DISUSUN OLEH :
1
Pemeriksaan diagnostik Thoracentesis
Thoracentesis merupakan prosedur invasif yang melibatkan
penyisipan jarum ke dalam ruang pleura untuk menghilangkan cairan
pleural atau udara. Cairan pleura akan dihapus untuk terapi menghilangkan
rasa sakit atau sesak napas yang disebabkan oleh analisis cairan pleura
yang berlebihan juga dapat menjadi alat diagnostik untuk mendeteksi
berbagai gangguan, seperti kondisi peradangan, infeksi, atau kanker.
(Linda, 2010)
Torasentesis adalah penusukan jarum ke dalam spasium pleural.
Indikasi pemeriksaan torasentesis termasuk:
1. Pengangkatan cairan pleural untuk tujuan diagnostik.
a. Pemeriksaan untuk mengetahui berat jenis, jumlah sel
darah putih, bitung banding sel, jumlah sel darah merah,
dan kosentrasi protein, glukosa, dan amilase.
2
b. Pembuatan kultur dan pemeriksaan terhadap adanya
bakteri dan sel-sel ab¬normal atau malignan.
c. Penampilan umum cairan, kuantitas yang didapat, dan
lokasi dari letak torasentesis harus dipesankan.
2. Biopsi pleural.
3. Pembuangan cairan pleural jika cairan tersebut mengancam dan
mengakibatkan ketidaknyamanan klien.
4. Instilasi antibiotik atau obat lainnya ke dalam spasium pleural
a. Prosedur
Torasentesis adalah mengalirkan cairan atau udara yang ditemukan
dalam rongga pleural. Torasentesis terapeutik akan membuang cairan atau
udara yang menum-puk dalam rongga pleura yang dapat menyebabkan
kompresi paru dan distres pernapasan. Cairan yang dikumpulkan dikirim
ke laboratorium dan diperiksa terhadap berat jenis, glukosa, protein, pH,
kultur, pemeriksaan sensitivitas, dan sitologi. Warna dan konsistensi cairan
pleural juga dicatat. (Effendy & Niluh, 2002)
b. Perawatan praprosedur
Dapatkan izin tindakan dari klien dan jelaskan pada klien tentang
prosedur dan tujuannya. Posisi klien duduk tegak sambil condong ke
depan di atas meja trei atau sandaran kursi. Perhatikan posisi klien, dengan
posisi ini cairan dalam pleura berkumpul pada dasar toraks. Bila tidak,
baringkan klien dalam posisi rekumben dengan lengan terletak di bawah
kepalanya. Penusukan jarum akan menimbulkan nyeri. Instruksikan klien
untuk tidak bergerak selama prosedur karena gerakan mendadak dapat
mendorong jarum menebus rongga pleura dan mencederai pleura viseralis
atau parenkim paru. Pemeriksaan membutuhkan waktu 5 sampai 15 menit.
Selama prosedur bantu dokter; pantau tanda vital; dan amati terhadap
dispnea, keluhan kesulitan bernapas, mual, atau nyeri. (Effendy & Niluh,
2002)
c. Keterampilan Membantu Dalam Tindakan Torasentesis
Torasentesis adalah tindakan mengaspirasi cairan pleural atau
udara, dilakukan untuk menghilangkan tekanan, nyeri, atau dispnea.
Respons yang diantisipasi: klien dalam keaaan nyaman selama prosedur
dan tidak mengalami dispnea, batuk atau distres pernapasan.
Respons yang merugikan: klieanmengalamo distres pernapasan dan
menunjukkan gejala seperti peningkatan frekuensi pernapasan, batuk
takterkontrol, mukus berbusa dan bersemu darah, frekuensi jantung cepat,
atau tanda tanda hipoksia.
Peralatan yang dibutuhkan : trai torasntesis: jarum aspirasi no
16;8,75 cm, 1 ampul lidokain 1%(5ml), jarum no 21;3,73, jarum no 25;5/8
inci, spuit 5 ml, spuit 50 ml, katup dua jalur, 3 buah tabung spesimen,
kantung drainase, linen, plester adesif, aplikator prep, spong, trai prep,
sarung tangan steril. (Effendy & Niluh, 2002)
d. Perawatan pascaprosedur
27
SOP / PROTAP Pemasangan Needle Thoracosintesis
Pemasangan Needle Thoracosintesis
a. Pengertian
Menusukkan jarum dengan lumen yang besar ke rongga pleura
b. Tujuan
- Mengurangi rasa sesak nafas
- Mengeluarkan udara dari rongga pleura
- Mengurangi rasa sakit
c. Indikasi
Pasien dengan tension pneumatorax
d. Persiapan
Alat :
- Alat pelindung diri (masker, handscoen)
- Jarum IV line No. 14
- Betadine
- Kassa
- Handscoen
- Plester
Pasien :
- Inform consent
- Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
- Pasien tidur terlentang / sesuai kebutuhan
Petunjuk :
- 2 orang
e. Pelaksanaan
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Petugas I mengamankan jalan nafas sambil mengamankan servicall
3. Petugas II mendesinfeksi daerah yang akan dilakukan penusukan, yaitu pada daerah dada yang
mengalami tension pneumatorax
4. Melakukan penusukan dengan jarum yang sudah disiapkan di daerah mid clavicula pada sela iga ke
tiga
5. Setelah jarum ditusukkan pada sela iga ke tiga miringkan jarum 30-45 derajat ke arah atas.
6. Jika jarum sudah masuk ditandai oleh suara keluarnya udara. Mandrain dicabut dan kateternya
ditinggal.
7. Tutup ujung IV cath. Dengan klap buatan dari potongan sarung tangan telah diberikan lubang pada
ujungnya.
8. Fiksasi IV cath dengan memberikan plester pada persambungan antara sarung tangan dengan IV cath
9. Catat seluruh tindakan yang sudah dilakukan dan monitor respon pasien
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Jumlah nafas dan kualitas pernafasan
2. Keluhan pasien
3. Segera lanjutkan dengan pemasangan WSD
DAFTAR PUSTAKA