Anda di halaman 1dari 19

1.

Asuhan keperawatan (kasus)


A. Pengkajian keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Identitas klien
Nama : Ny U
Umur : 78 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pengkajian :08 Agustus 2016
Tanggal masuk :07 Agustus 2016
Diagnosa medis : BP bilateral dan CHF
Alamat : Komp Bumi Asri III C/RTx/RWx Kelurahan x/
Kecamatan x
b. Identitas keluarga/penanggung jawab
Nama : Tn. A. S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Dosen
Hubungan dengan klien : anak kandung
Alamat : Komp Bumi Asri III C/RTx/RWx Kelurahan x/
Kecamatan x
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan Sekarang
1) Alasan masuk rumah sakit: Keluarga klien mengatakan klien
merasa sesak napas dan nyeri perut bagian regio hipokontiriaka
kiri, sebelumnya dirumah klien BAK tiba-tiba terasa sesak
napas.
2) Keluhan utama: Klien mengatakan sesak napas dan nyeri pada
perut bagian regio hipokontiriaka kiri
3) Riwayat penyakit sekarang:
P : Klien mengatakan nyeri pada perut dibagian regio
hipokontriakan kiri
Q : Nyeri perut seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri bertambah saat beraktivitas dan berkurang jika
istirahat
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri yang dialami sekitar 5-10 menit
Keterangan nyeri:
0 : Tidak nyeri
1 dan 2 : Nyeri ringan
3 dan 4 : Nyeri yang mengganggu
5 dan 6 : nyeri yang menyusahkan
7 dan 8 : nyeri hebat
9 dan 10 : sangat nyeri
4) Keluhan yang menyertai: tidak ada
b. Riwayat kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat penyakit atau rawat inap sebelumnya: klien
mengatakan pernah menderita penyakit hipertensi dan
penyakit jantung
2) Riwayat alergi: klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
makanan, minuman atau obatan
3) Riwayat operasi: klien memgatakan tidak ada riwayat operasi
4) Riwayat transfusi: klien mengatakan tidak ada riwayat tranfusi
5) Riwayat pengobatan: klien mengatakan lupa tentang obat yang
ia minum
c. Data biologis
1) Penampilan Umum; klien tampak lemas, GCS 15 (E: 4, M: 5, V:
6)
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/ 70 MmHg
Suhu : 36,4 0 C
Nadi : 92 x/menit
RR : 22 x/menit
Nyeri : skala nyeri 3
3) Tinggi badan : 149 kg
4) Berat badan : 54kg
5) IMT : 24, 4 kg
3. Anamnesa dan pemeriksaan fisik per sistem
a. Sistem Kardiovaskuler
Anamnesa : klien mengatakan nyeri perut pada regio
hipokontriaka kiri
1) Inspeksi: Ictus Cordis tidak terlihat, clubbing of finger tidak
ada, epitaksis tidak ada, cyanosis tidak ada, klien tidak
menggunakan alat pacu jantung, bentuk payudara tampak
simetris tidak ada benjolan, klien menunjukan area perut yang
sakit dan sedikit tampak meringis
2) Palpasi: Ictus Cordis tidak teraba, capillary refill time 2 detik,
kaki kanan, kiri klien teraba tidak bengkak.
Batas atas jantung : ICS II linea sternalis sinistra
Batas kanan jantung : ICS II linea sternalis dextra
Batas kiri jantung : ICS V medio klavikula sinistra
3) Perkusi: Terdengar peka, Nadi: 92 x/menit, di arteri radialis,
teratur
4) Auskultasi:
TD: 120/80 mmHg, di arteri brakialis
Bunyi jantung II A: Tunggal, ICS-II linea sternalis dextra
Bunyi jantung II: Tunggal, ICS-II linea sternalis sinistra
Bunyi jantung I T: Tunggal, ICS-IV linea sternalis sinistra
Bunyi jantung I M: Tunggal,ICS-V linea mid clavicula sinistra
Bunyi Jantung tambahan : murmur tidak ada, irama,
gallop tidak ada.
b. Sistem pernapasan
Anamnesa : klien mengatakan sesak napas
1) Inspeksi : pernapasan 22x/menit, irama teratur, tidak
menggunakan otot bantu pernapasam, klien tampak sesak,
klien bernapas menggunakan retraksi dinding dada, terpasang
oksigen 3 liter/ menit, tidak ada pernapasan cuping hidung,
pernapasan cepat (takipnea).
2) Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan kiri
3) Auskultasi : bunyi paru di vesikuler
4) Perkusi : bunyi paru sonor di seluruh lapang paru
c. Sistem perkemihan
Anamnesa : klien mengatakan saat dirumah klien tidak bisa
BAK karena terasa sesak napas
1) Inspeksi : klien terpasang kateter no 24, output urin 200 cc,
klien menghabiskan air 300 cc
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih
d. Sistem pencernaan
Anamnesa : klien mengatakan BAB 1x dalam sehari
1) Inspeksi : ictus cordis terlihat, feses berwarna coklat, bau khas,
klien menghabiskan porsi makan yang diberikan, tidak ada
keluhan mual muntah.
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen
3) Perkusi : bunyi abdomen timpany
4) Auskultasi : bising usus 5x/ menit
e. Sistem Muskuloskeletal
Anamnesa : klien mengatakan merasa lemas
1) Inspeksi: eksteritas kanan kiri simetris , aktivitas klien dibantu
oleh adiknya
2) Palpasi : tidak ada edema,skala kekuatan otot 5 5

