Anda di halaman 1dari 23

Benigna Prostat Hiperplasia

Erwin Wiksuarini, S.Kep., Ns., M.Kep


Apa itu Benigna Prostat Hiperplasia

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah


pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan
oleh karena hiperplasi beberapa atau semua
komponen prostat
Faktor resiko

 Usia
 Faktor hormonal
 Riwayat keluarga BPH
 Kurang aktivitas fisik
 Diet rendah serat
 Konsumsi vitamin E
 Konsumsi daging merah
 Obesitas
 Sindrom metabolik
 Inflamasi kronik pada prostat
Etiologi

Dihydrotestosteron

Perubahan keseimbangan hormon estrogen -


testoteron
Benigna
Prostat
Hiperplasia Interaksi stroma - epitel

Berkurangnya sel yang mati

Teori sel stem


Manifestasi klinis
Lower urinary truct symptoms (LUTS) terdiri dari

Gejala obstruktif • Pancaran kemih lemah dan terputus (Intermitency)


(voiding • Merasa tidak puas setelah berkemih
symptom)

•• Urgency
Urgency
Gejala Iritasi •• Nocturia
Nocturia
•• Frekuensi
Frekuensi berkemih
berkemih meningkat
meningkat

Gejala pasca • Urin menetes (dribbling)


berkemih • Retensi urine
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan • Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal
• Pemeriksaan urin lengkap dan kultur.
Laboratorium • PSA (Prostatik Spesific Antigen)

• Flow rate maksimal > 15 ml / dtk = non obstruktif.


Pemeriksaan
• Flow rate maksimal 10 – 15 ml / dtk = border line.
Uroflowmetri • Flow rate maksimal < 10 ml / dtk = obstruktif.

• BOF (Buik Overzich), melihat batu dan metastase ke tulang


Pemeriksaan • USG (Ultrasonografi), digunakan untuk memeriksa konsistensi, volume
Imaging dan dan besar prostat dan keadaan buli-buli
Rontgenologik • IVP (Pyelografi Intravena), melihat fungsi ekskresi ginjal dan
hidronefriasis
• Pemeriksaan Panendoskop, mengetahui keadaan uretra dan buli-buli
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis:
Segera melakukan kateterisasi jika
pasien tidak dapat berkemih dan
konsultasikan ke ahli urologi jika
kateter tidak bisa dimasukkan
Terapi
 Konservatif (watchful waiting)
 Medikamentosa
 Pembedahan
 Kondisi khusus
Konservatif

 Watchful waiting dilakukan pada


penderita dengan keluhan
ringan.Tindakan yang dilakukan adalah
observasi saja tanpa pengobatan.
Medikamentosa
1. Alfa-blocker, menghambat kontraksi otot polos prostat (Terazosin, doksazosin, alfuzosin
dan tamsulosin)
2. 5alfa reductase inhibitor, menurunkan kadar PSA sampai 50% (finasteride dan dutasteride).
3. Antagonis reseptor muskarinik, menghambat/ mengurangi stimulasi reseptor muskarinik
sehingga akan mengurangi kontraksi otot polos kandung kemih (fesoterodine fumarate,
propiverine HCL, solifenacin succinate dan tolterodine I-tartrate)
4. Phospadiesterase 5 inhibitor (sildenafil, vardenafil, tadalafil)
5. Terapi kombinasi
Alfa-blocker dan 5alfa reductase inhibitor
Alfa-blocker dan reseptor muskarinik
6. Fitofarmaka
Pembedahan
1.Invasif minimal
TURP,
Laser prostatektomi
lain-lain (TUIP, TUMP, TUNA, HIFU)
2.Operasi terbuka (Prostatektomi terbuka)
Kondisi khusus

 Trial Without Catheterization (TwoC)


