Anda di halaman 1dari 34

Benigna

Prostat
Hiperplasia
(BPH)
TIK 5
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
ALLPPT.com

B E N I G N A P R O S TAT
HIPERPLASIA
ALLPPT.com

B E N I G N A P R O S TAT
HIPERPLASIA
Definisi
APA ITU Benign Prostatic Hyperthrophy (BPH)
BPH?? merupakan kondisi yg belum diketahui
penyebabnya, ditandai oleh
meningkatnya ukuran zona dalam
(kelenjar periuretra) dari kelenjar
prostat.
(Grace, Pierce A, dkk, 2017)

Pembesaran progresif dari kelenjar


prostat (secara umum pada pria >50
tahun) menyebabkan berbagai derajat
obstruksi uretral dan pembatasan aliran
urinarius.
(Doenges, 2002)
Etiologi
01. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor
androgen menyebabkan epitel dan stroma
dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi.
02. Perubahan keseimbangan hormon estrogen
- testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi
peningkatan hormon estrogen dan penurunan
testosteron yang mengakibatkan hiperplasi
stroma.
Etiologi
Cont…

03. Interaksi stroma-epitel


Peningkatan epidermal gorwth factor atau
fibroblast growth factor dan penurunan
transforming growth factor beta menyebabkan
hiperplasi stroma dan epitel.
04. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan
peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari
kelenjar prostat.
05. Teori sel stem sel transit
Sel stem yang meningkat mengakibatkan
proliferasi sel transit
(Hadi Purwanto,2016)
Manifestasi Klinis
Bagaimana
a.Gejala Obstruktif yaitu :
Gejalanya? 1.Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan
seringkali disertai dengan mengejan.
2.Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran
kencing.
3.Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada
akhir kencing.
4.Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan
kaliber pancaran destrussor memerlukan waktu
untuk dapat melampaui tekanan di uretra.
5.Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air
kecil dan terasa belum puas.
Cont…
Manifestasi Klinis
Bagaimana b. Gejala Iritasi yaitu :
Gejalanya?

1.Urgency yaitu perasaan ingin buang air


kecil yang sulit ditahan.
2.Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering
dari biasanya dapat terjadi pada malam hari
(Nocturia) dan pada siang hari.
3.Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing.

(Hadi Purwanto, 2016)


Cont…
Manifestasi Klinis
Bagaimana • Gejala pada saluran kemih bagian atas : nyeri
Gejalanya?
pinggang, benjolan di pinggang (tanda dari
hidronefrosis).
• Gejala di luar saluran kemih : hernia inguinalis
dan hemoroid

(Arora P. Et al, 2006)


Faktor Resiko
Usia > 50 Kurang
tahun Genetik aktivitas fisik

Diet rendah
Merokok serat
Derajat BPH
Stadium 1 : Ada obstruktif tapi kandung
kemih masih mampu mengeluarkan
urine sampai habis.
Stadium 2 : Ada retensi urine tetapi kandung
kemih mampu mengeluarkan urine walaupun
tdk sampai habis, masih tersisa kira-kira 60-150
cc. Ada rasa tidak enak BAK atau disuria
menjadi nokturia.
Stadium 3 : Setiap BAK urin tersisa 150 cc

