhadap kepuasan kerja,
manajemen dalam organisasi pemberi kerja komitmen organisasional, perilaku peran
adalah yang paling jelas. Secara eksternal, ekstra, dan tingkat retensi yang luas. Person-
ada berbagai faktor sosial dan ekonomi dari organization fit memberikan index awal yang
mana seorang karyawan dapat membangun dapat menandakan nilai dan norma spesifik
seperangkat penilaian dan harapan (Dundon, apa yang harus kita selidiki lebih lanjut.
2017). Dalam pandangan Islam, setiap Secara khusus, kita dapat mulai memprediksi
orang adalah pemimpin, baik itu pemimpin perubahan baik dalam nilai individu maupun
perusahaan, karyawan, ibu rumah tangga, perilaku dalam nilai dan norma organisasi
pedagang, penggembala, atau profesi apapun, (Chatman, 1989). Setelah satu tahun mengukur
yang akan dimintai petanggungjawaban atas P-O fit, maka peneliti bisa memperkirakan
apa yang dipimpinnya pada hari kiamat kepuasan kerja dan komitmen organisasional,
kelak. Selain itu, dalam QS An Nisa ayat 46 sedangkan untuk mengukur turnover,
bahwa orang yang taubat, yang mengadakan diperlukan waktu setelah 2 tahun. Bukti ini
perbaikan, berpegang teguh pada (agama) menegaskan pentingnya memahami kecocokan
Allah, dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama, antara preferensi individual dengan budaya
akan memperoleh pahala yang besar. Begitu organisasi (O’Reilly III, Chatrnan, & Caldwell,
juga dalam QS AL Kahfi ayat 110, disebutkan 1991). Daniel M. Cable, meneliti dalam tiga
bahwa barang siapa yang mengharapkan periode waktu pencari kerja aktif, mulai dari
perjumpaan dengan Allah, maka hendaknya kegiatan pencarian kerja, awal mereka bekerja,
mengerjakan amal shalih. Saat seseorang dan setelah mereka menerima pekerjaan.
(muslim) menyadari hal ini, dia akan merasakan Hasilnya menunjukkan bahwa persepsi P-O
keterikatan dan tanggung jawab terhadap fit pencari kerja, diprediksi sebelumnya oleh
pekerjaannya sehingga akan terbentuk kesesuaian antara nilai-nilai mereka dan
komitmen (khususnya komitmen afektif) di persepsi mereka tentang nilai-nilai organisasi
dalam jiwanya. Dengan demikian, asumsinya perekrut, tetapi tidak oleh kesamaan demografis
adalah bahwa ada hubungan antara kontrak mereka dengan perwakilan organisasi. Hasil
psikologis dengan komitmen organisasional juga menunjukkan bahwa persepsi P-O fit
Islami. memprediksi niat pilihan pekerjaan dan
Proposisi 4: ada hubungan positif antara sikap kerja, bahkan setelah mengendalikan
kontrak psikologis Islami dengan komitmen daya tarik atribut pekerjaan. Akhirnya, hasil
organisasional Islami menunjukkan bahwa pencari kerja dapat
mengelola sikap kerja masa depan mereka
Hubungan Person-Organisation Fit (P-O fit) dengan menimbang P-O fit dalam keputusan
dengan (Islamic) Organisational Commitment pilihan pekerjaan mereka (Cable, 1997).
Berikut ini adalah literatur yang Proposisi 5: ada hubungan positif antara
menerangkan hubungan Person-Orrganisation person-organisation fit dengan komitmen
Fit dengan beberapa faktor. Penelitian yang organisasional Islami.
