Anda di halaman 1dari 17

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama : Ny.E
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : D III
Pekerjaan : Swasta
Tanggal pengkajian :19/10/2015
Tanggal masuk : 17/10/2015
Diagnosa medis : Asma Bronchial
Alamat : Jl. S
RT/RW : 1/8
Kota : Bandung
2) Identitas Keluarga/ Penanggung Jawab
Nama : Suroso
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : swasta
Hubungan dengan klien: Suami
Alamat : Jl. S
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Alasan Masuk Rumah Sakit

32
33

Klien mengatakan sesak nafas sejak jumat sore hingga sabtu


yang disertai dengan batuk berlendir, telah dilakukan
pengobatan awal dirumah tetapi sesak tidak kunjung berkurang
dan bertambah berat
2) Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak nafas
3) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Klien mengatakan sesak nafas yang dirasakan dikarenakan
banyaknya debu di tempat tinggal klien dan juga klien
mengatakan kelelahan oleh karena aktifitas dan kegiatan yang
mengharuskannya pulang pergi ke kota subang, sesak nafas
yang dialami sejak jumat sore dan puncaknya pada hari sabtu
hingga sekarang yang dirasakan secara bertahap pada saat klien
beraktifitas. Sesak napas dirasakan terus menerus
4) Keluhan Yang Menyertai
Klien mengatakan batuk berlendir
5) Riwayat tindakan konservatif dan pengobatan yang telah
didapat
 Nacl 0,9% 500 ml + 1 amp Aminophilin
 3 x 10 mg indexon
 2 x 1 amp ranitidine
 2 x 400 mg ibuprofen tab
 1 x 2gr ceftriaxon
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat penyakit atau rawat inap sebelumnya
Klien mengatakan memiliki riwayat asma sejak kecil
dan pernah dirawat dirumah sakit pada tahun 2014 di rumah
sakit Santo Borromeus
2) Riwayat alergi : Klien mengatakan alergi pada debu, kapuk dan
polusi udara
34

3) Riwayat operasi : Klien mengatakan tidak pernah menjalani


operasi
4) Riwayat Transfusi : Klien mengatakan tidak pernah mendapat
transfuse
5) Riwayat pengobatan : Klien mengatakan menggunakan
nebulizer sendiri dirumah dengan obat ventolin apabila asma
klien kambuh
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan ibu klien menderita penyakit asma bronchial
dan kelima saudara klien juga menderita penyakit yang sama juga
ketiga anak klien juga menderita penyakit asma bronchial
d) Genogram 3 generasi

c. Data Biologis
1. Penampilan umum: Keadaan umum tampak sakit sedang, rambut
lepek, infuse terpasang dilengan kiri, terpasang O2 3 liter dan posisi
semifowler
2. Tanda-tanda vital: tekanan darah 110/80 mmHg dilengan kanan, suhu
36,8 C per axilla, nadi 84x/menit
3. Tinggi badan :160 cm
35

Berat badan : 58 kg
IMT : 22,65 , berada dalam kategori normal
4. Anamnesa dan Pemerikasaan Fisik Sistem Tubuh
a) Sistem kardiovaskuler
1) Anamnesa : klien mengatakan tidak ada keluhan nyeri dada
dan jantung berdebar-debar
2) Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat di ICS 5
midclavicularis sinistra, tidak tampak sianosis dan tidak ada
clubbing of finger.
3) Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicularis
sinistra
4) Perkusi : terdengar pekak pada ICS 2 Linea Sternalis
Sinistra(batas atas jantung) hingga ICS 5 anterior axilla
Kiri(batas bawah jantung) dan pada ICS 2 Sternalis Dextra
(batas kanan jantung)
5) Auskultasi : terdengar bunyi jantung II pada ICS 2 Linea
Strenalis Kanan dan ICS 2 Linea Sternalis Kiri dan bunyi
jantung I pada ICS 4 Linea Sternalis Kiri dan ICS 5 Linea
Medio Clavicularis kiri, menghitung heart rate di apex cordis :
88x/menit dan tidak terdengar bunyi tambahan.
b) Sistem Pernapasan
1) Anamnesa : klien mengatakan sesak napas, klien juga
mengatakan batuk berlendir sehingga menambah sesaknya.
tampak terpasang O2 binasal kanul 3 liter, klien tampak sesak
dan batuk-batuk, RR : 26x/menit
2) Inspeksi : bentuk dada klien normal tidak ada kelainan
pigeonchest, tulang dada tampak normal, pergerakan napas
simetris antara kiri dan kanan
3) Palpasi : vocal premitus getaran teraba sama dikedua
lapang paru
36

