KONSEP MEDIS
A. Definisi
B. Etiologi
Penyebab BPH belum jelas namun terdapat faktor resiko umur dan
adalah:
kelenjar prostat
mati
(Hardjoyo, 2010)
C. Patofisiologi
kelenjar secara bertahap akan menyempit uretra. Dan pada akhirnya aliran
D. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala penyakit BPH secara terperinci menurut Mary dkk,
(2014).
kandung kemih.
kandung kemih.
7) Hematuria
sisa volume urin. Seperti yang tercantum dalam bagan berikut ini:
a) Derajat 1 : Apabila ditemukan keluhan protatismus, pada colok
ubur dan batas atas dapat tercapai, sedangkan sisa volume urin 50 –
100 ml
prostat tidak dapat diraba dan sisa volume urin lebih dari 100 ml
E. Komplikasi
adalah:
miksi.
batu.
4. Hematuria.
5. Disfungsi seksual.
F. Pemeriksaan Penunjang
biopsi atau sebagai deteksi dini keganasan. Bila nilai PSA < 4 ng/ml
tidak perlu biopsi. Sedangkan bila nilai PSA 4-10 ng/ml, dihitung
dengan volume prostat. Bila PSAD > 0,15, sebaiknya dilakukan biopsi
karena usianya yang sudah tinggi maka fungsi jantung dan pernafasan
hitung jenis leukosit, CT, BT, golongan darah, Hmt, trombosit, BUN,
kreatinin serum.
urin. Dari foto polos dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius,
residu urin dan batu ginjal. BNO /IVP untuk menilai apakah ada
G. Penatalaksanaan
1. Medis
lama.
(trans uretra).
b. Medikamentosa
Mengharnbat adrenoreseptor α
Fisioterapi
malalui uretra
Prostatektomi Suprapubis
Prostatektomi retropubis
prostat.
Prostatectomy (TULIP)
H. Pencegahan
a. Pengkajian
1) Identitas klien
sebagainya.
gangguan berkemih.
9) Pemeriksaan fisik Identifikasi retensi urine, lakukan palpasi
b. Diagnosis Keperawatan
a) Pre Operasi:
b) Post Operasi
c. Prinsip Keperawatan
Prinsip keperawatan menurut Diyono (2019) antara lain:
2) Jika IPSS Jika IPSS <7 belum perlu terapi, cukup beri pengetahuan
tentang:
a. Pilih kateter dengan ukuran lebih kecil dari standar untuk pasien
normal
d. Hematuria
e. Gagal ginjal
d. Kelola Pembedahan
1) Informed consent
perdarahan
dan keluar
cairan di irigasi
komplikasi: blooding
f. Implementasi
Menurut Siregar (2021), implementasi merupakan pelaksanaan
g. Evaluasi
baru).
Medica
Claus G, Roehrborn. 2011. Male lower urinary tract symptoms (LUTS) and
Siregar, D., Pakpahan, M., Togatorop, L. B., Manurung, E. I., Sitanggang, Y. F.,
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. (S. K. Endah