Stadium 4 : Retensi urin total, buli-buli penuh


pasien tampak kesakitan, urin mnetes secara
periodic.
(Nian Afrian, 2017)
PAT O F S I S I O L O G I
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Digital rectal examination (rectal touch).
1. Derajat I = beratnya lebih kurang 20 gram.
2. Derajat II = beratnya antara 20 – 40 gram.
3. Derajat III = beratnya > 40 gram.
2. Pemeriksaan laboratorium
• Analisis urin dan pemeriksaan mikroskopik urin,
elektrolit, kadar ureum kreatinin
• Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum
elektrolit dan kadar gula digunakan untuk
memperoleh data dasar keadaan umum klien.
• PSA (Prostatik Spesific Antigen) penting diperiksa
sebagai kewaspadaan adanya keganasan
Cont…
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan uroflowmetri dengan penilaian :
1)Flow rate maksimal lebih dari 15 ml / dtk = non
obstruktif.
2)Flow rate maksimal antara 10 – 15 ml / dtk = border
line.
3)Flow rate maksimal kurang dari 10 ml / dtk =
obstruktif.
• Pemeriksaan Imaging dan Rontgenologik
1) BOF (Buik Overzich
2) USG (Ultrasonografi)
3) IVP (Pyelografi Intravena)
4) Pemeriksaan Panendoskop.
PENATALAKSANAAN
• Perawatan Mandiri
Perawatan mandiri dilakukan apabila gejala yang
ditunjukan tergolong ringan dan perawatan mandiri
bertujuan untuk meredakan gejala.
Perawatan mandiri yang bisa dilakukan antara lain :
1.Menghindari minum apapun 1 atau 2 jam sebelum tidur.
2.Membatasi asupan minuman yang mengandung kafein
dan alkohol.
3.Tidak menahan atau menunda buang air kecil.
4.Berolahraga secara teratur dan rutin.
5.Mengelola stress dengan baik.
PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa
Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang
dan berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal
dari: phitoterapi (misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll),
gelombang alfa blocker dan golongan supresor androgen.

• Pembedahan
Indikasi pembedahan pada BPH adalah :
1)Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin
akut.
2)Klien dengan residual urin > 100 ml.
3)Klien dengan penyulit.
4)Terapi medikamentosa tidak berhasil.
5)Flowmetri menunjukkan pola obstruktif.
PENATALAKSANAAN

• Pembedahan dapat dilakukan dengan :


1.TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat (90 - 95 % )
2.Retropubic Atau Extravesical Prostatectomy
3.Perianal Prostatectomy
4.Suprapubic Atau Tranvesical Prostatectomy

Cont…
MANAJEMEN TURP
Manajemen Retropubic Atau Extravesical Prostatectomy
Manajemen Perianal Prostatectomy
Manajemen Suprapubic Atau Tranvesical
Prostatectomy
ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus

Tn. Y usia 63 tahun datang ke RS dengan keluhan


nyeri pada bagian bawah perutnya dan tidak bisa
buang air kecil secara mandiri. Tn. Y mengatakan
bahwa sejak 2 bulan lalu buang air kecil tidak
lancar, harus mengejan saat buang air kecil dan
terasa nyeri dipinggangnya. Hasil pemeriksaan TD
130/90 mmHg , nadi 98x/menit, RR 22x/menit ,
suhu 37 derajat C, skala nyeri 5, distensi kandung
kemih.
Pengkajian

• Anamnesa
Gejala-gejala pembesaran prostat jinak dikenal sebagai LUTS (Lower Urinary
Tract Symptoms), seperti: hesitansi, pancaran urine lemah, intermitensi,
terminal dribbling, gejala obstruksi dan gejala iritatif
• Pemeriksaan fisik
-TTV
-pemeriksaan abdomen dilakukan dengan teknik bimanual untuk mengetahui
adanya hidronefrosis, dan pyelonefrosis.
-saat palpasi terasa adanya ballotemen dan akan terasa ingin miksi.
-perkusi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya residual urin.
Diagnosa
• Pre-Operatif:
a)Obstruksi akut / kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran
prostat,dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan kandung kemih unmtuk
berkontraksi secara adekuat.
b)Nyeri ( akut ) berhubungan dengan iritasi mukosa buli-buli, distensi kandung
kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria.
c)Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi diuresis..
d)Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau menghadapi
prosedur bedah
e)Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi
Cont…

Diagnosa
• Post-Operatif:
a)Nyeri berhubungan dengan spasmus kandung kemih dan insisi sekunder pada
TUR-P
b)Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif: alat selama
pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering.
c)Resiko tinggi cidera: perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
d)Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan ketakutan akan impoten
akibat dari TUR-P.
e)Kurang pengetahuan: tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi
f) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sebagai efek pembedahan
Diagnosa Utama

1. Retensi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik,


pembesaran prostat.
2. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa,
distensi kandung kemih.
Domain 3 kelas 1 00023
Retensi urine
Intervensi Rasional
1. Bantu pasin untuk berkemih tiap Meminimalkan retensi urine distensi berlebihan pada kandung
2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan. kemih.

