Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................1
BAB I DEFINISI PENGERTIAN..................................................................................2
BAB II RUANG LINGKUPPELAYANAN...................................................................3
BAB III TATA LAKSANA.............................................................................................4
BAB IV DOKUMENTASI..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

1
BAB I
DEFINISI/PENGERTIAN

Adalah unit pelayanan keperawatan khusus yang dikelola untuk merawat


pasien sakit berat atau dalam kondisi kritis, cedera dengan penyulit yang
mengancam, dilaksanakan secara terintregrasi oleh tim yang terlatih dan
bepengalaman dibidang critical care serta didukung dengan kelengkapan peralatan
khusus, dengan mengutamakan keselamatan pasien (patient Safety) dan
mengupayakan Pencegahan dan Pengendalian infeksi (PPI-RS) untuk
menurunkan angka kematian dan kecacatan.

TUJUAN UMUM :
1. Menciptakan lingkungan yang bersih, dalam rangka memberikan rasa
nyaman dan aman bagi pasien rawat intensif
2. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di ruang perawatan intensif
ICU,PICU-NICU, Mencegah / meminimalkan terjadinya HAIs pada
pasien ,petugas dan pengunjung diruang ICU,PICU/NICU.

TUJUAN KHUSUS :
1. Tersusunnya standar pelayanan keperawatan di ruang intensif .
2. Tersusunya standar asuhan keperawatan di ruang Intensif
3. Tersusunya prosedur /protap kerja di ruang Intensif

2
BAB II
RUANG LINGKUP PELAYANAN

Panduan ini memberikan petunjuk umum bagi petugas kesehatan di RSU


Santo Yusup Boro dalam melaksanakan Pencegahan Pengendalian Infeksi dan
keselamatan pasien pada pelayanan pasien yang menderita penyakit menular
melalui udara (air borne) dan diterapkan untuk menghadapi penyakit-penyakit
infeksi lainnya (Emerging Infectius Diseases), yang mungkin akan muncul dimasa
yang akan datang. Ruang lingkup pelayanan perawatan intensif meliputi :
1. Diagnosa dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang
mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit
sampai beberapa hari
2. Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
pelaksanaan spesifik pemenuhan kebutuhan dasar
3. Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang
ditimbulkan oleh :
a. Penyakit
b. Kondisi pasien menjadi buruk karena pengobatan/Terapi
4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang bergantung pada fungsi alat
/mesin dan orang lain

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. PETUNJUK UMUM
1. Petugas
a. Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru
b. Konsulen yang membantu harus siap dipanggil (ada dokter spesialis
sebagai konsultan yang dapat menanggulangi setiap saat bila
diperlukan)
c. Batasi pemilihan antibiotik, therapi berdasarkan hasil kultur,kontrol
kualitas dari antibiotik,ganti ketherapi oral selekas mungkin
d. Memiliki 25 % jumlah perawat yang cukup telah mempunyai sertifikat
pelatihan perawatan intensif, minimal satu orang per shift dan
pendidikan pelatihan dasar PPI minimal 1 orang di ruang intensif
e. Melaksanakan kegiatan surveilans, kegiatan audit, menerapkan
Bundles HAIs, penggunaanan timikrobarasional
f. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu,
rontgen untuk kemudahan diagnostic selama 24jam dan fisiotherapi
g. Bekerja dalam keadaan berbadan sehat, tidak dalam kondisi sakit yang
memungkinkan menularkan kepada pasien
h. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien / antara pasien yang satu ke pasien yang lain atau
menggunakan cairan hand hygiene yang direkomendasikan Komite
PPI- RS (berbahan dasar alkohol kombinasi dengan
chlorhexidinegluconat )
i. Jaga kuku tetap pendek ,hindari pemakaian kuku palsu
j. Bekerja dengan prinsip aseptic dan antiseptik
k. Memperhatikan hygiene perorangan
l. Menjaga kebersihan ruangan dan lingkungan
m. Memakai pakaian khusus / APD seperti : alas kaki/ sepatu yang
menutup semua bagian jari–jari kaki dan punggung kaki (sarung
tangan dipakai sebelum melakukan tindakan invasive, menyentuh