4) Perkusi : ICS dextra 1-4 terdengar sonor, ICS sinistra 1


dan ICS 5 axila anterior terdengar sonor.
5) Auskultasi : pada saat auskultasi terdengar suara wheezing
6) Masalah keperawatan
(1) Pola napas tidak efektif
(2) Ketidakefektifan bersihan jalan napas
c) Sistem pencernaan
1) Anamnesa : klien mengatakan tidak ada masalah dengan
nafsu makannya, tidak mual maupun muntah. Klien juga
mengatakan hanya menghabiskan ½ porsi makanannya
dikarenakan sesak yang dialami klien. Tampak klien
menghabiskan 1/2 porsi makanannya.
2) Inspeksi : perut tampak datar, tidak ada lesi, scar,
bendungan vena, spider naevi, dan tidak ada benjolan/massa,
serta ada striae.
3) Palpasi : klien mengatakan tidak ada nyeri pada bagian
abdomen, hepar tidak teraba, tidak teraba pembesaran pada lien
dan tidak ada nyeri tekan dan lepas pada titik Mc burney
4) Perkusi : terdengar tympani di seluruh abdomen, tidak
ada acites, pada perkusi ginjal tidak ada nyeri pada klien dan
tulang vertebra tampak lurus dan tidak nyeri
5) Auskultasi : bising usus terdengar 16 kali/menit(peristaltic
usus kuat)
d) Sistem endokrin
1) Anamnesa : klien mengatakan tidak memiliki penyakit
diabetes melitus
2) Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
e) Sistem perkemihan
1) Anamnesa : klien mengatakan BAK lancar dan BAB 1 kli
sehari
37

2) Inspeksi : tidak terpasang catheter urine


3) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian
hipogastrica/kandung kemih
f) Sistem persyarafan
1) Anamnesa : klien mengatakan tidak pusing
2) Inspeksi & palpasi :
Tingkat kesadaran kualitatif Composmentis
Tingkat kesadaran kuantitatif Motorik 6
Verbal 5
Eye 4+
15
Fungsi Nervus
1) Nervus 1. Olfaktorius : pasien dapat menghidu bau
minyak kayu putih yang diberikan perawat
2) Nervus II. Optikus : klien dapan membaca papan
nama perawat pada jarak 30cm dan lapang pandang klien
luas
3) Nervus III Okulomotorius : klien dapat menggerakkan
bola mata keatas dan kebawah
4) Nervus IV Trokhlearis : klien mampu menggerakkan
bola mata ke kiri dan ke kanan, pupil isokor dengan
diameter 2 ml, dan reflex cahaya positif
5) Nervus V trigeminus : klien dapat menunjukkan area
wajah yang telah disentuh oleh kasa (sensorik) dan tonus
musculus masseter baik (motorik)
6) Nervus VI Abduscen : klien mampu memutar bola mata
memutar
7) Nervus VII Fasialis : klien mengatakan dapat merasakan
the manis yang perawat berikan (sensorik) dan klien
38

dapat menaikkan alis, menggembungkan pipi, tersenyum,


mengerutkan dahi.
8) Nervus VIII Acusticus : klien mampu mendengar
gesekan tangan perawat dalam jarak 30 cm
9) Nervus IX Glosopharingeus : klien dapat merasakan rasa
pahit saat minum obat
10) Nervus X Vagus : klien dapat menelan tanpa rasa sakit
11) Nervus XI Accesorius : dapat mengangkat bahu kanan
dan kiri saat diberi tahanan
12) Nervus XII Hipoglosus : klien dapat mendorong pipi kiri
dan pipi kanan dengan lidah
g) Sistem persepsi sensori
1) Anamnesa : pasien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran, alat bantu penglihatan
2) Inspeksi : tidak tampak katarak, daun telinga tampak
bersih, kanalis auditorius tampak bersih, reflex cahaya politser
+, tidak ada peradangan dan lesi,
h) Sistem Muskuloskeletal
1) Anamnesa : Klien mengatakan sesaknya bertambah apabila
beraktifitas. Tampak klien hanya berbaring di tempat tidur
2) Inspeksi : klien tampak lemah
3) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada ekstremitas,
kekuatan otot

