0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan2 halaman
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang tata laksana kasus BPH (benign prostatic hyperplasia) di Rumah Sakit Bhayangkara TK. III Manado. Terdapat penjelasan mengenai definisi, gejala, pemeriksaan, kriteria diagnosis, diagnosis kerja, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis, tingkat evidens, rekomendasi, indikator keberhasilan perawatan, dan referensi kepustakaan.
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang tata laksana kasus BPH (benign prostatic hyperplasia) di Rumah Sakit Bhayangkara TK. III Manado. Terdapat penjelasan mengenai definisi, gejala, pemeriksaan, kriteria diagnosis, diagnosis kerja, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis, tingkat evidens, rekomendasi, indikator keberhasilan perawatan, dan referensi kepustakaan.
Dokumen ini memberikan panduan praktik klinis tentang tata laksana kasus BPH (benign prostatic hyperplasia) di Rumah Sakit Bhayangkara TK. III Manado. Terdapat penjelasan mengenai definisi, gejala, pemeriksaan, kriteria diagnosis, diagnosis kerja, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, edukasi, prognosis, tingkat evidens, rekomendasi, indikator keberhasilan perawatan, dan referensi kepustakaan.
Pembesaran prostat jinak yang menyebabkan gangguan PENGERTIAN (DEFINISI) dalam prosesmiksi/buang air kecil/kencing Anamnesis ditujukan kepada laki-laki yang dating berusia 50 tahun atau lebih dengan keluhan miksi atau LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms), yang terdiri dari keluhan: 1. Storage: Urgensi (sulit menahan miksi), frekuensi (miksi lebih sering dari biasanya), disuria sampai akhirnya ANAMNESIS terjadi retensi urine. 2. Voiding: Hesitansi (harus mengejan untuk memulai kencing), pancaran urine melemah atau mengecil, intermitensi 3. Post Micturition: terminal dribbling (menetes di akhir miksi), dan terasa ada sisa setelah selesai miksi 1. Inspeksi: Penonjolan suprapubik bila terjadi retensi urine dengan buli penuh. 2. Palpasi: Buli-buli teraba di atas simpisis pubis apabila PEMERIKSAAN FISIK terjadi retensi urine. 3. Colok Dubur: Prostat teraba membesar dengan konsistensi kenyal, simetris, tanpa nodul. 1. LUTS sebelumnya KRITERIA DIAGNOSIS 2. Retensi urin 3. Colok dubur didapatkan pemebesaran prostat jinak DIAGNOSIS KERJA BPH 1. Ca Prostat DIAGNOSIS BANDING 2. Prostatitis 1. Laboratorium: PSA, RFT PEMERIKSAAN 2. Uroflowmetri / Urodinamika PENUNJANG 3. USG Saluran Kemih 1. Watchful Waiting: Edukasi program intake cairan, hindari obesitas, hindari stress, latihan fisik, diit tinggi serat, rendah garam, kurangi konsumsi garam, rendah protein hewani, hindari kopi, dan makanan pedas. TERAPI 2. Medikamentosa: α-blocker, 5α reductase inhibitor, NSAID 3. Operatif: Prostat dengan ukuran < 100g dilakukan TURP, prostat dengan ukuran ≥ 100g dilakukan pembedahan terbuka EDUKASI 1. Mengenal gejala pembesaran prostat (HOSPITAL HEALTH 2. Mengenal tanda-tanda komplikasi berupa retensi urine PROMOTION) 3. kontrol rutin 1. Advitam : dubia ad bonam PROGNOSIS 2. Adsanationam : dubia ad bonam 3. Adfungsionam : dubia ad bonam TINGKAT EVIDENS TINGKAT REKOMENDASI PENELAAH KRITIS INDIKATOR MEDIS 80% Pasien BPH Retensi dalam 4 hari perawatan 1. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, hal. 3915- 3930, Tahun 2007. 2. Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 620-623. KEPUSTAKAAN 3. Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 153 – 156. 4. European Association of Urology Guideline, tahun 2011
Proposal Mini Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Loyalitas Pegawai Organik Dan Non Organik Terhadap Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. Iii Manado