4
darah ,cairan tubuh ,mencuci peralatan yang terkontaminasi) segera
dilepas jika telah selesai melakukan tindakan
n. Gaun khusus dipakai sebelum melakukan tindakan yang
memungkinkan terkena cairan tubuh pasien ,tidak perlu memakai gaun
khusus jika tidak kontak dengan pasien, segera lepas setelah selesai
tindakan
o. Pelindung mata dan pelindung wajah /masker
p. Dipakai selama tindakan yang memungkinkan mata, wajah
memungkinkan mata, wajah terkena percikan cairan tubuh pasien,
dilepas segera setelah selesai tindakan
q. Diusahakan satu perawat memegang satu pasien untuk menghindari
infeksi silang
r. Bersikap tanggapakan segala resiko terjadinya infeksi.
2. PenggunaanAtibiotik
a. Batasi pemilihan antibiotik
b. Terapi berdasarkan hasil kultur
c. Kontrol kualitas antibiotik
d. Ganti ke terapi oral selekas mungkin
e. Antibiotik yang rasional
3. Pasien
a. Perawatan hygiene pasien sebaik – baiknya
b. Pertahankan status gizi sebaik – baiknya
c. Ada cairan handrub disetiap tempat tidur pasien
d. Pengunaan alat tenun selalu kering dan bersih
e. Pasien dengan terapi imunosupresif dan pasien dengan penyakit kronis
harus mendapat perawatan khusus dan ruang khusus/ isolasi (minimal
ada satu ruang isolasi / enam pasien dengan fasilitas negative dan
positif tekanan udara ventilasi )
f. Penempatan pasien yang dapat menularkan kepada pasien lain,daya
tahan tubuh yang menurun,pasien tidak dapat menjaga kebersihan
lingkungannya,pasien yang dapat mengkontaminasikan kelingkungan
disendirikan

5
g. Memperhatikan mobilisasi pasien yang menjalani perawatan lama,
serta mencegah terjadinya decubitus
h. Bila pasien sadar ajarkan tentang PPI secara umum,tentang pentingnya
hand hygiene
4. Keluarga / Pengunjung
a. Berkunjung pada waktunya
b. Keluarga / Pengunjung yang sedang sakit tidak boleh berkunjung
c. Anak usia kurang 12 tahun tidak boleh masuk
d. Ajarkan pada keluarga / pengunjung tentang PPI secara umum,tentang
pentingnya hand higyene
e. Anjurkan keluarga /pengunjung melakukan kebersihan tangan sebelum
dan sesudah berkunjung
f. Keluarga pasien tidak diperkenankan menunggu di ruangan intensif
g. Batasi jumlah pengunjung ( 1 sampai dengan 2 orang/ maksimum 2
orang sekali berkunjung )
h. Memakai pakaian khusus ( pelapis baju / jas, serta alas kaki khusus )
i. Cuci tangan sesuai prosedur sebelum masuk dan sesudahnya
5. Alat Kesehatan
a. Kelengkapan fasilitas dan peralatan di unit perawatan intensif
merupakan faktor pendukung yang sangat penting karena
memudahkan untuk mengantisipasi keadaan yang mengancam
kehidupan
b. Kebutuhan fasilitas dan peralatan disesuaikan dengan klasifikasi
pelayanan intensif yang diberikan
c. Fasilitas dan peralatan dasar untuk ruang intensif
d. Segera lakukan dekontaminasi peralatan yang sudah dipakai
/terkontaminasi
e. Segera buang peralatan yang sekali pakai sesuai prosedur
f. Semua alat kesehatan harus steril baik dengan autoclaf ataupun
desinfektan

6
g. Semua tindakan dilakukan dengan prinsip antiseptik dan antiseptik ,
antara lain pemasangan alat bantu nafas : ETT, ventilator, tindakan
suction , pemasangan nasogastric tube dan lain-lain
h. Segera bersihkan permukaan troley setelah selesai melakukan tindakan
6. Pembagian Area Lingkungan
Ruangan tersendiri,berdekatan dengan kamar bedah,ruang darurat dan
ruang rawat lain ,memiliki kriteria pasien masuk dan keluar
a. Penempatan pasien ( yang dapat menularkan kepada pasien lain atau
daya tubuh yang menurun, pasien yang tidak dapat menjaga
kebersihannya ,pasien yang dapat mengkontaminasikan lingkungan
b. Area bebas adalah area yang langsung berhubungan dengan dunia luar
meliputi:
 Ruang antara sebelum pasien masuk ke ruang rawat
 Ruang tamu dan ruang penunggu
c. Area bersih adalah daerah dimana:
1) Pengunjung dibatasi dan dengan memakai jas/pakaian pengunjung
yang telah disediakan.
2) Petugas harus sudah memakai pakaian khusus dan alas kaki khusus
meliputi:
 Ruang perawatan (space ruangan cukup memadai) ,minimal 20
m2, idealnya setiap pasien ditempatkan ditempat terpisah
 Nurse Station: ada fasilitas hand hygiene yang bersih (wastafel
dengan air mengalir, sabun cair anti septik ,cairan berbasis
alkohol /hand Rub,tissue poster /petunjuk kebersihan tangan ).
d. Area kotor adalah daerah dimana digunakan untuk mencuci alat
kotor,menampung linen paska pakai, dan spoel hook, meliputi :
 Ruang cuci alat kotor
 Ruang penampungan linen kotor sementara
 Spoel hook