5 5
5 5

4) Masalah Keperawatan: intoleransi aktifitas


i) Sistem Integumen
1) Anamnesa : klien mengatakan tidak ada masalah dengan
kulitnya
39

2) Inspeksi : tidak ada tanda-tanda dekubitus


3) Palpasi : kulit teraba hangat, turgor kulit baik
j) Sistem imun – hematologi
1) Anamnesa : pasien mengatakan tidak merasa demam

d. Data Psikologis
1. Status emosi
Stabil , klien tampak ramah
2. Konsep diri(gambaran diri, harga diri, ideal diri, identitas diri, peran)
Klien mengatakan sudah terbiasa dengan penyakit yang ia alami sejak
kecil. Klien juga mengatakan mengetahui bahwa penyakitnya ini tidak
bisa disembuhkan tetapi hanya bisa di cegah supaya tidak terjadi
kekambuhan. Klien mengatakan apabila asma klien kambuh maka
tidak jarang klien ijin dari tempat klien bekerja untuk beristirahat.
3. Gaya komunikasi
Klien menggunakan bahasa Indonesia, artikulasinya jelas, dan
intonasinya jelas
4. Pola interaksi
Klien mampu berinteraksi dengan orang disekelilingnya terutama
keluarganya, dokter dan perawat diruangan dan kooperatif dengan
setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada klien
5. Pola mengatasi masalah
Klien mengatakan jika ada masalah ia akan banyak berdoa minta
petunjuk dari Tuhan dan berdiskusi dengan keluarganya dan melakuka
pengobatan segera.
e. Data Sosio-Spiritual
1. Hubungan social
Baik
2. Gaya hidup
40

Klien mengatakan klien adalah bidan di puskesmas lembang, yang


sehari-hari kebanyakan berhadapan dengan pasien TBC yang datang
pengobatan.
3. Kegiatan agama dan relasi dengan Tuhan
Klien mengatakan sering sholat bersama suami dan anak klien.

f. Persepsi Klien terhadap Penyakitnya


Klien mengatakan telah memahami dengan baik mengenai penyakit
asma bronchial yang ia derita sejak kecil, baik dari faktor pencetusnya :
debu, aktivitas berat, stress dan bagaimana penanganannya ketika terjadi
kekambuhan, klien mengatakan dirumah klien telah tersedia tabung
oksigen dan nebulizer sendiri yang dapat digunakan sewaktu terjadi
kekambuhan. Klien juga mengatakan mengetahui cara pencegahan supaya
tidak terjadi kekambuhan, namun karena aktifitas dan rutinitas bekerja
sebagai bidan dipuskesmas klien terkadang tidak memperhatikan/ menjaga
kesehatannya saat berada dipuskesmas dengan tidak memakai masker
pada saat berhadapan dengan pasien TBC, klien juga mengatakan dalam 2
minggu terakhir klien pulang pergi dari bandung ke subang dikarenakan
orang tua yang sakit sehingga membuat klien begitu kelelahan dan
akhirnya mengalami kekambuhan.
g. Data Penunjang
1) Laboratorium
a) Tangal 17-10-2015
 Tampak jantung membesar

2) Terapi
a) Terapi : Ceftriaxon
Golongan : Antibiotik
41

Kontraindikasi : hipersensitif terhadap sefalosferin, pada pasien


yang hipersensitif terhadap penicillin, kemungkinan terjadinya
reaksi alergi silang harus diperhitungkan.
Efek samping : feces encer, diare, mual, muntah, stomatitis,
glositis, prurutus, urtikaria, dermatitis alergi, udema, eksantem,
eritema, multiforma, eosinofilia, hematema, trombositopenia,
leucopenia, granulositopenia, anemia hemolitik, sakit kepala,
pusing, reaksi anafilaktik, nyeri ditempat suntik dan flebitis
Mekanisme kerja : ceftriaxon merupakan sefalosporin ke 3
dengan spectrum aktivitas anti bakteri yang luas dan masa kerja
yang panjang. Dengan pemberian secara parenteral, ceftriaxone
cepat berdifusi kedalam jaringan dan cairan tubuh, dimana kadar
bakterisidal obat akan bertahan selama 24 jam. Ceftriaxone dapat
menembus sawar otak sehingga dapat dicapai kadar obat yang
cukup tinggi dalam cairan serebrospinal.
b) Terapi : Ranitidine
Golongan : antihistamine reseptor 2 (AH2)
Kontraindikasi : Penderita gangguan fungsi ginjal, wanita hamil
dan menyusui
Efek samping : Diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam
kulit, malaise, nausea, konstipasi, penurunan sejumlah sel darah
putih dan platelet, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia
Mekanisme kerja : Ranitidine menghambat kerja histamine pada
reseptor H2 secara kompotitif sehingga mengahmbat sekresi
lambung
c) Terapi : Ibuprofen
Golongan : antiinflamasi
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : Gngguan saluran cerna, gangguan
ginjal/nefrotoksik), menganggu trombosit
42

Mekanisme kerja : Menghambat enzim siklooksigenase pada


biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakhidonat
menjadi PG-G2 terganggu
d) Terapi : Codein racik
Golongan : Antitusif
Kontraindikasi : emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan
intracranial yang meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi
saluran empedu dan asma bronchial
Efek samping : Dapat menimbulkan ketergantungan, mual,
muntal, pusing, sembelit, depresi pernapasan, depresi jantung dan
syok
Mekanisme kerja : bekerja pada susunan saraf pusat dengan
menekan pusat batuk.

e) Terapi : Prednisone
Golongan : Kortikosteroid
Kontraindikasi : ibu hamil dan menyusui
Efek samping : Sakit perut/ gangguan pencernaan, mual,
infeksi jamur, mudah merasakan kebingunggan, susah tidur, berat
badan bertambah, kekuatan otot melemah, menstruasi tidak teratur.
Mekanisme kerja : sebagai glukokortikoid, bersifat menekan
sistem imun, antiradang. Mengurangi peradangan dengan
menstabilkan membrane leukosit lisosom, mencegah pelepasan
hidrolase asam yang merusak dari leukosit, atau mengurangi
adhesi leukosit ke kapiler endothelium, menghambat akumulasi
makrofag di area meradang 
f) Terapi : Bisolvon (nebulizer 20 tts)
Golongan : Bromhexine HCL
Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap
Bromhexine HCI.
43

Efek samping : gangguan saluran pencernaan termasuk mual,


muntah, diare, konstipasi dan nyeri lambung. Juga pernah
dilaporkan terjadi ruam kulit, penyempitan bronkus,
trombositopenia, limfopenia. Penurunan ketajaman penglihatan
dan kesulitan membedakan warna dapat terjadi, tapi sangat jarang
dan akan sembuh bila obat dihentikan.
Mekanisme kerja : Bromhexine adalah derivat sintetik dari zat
aktif vasicine yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Studi
preklinis menunjukkan Bromhexine dapat meningkatkan sekresi
bronkus serous. Bromhexine memperbaiki transpor mukus dengan
mengurangi viskositas mukus dan dengan mengaktifkan epitel
bersilia (klirens mukosilia) .Studi klinis menunjukkan bahwa
Bromhexine memiliki efek sekretolitik dan sekretomotor pada
daerah saluran bronkus, yang dapat mempermudah pengeluaran
dahak dan batuk.
g) Terapi : ethapilin
Golongan : Xhantine bronchodilator
Kontraindikasi : pasien dengan infark miokard
Efek samping : Mual-muntah, kram perut, detak jantung cepat
tidak beraturan, insomnia, diare, kehilangan selera makan, pusing
dan sakit kepala
Mekanisme kerja : Bekerja dengan menghalangi kerja enzim
fosfodiesterase sehingga menghindari  perusakan cAMP dalam sel,
antagonis adenosin, stimulasi pelepasan katekolamin dari medula
adrenal, mengurang; konsentrasi Ca bebas di otot polos, menghalangi
pembentukan prostaglandin, dan memperbaiki kontraktilitas diafragma.
Teofilin dalam kadar rendah dapat memblokir reseptor adenosine A.
Pada konsentrasi terapi yang lebih tinggi akan terjadi penghambatan
fosfodiesterase-kenaikan kadar cAMP. Reaksi-reaksi yang dicetuskan
oleh cAMP sebagai ‘second messenger´ mengakibatkan relaksasi otot-
otot bronchial dan penghambatan pengeluaran zat-zat mediator dari sel-
44