2. Observasi aliran urine, perhatikan Berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan pilihan intervensi.
ukuran dan kekuatan.
Retensi urine meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan
3. Awasi dan catat waktu dan atas, yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Adanya deficit
jumlah tiap berkemih. Perhatikan aliran darah ke ginjal mengganggu kemampuanny untuk
penurunan haluaran urine dan memfilter dan mengkonsentrasi substansi.
perubahan berat jenis.
Distensi kandung kemih dapat dirasakan diarea suprapubik

4. Perkusi / palpasi area suprapubik


Cont…

Intervensi Rasional

5. Berikan perawatan perineal Menurunkan risiko infeksi asenden


dan pasang kateter.
Menghilangkan spasme kandung kemih
6. Berikan obat (mis. sehubungan dengan iritasi oleh kateter.
Antispasmodik, oksibutinin
klorida/ Ditropan) sesuai indikasi. Menghilangkan/ mencegah retensi urine dan
mengesampingkan adanya struktur uretral
7. Lakukan kateterisasi untuk
residu urine Pembesaran prostat (obstruksi) secara nyata
menyebabkan dilatasi saluran perkemihan atas
(ureter dan ginjal), berpotensi merusak fungsi
8. Pantau kadar BUN, kreatinin, ginjal dan menimbulkan uremia.
elektrolit
Domain 12 kelas 1 00132
Nyeri akut
Intervensi Rasional
1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas dan Memberikan informai untuk membantu dalam
lamanya nyeri menetukan pilihan / keefektifan interfensi.

Tirah baring mungkin di perlukan pada awal


2. Pertahankan tirah baring jika di indikasikan selama fae retensi akut. Namun, ambulasi dini
dapat memperbaiki pol berkemih normal dan
menghilang nyeri kolik.

Membantu dalam evakuasi ductus kelenjar untuk


3. Lakukan massase prostat menghilangkan kongesti/ inflamasi. Kontraindikasi
bila infeksi terjadi.

Diberikan untuk menghilangkan nyeri berat


4. Berikn obat sesuai indikasi (mis. Eperidin memberikan relaksasi mental dan fisik.
(Demerol))
Tanggal Waktu Catatan Perkembangan Paraf
23 /04/19 08.00 S : Tn. Y mengatakan bahwa sejak 2 bulan lalu
WIB buang air kecil tidak lancar, harus mengejan saat
buang air kecil
O : TD 130/90 mmHg, nadi 98x/menit, RR 22x/menit ,
suhu 37 derajat C, distensi urin
A : Retensi urine
E VA L U A S I

P:
1. Bantu pasin untuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila
tiba-tiba dirasakan.
2. Observasi aliran urine, perhatikan ukuran dan
kekuatan.
3. Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih.
Perhatikan penurunan haluaran urine dan
perubahan berat jenis.
4. Perkusi / palpasi area suprapubik
5. Berikan perawatan perineal dan pasang kateter.
6. Berikan obat (mis. Antispasmodik, oksibutinin
klorida/ Ditropan) sesuai indikasi.
7. Lakukan kateterisasi untuk residu urine
8. Pantau kadar BUN, kreatinin, elektrolit
Cont… tanggal waktu Catat perkembangan paraf

I:
1. Membantu pasien untuk berkemih tiap 2-
4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan.
2. Mengobservasi aliran urine, perhatikan
ukuran dan kekuatan.
3. Mengawasi dan mencatat waktu dan
jumlah tiap berkemih. Perhatikan
penurunan haluaran urine dan
perubahan berat jenis.
4. Melakukan perkusi / palpasi area
suprapubik
E:
5. Pasien mampu berkemih selama 2-4
jam bila tiba-tiba dirasakan.
6. Aliran urin lambat dan sedikit.
7. Dalam waktu 2-4 jam,banyak urine 1,5-2
ml.
8. Saat dipalpasi area Suprapubik normal.
Cont…

tanggal waktu Catat perkembangan paraf


R:
1. Lakukan perawatan periferal
dan memasang kateter.
2. Berikan obat (mis
Antispasmodik,Oksibutinin
klorida/Ditropan)sesuai indikasi.
3. Lakukan katerisasi untuk residu
urine.
4. Pantau kadar BUN,Kreatin dan
Elektrolit.
Thank You
Any question?

Anda mungkin juga menyukai