7
B. TEKNIK PEMBERSIHAN RUANGAN DAN PERAWATANNYA
1. Pembersihan harian
a. Lantai harus dibersihkan setiap hari,hindari sapu untuk mencegah
aerosolisasi pathogen saluran nafas, dengan cara basah (kain basah)
b. Teknik pengepelan sesuai prosedur , dengan kain pel yang bersih, air
bersih, dan desinfektan yang telah ditetapkan oleh RS. ( lihat prosedur
pengepelan lantai )
c. Ganti cairan pembersih ,lap kain,kepala mop setelah dipakai
(terkontaminasi) tiap hari sebelum disimpan dan dipakai kembali
d. Dilakukan 4 kali sehari, pagi , siang, sore, dan setelah jam kunjungan
sore.,dan setiap ada kotoran /setiap diperlukan
e. Peralatan pembersihan harus dibersihkan ,dikeringkan tiap kali setelah
pakai
f. Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-
benda /peralatan yan tidak perlu
2. Pembersihan ruangan ( lihat prosedur menyikat lantai )
a. Diusahakan tiap 1 kali seminggu atau melihat jumlah pasien
b. Teknik pembersihan , dibersihkan dengan air sabun , lalu dikeringkan,
kemudian ulangi lagi dengan menggunakan larutan desinfektans, atau
menggunakan mesin sikat dan vacum dengan cara yang sama.
c. Membersihkan dinding/keramik dengan cara dilap dengan kain dan
disinfektan dari arah atas kebawah,termasuk tempat tidur ,almari
d. Segera cuci korden maksimal 1 bulan sekali atau sesegera mungkin
bila terkena darah/cairan tubuh pasien
e. Tidak dianjurkan melakukan fogging desinfektan .
f. Segera bersihkan permukaan lingkungan yang terkontaminasi darah
atau cairan tubuh pasien
g. Pembersihan dapat dibantu dengan vacum cleaner (pakai filter ,HEPA)
jangan memakai karpet

8
h. Pertahankan udara lingkungan memadai
i. Batasi jumlah personil di ruangan

3. Disinfektan yang dipakai :


Larutan klorin /Natium hipoklorit (cairan pemutih), alkohol, komponen
fenol

C. TEKNIK PEMBERSIHAN ALAT – ALAT


1. Alat – Alat Kesehatan
a. Alat – alat /instrumen yang telah dipakai dicuci dan dikeringkan lalu
disterilkan
b. Alat respirator misalnya : tubing respirator, diganti tiap 72 jam
c. Dicuci serta direndam dengan memakai larutan desinfektan setelah
dicuci lalu dikeringkan dan dibungkus dengan kertas krep yang kedap
air dan debu kemudian disterilkan
d. Melakukan pembersihan /skrop semua troley tindakan yang ada
diruangan minimal seminggu sekali /terjadwal (setiap kali selesai
memakai langsung dibersihkan dan dirapikan)
e. Bersihkan /cuci kotak obat pasien setelah pasien pindah ke ruangan
/kotor
f. Sarung tangan dipakai sebelum tindakan invasif,menyentuh
darah,cairan tubuh,mencuci peralatan yang terkontaminasi,segara
dilepas jika telah selesai melakukan tindakan
g. Gaun dipakai sebelum melakukan tindakan yang memungkinkan
terkena percikan cairan tubuh pasien,tidak perlu memakai gaun jika
tidak kontak dengan pasien,segera lepas setelah selesai melakukan
tindakan
h. Pelindung mata dan pelindung wajah,masker dipakai tindakan yang
memungkinkan mata,wajah terkena percikan cairan tubuh
pasien,dilepas segera setelah selesai tindakan