4 4
Keterangan kekuatan otot:
5 : normal, semua gerakan dapat dilakukan
4 : dapat melawan berat dan melawan tahanan
3 : dapat melawan gaya berat tetapi tidak dapat melawan
tahanan
2 : otot hanya bergerak bila gaya berat dihilangkan
1 : kontraksi otot minimal dapat terasa pada otot
bersangkutan tanpa mengakibatkan tekan gerak
0 : tidak ada kontraksi otot sama sekali/ paralisis total

f. Sistem Integumen
Anamensa : klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
terhadap makanan, minuman, dan obatan
1) Inspeksi: warna kulit putih, kulit lembab, klien tampak bersih,
rambut tertata rapi ada uban, rambut tidak rontok.
2) Palpasi: Turgor Kulit baik < 3detik, tidak ada edema pada
kepala, CRT pada ibu jari < 2 detik
g. Sistem Persarafan
Anamnesa: Klien mengatakan menggunakan kacamata karena tidak
bisa membaca
1) Inspeksi: Bentuk muka: simetris, mulut simetris Sensibilitas
ekstremitas kiri dan kanan (jari-jari kaki)
2) Tingkat kesadaran : Kualitatif: Compos Mentis
Kuantitatif: GCS 15(E=4,M=6,V=5), pupil isokor,
r.c. 2/2 mm,
3) kekuatan motorik

5 5
4 4

4) Palpasi: Kaku Kuduk : Negatif (-)


5) Status Mental:
a) Mood: baik
b) Memori: klien dapat mengingat memori jangka pendek
maupun jangka panjang.
c) Kemampuan bahasa: klien berbicara secara jelas, namun
terdengar pelan
d) Orientasi: Klien dapat mengingat waktu, tempat maupun
orang.
6) Uji Saraf Cranial:
a) Nervus I (Olfaktorius): Klien mampu mencium bau minyak
kayu putih dengan mata tertutup
b) Nervus II (Optikus): Klien tidak mampu membaca nama
perawat dengan jarak ± 5 cm, klien mengatakan memakai
kacamata
c) Nervus III (Okulomotorius): Klien mampu menggerakan
bola mata ke atas, kiri, bawah, dan kanan.
d) Nervus IV (Tokhlear): Klien mampu mengikuti perintah
perawat
e) Nervus V (Trigeminus): Klien dapat merasakan sentuhan
washlap pada wajahnya.
f) Nervus VI (Abdusens): Klien mampu memutarkan kedua
bolah matanya
g) Nervus VII (Facialis): Klien mampu menggerakkan bibir dan
pipinya, tersenyum dan tertawa
h) Nervus VIII (Vestibulokoklearis): Klien mampu mendengar
gesekan dari tangan perawat.
i) Nervus IX (Glosofaringeal): Klien mampu menelan obat.
j) Nervus X (Vagus ): Klien dapat meminum minuman diit
rumah sakit yang diberikan.
k) Nervus XI (Accesorius): Klien mampu mengangkat bahu kiri
dan kanan
l) Nervus XII (Hipoglosus): Klien mampu menggerakan lidah.
Reflex fisiologis: Tendon biceps +/+
Tendon Triceps +/+
Tendon Achilles +/+
Tendon patella +/+
Reflex patologis: Reflex Babinski -/-
Tes Motorik: Kekuatan otot
5 5
4 4