 Clean Intermittent Catheterization (CIC)
 Sistostomi
 Kateter menetap
Pengkajian
 Anamnesa: hesitansi, pancaran urin lemah, intermittensi, terminal dribbling, terasa ada
sisa setelah miksi, urgensi, frekuensi serta disuria.
 Pemeriksaan fisik
 TTV: Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan suhu dan respirasi.
 Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan tehnik bimanual untuk mengetahui adanya
hidronefrosis, dan pyelonefrosis.
 Penis dan uretra untuk mendeteksi kemungkinan stenose meatus, striktur uretra, batu
uretra, karsinoma.
 Pemeriksaan skrotum untuk menentukan adanya epididimitis
 Rectal touch / pemeriksaan colok dubur
Fokus pengkajian
 Sirkulasi: gangguan sirkulasi seperti peningkatan dan penurunan tekanan darah, penurunan
nadi
 Integritas ego: kegelisahan, kacau mental, perubahan perilaku
 Eliminasi: preoperasi seperti memulai aliran urin, aliran urin berkurang, pengosongan
kandung kemih inkomplit, frekuensi berkemih, nokturia, disuria, hematuria sedangkan
pada postoperasi: observasi drainase kateter, konstipasi.
 Makanan dan cairan: anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, pemasukan dan
pengeluaran cairan dan nutrisi
 Nyeri dan kenyamanan: nyeri suprapublik, pinggul tajam dan kuat, nyeri punggung bawah
 Keselamatan/ keamanan: pada preoperasi perlu dikaji adanya tanda-tanda infeksi saluran
kemih sedangkan pada postoperasi inspeksi balutan dan juga tanda-tanda infeksi pada luka
maupun saluran pada perkemihannya.
selanjutnya
 Seksualitas: takut inkontinensia/ menetes saat berhubungan intim, penurunan kekuatan
kontraksi saat ejakulasi dan pembesaran atau nyeri tekan pada prostat
 Laboratorium: preoperasi seperti urin analisa, kultur urin, urologi, urin, kreatinin, asam
fosfat serum, sel darah putih sedangkan pada postoperasi seperti kadar hemoglobin,
hematokrit dan leukosit.
Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi Post Operasi
1. Retensi urin berhubungan dengan obstruksi 1. Nyeri akut berhubungan dengan spasmus
mekanik, pembesaran prostat,dekompensasi otot kandung kemih dan insisi sekunder pada TUR-P
destrusor dan ketidakmapuan kandung kemih
untuk berkontraksi secara adekuat.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif: alat selama pembedahan, kateter, irigasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa kandung kemih sering.
buli-buli, distensi kandung kemih, kolik ginjal,
infeksi urinaria. 3. Resiko cidera: perdarahan berhubungan dengan
tindakan pembedahan
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan
dengan pasca obstruksi diuresis. 4. Disfungsi seksual berhubungan dengan
ketakutan akan impoten akibat dari TUR-P.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan atau menghadapi prosedur bedah 5. Kurang pengetahuan: tentang TUR-P
berhubungan dengan kurang informasi
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan 6. Insomnia berhubungan dengan nyeri sebagai
kurangnya informasi efek pembedahan
Intervensi Keperawatan Pre Operasi
No Diagnosa keperawatan NOC NIC
1 Retensi urin berhubungan Tujuan : tidak terjadi retensi urin 1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan.
dengan obstruksi mekanik, Kriteria hasil : 2. Observasi aliran urina perhatian ukuran dan kekuatan pancaran urina
pembesaran Berkemih dalam jumlah yang 3. Awasi dan catat waktu serta jumlah setiap kali berkemih
prostat,dekompensasi otot cukup, tidak teraba distensi 4. Berikan cairan sampai 3000 ml sehari dalam toleransi jantung.
destrusor dan ketidakmapuan kandung kemih 5. Berikan obat sesuai indikasi (antispamodik)
kandung kemih
untuk berkontraksi secara
adekuat.
2 Nyeri akut berhubungan Tujuan: Nyeri hilang / terkontrol. 1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas ( skala 0 - 10 ).
dengan iritasi mukosa buli – Kriteria hasil 2. Pertahankan patensi kateter dan sistem drainase. Pertahankan selang
buli, distensi Klien melaporkan nyeri hilang / bebas dari lekukan dan bekuan.
kandung kemih, kolik ginjal, terkontrol, menunjukkan 3. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan
infeksi urinaria. ketrampilan 4. Berikan tindakan kenyamanan ( sentuhan terapeutik, pengubahan posisi,
relaksasi dan aktivitas terapeutik pijatan punggung ) dan aktivitas terapeutik.
sesuai indikasi untuk situasi 5. Berikan rendam duduk atau lampu penghangat bila diindikasikan.
individu. 6. Kolaborasi dalam pemberian antispasmodik
Tampak rileks, tidur / istirahat
dengan tepat.
Selanjutnya
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kritria Hasil Intervensi

