PROPOSAL
OLEH:
FARIDAH ALKATIRI
NIM. 212021110002
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai?
2. Apakah loyalitas berpengaruh terhadap kinerja pegawai?
3. Apakah gaya kepemimpinan dan loyalitas pegawai secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja pegawai
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.2 Kepemimpinan
Definisi Kepemimpinan Dikutip dalam buku Kepemimpinan Membuat
Organisasi Menjadi Efektif menurut (Robbins, 1991) siapa bilang
kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju
pencapaian (tujuan). Sedangkan menurut Greenberg dan Baron (2000)
mengatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses dimana seorang
pemimpin mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan kelompok atau
organisasi. Menurut Yukl (2005) kepemimpinan adalah sebuah proses
mempengaruhi orang lain untuk mengerti dan setuju tentang apa perlu
dilakukan dan bagaimana lakukan dan permudah prosesnya sehingga individu
kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Nawawi (2006)
kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain untuk mencapai
tujuan dengan antusias melalui kolaborasi
4
organisasi dengan cara penyelesaian rasional, objektif, efektif dan
menyeluruh, dituntut untuk bisa berperan sebagai penengah yang
handal.
5. Pemimpin sebagai integrator Ada pembagian tugas, system alokasi
sumber daya, dana dan tenaga kerja, dan kebutuhan akan spesialisasi
pengetahuan dan keterampilan dapat menimbulkan sikap, perilaku dan
tindakan.
5
b. Management by ExceptionActive
Pemimpin aktif memantau pelaksanaan tugas bawahan bekerja sehingga
jangan membuat kesalahan, atau kegagalan. Atau begitulah kesalahan
dan kegagalan bisa secepatnya diketahui diperbaiki.
c. Management by ExceptionPassive
Pemimpin baru beraksi setelah kegagalan dalam proses mencapai
tujuan, atau setelah masalah nyata muncul Apakah kamu serius.
6
kontribusi yang besar tinggi melalui kinerja tinggi diberikan pada saat
interaksi dengan pelanggan.
d. Idealized Influence
Efek Ideal pengaruh idealis menunjukkan perkembangan kepercayaan
dan rasa hormat untuk bawahan. Pemimpin dengan pengaruh idealis
memainkan peran sebagai model dengan perilaku perilaku dan sikap
mengandung nilai-nilai yang baik untuk perusahaan.
7
penjelasan tentang keberanian dan kesadaran bertanggung jawab terhadap
risiko apa telah dilaksanakan.
c. Kesediaan untuk bekerja
bekerja sama dengan orang-orang dalam kelompok akan mendukung
perusahaan dalam mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh
orang-orang individu.
d. Rasa memiliki
Ada rasa memiliki pegawai melawan perusahaan akan membuat pegawai
memiliki sikap untuk mengurus bertanggung jawab untuk perusahaan
sehingga akhirnya akan menyebabkan kesetiaan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
e. Hubungan interpersonal
Pegawai yang memiliki loyalitas kerja mereka yang tinggi akan memiliki
sikap fleksibel untuk tata letak hubungan antar orang. Hubungan pribadi
ini meliputi: hubungan social antar pegawai, hubungan keharmonisan
antar atasan dengan bawahan/pegawai, situasi kerja dan saran dari teman
kerja.
f. Suka dengan pekerjaannya
Perusahaan harus mampu menghadapi kenyataan bahwa pegawai datang
setiap hari bekerja sama sebagai sepenuhnya manusia dalam hal lakukan
pekerjaan yang bagus dilakukan dengan senang hati sebagai indikator bisa
dilihat dari: keunggulan pegawai di tempat kerja, pegawai tidak pernah
menuntut apa diterima di luar gaji pokok.
8
2.6 Kerangka Teori
9
2.7 Kerangka Konsep
LOYALITAS PEGAWAI
1. TAAT PADA
ATURAN
2. TANGGUNG
JAWAB
GAYA KEPEMIMPINAN 3. KEMAUAN KINERJA PEGAWAI
1. TRANSAKSIONAL BEKERJA
2. TRANSFORMASIONAL 4. RASA MEMILIKI
5. HUBUNGAN
INTERPERSONAL
6. SUKA PADA
PEKERJAAN
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
Kriteria Sampel
11
1. Kriteria Inklusi
Terdaftar sebagai pegawai dan masa kerja 1 Tahun di Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat III Manado
2. Kriteria Eksklusi
1. Pada saat penelitian pegawai tidak ada.
2. Pegawai yang tidak bersedia menjadi responden.
3.4 Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini yaitu Gaya
Kepemimpinan
b. Variabel terikat (dependent) pada penelitian ini yaitu Kinerja Pegawai
3.5 Definisi Operasional
1. Pengukuran variabel gaya kepemimpinan dengan menggunakan
kuesioner Leader Behavior Analysis (LBA) by others yang telah
dikembangkan oleh Balanchard Training Development. Data diukur
dengan skala nominal. Jumlah pilihan terbanyak yang diperoleh
menunjukkan gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan
berdasarkan persepsi karyawan.
Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai semua pernyataan dalam
kuesioner yaitu Skala Likert. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka
sesuai pilihan jawaban pada kuesioner yang telah di sediakan dengan 5 pilihan
jawaban:
Sangat tidak setuju dan atau Tidak Pernah = skor 1
Tidak setuju dan atau Jarang = skor 2
Kurang setuju dan atau Kadang-kadang = skor 3
Setuju dan atau Sering = skor 4
Sangat setuju dan atau Sangat Sering = skor 5
Kategori hasil ukur gaya kepemimpinan di bagi menjadi dua yaitu:
Baik : ≥ nilai median
Kurang baik : < nilai median
Skala pengukuran adalah Nominal.
2. Definisi Loyalitas dan Loyalitas pegawai Loyalitas menurut Siagian
(2005) adalah kecenderungan pegawai untuk tidak pindah ke
12
perusahaan lain. Loyalitas mempengaruhi kenyamanan pegawai untuk
bekerja pada perusahaan. Dari definisi ini dapat Kunci kesetiaan itu
adalah komitmen untuk memberikan segala kemampuan, pikiran, dan
keterampilan dalam berpartisipasi dalam mencapai tujuan perusahaan
dan mempertahankan semua rahasia perusahaan dan tetap setia pada
perusahaan tidak pindah ke perusahaan lain.
Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai semua pernyataan dalam
kuesioner yaitu Skala Likert. Penilaian dilakukan dengan memberikan angka
sesuai pilihan jawaban pada kuesioner yang telah di sediakan dengan 5 pilihan
jawaban:
Sangat tidak setuju dan atau Tidak Pernah = skor 1
Tidak setuju dan atau Jarang = skor 2
Kurang setuju dan atau Kadang-kadang = skor 3
Setuju dan atau Sering = skor 4
Sangat setuju dan atau Sangat Sering = skor 5
Kategori hasil ukur kepemimpinan di bagi menjadi dua yaitu:
Baik : ≥ nilai median
Kurang baik : < nilai median
Skala pengukuran adalah Nominal.
13
Kurang setuju dan atau Kadang-kadang = skor 3
Setuju dan atau Sering = skor 4
Sangat setuju dan atau Sangat Sering = skor 5
Kategori hasil ukur kinerja pegawai di bagi menjadi dua yaitu:
Baik : ≥ nilai median
Kurang baik : < nilai median
Skala pengukuran adalah Nominal.
14
4. Mengajukan Kuesioner dan alat tulis
5. Memberitahu maksud dan tujuan kepada seluruh pegawai dan meminta
kesediaan menjadi responden penelitian.
6. Memberikan arahan kepada pasien agar bersedia mengisi kuesioner dengan
baik dan benar karena penelitian ini bersifat rahasia dan terbuka.
7. Pasien mengisi kuesioner yang dibagikan selanjutnya kuesioner
dikumpulkan oleh peneliti.
8. Pengolahan data
9. Analisis data
10. Pembuatan Laporan.
15
3.9.2 Analisis Data
1. Analisis univariat, bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian, karakteristik dalam penelitian ini
yaitu umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Pada umumnya dalam
analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
variabel. Data hasil penelitian ini berbentuk tabel.
2. Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang
di duga berhubungan atau berkorelasi, yaitu Variabel Independen yaitu gaya
kepemimpinan dengan variabel dependen yaitu kinerja pegawai dilakukan
analisis bivariat dengan menggunakan Uji t (=0,05)
a. P value 0,05 H0 ditolak, Ha diterima, maka hubungan kedua
variabel signifikan.
b. P value 0,05 H0 diterima, Ha ditolak, maka hubungan kedua
variabel tidak signifikan.
a. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti selama proses
pembelajaran. Dimana catatan lapangan ini berisikan penilaian
selama pembelajaran.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Selain
melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh
lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian,
arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk
menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu
memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen
tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna
(Faisal, 1990).
16
DAFTAR PUSTAKA
Avolio, B. J., & Bass, B. M. (2002). Manual for the Multifactor Leadership
Questionnaire (Form 5X). Redwood City, CA: Mindgarden.
Bass, B. M. (1999). Two Decades of Research and Development on
Transformational; Leadership. European. Journal of Work & Organizational
Psychology
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19. Semarang: Unversitas Dipenogoro.
Greenberg, Jerald dan Baron, Robert A. (2000). Perilaku Organisasi. Jakarta:
Prentice Hall.Hasibuan, Malayu S. P. (2005). Manajemen Sumber Daya
Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Hersey. (2004). Pengertian Gaya Kepemimpinan. Retrieved March, 2017, from
http://www.ejurnal.com/2013/09/pengertian-gayakepemimpinan.html
Howell, J. M., & Avolio, B. J. (1993). Transformational leadership, transactional
leadership, locus of control, and support for innovation: Key predictors of
consolidated business-unit performance. Journal of Applied Psychology, 78,
891–902.
Judge, A. T., & Piccolo, R. F. (2004). Transformational and Transactional
Leadership: A Meta-Analytic Test of Their Relative Validity. Journal of
Applied Psychology, 89 (5), 755-767.
Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Malhotra, N. (2004). Marketing Research: An Applied Orientation (4th ed.).New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Nawawi, H. Hadari. (2006). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press.
Priyatno. (2008). Mandiri Belajar SPSS - Bagi Mahasiswa dan Umum.
Yogyakarta: MediaKom.
Ridlo, Ilham A. (2012). Turn Over Karyawan. Surabaya: PH Movement
Publication.
Roseman, E. (1981). Managing Turnover: A positive approach. New York:
Amacom.
17
Siagian, P. Sondang. (2002).Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Siagian, P. Sondang. (2005). FungsiFungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara.
Siswanto, Bedjo. (1989). Manajemen Tenaga Kerja, Rencana Dalam
Pendayagunaan dan Pengembangan Unsur Tenaga Kerja. Bogor: Ghalia.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suhendi, Hendi, dan Sahya Anggara. (2010). Perilaku Organisasi. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Sullivan, J. (2009). The Ideal Turnover Rate. Retrieved April, 2017, from
http://hiring.monster.ca/hr/hr-bestpractices/recruiting-hiringadvice/strategic-
workforceplanning/employee-turnover-ratecanada.aspx
Tjiptono, Fandy. (2006). Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Ketujuh.
Yogyakarta: Andi Offset.
Tracey, J. B., & Hinkin, T. R. (1994). Transformational Leadership in the
Hospitality Industry. Journal of Hospitality & Tourism Research, 18(1), 49-
63.
Yukl, G. (2005). Kepemimpinan Dalam Organisasi (5th ed.). Jakarta: Indeks.
Mathis, Robert and Jackson, Jhon H. 2006. Human Resource Management.
Salemba Empat ; Jakarta
Selvilla, Finley, D.A., Crawford, A. ,Rivera D. Jr. 1993. An exploratory study
identifying soft skill competencies in entry-level managers, Tourism and
Hospitality Research, 9 (4): 353-361
Aini, Qurratul 2004. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen
Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta, Tesis. UGM.
Saputra, Rizal. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Iklim Organisasi, dan
Motivasidan Kinerja Karyawan di Riau Pos
18