9
i. Linen diganti setiap hari, atau sewaktu – waktu bila kotor atau basah,
linen – linen yang sudah dipakai segera dimasukkan kedalam kantong
plastik
j. Alat – alat disposible misal : spuit, infus set dan lain – lain yang
termasuk benda tajam harus dimasukkan ke dalam kontainer khusus
/box safety dan dikirim ke bagian pembakaran
2. Alat – alat Umum dan Lingkungan
a. Semua alat yang dipakai selalu kering dan bersih
b. Lantai dan jendela setiap hari dibersihkan dengan desinfektan
c. Sebaiknya disediakan tempat khusus untuk menyimpan alat yang
sudah siap pakai
D. PEMBERSIHAN FASILITAS RUANGAN
1. Kamar mandi/ WC ( lihat prosedur pemberihan kamar mandi / WC )
a. Bersihkan kamar mandi 3 kali sehari ( pagi – sore/ sewaktu – waktu
bila perlu )
b. Pisahkan antara kamar mandi/ WC petugas dengan pasien
c. Perlu perhatian khusus untuk Divisi Rawat Intensif dimana dirawat
pasien dengan penyakit saraf, penyakit dalam, dan lansia

2. Dapur
a. Bersihkan dapur 3 kali setiap hari ( pagi, siang , dan sore )
b. Semua alat makan harus selalu bersih dan kering
c. Makanan dikemas dari dapur besar
d. Tempat sampah harus selalu tertutup,dan sebelumnya diberi plastik
standar rumah sakit ( warna hitam untuk sampah non infeksius,warna
kuning untuk sampah infeksius). Buang sampah sesegera mungkin
setelah berisi tiga perempat dari tempat sampah, dan jangan
meninggalkan sampah menginap didapur ( lihat prosedur pengelolaan
sampah )

3. Wastafel

10
a. Bersihkan wastafel 2 kali sehari ( pagi – sore ) sewaktu – waktu bila
kotor
b. Jangan sekali – kali membuang sisa makanan/ ampas teh/ kopi di
wastafel
c. Perhatikan daerah pipa – pipa bawah wastafel, dan lantai sekitarnya,
jaga selalu dalam keadaan kering
d. Pengisisan desinfektans dianjurkan menunggu sampai desinfektans
habis terlebih dahulu,kemudian bersihkan tempatnya ,baru diisi cairan
disinfektan lagi

E. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI RUANGAN


1. Dilakukan 6 bulan sekali
2. Meliputi udara, air, swab lantai dan dinding

F. PROSEDUR STANDAR PENGHISAPAN SEKRESI PARU


1. Cuci tangan sesuai prosedur sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
2. Pakai sarung tangan steril
3. Penghisapan dilakukan bila perlu atau sesuai dengan banyaknya sekresi
paru / dengan sistim tertutup
4. kateter yang digunakan harus lembut, steril dan sekali pakai, jika sudah
ada dengan penghisapan sistem tertutup
5. Setiap mengubah posisi pasien, sebaiknya dilakukan pengisapan sekresi
6. Bila pasienmenggunakan tube, ukuran kateter harus sesuai, yaitu sepertiga
dari diameter besarnya Endotracheal Tube
7. Setiap kali penghisapan kateter tidak boleh lebih dari 10 detik berada
dalam tube
8. Pada saat melakukan suction, kateter dimasukkan jangan dalam posisi
menghisap. Kemudian dikeluarkan sambil diisap dan putar secara hati –
hati
9. Berikan kesempatan bernafas 3-5 kali dengan diberikan O2 konsentrasi
tinggi diantara 2 kali pengisapan

11
10. Tiappasienharusmempunyai tubing tabungpenampungcairanlenermasing –
masing
11. Gunakan tempat khusus, untuk membilas sekali pakai.
12. Buang cairan dalam tabung penampung tiap shift jaga, dan atau bila
tabung penampung penuh sebelum waktunya.

12
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pencatatan atau penulisan pada rekam medis sesuai dengan SPO Asuhan
Keperawatan di ruang Intensif .
2. Formulir deteksi dini /Laporan kejadian HAIs (Healthcare Associated
Infections diisi lengkap dan di tandatangani oleh perawat penanggung jawab
infeksi ruangan IPCNL (Infections Prevention Control Nurse Link ) bila ada
hasil yang menunjukkan infeksius dilampirkan (foto copy )

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas


pelayanan kesehatan lainya Kesiapan menghadapi Emerging infectious
Disease, Departemen Kesehatan RI,2007
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES
/SK/2004Tentang persyratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit

14

Anda mungkin juga menyukai