dilakukan Kristof (1996) menyimpulkan bahwa
P-O fit berpengaruh terhadap (1) peningkatan KESIMPULAN
kepuasan individu dan mengurangi niat untuk Model hubungan yang ditawarkan
pindah; (2) Kesepadanan nilai menjadi penentu dalam tulisan ini, dimana kepemimpinan
kepuasan kerja dan komitmen organisasi; (3) otentik dan kesesuaian pekerja-organisasi
mengurangi niat untuk berhenti; (4) tingkat akan mempengaruhi komitmen organisasional
stres kerja yang rendah; (5) peningkatan Islami dengan dimediasi oleh kontrak
perilaku sosial, seperti perilaku organisasional psikologis Islami, didasarkan pada asumsi
penduduk (OCB), laporan pribadi team kerja, bahwa pemimpin yang memimpin dengan
dan kecenderungan melalui perilaku etis; (6) jujur, berintegritas, terbuka, membantu dalam
Penilaian kinerja kerja diri yang lebih tinggi; promosi karir, mau mendengarkan keluhan
serta (7) bermanfaat bagi efektifitas organisasi. bawahan, dan bersedia menerima kritik
Hasil empiris mendukung konsekuensi (feedback), akan menumbuhkan perasaan
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 147

terikat kepada organisasi bagi bawahannya. Alavi, Sayyed Babak., & Gill, Carol, 2016,
Para anggota organisasi akan mempercayai Leading Change Authentically: How
pemimpin mereka yang selalu mengutamakan Authentic Leaders Influence Follower
kepentingan bersama, kesejahteraan bersama, Response to Complex Change, Journal
bahkan juga akan memperhatikan kemanfaatan of Leadership & Organizational Studies
bagi lingkungan di sekitar organisasi itu berada 1-15
dalam setiap pengambilan keputusan. Saat Allen, N. J., & Meyer, J. P. (1990). The
seorang pekerja merasa nyaman, senang, measurement and antecedents of affective,
dan puas dengan apa yang didapatkan dari continuance and normative commitment
organisasi, saat itulah dia merasa ingin tetap to the organization. Journal of Occupational
berada dalam organisasi, karena kebutuhan dan Psychology, 63: 1-18.
keinginannya bisa didapatkan di dalamnya. Apoi, A., & Latip, H. B. A. (2019). The Impact
Bidang ini mendapatkan lebih banyak of Transformational Leadership on
perhatian dalam konteks saat ini karena Employee Reactions towards Individual
organisasi terus berubah dengan cepat untuk Work Performance : A Conceptual Paper.
dapat bertahan dalam lingkungan bisnis yang International Journal of Academic Research
kompetitif dan perkembangan teknologi yang in Business and Social Sciences, 9(8), 47–60.
disruptif. Karyawan menjadi aset yang semakin https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v9-
penting bagi organisasi karena kemampuan i8/6207
mereka untuk menghasilkan ide atau solusi Armstrong, M. (1991). A Handbook of Personnel
yang kreatif dan inovatif dan bekerja secara Management Practice (4th edn). Asia
kolaboratif dengan rekan satu tim yang tidak Pasific Journal of Human Resources. Wiley
dapat ditiru mesin (Apoi & Latip, 2019). Oleh online library.
karena itu, menaruh perhatian ekstra pada Avolio, B. J., Gardner, W. L., Walumbwa,
reaksi karyawan sekarang dapat menempatkan F. O., Luthans, F., & May, D. R. (2004).
organisasi dalam posisi bisnis yang lebih baik Unlocking the mask : A look at the
terutama di bidang daya saing di masa depan. process by which authentic leaders
Para pengambil keputusan dan praktisi didorong impact follower attitudes and behaviors,
untuk menunjukkan perilaku kepemimpinan 15, 801–823. https://doi.org/10.1016/j.
