Anda di halaman 1dari 10

MODUL

PEMBELAJARAN PRAKTEK

MATA KULIAH :
KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN (KDKK)

(PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN POSO)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PALU
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POSO
2018
1. Identitas Mata Kuliah
1) Nama Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan
2) Jumlah SKS : 4 SKS (T=2, P=2)
3) Semester : II
4) Nama Dosen Pengasuh :
5) Deskripsi Singkat Mata Kuliah :
Mata kuliah ini memberikan kemampuan pada mahasiswa tentang keterampilan dasar klinik kebidanan, meliputi : pencegahan
infeksi, pengenalan instrumen, Manajemen pemenuhan eliminasi, pemberian obat sesuai SOP, pemasangan infus, pemberian
transfusi darah, pencegahan tromboemboli, perawatan luka, persiapan fisik, persiapan pre dan post operasi, perawatan luka
perineum, perawatan post operative, kebutuhan nutrisi,pemasangan oksigen, dan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.
6) Sasaran Belajar : Mahasiswa Semester II

2. Pendahuluan :

Deskripsi Modul Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan dilakukan
oleh peserta ketika melakukan pemasangan infus.

Sasaran Mahasiswa semester II


Pembelajaran
Praktikum

Tata tertib dan etika Selama menjalani praktikum mahasiwa wajib mentaati tata tertip yang ada, antara
praktik lain:
1. Wajib mentaati peraturan yang berlaku baik yang ada di Laboratorium kampus atau di lahan
praktik
2. Kehadiran harus sesuai dengan jadual yang telah disepakati dengan pembimbing
3. Kehadiran praktikum adalah 100%
4. Setiap melakukan praktikum wajib menandatangani daftar hadir
5. Bila ditengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin maka dianggap tidak hadir.

Alokasi waktu 2 x 100 menit x 14 minggu = 2800 menit/46 jam


praktek

Tempat Praktek Laboratorium Prodi D III Kebidanan Poso

Teori atau prinsip Dasar yang Menjadi Landasan Praktikum

Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah
banyak dan dalam waktu yang lama . Dengan menggunakan infuse set.
Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan
2. Untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit .
3. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut
Indikasi 1. Pasien dengan dehidrasi
2. Pasien sebelum transfuse darah
3. Pasien pra dan pasca bedah , sesuai dengan program pengobatanya
4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum meluli mulut
5. Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan cara infuse
6. Pasien dengan intoksikasi berat

Kontra 1. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat , sesuia dengan program
Indikasi pengobaatan
2. Bila terjadi Haematoma , Bengkak dan lain – lain pada tempat pemasangan jarum , maka infuse
harus di hentikan dan di pindahkan pemasangannya ke bagian tubuh .
3. Perhatikan reaksi pasien selam 15 menit pertama . Bila timbul reaksi alergi ( misalya :
menggigil , urticuria atau shock) maka infuse segera diperlambat tetesanya , jiks perlu
dihentikan , kemudian segera dilaporakan kepada penaanggung jawab ruangan atau dokter yang
bersangkutan .
4. Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya
RESIKO • Perdarahan
PEMASANGAN INFUS : • Infiltrasi (dimana cairan infus masuk kedalam jaringan disekitar pembuluh darah
• Infeksi
• Overdose (karena respon obat i.v. lebih cepat)
• Inkompabilitas antara obat dengan cairan infus ketika dicampur
D. PEDOMAN 1. Gunakan vena distal terlebih dahulu
PEMILIHAN VENA : 2. Gunakan lengan pasien yang tidak dominan jika mungkin
3. Pilih vena diatas area fleksi
4. Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang adekuat kedalam kateter
5. Palpasi vena untuk menentukan kondisinya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh.
6. Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktifitas pasien
7. Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi pembedahan atau prosedur yang
Direncanakan
HINDARI TIPE-TIPE VENA :
1. Vena yang telah digunakan sebelumnya
2. Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis
3. Vena yang keras dan sklerotik
4. Vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering terjadi
5. Ekstremitas yang lumpuh setelah serangan stroke
6. Vena yang dekat area terinfeksi
7. Vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah laboratorium
ANATOMI
TEMPAT
PEMASANGAN
INFUS :

Prosedur Dan Mekanisme Praktik

Persiapan Alat
Baki yang dialasi
Perlak dan pengalasnya
Handuk kecil
Bengkok Tiang
Infus
Sarung Tangan
Torniquet Kapas
Alkohol Cairan
Infus Infus Set
Abbocath Plester
Kassa steril Gunting
Plester Jam Tangan
Lembar Kerja
Waskom berisi Larutan Chlorin 0,5%
Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal – hal yang akan dilakukan jika keadaan memungkinkan
Pakain pasien pada daerah yang akan dipasang infuse harus dibuaka

Beri penjelasan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan


Prosedur
Tindakan Siapkan peralatan kedekat pasien Pasang
sampiran atau penutup tirai Atur posisi pasien
senyaman mungkin
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Pakia sarung tangan
Gantungkan flabot pada tiang infuse
Buka kemasan steril infuse set
Atur klem rol sekitar 2 – 4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada saluran infuse
. Tusukkan pipa saluran infuse ke daalm botol cairan dan tabung tetesan diisi setangah denagan
cara memencet tabung tetesan
. Buka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada slang infuse lalu tutup kembali klem
. Cari dan pilih vena yang akan di pasang infuse
. Letakkan tourniquet 10 – 12 cm diatas tempat yang akan ditusuk
. Desinfeksi dengan kapas alcohol 70 % secara sirkular
. Tussukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang menghadap keatas
. Dorong pelan – pelan abbocath masuk ke dalam vena sambil menarik pelan – pelan jarum abbocath hingga
semua plastic abbocath masuk semua ke dalam vena
. Sambungkan segera abbocath dengan selang infuse
. Lepaskan tourniquet dan longgarkan klem untuk melihat kelancaran tetesan
. Bila tetesan sudah lancar , pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester
. Atur tetesan sesuai kebutuhan
. Tutup tempat jarum dengan kassa steril
. Atur letak anggota badan yang dipasang infuse agar tidak gerak dan agar jarum infuse tidak bergeser
. Bereskan alat dan rapikan pasien
. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih
. Dokumentasi tindakan

Anda mungkin juga menyukai