sel mast dan granulosit. Suatu kombinasi dengan simpatomlmetik


mengakibatkan obat ini sudah efektif bahkan pada dosis yang sangta
rendah sehingga suatu desensibilisasi dari reseptor dapat dicegah.
Arteriol dan pembuluh-pembuluh kapasitas akan mengalami dilatasi.
Pada jantung, Teofilin bekerja inotrop positif dan kronotrop positif-
pemakaian oksigen bertambah. Peningkatan volume sekuncup jantung
dan dilatasi pembuluh ginjal mengakibatkan kenaikan filtrasi
glomerular. Teofilin dimetabolisme oleh hati. Pada pasien perokok atau
gangguan fungsi hatidapat menyebabkan perubahan kadar teofilin dalam
darah. Kadar teofilin dalamdarah dapat meningkat pada gagal jantung,
sirosis, infeksi virus dan pasien lanjutusia. Kadar teofilin dapat menurun
pada perokok, pengkonsumsi alkohol, danobat-obatan yang
meningkatkan metabolisme di hati.

2. Pengelompokan Data
a) Data Subjektif:
1) Pasien mengeluh sesak nafas
2) Klien mengatakan sesak nafas yang dirasakan dikarenakan banyaknya
debu di tempat tinggal klien dan juga klien mengatakan kelelahan oleh
karena aktifitas dan kegiatan
3) Klien mengatakan memiliki riwayat asma sejak kecil
4) Klien mengatakan alergi pada debu, kapuk dan polusi udara
5) Klien juga mengatakan batuk berlendir sehingga menambah sesaknya
6) Klien mengatakan sesaknya bertambah apabila beraktifitas.

b) Data Objektif
1) Terpasang O2 nasal kanul 3 liter
2) Klien diberi posisi semifowler
3) Klien tampak sesak
4) Klien tampak batuk berlendir putih kehijau-hijauan
45

5) RR : 26x/menit
6) Saat auskultasi terdengar suara wheezing
7) Klien tampak lemah
8) Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur

3. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds: Terpapar faktor alergen: Bersihan jalan napas
1) Klien mengatakan debu, aktifitas berat dan tidak efektif
batuk berlendir stress
sehingga menambah
sesaknya tubuh meningkatkan
Do: pembentukan IgE
1) Klien tampak batuk
berlendir putih IgE melekat pada sel mast
kehijau-hijauan
degranulasi sel

sel mast mengeluarkan


mediator kimia (histamin,
leukotrien, faktor
kemotatik eosinofil)

mempengaruhi otot polos


dan kelenjar jalan napas

hipersekresi mukus

bersihan jalan napas


tidak efektif
Ds: terpapar faktor alergen: Ketidakefektifan pola
1) Klien mengeluh
debu, aktifitas berat dan napas
46

sesak nafas stress


2) Klien mengatakan
sesak nafas yang tubuh meningkatkan
dirasakan pembentukan IgE

dikarenakan
banyaknya debu di IgE melekat pada sel mast

tempat tinggal klien


degranulasi sel
dan juga klien
mengatakan
sel mast mengeluarkan
kelelahan oleh
mediator kimia (histamin,
karena aktifitas dan
leukotrien, faktor
kegiatan
kemotatik eosinofil)
3) Klien mengatakan
memiliki riwayat mempengaruhi otot polos

asma sejak kecil dan kelenjar jalan napas

4) Klien mengatakan
alergi pada debu, edema mukosa, dinding

kapuk dan polusi bronkus dan spasme

udara otot polos bronkiolus

Do:
1) Terpasang O2 nasal ketidakefektifan pola

kanul 3 liter napas

2) Klien diberi posisi


semifowler
3) Klien tampak sesak
4) RR : 26x/menit
5) Saat auskultasi
terdengar suara
wheezing
Ds : Klien mengatakan Penyemptan jalan Intoleransi aktifitas
47

sesaknya bertambah napas(bronkus dan


apabila eraktifitas. percabangannya)
Do :
1) Klien tampak hanya peningkatan kerja
berbaring di tempat pernapasan
tidur
2) Klien tampak lemah tahanan saluran napas
meningkat

gangguan ventilasi

hipoventilasi

penurunan O2 ke perifer

penurunan O2 dalam darah

Penurunan ikatan Hb
dengan O2

Penurunan suplai O2 ke
sel

Mitokondria kekurangan
O2

Penurunan metabolisme
sel

Penurunan pembentukan
ATP

Energi yang dihasilkan


berkurang
48

Intoleransi aktifitas

B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
secret
2. ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan bronkospasme
3. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen

Anda mungkin juga menyukai