WIRADADI HUSADA
PROSEDUR PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN VENTILATOR ASSOCIATED
PNEUMONIA (VAP)
s e t ia p 2 4 j a m de n ga n y a ng s ter il t a
5. A l a t p e n a m pu n g p el e m ba b u da r
u d i d e si n fek s i .
a o k s ig e n d i n di ng yang dapat dipakai ulang
dibersihkan, dicuci dan dikeringkan setiap hari.
6. Ganti setiap pipa dan masker yang yang digunakan untuk
terapi oksigen pada setiap pasien.
7. Ganti secara rutin sirkuit alat bantu nafas (termasuk pipa dan
katub ekshalasi) dengan yang steril atau yang sudah
didesinfeksi setiap 24 jam.
8. Jika mesin respirator digunakan untuk beberapa pasien,
maka pada setiap pergantian pasien semua sirkuit alat bantu
nafas diganti dengan yang steril atau yang sudah
didesinfeksi.
Penan%anan Peralatan yan% Dipakai Ulan%
1. Bersihkan dengan seksama setiap peralatan yang akan
i i n fe k s i p a ru n o s o k o m ia l ti d ak ti n
a a la t t e ra p i pe r n a f a s an t id a k pe r l
g g i m a k a pr o se s d es in fe k s i sampel
u d i pa n t au d e n ga n b ia k a n
dari alat tersebut. Dengan kata lain sampel rutin tidak perlu
dilakukan (Kategori I).
2. Interpretasi hasil pemeriksaan mikrobiologik sulit dilakukan
karena itu sampel mikrobiologik rutin alat bantu nafas yang
sedang dipakai pasien tidak dianjurkan (Kategori I)
Pasien dengan Trakeostomi
1. Tindakan trakeostomi harus dilakukan di kamar operasi,
secara aseptik kecuali dalam keadaan darurat dapat
dilakukan di ruang perawatan (Kategori I).
2. Jika luka trakeostomi sudah mulai sembuh atau membentuk
jaringan granulasi sekitar pipa maka tidak boleh disentuh
dengan tangan langsung, atau setiap manipulasi kedua
tangan menggunakan sarung tangan steril (Kategori II).
B il a d i p e r lu k an
3. pe n gg a n t i h a ru s
p e n g g a n ti a n p p a tr a
s te r il a t a u d i de si nf ek s i
k e o s to m i, m a k a p ip a
k u a t (K a teg o r i I). 4. Saat
mengganti pipa harus digunakan teknik aseptik
termasuk penggunaan sarung tangan dan penutup (duk) steril
(Kategori II).
Pengisapan Sekret Saluran Nafas
1. Pengisapan sekret saluran pernafasan dilakukan hanya bila
diperlukan, karena pengisapan yang terus menerus akan
meningkatkan risiko kontaminasi silang dan trauma
(Kategori I).
2. Pengisapan sekret saluran nafas tidak boleh dilakukan
dengan tangan langsung melainkan menggunakan sarung
tangan teril (Kategori II).
3. Setiap kali mengisap sekret saluran nafas, gunakan kateter
yang steril atau jika pemakaian hanya dalam waktu singkat
s(Ke tai atepg ho arir iIIt)e. t a p i tidak perlu diganti untuk setiap
pasien
e. Setiap kali tabung pengisap diganti harus disterilkan atau
didesinfeksi kuat (Kategori II)
5.Untukpengisapsekret saluran nafasportabelyang
kemungkinan mengisap aerosol terkontaminasi maka
digunakan filter bakteri yang baik antara tabung penampung
dan pipa pengisap (Kategori III)
Perlindungan Pasien dari Pasien lain dan Personil
1.Lakukan isolasi pada pasien yang mungkin menyebarkan infeksi saluran nafas. Isolasi se