Anda di halaman 1dari 7

E.

pemeriksaan klinis

dilakukan utnuk mengetahui apakah pembesaran ptostat ini bersifat beigna atau
maligna dan untuk memastikan tidak adanya penyakit penyerta lainya.berikut
pemeriksaan ( graoe, 2006 ):

1. Urinalisis dan kultur urine


Pemeriksaan ini untuk menganalisa ada tidaknya infeksi dan RBC (red blood
cell)dalam urine yang memanifestasikan adanya perdarahan /hematuria.
2. DPL (DEEP PERITONIAL LAVAGE)
Pemeriksaan pendunkung ini nuntuk melihat ada tidaknya perdarahan internal
dalam abdomen.sampel yang diambil adalah cairan abdomen dan diperiksa
jumlah sel darah merahnya.
3. Ureum,elektrolit dan serum kreatinin
Pemeriksaan ini menentukan fungsi ginjal. Hal ini sebagai data pendukung untuk
mengetahuipenyakit komplikasi dari BPH, karena obtruksi yang berlangsung
kronis seringkali menimbulkan hidronefrosis yang lambat laun akan
memperberat fungsi ginjal dan pada akhirnya menjadi gagal ginjal.
4. PA (patologi anatomi)
Pemeriksaanini dilakukan secara sampel jaringan pasca oprasi. Sampel jaringan
akan dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk mengetahui apakah hanya
bersifat benigna atau maligna, sehingga akan menjadi landasan untuk treatment
selanjutnya.
5. Catatan harian berkemih
Setiap hari perlu dilakukan evaluasi output urine,sehingga akan terlihat
bagaimana silus rutinitas miksi dari pasien.data ini menjadi bekal untuk
membandingkan dengan pola eleminasi urine yang normal.
6. Uroflowmetri
Dengan menggunakan alat pengukur, maka akan terukur pancaran urine.pada
obstruksi dini seringkali pancaran melemah bahkan meningkat.hal ini di
sdebabkan obstruksi dari kelenjar prostat pada traktus urinarius.selain itu,
volume residu urine juga harus diukur.normalnya residual urine<100
ml.namun,residual yangf tinggi membuktikan bahwa vesikaurineria tidak mampu
mengeluarkan urine secara baik karena adanya obstruksi.
7. USG Ginjal dan vasika urinaria
USG ginjalnbertujuan untuk melihat adanya komlokasi penyerta dari
BFH,misalnya hidronephrosis.sedangkan USG pada vesika urineria akan
memperlihatkan gambaran pemebesaran kelenjar prostat.
F. penatalaksanaan

Penyakit BPH merupakan penyakit bedah.sehingga terpi bersifat simpomatis yntuk


mengurangi tanda gejala yang di akibatkan oleh obstruksi pada saluran kemih. Terapi
simtomatis di tunjukan untuk merelaksasi otot polos prostat atau demgan menurunkan
kladar hormonal yang mempengaruhi pembesaran prostat, sehingga obstuksi akan
berkurang.jika keluhan masih bhersifat ringan,maka observasi diperlukan dengan
pengobatan simtomatis untuk mengevaluasi perkembangan klien. Namun,jika telah
terjadi obstruksi/retensi urine, infeksi vesikolithiasis,insufisiensi ginjal,maka harus
dilakukan pembedahan.

1. Terapi simtomatis
Pemberian obat golongan rseptor alfa-adrenergik inhibitor mampu
merelaksasikan otot polos prostat dan saluran kemih akan lebih terbuka. Obat
golongan 5-alfa reduktase inhibitor mampu menurunkan kadar
dehidrotestosteron intraprostat,sehingga dengan turunya kadar testosterone
dalam plasma maka prostat akan mengecil (Schwartz,2000)

2. TUR – P (Transuretral Resection Prostatectomy)

Tindakan ini merupakan tindakn pembedahan non insisi, yaitu pemotongan secara elektris
prostat melalui meatus uretralis. Jaringan prostat yang membesar dan menghalangi jalan
nya urine akan dibuang melalui elektrokauterdan dikeluarkan melalui irigasi dilator.
Tindakan ini memiliki banyak keuntungan , yaitu meminimalisir tindakan pembedahan
terbuka, sehingga masa penyembuhan lebih cepat dan tingkt resiko infeksi bisa ditekan .

