Oleh : Chaterina
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )
BPH
Patofisiologi BPH
Benigna Prostat Hiperplasia
Hidroureter Hidronefrosis
Resiko infeksi
Gejala Iritatif :
a. Urgency perasaan ingin buang air kecil yang
sulit ditahan.
b. Frekuensi miksi lebih sering dari biasanya
dapat terjadi pada malam hari (Nocturia) dan
pada siang hari.
c. Disuria nyeri pada waktu kencing.
Degradasi Benigna Prostat Hyperplasia
1. Grade satu keluhan prostat ada, ditemukan
penonjolan prostat 1 – 2 cm, sisa urine < 50 cc,
pancaran lemah, necturia, berat + 20 gram
2. Grade 2 keluhan miksi terasa panas, disuria,
nucturia bertambah berat, demam (menggigil),
nyeri daerah pinggang, prostat lebih menonjol,
batas atas masih teraba, sisa urine 50 – 100 cc dan
beratnya + 20 – 40 gram.
3. Grade 3 gangguan lebih berat, batas sudah tak
teraba, sisa urine lebih 100 cc, penonjolan prostat 3
– 4 cm, dan beratnya 40 gram.
4. Grade 4 inkontinensia, prostat lebih menonjol
dari 4 cm, ada penyulit ke ginjal seperti
hydroneprosis.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian :
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Pengkajian Anamnesa
Pembedahan
1. TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat 90 - 95
%)
2. Retropubic Atau Extravesical Prostatectomy
3. Perianal Prostatectomy
4. Suprapubic Atau Tranvesical Prostatectomy
Masalah Keperawatan
a. Perubahan Eliminasi urine
b.Resiko tinggi kekurangan volume cairan.
c. Resiko infeksi.
d.Nyeri.
e.Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual.
f. Ansietas
Diagnosa keperawatan
• Pre Operasi :
1. Gangguan eliminasi uri b.d pembesaran
prostat,dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan
kandung kemih unmtuk berkontraksi secara adekuat.
2. Retensi uri b.d distensi bleder
3. Nyeri ( akut ) b.d iritasi mukosa bleder, distensi bleder,
infeksi urinaria.
4. Resiko tinggi kekurangan cairan dg faktor resiko obstruksi
diuresis.
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan atau menghadapi prosedur bedah
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan b.d kurangnya informasi
Diagnosa Keperawatan
• Post Operasi :
1. Nyeri berhubungan dengan spasmus kandung
kemih dan insisi sekunder pada TUR-P
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif: alat selama pembedahan, kateter, irigasi
kandung kemih sering.
3. Resiko tinggi cidera: perdarahan berhubungan
dengan tindakan pembedahan
4. Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan
ketakutan akan impoten akibat dari TUR-P.
5. Kurang pengetahuan: tentang TUR-P berhubungan
dengan kurang informasi
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
sebagai efek pembedahan
Evaluasi
• yang perlu di evaluasi pada pasien post-op BPH :
a. Irigasi urin post TURP lancar
b. Aliran urine baik / meningkat.
c. Hemodinamik stabil
d. Peningkatan kenyamanan
e. Komplikasi tidak terjadi
f. Prosedur / prognosis, program therapi, dan
kebutuhan rehabilitasi dipahami.
Treeway Cateter
Irigasi post TURP
Terimakasih