Anda di halaman 1dari 18

EFUSI PLEURA

KELOMPOK 4 :

1. BAIQ EYIN WAHYU APRIANI


2. ELIN SURYANI
3.HERMAN
4.PUJI ANDRIANI
5.SUPIANI
Definisi
efusi pleura adalah
pengumpulan cairan
dalam rongga pleura
yang letaknya
diantara permukaan
visceral dan perietal,
adalah proses
penyakit primer yang
jarang terjadi tetapi
biasanya menurunkan
penyakit sekunder
terhadap penyakit
lain.
Etiologi
 Pleuritis karena Virus dan Mikoplasma
Efusi pleura karena virus atau mikoplasma
jarang ditemukan bila terjadinya jumlahnya
tidak banyak dan kejadiannya hanya selintas
saja.
 Pleuritis karena Bakteri Piogenik
Permukaan pleura dapat ditempeli oleh bakteri
yang berasal dari jaringan parenkim paru dan
menjalar secara hematogen dan jarang melalui
penetrasi diafragma, dinding dada, atau
esofagus.
 Efusi pleura karena kelainan intra abdominal.
Efusi pleura dapat terjadi karena steril karena reaksi infeksi
dan peradangan yang terdapat dibawah diafragma seperti
pankreas atau eksaserbasi akut prankreatitiskronik, abses
ginjal, abses hati dan abses limpa.

 Efusi pleura karena gangguan sirkulasi


Gangguan kariovaskuler
Payah jantung adalah sebab banyak timbulnya efusi plura.
Patogenesisnya adalah akibat terjadinya peningkatan tekanan
vena sistemik dan tekanan kapiler pulmonal akan menurunkan
kapasitas reabsorbsi pembuluh darah subpleura dan aliran
getah bening juga akan menurun (terhalang) sehingga filtrasi
cairan ke pleura dan paru-paru meningkat.
 Efusi pleura karena sebab lain-lain
• Trauma
Efusi pleura dapat terjadi akibat trauma yakni trauma
tumpul, laserasi, luka tusuk pada dada, rupture
esophagus karena muntah hebat atau karena pemakaian
alat waktu tindakan esofagoskopi

• Miksedema
Efusi pleura dan efusi perikard dapat terjadi sebagi
bagian dari penyakit miksedema. Efusi dapat terjadi
tersendiri maupun secara bersama-sama. Cairan bersifat
eksudat dan mengandung protein dengan konsentrasi
tinggi.
Patofisiologi
Proses penumpukan cairan dalam rongga pleura
dapat disebabkan oleh peradangan. Bila proses
radang oleh kuman piogenik akan terbentuk
pus/nanah, sehingga terjadi empiema/piotoraks.
Bila proses ini mengenai pembuluh darah sekitar
pleura dapat menyebabkan hemotoraks. Proses
terjadinya pneumotoraks karena pecahnya alveoli
dekat pleura perietalis sehingga udara akan masuk
kedalam rongga pleura. Proses ini sering
disebabkan oleh trauma dada atau alveoli pada
daerah tersebut yang kurang elastis lagi seperti
pada pasien emfisema paru
Manifestasi Klinik
 batuk kadang berdarah
 demam, menggigil
 demam subrefil (pada TB)
 pernafasan yang cepat
 Lemas progresif disertai penurunan BB
 Asites (pada sirosis hati)
 Asistesis dengan tumor di pelvis (pada
sindrom meig)
Pemeriksaan Penunjang
 Rontgen fotothorak
 Ultrasonografi
 CT-scan dada
 Torakosentesis (aspirasi cairan fleura)
 Biopsy pleura
 Pemeriksaan tambahan
(bronskopsi,pleuroskopi)
Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyabab


yang mendasari untuk mencegah penumpukan kembali
cairan, dan untuk menghirasa tidak nyaman serta dispnea :

 Torasentesis, ditujukan untuk pengobatan penyakit dasar


dan pengosongan cairan
 Selang dada dan drainase water –seal mungkin diperlukan
untuk pneumotoraks
 Obat dimasukkan kedalam ruang pleural untuk
mengobliterasi ruang pl;eura dan mencegah penumpukan
cairan lebih lanjut
 Modalitas pengobatan lainnya: Radiasi dinding dada,
operasi pleurektomi dan terapi diuretic
Komplikasi
 Gagal jantung kongestif
 Infeksi
 Kanker
 Kondisi autoimun
 Emboli
ASUHAN KEPERAWATAN
Pemberian Asuhan Keperawatan
merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerjasama
dengan klien, keluarga atau
masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal
Pengkajian
1.Pengumpulan data
 Identitas pasient

 Keluhan utama

 Riwayat penyakit sekarang

 Riwayat penyakit dahulu

 Riwayat penyakit keluarga

 Riwayat psikososial

 Pola pola fungsi kesehatan

 Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan penunjang
Diagnosa
 Ketidak efektifan pola pernafasan berhubungan dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan
cairan dalam rongga pleura
 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh. Sehubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh,
pencernaan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap
penekanan struktur abdomen
 Cemas sehubungan dengan adanya ancaman kematian yang
dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernafas).
 Gangguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan batuk yang
menetap dan sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan
 Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari sehubungan
dengan keletihan (keadaan fisik yang lemah)
 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan
sehubungan dengan kurang terpajang informasi
Intervensi
Diagnosa Keperawatan IV

 Gangguan pola tidur dan istirahat sehubungan dengan


batuk yang menetap dan nyeri pleuritik.

 Tujuan :Tidak terjadi gangguan pola tidur dan kebutuhan


istirahat terpenuhi

 Kriteria hasil : Pasien tidak sesak nafas, pasien dapat tidur


dengan nyaman tanpa mengalami gangguan, pasien dapat
tertidur dengan mudah dalam waktu 30-40 menit dan
pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8 jam per
hari
Rencana tindakan :

 Beri posisi senyaman mungkin bagi pasien.


 Rasonal : Posisi semi fowler atau posisi yang menyenangkan akan
memperlancar peredaran O2 dan CO2.
 Tentukan kebiasaan motivasi sebelum tidur malam sesuai dengan
kebiasaan pasien sebelum dirawat.
 Rasional : Mengubah pola yang sudah menjadi kebiasaan sebelum
tidur akan mengganggu proses tidur.

 Anjurkan pasien untuk latihan relaksasi sebelum tidur.


 Rasional : Relaksasi dapat membantu mengatasi gangguan tidur.
 Observasi gejala kardinal dan keadaan umum pasien.
 Rasional : Observasi gejala kardinal guna mengetahui perubahan
terhadap kondisi pasien.
Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana
keperawatan oleh perawat terhadap pasien.
Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
setelah dilakukan validasi , ketrampilan
interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta
dokumentasi intervensi dan respon pasien.
Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi
secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah
dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien
Evaluasi
Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu
tujuan, pasien :
 Mampu mempertahankan fungsi paru

secara normal.
 Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

 Tidak terjadi gangguan pola tidur dan

kebutuhan istirahat terpenuhi.


 Dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri

sehari-hari untuk mengembalikan aktivitas


seperti biasanya.
--TERIMAKASIH--

Anda mungkin juga menyukai