3 Kekurangan kekurangan Tujuan: keseimbangan cairan tubuh tetap 1. Awasi keluaran tiap jam bila diindikasikan. Perhatikan keluaran 100-200
cairan berhubungan dengan terpelihara. ml/.
pasca obstruksi Kriteria hasil 2. Pantau masukan dan haluaran cairan.
diuresis. Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan 3. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan nadi dan pernapasan,
dengan: tanda -tanda vital penurunan tekanan darah, diaforesis, pucat,
stabil, nadi perifer teraba, pengisian perifer 4. Tingkatkan tirah baring dengan kepala lebih tinggi
baik, membran mukosa 5. Kolaborasi dalam memantau pemeriksaan laboratorium sesuai ndikasi
lembab dan keluaran urin tepat.
4 Ansietas berhubungan Tujuan: pasien tampak rileks. 1. Dampingi klien dan bina hubungan saling percaya
dengan perubahan status Kriteria hasil 2. Memberikan informasi tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
kesehatan atau menghadapi Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang 3. Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan masalah atau
prosedur bedah. situasi, menunjukkan perasaan.
rentang yang yang tepat tentang perasaan dan
penurunan rasa takut.
5 Kurang pengetahuan Tujuan : menyatakan pemahaman tentang 1. Dorong pasien menyatakan rasa takut persaan dan perhatian.
tentang kondisi ,prognosis proses penyakit dan 2. Kaji ulang proses penyakit,pengalaman pasien
dan kebutuhan pengobatan prognosisnya.
berhubungan dengan b. Kriteria hasil
kurangnya informasi Melakukan perubahan pola hidup atau
prilasku ysng perlu, berpartisipasi
dalam program pengobatan
Intervensi Keperawatan Post Operasi
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan Tujuan: Nyeri terkontrol Rencana tindakan :


spasmus kandung kemih dan Kriteria hasil : 1. Jelaskan pada klien tentang gejala dini spasmus kandung kemih.
insisi sekunder pada a. Klien mengatakan nyeri 2. Pemantauan klien pada interval yang teratur selama 48 jam, untuk
TUR-P berkurang / hilang. mengenal gejala gejala dini dari spasmus kandung kemih.
b. Ekspresi wajah klien tenang. 3. Jelaskan pada klien bahwa intensitas dan frekuensi akan berkurang dalam
c. Klien akan menunjukkan 24 sampai 48 jam.
ketrampilan relaksasi. 4. Beri penyuluhan pada klien agar tidak berkemih ke seputar kateter.
d. Klien akan tidur / istirahat dengan 5. Anjurkan pada klien untuk tidak duduk dalam waktu yang lama sesudah
tepat. tindakan TUR-P.
6. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi, termasuk latihan nafas dalam,
visualisasi.
7. Jagalah selang drainase urine tetap aman dipaha untuk mencegah
peningkatan tekanan pada kandung kemih. Irigasi kateter jika terlihat
bekuan pada selang. distensi kandung kemih dengan peningkatan spasme.
8. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat – obatan (analgesik atau anti
spasmodik )
2 Resiko infeksi berhubungan Tujuan: Klien tidak menunjukkan 1. Pertahankan sistem kateter steril, berikan perawatan kateter dengan steril.
dengan prosedur invasif: alat tanda-tanda infeksi . 2. Anjurkan intake cairan yang cukup ( 2500 – 3000 ) sehingga dapat
selama Kriteria hasil: menurunkan potensial infeksi.
pembedahan, kateter, irigasi a. Klien tidak mengalami infeksi. 3. Pertahankan posisi urobag dibawah.
kandung kemih sering. b. Dapat mencapai waktu 4. Observasi tanda-tanda vital, laporkan tanda-tanda shock dan demam.
penyembuhan. 5. Observasi urine: warna, jumlah, bau.
c. Tanda-tanda vital dalam batas 6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat antibiotik.
normal dan tidak ada tanda-tanda
shock.
Selanjutnya
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

3 Resiko cidera b.d perdarahan Tujuan:Tidak terjadi cedera 1. Jelaskan pada klien tentang sebab terjadi perdarahan setelah
berhubungan dengan tindakan Kriteria hasil: pembedahan dan tanda-tanda perdarahan.
pembedahan . a. Klien tidak menunjukkan tanda- 2. Irigasi aliran kateter jika terdeteksi gumpalan dalm saluran kateter
tanda perdarahan. 3. Sediakan diet makanan tinggi serat dan memberi obat untuk
b. Tanda-tanda vital dalam batas memudahkan defekasi.
normal. 4. Mencegah pemakaian termometer rektal, pemeriksaan rektal atau
c. Urine lancar lewat kateter. huknah, untuk sekurang – kurangnya satu minggu.
5. Pantau traksi kateter: catat waktu traksi di pasang dan kapan traksi
dilepas.
6. Observasi: Tanda-tanda vital tiap 4 jam,masukan dan haluaran dan
warna urine
4 Disfungsi seksual berhubungan Tujuan: Fungsi seksual dapat Rencana tindakan :
dengan ketakutan akan impoten dipertahankan 1. Beri kesempatan pada klien untuk memperbincangkan tentang
akibat dari TUR-P. Kriteria hasil: pengaruh TUR – P terhadap seksual .
a. Klien tampak rileks dan melaporkan 2. Jelaskan tentang : kemungkinan kembali ketingkat tinggi seperti
kecemasan menurun . semula dan kejadian ejakulasi retrograd (air kemih seperti susu)
b. Klien menyatakan pemahaman 3. Mencegah hubungan seksual 3-4 minggu setelah operasi .
situasi individual . 4. Dorong klien untuk menanyakan kedokter salama di rawat di rumah
c. Klien menunjukkan keterampilan sakit dan kunjungan lanjutan .
pemecahan masalah .
d. Klien mengerti tentang pengaruh
TUR – P pada seksual.
Selanjutnya
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

4 Kurang pengetahuan: tentang Tujuan: Klien dapat menguraikan 1. Beri penjelasan untuk mencegah aktifitas berat selama 3-4 minggu .
TUR-P berhubungan dengan pantangan kegiatan serta kebutuhan 2. Beri penjelasan untuk mencegah mengedan waktu BAB selama 4-6
kurang berobat lanjutan . minggu; dan memakai pelumas tinja untuk laksatif sesuai kebutuhan.
informasi Kriteria hasil: 3. Pemasukan cairan sekurang–kurangnya 2500-3000 ml/hari.
a. Klien akan melakukan perubahan 4. Anjurkan untuk berobat lanjutan pada dokter.
perilaku. 5. Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuh .
b. Klien berpartisipasi dalam program
pengobatan.
c. Klien akan mengatakan pemahaman
pada pantangan kegiatan dan
kebutuhan berobat lanjutan .
5 Insomnia berhubungan dengan Tujuan: Kebutuhan tidur dan istirahat 1. Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan
nyeri / efek pembedahan terpenuhi. kemungkinan cara untuk menghindari.
Kriteria hasil: 2. Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi
a. Klien mampu beristirahat / tidur kebisingan.
dalam waktu yang cukup. 3. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur.
b. Klien mengungkapan sudah bisa 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi
tidur . nyeri ( analgesik ).
c. Klien mampu menjelaskan faktor
penghambat tidur .
Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai