(BPH)
2
3
4
Definisi
Intermitency
Hesitansi
Gejala Terminal
obstruktif dribling
Urgency
Gejala
iritasi
Disuria Frekuensi
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
Radiologi
laboratorium
Pemeriksaan Fisik
Derajat
1 Derajat a. penonjolan
a. penonjolan prostat 2 prostat jelas
b. batas atas mudah
b. batas atas
diraba
dapat dicapai
c. sisa volume urin
c. sisa volume urin
kurang dari 50 ml
50-100ml
Derajat 3 Derajat 4
KONSERFATIVE PEMBEDAHAN
1. Konservatif
a. Observasi pada pasien dengan keluhan ringan:
memberikan nasehat untuk mengurangi minum
setelah makan malam sehingga dapat mengurangi
nocturia, menghindari obat-obat dekongestan,
mengurangi minum kopi, dan tidak diperbolehkan
untuk minum alcohol agar tidak terlalu sering miksi
b. Terapi medikamentosa:
• Penghambat adrenergic α: prazosin doxazosin,
terazosin, afluzosin.
• Penghambat enzim 5-α reduktase: finasterida(proscar).
2. Pembedahan
Bedah
Laser
Termoterapi
Metode ini menggunakan gelombang mikro yang dipancarkan melalui kateter
transuretral (melalui
saluran kemih bagian bawah). Namun terapi ini masih memerlukan penelitian
lebih lanjut untuk
mengetahui tingkat keefektivitasannya
Intraurethral stents
Alat ini dapat bertujuan untuk membuat saluran kemih tetap terbuka. Setelah 4-6 bulan alat ini
biasanya
akan tertutup sel epitel. Biasanya digunakan pada pasien dengan usia harapan hidup yang
minimum
dan pasien yang tidak cocok untuk menjalani operasi pembedahan maupun anestesi. Saat ini
metode ini
sudah jarang dipakai.
Obstruksi kateter
Pre OP
• Gangguan pola eliminasi
• kelebihan vol.cairan
• Nyeri
• Ansietas
Post OP
• Nyeri
• Resiko infeksi saluran kemih
• Hambatan mobilitas fisik
• Kurang pengetahuan
5. Implementasi……..
formatif Sumatif
Evaluasi Evaluasi
Dormicum
Sediaan:
5mg/5ml→1 ml= 1 mg
15 mg/3 ml→ 1ml = 5 mg
Dormicum 6 mg IV
Sediaan 15mg/3 ml
Di oplos aquades 30 cc
30 cc = 15 mg
1 cc = 0,5 mg
6 mg= 6 /0.5= 12 cc
• Pethidine
Sediaan 100mg/ 2ml
Instruksi pethidine 80 mg IM
Sediaan 100mg/2 ml→1 ml = 50 mg
1 ml = 50mg
80 mg= 80/50= 1,6 cc
Case study