yang lebih otentik dalam organisasi mereka leaqua.2004.09.003
karena meninggalkan dampak besar dalam Ayaz, Ö., & Alpkan, L. (2016). Review of
menumbuhkan komitmen organisasi. Practical Implications in Authentic
Leadership Studies, 229, 246–252. https://
REFERENSI doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.07.135
Ahmad, I., Gao, Y., Moiz, S., & Assistant, H. Balli, Hilal. & Yanik Aygul. (2014)THE
(2017). A Review of Ethical Leadership EVALUATION OF ORGANIZATIONAL
and Other Ethics- Related Leadership COMMITMENT IN HEALTH
Theories. European Scientific Journal, EMPLOYEES, IIB INTERNATIONAL
13(29), 10–23. https://doi.org/10.19044/ REFEREED ACADEMIC SOCIAL
esj.2017.v13n29p10 SCIENCES JOURNAL. Issue: 16 Volume:
Aggarwal, U., Souza, K. C. D., Aggarwal, U., & 5 Autumn Winter Term Jel: M00-12
Souza, K. C. D. (2019). Transformational Beekun, Rafik I. & Badawi, Jamal., 2009,
Leadership: The Link between P-O Fit, Leadership an Islamic Perspective,
Psychological Contract & Signature Maryland, Amana Publications
Experiences Published by : Shri Ram Blau, P M. Exchange and power in sociai
Centre for Industrial Relations and life. New York: Wiley, 1964. 352 p.
Human Resources Stable URL : https:// [Department of Sociology, Universtly
www.jstor.org/stable/23267339 of Chicago. IL)
Transformational Leadership : The Link Cerne, M., Dimovski, V., Maric, M., Penger, S., &
between P-O Fit , Psychological Contract Skerlavaj, M. (2013). Congruence of leader
& Signature Experiences, 47(3), 485–497. self- perceptions and follower perceptions
148 Tien Suhartini

of authentic leadership: Understanding Value (1st ed.). San Francisco: Jossey-Bass,


what authentic leadership is and how A Wiley Imprint.
it enhances employees’ job satisfaction. Gilson, L., & Goldberg, C. B. (2015). Editors’
Australian Journal of MAnagement. https:// Comment : So, What Is a Conceptual
doi.org/10.1177/0312896213503665 Paper? Group & Organization
Clapp-smith, R., Vogelgesang, G., Avey, J., Management, 40(2), 127–130. https://doi.
Clapp-smith, R., & Avey, J. B. (2009). org/10.1177/1059601115576425
Authentic Leadership and Positive Greenberg, Jerald. (2011). Behavior in
Psychological Capital : The Mediating Organizations, (10th edition). Essex:
Role of Trust at the Group Level of Pearson Education. Limited
Analysis Authentic Leadership and Hoch, J. E., Bommer, W. H., & Dulebohn, J.
Positive Psychological Capital : https:// H. (2016). Do Ethical , Authentic , and
doi.org/10.1177/1548051808326596 Servant Leadership Explain Variance
Conway, Martin, A,. (20050, Memory Above and Beyond Transformational
and the Self, Journal of Memory and Leadership ? A Meta-Analysis. Journal of
Language 53(4):594-628  October 2005 Management, XX(X), 1–29. https://doi.
Covelli, Bonnie, J. & Mason, Iyana., 2017, org/10.1177/0149206316665461
Linking Theory to Practice: Authentic James, A, O., & Ogbonna, Iffanyi, G. (2013).
Leadership, Academy of Strategic Transformational vs. Transactional
Management Journal, Vol 16, Issue 3 Leadership Theories: Evidence
Coyle-shapiro, J. A., Costa, S. P., Doden, in Literature. International Review of
W., & Chang, C. (2018). Psychological Management and Business Research, 2(2),
Contracts : Past, Present, and Future. 355–361
Annual Review of Organizational Psychology Khan, S. N. (2010). Impact of Authentic Leaders
and Organizational Behavior, (October), on Organization Performance, 5(12),
1–25. 167–172.
Cropanzano, R., & Mitchell, M. S. (2005). Muceldili, Busra., Turan, Haldun., and
Social Exchange Theory : An Erdill, Oya., 2013, The Influence of
Interdisciplinary Review, 31(6). https:// Authentic Leadership on Creativity
doi.org/10.1177/0149206305279602 and Innovativeness, Procedia- Social
Danial, E, & Warsiah. (2009). Metode Penulisan Behavioral Science 99: 673-681.
Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Luthans F., Avolio B. J., (2003) Authentic
Pendidikan Kewarganegaraan leadership: A positive developmental
Datta, Biplab, 2015, Assessing the Effectiveness approach. In: K. S. Cameron, J. E. Dutton &
of Authentic Leadership, International R. E. Quinn (eds.): Positive organizational
Journal of Leadership Studies, Vol 9, scholarship, San F r a n c i s c o , B a r r e t t -
Issue 1. Koehler
Dimovski, V., Ferjan, M., Maric, M., Uhan, Makhmoor, T. (2018). Authentic leadership :
M., Javanovic, M., & Janezic, M. (2012). Concept of authenticity and qualities of
Authentic leadership to the future. Skola authentic leaders, (July), 0–6. https://doi.
Biznisa, 1, 1–14. org/10.13140/RG.2.2.30915.71208
Dundon, T. (2017). The psychological contract : Marinakou, E., & Nikolic, B. (2016). Dimensions
A critical review, (July 2006). https://doi. of Authentic Leadership in the Middle
org/10.1111/j.1468-2370.2006.00123.x Eastern Context: Are these Leaders Really
Gardner, W. L., Cogliser, C. C., Davis, K. Authentic? Evangelia Marinakou.
M., & Dickens, M. P. (2011). Authentic Peus, C., Wesche, J. S., Streicher, B., Braun, S.,
Leadership: A Review of the Literature & Frey, D. (2012). Authentic Leadership:
and Research Agenda. The Leadership An Empirical Test of Its Antecedents,
Quarterly, (806). Consequences, and Mediating
George, B. (2003). Authentic Leadership: Mechanisms, 107(3), 331–348. https://
Rediscovering the Screts to Creaating Lasting doi.org/10.1007/s10551-011-1042-3
Implementasi Kepemimpinan Otentik dan Person-Organisation Fit serta Hubungannya 149

Rego, A., Sousa, F., Marques, C., & Pina, M. authentic leadership development, “The
(2012). Authentic leadership promoting Leadership Quarterly”, Amsterdam,
employees †TM psychological capital Elsevier
and creativity. Journal of Business Research, Sharkawi, S., Rahim, A. R., & Azuradahalan,
65(3), 429–437. https://doi.org/10.1016/j. N. (2013). Relationship between Person
jbusres.2011.10.003 Organization Fit , Psychological Contract
Robinson, S., & O’Dea, V. (2014). Authentic Violation on Counterproductive Work
Leadership – To thine own self be true. Behaviour Sharizan Sharkawi, 4(4),
Insights, 1–4. 173–183.
Rousseau, D.M. (1990) New Hire Perceptions Tabak, A. (2013). A Research on the
of Their Own and Their Employer’s Consequences of Authentic Leadership*.
Obligations: A Study of Psychological Biogazici Journal, 27(2), 63–82.
Contracts. Journal of Organizational Wang, H. U. I., Sui, Y., Luthans, F., Wang,
Behavior, 11, 389-400. http://dx.doi. D., & Wu, Y. (2014). Impact of authentic
org/10.1002/job.4030110506 leadership on performance : Role of
Savarimuthu, A & Racha, Jerena. (2017), followers ’ positive psychological capital
PSYCHOLOGICAL CONTRACT-A and relational processes. Journal of
CONCEPTUAL FRAMEWORK. Available Organization Behavior, 21(November 2012),
from: https://www.researchgate.net/ 5–21. https://doi.org/10.1002/job
publication/321574803_ _ Weick, K. E. (1989). Theory construction as
Seco, Vitor. (2013). The impeccable authentic disciplined imagination. Academy of
leadership. https://www.academia. Management Review, 14, 516-531.
edu/3339259/The_impeccable_ Whetten, D. (1989). What constitutes a
authentic_leadership theoretical contribution? Academy of
Sekaran, Uma, & Bougie, Roger, (2013), Management Review, 14, 490-495.
Researches Methods for Businesses, six Yukl, G. (2013). Leadership in organizations.
edition, West Sussex, Wiley 8 th Edition. New Jersey. Pearson. ISBN:
Shamir, B., Eilam, G., (2005) “What’s your 9780132771863
story?”: A life-stories approach to

Anda mungkin juga menyukai