h. Sistem reproduksi
1) Inspeksi :Labia mayora dan labia minora lengkap, tidak ada
sekret, tidak ada lecet atau luka anus
2) Palpasi : tidak ada edema pada vagina dan anus
4. Data psikologi
1) status emosi: Klien tampak tenang
2) Konsep diri (gambaran diri, harga diri,ideal diri, identitas diri,
perannya): klien menerima penyakit yang di deritanya sekarang dan
serahkan semuanya pada yang maha kuasa dan terus berjuang
untuk sembuh.
a) Gambaran diri : klien mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang perempuan
b) Harga diri : klien mengatakan bahwa dirinya sangat
berarti dalam keluarga dan masyarakat
c) Ideal diri : klien mengatakan bahwa dalam dirinya yang
paling ia sukai adalah hidung
d) Identitas diri : klien mengatakan bahwa dalam keluarga ia
berperan sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga dan
sebagai nenek bagi cucu-cucunya
e) Peran : klienmengatakan dalam keluarga ia
berperan sebagai istri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya
dan sebagai nenek bagi cucu-cucunya.
3) Komunikasi (kejelasan arti kulasi, intonasi, cepat lambatnya): klien
berbicara lancar, klien mau menerima motivasi dan edukasi yang
diberikan oleh perawat dan mampu menyampaikan keluhan dengan
baik.
4) Pola interaksi: klien mengatakan paling dekat dengan adiknya
selama dirumah sakit dan klien sangat terbuka dengan perawat
5) Pola mengatasi masalah: klien mengatakan penyakit yang ia derita
adalah cobaan dari Tuhan dan ia hanya berdoa kepada Tuhan agar
mendapat penyembuhan
5. Data sosial – spiritual
1) Hubungan sosial: Klien mengatakan sebelum sakit klien selalu akrab
dengan tetannga, suami dan anak-anaknya serta cucu-cucunya.
Setelah sakit klien tidak bisa akrab dengan tetangga dan cucu-
cucucnya karena klien terbaring lemas dirumah sakit
2) Kultur yang diikuti: tidak terkaji
3) Gaya hidup: klien mengatakan dirumah klien makan 3x sehari, klien
makan dengan daging, sayur-sayuran serta buah-buahan, terkadang
klien diajak anaknya untuk makan diluar seperti restoran.
4) Kegiatan agama dan relasasi dengan Tuhan: Klien mengatakan
sebelum sakit klien sellau ikut mengaji, rajin sholat, dan puasa tepat
waktu.
6. Persepsi klien terhadap penyakitnya: klien mengatakan bahwa penyakit
yang ia derita adalah cobaan dari Tuhan.

7. Data penunjang
a. Laboratorium
Tanggal 07 Agustus 2016 jam 02.22 WIB

No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

1 Hematolohi darah
rutin/ CBC
Hemoglobin L 9,3 g/dl=L 12,0-16,0
Hemotokrit L 30 35,0-47,0
Jumlah leukosit 8,60 10 3/ uL 4,50-11,0
Jumlah trombosit H 540 10 3/ uL 150-450
Eritrosit L 3,15 10 3/ uL 3,8-5,2
MCV 95,2 FL 80-100
MCH 29,2 Pg 26-100
MCHC L 31,0 g/dL 32,0-36,0
Kimia darah
Glukosa puasa 99 Mg/dL 70-110