3. Pembedahan Terbuka (prostatectomy)

Tindakan ini dilakukan jiak prostat terlalu besar diikuti oleh penyakit penyerta lain. Mesalnya
tomor vesika , vesikolithiasis, dan adanya adenoma yang besar (Schwartz, 2000).

G. Asuhan keperawatan
Pengkajian

1. Anamnesa
Prostat hanya dialami oleh klien laki-laki. Keluha yang serimg dialami oleh klien dikenal
dengan istilah LUTS (lower Urinary Tract Symptoms) antara lain hasistansi, pancara
urine lemah, intermettensi, ada sisa urine pasca miski, urgensi, frekuensidan disurai
(jika obstruksi meningkat).
2. Pemeriksaan fisik
Adanya peningkatan nadi dan tekanan darah (tidak signifikan, kecuali ada penyakit
penyerta). Hal ini merupakan bentuk kempensasi dari nyeri yang timbul akibat
obstruksi meatus uretralisdan adanya distensi bladder . jika retensi urine
berlangsung lama sering ditemukan adanya tanda gejala urosepsis ( peningkatan
suhu tubuh )sampai pada syok septic.

Obstruksi kronis pada bladder. Hal ini memicu terjadinya refluks urine dan terjadi
hidronefrosis dan pyelonefrosis, sehingga pada palpasi bimanual ditemukan adanya
rabaan pada ginjal. Pada palpasi supra simfisis akan teraba distensi baldder
(ballotemen).

Pada pemeriksaan penis , uretra dan skrotum tidak ditemukan adanya kelainan
,kecualinya ada penyakit penyerta seperti stenosis meatus ,striktur uretralis
,urethralithiasis, ca ,penis , maupun epididimetis.

Pemeriksaan RC (Rectal Toucher)adalah pemeriksaan sederhana yang sangat


mudah untuk menegakkan BPH. Tujuannya adalahuntuk menentukan konsistensi
system persarafan init vesiko uretra dan besarnya prostat
3. Pemeriksaan laboratorium

Hasil pemeriksaan darah lengkap tidak menunjukan adanya kelainan, kecuali


disertai dengan uresopsis yaitu adanya peningkatan leukosit. Selain itu, pada
pemeriksaan urine lengkap akan ditemukan adanya bakteri pathogen pada kultur
jika ada infeksi dan andanya eritrosit jaka terjadi rupture pada jaringan prostat.
Pada kondi post operasi, pemeriksaan PA dilakukan untuk menentukan kegenasan
/jinak dari jaringan prostat yang hyperplasia
4. Pemeriksaan penunjang lainnya

Pemeriksaan penunjang lainnya yang bisa membantu penegakan diagnosis BPH


adalah USGginjal (melihat komplikasi ) dan vesika urinaria ( tampak pembesaran
janringan prostat). Pemeriksaan uroflowmetri sangat penting dengan melihat
pancaran urine.
Berikut penilaian dari pemeriksaan uroflowmetri:
a. Flow rate maksimal>15 ml/ detik = non obstruktif
b. Flow rate maksimal 10-15 ml/ detik = border line
c. Flow rate maksimal<25 ml/ detik = obstruktif

Diagnisa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang biasanya muncul pada klien dengan Banigna Prostat
Hipeplasia (HPH) adalah (NANDA I 2012-2014):

1. Retensi urine (00023)


Definisi: pengosonag kantung kemih tidak komlet.
Batasan Karakteristik:
- Tidak ada haluaran urine
- Distensi kandung kemih
- Urine menetes
- Disuria
- Sering berkemih
- Inkontinensia aliran berlebih
- Residu urine
- Sensasi kandungan kemih penuh
- Berkemih sedikit

Factor yang berhubungan:

- Sumbatan
- Tekanan ureter tinggi
2. Nyeri akut (00132)
Definisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa (international for the study of pain); awitan tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau dipredikasi dan berlangsung< 6 bulan.
Batasan karakteristik:
- Perubahan selera makan , tekanan darah ,frekuensi jantung, frekuensi
pernapasan
- Diaphoresis
- Perilaku distraksi (jalan mondar-mandir,mencari orang lain ,aktifitas berulang)
- Mengekspresikan perilaku(gelisah, merengek, menangis,waspada ,iritabilitas)
- Melindungi are nyeri dan focus menyempit (gangguan persepsi nyeri ,hambatan
proses piker, penurunan interaksi)
- Melaporkan nyeri secara verbal
- Focus pada dir sendiri
- Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan :


- Agens cedera (biologis, zat kimia, fisik dan psikologis)

3. Ansietas (00146)
Definisi: perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
autonom (seringkali sumber tidak spesifik dan tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Batasan Karakteristik:
- Penurunan produktifitas
- Gerakan irelevan
- Gelisah
- Insomnia
- Kontak mata buruk
- Ekspresi kekhawatiran karena perubaan peristiwa kehidupan
- Agitasi
- Waspada
- Rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan
- Wajah tegang
- Tremor tangan
- Peningkatan keringat ,ketegangan ,gemetar, dan suara bergetar

Faktor yang berhubungan :


- Perubahan dalam status kesehatan
- Infeksi

4. Disfungsi seksual (00059)


Definisi: kondisi yang ditandai dengan individu mengalami peubahan fungsi seksual
sesama pase respon seksual hasrat, terangsang , dan / orgasme , yang dipandang
tidak memuaskan, tidak berharga atau tidak adekuat.

Batasan Karakteristik:
- Keterbatasan actual akibat penyakit
- Perubahan dalam mencapai persepsi peran seks dan kepuasan seksual
- Ketidakmampuan mancapai kepuasan yang diharapkan
- Persepsi perubahan pada rangsangan seksual
- Persepsi defisiensi hasrat seksual
- Persepsi keterbatasan akibat penyakit
- Mengungkapkan masalah

Factor yang berhubungan:


- Perubahan struktur tubuh (proses penyakit)

Intervensi

Berikut ini adalah intervensi yang dirumuskan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada jlien dengan banigna prostat hyperplasia (BPH) (NANDA –I, NIC NOC)
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, infeksi
Nursing Outcome Classifikation (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. X 24 jam, klien akan :
1211. Anxiety Level
1402. Anxiety Self-Control
1302. Coping yang dibuktikan dangan indicator (1: tidak pernah, 2; jarang, 3:
kadang-kadang, 4; sering, 5: selalu)

Criteria hasil :

- Tidak adanya gangguan istirahat ,gemetaran, distress, gelisah, konteraksi otot,


wajah tegang, iritabilitas meningkat, dan marah

- Tadak adanya penurunankonsentrasi dan kesulitan menyelesaikan masalah

- Tidak ada kepanikan

- TTV dalam rentang normal

- Mampu memonitoring intensitas kecemasan

- Mampu meredam penyebab kecemasan

- Mencari informasi untuk mengurangi cemas

- Mampu mengidentifiksi koping yang efektif dan tidak efektif

- Mampu merencanakan strategi koping untuk mengatasi situasi stress

- Menggunakan koping yang efektif dan tekhnik relaksasiuntuk menurunkan


ansietas

- Mampu mengubah gaya hudup untuk mengurangi ansietas dan adaptasi dangan
segala bentuk perubahan

- Mampu memanfaatkan support system yang ada untuk mengurangi ansietas

Nursing interventions classifikatiaon (NIC):

5820. Anxiety Reduction

Aktifitas keperawatan :
- Anjurkan klien unuk tenang
- Rencanakan seluruh prosedur tindakan dengan bak mengindari suasana yang
tidak menyenangkan bagi klien
- Berikan informasi yang factual tentang diagsona , treatment ,dan progonosis
dengan baik
- Anjurkan keluaga untuk menemani klien
- Lakukan masase punggun/ leher untuk menurunkan ansietas
- Catat perubahan tingkat kecemasan
- Bantu klien untuk mengidentifikasikan factor pencetus ansietas
- Bantu jlien untuk memecahkan masalah sesuai kemampuan klien
- Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Observasi tanda verbal /non verbal terjadinya ansietas pada klien
- Kolaborasi pengobatan untuk menurunkan ansietas (jika dibutuhkan)

5230. Coping Enhancement

Aktivitas keperawatan :

- Kaji penilaian klien terhadap dirinya sendiri


- Kaji dampak situasi kehidupan klien terhadap peran dan hubungan klien itu
sendiri
- Bantu klien untuk menerima situasi nyata yang sedang dihadapinya
- Kaji pemahaman kilen tentang proses penyakit yang dialaminya
- Gunakan pendekatan yang tenang dan lembut saat bersama klien
- Ciptakan suasana yang nyaman terhadap klien
- Bantu klien untuk mengidentifikasi kesukaan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai