Anda di halaman 1dari 36

Benign Prostatic Hyperplasia

(BPH)

Ns.Yulia M.K Letor,S.Kep


Review anatomi

2
3

4
Definisi

• Benigna prostaat hiperplasi (BPH) adalah


pembesaran secara progresif dari kelenjar prostaat
(secara umum pada pria lebih dari 50 tahun)
menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan
pembatasan aliran urinarius(Doenges,
Marilyn.2000:671).
• Benigna prostaat hiperplasi (BPH) adalah
pembesaran prostat yang mengenai uretra yang
menyebabkan gejala urinaria (Nursalam,2008:135).
•  
• Istilah BPH atau benign prostatic hyperplasia
sebenarnya merupakan istilah histopatologis,
yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan
sel-sel epitel kelenjar prostat
Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, namun terdapat factor risiko
umur dan hormone androgen. Adapun beberapa pathogenesis
yang diduga timbulnya Benigne Prostat Hyperplasia antara lain
(Mansjoer,dkk,2000 :329)

1. Factor interaksi stroma - epitel

2. Hipotesis Dihidrotestosteron (DHT)

3. Teori kebangkitan kembali atau reinduksi


Klasifikasi
Benigna prostaat hiperplasi (BPH) terdiri dari 4 derajat, yaitu: (Lab/UPF
Ilmu Bedah RSUD Dr Soetomo, 1994 : 193).
1. Derajat satu, keluhan prostatisme ditemukan penonjolan prostat 1 –
2 cm, sisa urine kurang 50 cc, pancaran lemah, nocturi, berat + 20
gram.
2. Derajat dua, keluhan miksi terasa panas, sakit, disuria, nucturia
bertambah berat, panas badan tinggi (menggigil), nyeri daerah
pinggang, prostat lebih menonjol, batas atas masih teraba, sisa urine
50 – 100 cc dan beratnya + 20 – 40 gram.
3. Derajat tiga, gangguan lebih berat dari derajat dua, batas sudah tak
teraba, sisa urine lebih 100 cc, penonjolan prostat 3 – 4 cm, dan
beratnya 40 gram.
4. Derajat empat, retensi, prostat lebih menonjol dari 4 cm, ada
penyulit keginjal seperti gagal ginjal, hydroneprosis.
Manifestasi Klinis
( Price Sylvia A : 2006:1320 )

Lower Urinary Tract Symtoms-LUTS

Intermitency

Hesitansi
Gejala Terminal
obstruktif dribling

Rasa tidak puas


setelah BAK
• Salah satu pemandu yang tepat untuk mengarahkan dan
menentukan adanya gejala obstruksi akibat pembesaran
prostat adalah International Prostate Symptom Score
(IPSS).
(WHO)

• Skor 0-7: bergejala ringan


• Skor 8-19: bergejala sedang
• Skor 20-35: bergejala berat.

Selain 7 pertanyaan di atas, di dalam daftar pertanyaan IPSS


terdapat satu pertanyaan tunggal mengenai kualitas hidup
(quality of life atau QoL) yang juga terdiri atas 7
kemungkinan jawaban
Lanjutan manifestasi klinis……………..

Urgency

Gejala
iritasi
Disuria Frekuensi
Pemeriksaan Diagnostik

• Prostate Spesific Antigen • Darah


(PSA) • Urin
• Uroflowmetri • Elektrolit
• USG
• Cystoskopy
• IVP (Intravena Pyelografi)
• Foto Polos Abdomen

Pemeriksaan
Radiologi
laboratorium
Pemeriksaan Fisik

Derajat
1 Derajat a. penonjolan
a. penonjolan prostat 2 prostat jelas
b. batas atas mudah
b. batas atas
diraba
dapat dicapai
c. sisa volume urin
c. sisa volume urin
kurang dari 50 ml
50-100ml

Derajat 3 Derajat 4

a. batas prostat tidak


dapat diraba
b. sisa volume urin Retensi urin total
>100ml
Penatalaksanaan
Smeltzer,Suzanne.2001:1627 dan Mansjoer,dkk.2000 :334

KONSERFATIVE PEMBEDAHAN
1. Konservatif
a. Observasi pada pasien dengan keluhan ringan:
memberikan nasehat untuk mengurangi minum
setelah makan malam sehingga dapat mengurangi
nocturia, menghindari obat-obat dekongestan,
mengurangi minum kopi, dan tidak diperbolehkan
untuk minum alcohol agar tidak terlalu sering miksi

b. Terapi medikamentosa:
• Penghambat adrenergic α: prazosin doxazosin,
terazosin, afluzosin.
• Penghambat enzim 5-α reduktase: finasterida(proscar).
2. Pembedahan

Indikasi untuk terapi pembedahan,


yaitu:
Retensi berulang
Hematuria
Tanda-tanda penurunan fungsi ginjal
Tanda-tanda obstruksi berat, yaitu diventrikel,
hidroureter, hidronefrosis
Ada batu saluran kemih
Open TURP
prostatectomy

Bedah
Laser

Jenis Tindakan Pembedahan konvensional


TERAPI INVASI MINIMAL

Transurethral needle ablation of the prostate (TUNA)


digunakan pada pasien yang gagal dengan pengobatan medikamentosa, pasien yang
tidak tertarik pada pengobatan medikamentosa, mengggunakan kateter khusus
dengan jarum di ujungnya yg dapat menyebabkan kematian jar.prostat, efektif pada
pasien dengan pembesaran rostat <60gr

Transurethral electrovaporization of the prostate


menggunakan rectoskop (seperti teropong yang dimasukkan melalui anus). Arus listrik
yang dihantarkan menimbulkan panas yang dapat menguapkan jaringan
sehingga menghasilkan timbulnya rongga di dalam uretra.

Termoterapi
Metode ini menggunakan gelombang mikro yang dipancarkan melalui kateter
transuretral (melalui
saluran kemih bagian bawah). Namun terapi ini masih memerlukan penelitian
lebih lanjut untuk
mengetahui tingkat keefektivitasannya
Intraurethral stents
Alat ini dapat bertujuan untuk membuat saluran kemih tetap terbuka. Setelah 4-6 bulan alat ini
biasanya
akan tertutup sel epitel. Biasanya digunakan pada pasien dengan usia harapan hidup yang
minimum
dan pasien yang tidak cocok untuk menjalani operasi pembedahan maupun anestesi. Saat ini
metode ini
sudah jarang dipakai.

Transurethral balloon dilation of the prostate


dilakukan dilatasi (pelebaran) saluran kemih yang berada di prostat dengan
menggunakan balon yang dimasukkan melalui kateter. Teknik ini efektif pada pasien dengan
prostat
kecil, kurang dari 40 cm3. Meskipun dapat menghasilkan perbaikan gejala sumbatan, namun
efek ini
hanya sementara sehingga cara ini sekarang jarang digunakan .
Komplikasi pasca Bedah

Obstruksi kateter

Refluks kandung kemih, hidroureter, dan


hidronefrosis

Retensi urine akut dan involusi kontraksi


kandung kemih

Gross Hematuria dan urinary tract infect

Disfungsi seksual, Infeksi saluran kemih yang


disebabkan karena kateterisasi
Konsep Asuhan Keperawatan
Konsep Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan BPH
pada pasien dengan BPH
1. Pengkajian
a. Anamnesa:
Identitas klien : Usia (> 50 tahun), pekerjaan ( bagi pekerja yang
membutuhkan duduk terlalu lama)
b. Keluhan :
• Pra Operasi :
Hesitansi, Intermitency. Terminal dribbling, Pancaran lemah, Rasa
tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum
puas, Urgency, Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari
biasanya dapat terjadi pada malam hari (Nocturia) dan Disuria.
• Pasca operasi
Nyeri, hambatan mobilitas fisik, resiko infeksi pada pemakaian
kateter
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
adanya riwayat penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan
BPH yaitu infeksi saluran kemih , pemakaian kateter, ditanyakan
juga penyakit diabetes mellitus, hipertensi, jantung, karena
dapat memperbesar risiko terjadinya penyulit pasca bedah,
d. Riwayat penyakit sekarang :
adanya hesitansi, intermitency. terminal dribbling, pancaran
lemah, rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil ,
urgency, frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari
biasanya terjadi pada malam hari (Nocturia), disuria dan retensi
urin.
e. Data psiko sosial- spiritual:
merasa cemas terhadap kondisinya dan pemahaman klien
tentang prosdur pembedahan maupun anstesi yg digunakan.
f. ADL ( Activitas Daily living)
a. Pola Nutrisi klien :anoreksia, mual, muntah (bila sudah
terjadi gagal ginjal).
b. Eliminasi : Hesitansi, Intermitency. Terminal dribbling,
Pancaran lemah, Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang
air kecil , Urgency, Frekuensi yaitu penderita miksi lebih
sering dari biasanya terjadi pada malam hari (Nocturia) dan
Disuria.
c. Pola istirahat : waktu istirahat pada malam hari terganggu
akibat nocturia dan retensi urine
d. Pola Aktivitas : hambatan mobilitas fisik karena akibat dari
regional anastesi
e. Hygiene : pasien pasca operasi membutuhkan bantuan
dalam pemenuhan hygiene
Pemeriksaan fisik
1. System pernafasan (B1=Breath): pola nafasnya, irama
pernafasan, sesak (apabila ada komplikasi pada gagal ginjal
dapat mengakibatkan edema paru)
2. System sirkulasi (B2=Blood) : konjutiva merah muda, kalau pucat
menunjukkan adanya anemia akibat perdarahan pasca operasi,
mukosa bibir lembab, kondisi akral hangat , warna merah, kering
dan CRT kurang dari 2 detik menunjukkan perfusi jaringannya
baik. Bila akral dingin, pucat, lembab dan CRT lebih dari 2 detik
menunjukkan perfusi jelek. Adanya penurunan tekanan darah
yang merupakan tanda syok akibat perdarahan saat operasi.
3. System neurologi (B3=Brain) : akibat general anastesi terjadi
penurunan kesadaran dan akibat regional anastesi terjadi
parestesia pada extremitas bawah, reflek babinzky +/+ dan
adanya nyeri daerah operasi
4. System perkemihan (B4= Bladder) : adanya
retensi urin dan nyeri tekan pada distensi
kandung kemih.
5. System pencernaan (B5=Bowel) : efek anastesi :
penurunan peristaltik usus/ bising usus.
6. System musculoskeletal (B6=Bone) :
ekstremitas bawah tidak mampu melawan
tahanan pada SAB anastesi. System
integument : setelah pembedahan terdapat
kerusakan integritas kulit, kondisi bekas
pembedahan
Dianosa Keperawatan

Pre OP
• Gangguan pola eliminasi
• kelebihan vol.cairan
• Nyeri
• Ansietas
Post OP
• Nyeri
• Resiko infeksi saluran kemih
• Hambatan mobilitas fisik
• Kurang pengetahuan
5. Implementasi……..

Implementasi adalah tahap ketika perawat


mengaplikasikan rencana asuhan
keperawatan ke dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
6. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan

formatif Sumatif
Evaluasi Evaluasi

Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas


proses keperawatan dan hasil tindakan Evaluasi sumatif yang dilakukan
keperawatan. Evaluasi formatif setelah semua aktivitas proses
dilakukan segera setelah perawat keperawatan selesai dilakukan.
mengimplementasikan rencana asuhan Evaluasi sumatif ini dilakukan
keperawatan guna menilai keefektifan bertujuan menilai dan memonitor
tindakan keperawatan yang telah kualitas asuhan keperawatan yang
dilaksanakan telah diberikan.
Persiapan OPERASI TURP
• Persiapan operasi H-1:
- Puasa
- Berikan obat penenang (untuk meminimalkan
kecemasan)
- TTSP (tanda tangan surat persetujuan)
- Lavement
Persiapan H-H :
- Pasien di cukur bulu pubisnya
- kompres dengan larutan savlon 1%
- Tes antibiotic
- Pemasangan infuse
- Premedikasi
Tujuan diberikan premedikasi
1. Menyiapkan sistem persyarafan untuk
menerima obat anastesi
2. Memudahkan/memperlancar induksi,
rumatan dan sadar dari pengaruh anastesi
3. Mengurangi stres fisiologis ( takicardia,
takipneu)
4. Menimbulkan rasa nyaman pada pasien
Contoh perhitungan dosis premed
Instruksi dokter:
Dormicum 3,5 mg IV dan pethidin 60 mg IM

Dormicum
Sediaan:
5mg/5ml→1 ml= 1 mg
15 mg/3 ml→ 1ml = 5 mg

Dormicum 6 mg IV
Sediaan 15mg/3 ml
Di oplos aquades 30 cc
30 cc = 15 mg
1 cc = 0,5 mg
6 mg= 6 /0.5= 12 cc
• Pethidine
Sediaan 100mg/ 2ml

Instruksi pethidine 80 mg IM
Sediaan 100mg/2 ml→1 ml = 50 mg

1 ml = 50mg
80 mg= 80/50= 1,6 cc
Case study

• Tn.B mengungkapkan tidak bisa kencing dan menahan nyeri sejak 5


hari yang lalu. Saat di bawa ke UGD pasien diperiksakan lab darah
(leukosit:6,47L, eritrosit: 5,24L, Hb: 14L), HCT: 16,2%, Creatinin:
50mg/dl, Gula Darah Puasa:74mg/dl, PPT:13,6Detik,APPT:33,5Detik,
HBsAg:negative, Anti HCV:negative, SGOT: 23,5 u/L, SGPT: 23,7 u/L,
Urid Acid:9,0mg/dl,BUN:28,5mg/dl dan hasil foto thoraks: jantung dan
pulmo normal, EKG:normal, sedangkan hasil BOF dengan 3 posisi,
yaitu besar ke dua ginjal normal, tulang-tulang baik, gas usus normal.
Hasil USG menunjukan volume BPH >60gr. Hasil pemeriksaannya
dikonsulkan dengan dokter urologi, dan oleh dokter urologi pasien
dianjurkan untuk operasi TURP dengan SAB anastesi tanggal 2-10-
2012 pukul 15.00WIB. Malam sebelum operasi pasien mendapat
infuse RL 3 flesh/24jam, esilgan 1mg, lavement Yall, dan keluarga
menandatangani surat persetujuan tindakan pembedahan. Pada
tanggal 2-10-2012 pagi infuse tetap diteruskan, tes antibiotic kalfoxim.
Satu jam sebelum operasi pasien diberi obat premedikasi : dormicum
7 mg IV (sediaan 15mg/3ml) dan pethidin 85 mg IM
Instruksi:

1. Masalah keperawatan yang terjadi pada


Tn.B?
2. Prioritas masalah keperawatan!
3. Sebutkan persiapan pre OP H-1 dan H-H
4. Hitunglah jumlah tetesan infus /mnt sesuai
dengan terapi yang di berikan!
5. Hitunglah dosis obat premedikasi dari terapi
yang diberikan!

Anda mungkin juga menyukai