8. Terapi (oral dan parenteral/injeksi)


a. Obat injeksi
No Nama obat Dosis Indikasi kontraindika Efek
si samping
1 Furosemid 2x2 amp IV Mengendali Diabetes Mulut terasa
kan tekanan mellitus, kering,
darah tinggi, asam urat, pusing,
edema penyakit merasa lelah
hati dan
ginjal
2 ceftriaxon 1 gram /12 Mencegah Gangguan Lelah,
jam IV infeksi yang hati, sariawan,
disebbakan gangguan nyeri
bakteri pencernaan tenggorokan
, diare

b. Obat oral
N Nama obat Dosis Indikasi Kontraindikas Efek samping
o i

1 Digoxin 1x 1/2 tab Gagal Henti sinus, Anoreksia,


pc (pagi) jantung sinus mual muntah,
kongestif bradikardia urtikaria
akut dan yang
kronik berlebihan

2 Aspilet 1x1 tab pc Mengatasi Asma, Mual muntah,


(pagi) nyeri,sakit hemofilia, pusing, gagal
kepala, trombositope ginjal akut
neuralgia, nia, tukak
mialgia lambung

3 CPG 1x1 tab pc Serangan Perdarahan Konstipasi,


(pagi) infark patologis diare, gastritis
miokard seperti ulkus
peptikum

4 Spirola 1x 1/2 tab Gagal Hiperkalemia, Mengantuk,


pc (pagi) jantung insufisiensi diare, mual
kongestif, ginjal akut,
asites, anuria
hipokalemi
a

5 Omeprazole 1x1 tab Tukak Hipersensitif Mual, sakit


Pc (malam) lambung, terhadap kepala, diare,
refluks omeprazole konstipasi
esofaringiti
s, erosifa

6 domperidone 3x1 tab ac Gejala Hipersensitif Mulut kering,


dispepsia terhadap sakit kepala,
fungsional, domperidone diare, cemas,
mual rasa haus
muntah
akut

7 Ambroxol 3x1 tab pc Emfisema, Hipersesnitif Dispepsia,nye


bronkitis, terhadap ri ulu hati,
radang ambroxol mual muntah
paru kronis

c. B
d. at oral
9. Diit : bubur, susu
10. Acara Infus : Ring AS 18 tpmMobilisasi : Bedrest

Pengelompokan data (data subjektifdan data objektif)

Data Subjektif Data Objektif

Klien mengatakan sesak napas 1. Klien tampak merasa sesak


2. Klien terpasang oksigen nasal kanul 3 liter
per menit
3. Pernapasan cepat 22x per menit
4. TTV: TD 120/70 mmHG, N: 92x/ menit, S:
36,4 0C.

Klien mengatakan nyeri pada 1. Klien sedikit tampak meringis


perut 2. Klien menunjukan area yang sakit
3. Skala nyeri3

Klien mengatakan merasa 1. Klien tampak lemah


lemah 2. Aktivitas klien dibantu

Klien mengatakan merasa 1. Klien tampak sesak


sesak dan nyeri pada perut 2. Distensi vena jugularis 2,8 cm
bagian hipokontriakan kiri

No DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Klien mengatakan sesak Gagal jantung kiri Ketidakefektifan pola napas
napas
DO: Klien tampak merasa Ventrikel kiri tidak mampu
sesak, Klien terpasang memompa darah keparu
oksigen nasal kanul 3 liter
per menit. Pernapasan Tekanan vena pulmonalis
cepat 22x per menit, TTV: meningkat
TD 120/70 mmHG, N: 92x/
menit, S: 36,4 0C. vTekanan kapiler paru
meningkat

Perembesarn cairan dari


kapiler ke paru

Fungsi pernapasan paru


menurun

Dispnea

Ketidakefektifan pola
napas

2 DS: Klien mengatakan Supali darah dan oksigen Nyeri


nyeri pada perut ke miokard menurun

DO: Klien sedikit tampak


meringis, Klien Hipoksia otot jantung
menunjukan area yang
sakit, Skala nyeri3 Penimbunan asam laktat

Pelepasan mediator kimia

Persepsinya dihipotalamus

Nyeri

3 DS: Klien mengatakan Penurunan suplai darah Intoleransi aktivitas


merasa lemah dan jaringan

DO: Klien tampak lemah Metabolisme anaerob


Dan Aktivitas klien dibantu
Asidosis metabolik

Penimbunan asam laktat


dan ATP

Fatique

Intoleransi aktivitas

4 DS: Klien mengatakan Hipertofi ventrikel Penurunan curah jantung


merasa sesak dan nyeri
Pemendekan miokard
pada perut bagian
hipokontriakan kiri dan Pengisian intravena
merasa lemah menurun

Penurunan curah jantung


DO: Klien tampak sesak,
Distensi vena jugularis 2,8
cm

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH


1. Ketidakefektifan pola napas b.d kompliance paru menurun
2. Nyeri b.d agens cedera biologis (nyeri perut)
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
miokard

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N TGL Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


O
1 08-08-2016 Ketidakefektifan pola napas Dalam waktu 3x 24 1. Berikan 1.Memberikan
b.d kompliance paru jam perwatan di posisi ekspansi
menurun harapkan klien semi paru
 Tidak fowler dalam
tampak proses
sesak bernapas
 Tidak 2.Mengurangi
menggunak 2. Anjurkan konsumsi
an oksigen klien dan beban
 Pernapasan istirahat jantung
dalam batas dan batasi
normal (18- aktivitas
20x/ menit) selama
 TTV tetap sesak 3.Mendeteksi
dalam batas napas tanda-
normal 3. Kaji dan tanda
catat awal
status gangguan
pernapas 4.Terapi
an oksigen
4. Kolaboras meningkat
i an suplai
pemberia oksigen ke
n oksigen miokardiu
nasal m
kanul 2-3
liter per
menit
agar sesak
berkurang
2 08-08-2016 Nyeri b.d agens cedera Dalam waktu 3x24 1. Kaji skala 1. Mengetahui
biologis (nyeri perut) jam perawatan nyeri keadaam
diharapkan klien: 2. Ajarkan umum klien
 Nyeri berkurang teknik 2. Mengurangi
 Tidak tampak relaksasi nyeri
meringis dan
 Skala nyeri 0-1 distraksi
 Klien tidak seperti
menunukan area menarik
yang sakit napas
dalam
dan
bercerita
dengan
orang lain
3. Kolaboras
i dalam
pemberia 3. Mengurangi
n obat rasa nyeri
analgetik
3 08-08-2016 Intoleransi aktivitas b.d Dalam waktu 3x24 1. Diskusika 1. pendidika
kelemahan jam perawatan n dengan n dapat
diharapkan klien: klien akan memberik
 Tidak tampak kebutuha an moivasi
lemah n aktivitas untuk
 Aktivitas meningkat
secara mandiri kan
tingkat
aktivtitas
meskipun
pasien
mungkin
sangat
2. Berikan lemah
aktivitas
alternativ 2. Mencegah
e kelelahan
yang
berlebihan

3. Mengindik
3. Pantau
asikan
TTV
tingkat
aktivtas
yang
dapat
ditoleransi
secara
fisiologis
4. Tingkatka
n 4. Meningkat
partisipasi kan
pasien kepercaya
dalam an dini
melakuka yang
n aktivitas positif
sehari- sesuai
hari dan tingkat
dapat aktivitas
ditolerans yang
i dapat
ditoleransi
pasien

4 08-08-2016 Resiko tinggi penurunan Dalam 3x24 jam 1. Observasi 1. Mengetah


curah jantung b.d perubahan perawatan TTV ui adanya
kontraktilitas miokard diharapkan: perubaha
 TTV tetap n tekanan
dalam batas darah,
normal nadi, suhu
 Tidak tampak dan
Distensi vena pernapasa
jugularis n
 Tidak sesak
2. Bunyi
2. Auskultasi jantung s3
bunyi menunjuk
jantung an adanya
s3 dan s4 komplikasi
dari GJK
gagal
mitral,
sedangkan
s4 karena
iskemia
miokardia,
kekakuan
ventrikel
dan
hipertensi
pulmonal

3. Menghind
ari
kongesti
paru
akibat
penuruna
3. Auskultasi n miokard
bunyi
napas 4. Kafein,
kopi,
coklat dan
cola akan
meningkat
kan kerja
miokardia
4. Berikan sehingga
makanan meningkat
porsi, kan
makanan frekuensi
keci, dan jantung
mudah dan
dikunyah, bradikardi
batasi
5. Memberik
asupan
an
kafein,
informasi
kopi,
berhubun
coklat dan
gan
cola
dengan
kemajuan
atau
perbaikan
infark
5. Kaji ulang
fungsi
seri EKG
ventrikel,
keseimba
ngan
elektrolit
dan efek
terapi
obat

6. Mengetah
io
keseimba
ngan
cairan
dalam
tubuh

6. Ukur
intake
outpu
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TGL JAM NO. IMPLEMENTASI NAMA & TTD


DK
08- 08.00 1 1. Memberikan obat injeksi furosemide 2x2 amp
08- dan ceftriaxon 1 gram/12 jam
016 Respon : obat masuk kedalam tubuh melalui
selang infus
2. Memberikan obat oral ambroxol 3x1 tab
Respon : klien dapat minum obat
10.00 3. Melakukan TTV
Respon : TD : 120/70 mmHg
N : 92 x/m
S : 37,4 0C
RR : 22 x/menit
11.30 4. Memberikan obat oral domperidone 3x1 tab
12.00 Respon; klien dapat minum obat
5. Memberikan obat oral amboroxol 3x1 tab
Respon: klien dapat minum obat MELIYANTI

08- 08.00 2 1. Memberikan obat oral aspilet 1x1 tab


08- Respon: klien dapat minum obat
2016 09.00 2. Mengkaji skala nyeri
Respon : klien mengatakan skalan nyeri 3
3. Mengajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi
Respon: klien tampak mengikuti apa yang MELIYANTI
dilakukan perawat
08- 10.10 3 1. Memberitahu klien untuk batasi aktivitas dan
08- harus istirahat
2016 Respon: klien mengatakan akan istirahat dan tidak
kerja yang berat
MELIYANTI
08- 08.00 4 1. Memberikan obat oral digoxin 1x1/2 tab, CPG 1x1
08- tab, spirola 1x1 tab
2016 Respon: klien dapat minum obat
12.30 2. Mengukur otuput klien
Respon: urin 200 cc MELIYANTI

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi hari 1

TGL NO. DK SOAP NAMA & TTD


09-08-2016 1 S: klien mengatakan masih sesak
O: klien masih terpasang oksigen 3 liter
per menit, pernapasan 22x/ menit TD:
120/70 mmHG, N: 92x/ menit, S: 36,4
0C, klien tampak sesak.
A: Masalah ketidakefektifan pola napas MELIYANTI
belum teratasi
P: Pantau TTV dan oksigen
2 S: Klien mengatakan merasa nyeri pada
perut
O: Klien tampak meringis, klien
menunjukan area yang sakit, skala
nyeri 3
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Kaji skala nyeri dan ajarkan teknik MELIYANTI
relaksasi
3 S: klien mengatakan lemas.
O: klien tampaj lemas, aktivitas klien
dibantu
A: masalah intoleransi aktivitas belum
teratasi
P: anjurkan keluarga agar membantu
klien jika klien ingin aktivitas, MELIYANTI

4 S: Klien mengatakan merasa lemah,


merasa sesak napas dan nyeri
perut
O: klien tampak sesak, tampak lemah,
distensi vena jugularis 2,8 cm
A: masalah resiko tinggi penurunan
curah jantung belum teratasi
P: auskultasi bunyi jantung dan pantau MELIYANTI
intake output klien

Evaluasi hari 2

TGL NO. DK SOAP NAMA & TTD


10-08-2016 1 S: klien mengatakan sesak berkurang
O: klien masih terpasang oksigen 3 liter
per menit, pernapasan 21x/ menit TD:
120/80 mmHG, N: 85x/ menit, S: 36,8
0C, klien tidak tampak sesak.
A: Masalah ketidakefektifan pola napas MELIYANTI
teratasi sebagian
P: Pantau TTV dan oksigen
2 S: Klien mengatakan nyeri pada perut
berkurang
O: Klien tidak tampak meringis, klien
tidak menunjukan area yang sakit,
skala nyeri 2
A: Masalah nyeri teratasi sebagian
P: Kaji skala nyeri dan pertahankan MELIYANTI
teknik relaksasi

3 S: klien mengatakan masih lemas,


O: klien masih tampak lemah, aktivitas
klien masih dibantu
A: masalah intoleransi aktivitas teratasi
sebagian
P: anjurkan keluarga agar membantu
klien jika klien ingin aktivitas, MELIYANTI

4 S: Klien mengatakan masih lemah, tidak


sesak napas dan tidak nyeri perut
O: klien tidak tampak sesak, tampak
lemah, distensi vena jugularis 2,8
cm
A: masalah resiko tinggi penurunan
curah jantung teratasi sebagian
P: auskultasi bunyi jantung dan pantau MELIYANTI
intake output klien

Evaluasi hari 3

TGL NO. DK SOAP NAMA & TTD


11-08-2016 1 S: klien mengatakan tidak sesak
O: klien tidak terpasang oksigen,
pernapasan 20x/ menit TD: 130/80
mmHG, N: 88x/ menit, S: 36,9 0C,
klien tampak tidak sesak.
A: Masalah ketidakefektifan pola napas MELIYANTI
teratasi.
P: Pertahankan pernapasan

2 S: Klien mengatakan tidak merasa nyeri


pada perut
O: Klien tidak tampak meringis, klien
tidak menunjukan area yang sakit,
skala nyeri 1
A: Masalah nyeri teratasi
P: pertahankan agar klien tidak MELIYANTI
mengalami nyeri

3 S: klien mengatakan sedikit lemah,


O: klien masih tampak sedikit lemah,
aktivitas klien masih dibantu
A: masalah intoleransi aktivitas teratasi
sebagian
P: anjurkan keluarga agar membantu
klien jika klien ingin aktivitas, dan MELIYANTI
kurangi aktivitas yang berat dan harus
istirahat

4 S: Klien mengatakan masih sedikit


lemah, tidak merasa sesak napas
dan tidak nyeri perut
O: klien tidak tampak sesak, sedikit
tampak lemah, distensi vena
jugularis 2,8 cm
A: masalah resiko tinggi penurunan
curah jantung teratasi sebagian MELIYANTI
P: auskultasi bunyi jantung dan pantau
intake output klien
BAB III

PENUTUP

1. Simpulan
Berdasarkan tinjauan teori, tinjauan kasus, dan pembahasan dapat di ambil
kesimpulan, dari hasil pengkajian Ny U di dapatkan data yang menunjang untuk
mengarah pada diagnosa Congesty Herat Failure (CHF) dengan data yang di peroleh
dari pengkajian di lakukan dengan pasien dan keluarga pasien, pengamatan
langsung, membaca catatan medik dan catatan keperawatan serta kerja sama
dengan tim kesehatan lain yang bersangkutan delam pengelolaan, dalam literatur
tidak semua diagnosa keperawatan di temukan dalam kasus nyata, hanya empat
masalah yang muncul dan hal di sesuaikan dengan kondisi pasien saat pengkajian
yaitu masalah ketidakefektifan pola napas, nyeri, intoleransi aktivitas dan resiko
tinggi penurunan curah jantung.
2. Saran
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny. U di
ruangan Maria RS Santo Yusup maka di sarankan dalam pemberian asuhan
keperawatan perlu adanya keikutsertaan keluarga, karena keluarga merupakan
orang terdekat pasien yang tahu perkembangan dan kebiasaan pasien.

Anda mungkin juga menyukai