2018
DAFTAR ISI
JUDUL
Hal
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Pengertian........................................................................................................3
A. Lingkup Area...................................................................................................5
A. Kebijakan Umum............................................................................................6
B. Kebijakan Khusus............................................................................................6
BAB IV TATALAKSANA.........................................................................................11
BAB V DOKUMENTASI...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panduan Penempatan Pasien dengan Penyakit Menular dan Pasien yang
Mengalami Imunitas Rendah ini dibuat berdasarkan kebijakan Nomor 445.126/
SK/BLUD-RSKONUT/XI/2018 tentang Kebijakan Penempatan Pasien dengan
Penyakit Menular dan Pasien yang Mengalami Imunitas Rendah tanggal 01 No-
vember 2018, oleh karena itu BLUD Rumah Sakit Konawe Utara mendukung
peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien yang berorientasi kepada
patient center care (PCC) demi terwujudnya standar nasional akreditasi rumah
sakit dan mencapai visi rumah sakit sebagai rumah sakit mandiri dan bersaing
global.
Healthcare associated infections (HAI’s) adalah infeksi yang terjadi se-
lama proses perawatan di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan lain, di mana
pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi yang
didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang, juga infeksi pada petugas ke-
sehatan yang terjadi di pelayanan kesehatan. Infeksi silang dapat terjadi
melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien yang
lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas
kepada pasien, melalui kontak langsung ataupun melalui peralatan atau ba-
han yang sudah terkontaminasi dengan darah ataupun cairan tubuh lainnya. Ke-
berhasilan pengendalian infeksi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
dan perilaku petugas kesehatan. Sehingga perlu dilakukan penekanan
dalam upaya pencegahan penularan untuk merubah perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan dengan terus meningkatkan pengetahuan dan keter-
ampilan serta adanya panduan dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi di BLUD Rumah Sakit Umum Konawe Utara.
B. Pengertian
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan, yang ditandai
dengan adanya agen atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.
Penularan ini disebabkan proses infeksi oleh kuman. Infeksi merupakan invasi
tubuh oleh patogen yang mampu menyebabkan sakit. Rumah sakit merupakan
tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya penyakit karena
infeksi dari mulai yang ringan sampai yang berat dengan begitu hal ini dapat
menyebabkan resiko penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien yang lainnya.
Ruang isolasi adalah ruangan perawatan khusus dirumah sakit yang
digunakan untuk merawat pasien dengan kondisi medis tertentu secara terpisah
dari pasien lain (Sabra L.Katz-Wize, 2006), dengan tujuan mencegah penyebaran
penyakit atau infeksi dari pasien tersebut kepada pasien lain atau kepada petugas
kesehatan, atau sebaliknya mencegah pasien tersebut tertular infeksi lain di
rumah sakit karena daya tahannya yang rendah. Dengan demikian ruang isolasi
berfungsi untuk membantu memutus siklus penularan penyakit serta melindungi
pasien dan petugas kesehatan.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
d. Staf Umum
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Perawatan Pasien Penyakit
Menular adalah :
a. Instalasi Rawat Inap
b. Instalasi Gawat Darurat
c. Instalasi Intensive Care Unit
A. Kebijakan Umum
a. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk mengurangi risiko infeksi penyakit
menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui
maupun yang tidak diketahui.
b. Dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit setiap petugas harus
menerapkan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspa-
daan standar dan kewaspdaan berdasarkan transmisi
c. Kewaspadaan standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan di ru-
mah sakit yang meliputi : kebersihan tangan, penggunaan APD, pemprosesan
peralatan perawatan pasien, pengendalian lingkungan, penatalaksanaan linen,
pengelolaan limbah, kesehatan karyawan, penempatan pasien, hygiene respi-
rasi (etika batuk), praktek menyuntik yang aman dan praktek untuk lumbal
punksi.
d. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai tambahan kewaspa-
daan standar pada kasus – kasus yang mempunyai risiko penularan melalui
kontak, droplet, airborne.
B. Kebijakan Khusus
a. Penempatan Pasien tidak infeksius
1) Penempatan Pasien. Pasien bisa ditempatkan di semua ruang perawatan
kecuali ruang Isolasi.
2) Kebersihan Tangan
a) Lakukan lima saat kebersihan tangan
b) Gunakan cairan berbasis alkohol (handrub) dan sabun antiseptik un-
tuk kebersihan tangan
3) Sarung Tangan
Pakai sarung tangan (bersih dan tidak perlu steril) bila menyentuh darah,
cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan barang-barang terkontaminasi. Pakai
sarung tangan sebelum menyentuh lapisan mukosa dan kulit yang luka
(non-intact skin). Ganti sarung tangan di antara dua tugas dan prosedur
berbeda pada pasien yang sama setelah menyentuh bagian yang kemungki-
nan mengandung banyak mikroorganisme. Lepas sarung tangan setelah se-
lesai melakukan tindakan, sebelum menyentuh barang dan permukaan
lingkungan yang tidak terkontaminasi, dan sebelum berpindah ke pasien
lain, dan cuci tangan segera untuk mencegah perpindahan mikroorganisme
ke pasien lain atau lingkungan.
4) Masker, Pelindung Mata dan Pelindung Wajah. Gunakan masker dan
pelindung mata atau wajah untuk melindungi lapisan mukosa pada mata,
hidung dan mulut saat melakukan prosedur atau aktifitas perawatan pasien
yang memungkinkan adanya cipratan darah, cairan tubuh, sekresi dan ek-
skresi.
5) Gaun
Gunakan gaun (bersih dan tidak perlu steril) untuk melindungi kulit dan un-
tuk mencegah ternodanya pakaian saat melakukan prosedur dan aktifitas
perawatan pasien yang memungkinkan adanya cipratan darah. Lepas gaun
kotor sesegera mungkin dan cuci tangan untuk mencegah perpindahan
mikroorganisme ke pasien lain atau lingkungan.
6) Peralatan
Perawatan Pasien dan ekskresi hendaknya diperlakukan sedemikian rupa se-
hingga tidak bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengo-
tori pakaian, dan tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan
lingkungan. Pastikan bahwa peralatan yang dapat dipakai ulang tidak di-
pakai lagi untuk pasien lain sebelum dibersihkan dan diproses selayaknya.
Pastikan bahwa peralatan sekali pakai, dan yang terkontaminasi darah,
cairan tubuh, sekresi dibuang dengan cara yang benar.
7) Pengendalian Lingkungan
Lakukan prosedur untuk perawatan rutin, pembersihan, dan desinfeksi
permukaan lingkungan, tempat tidur, tiang-tiang tempat tidur, peralatan di
samping tempat tidur, dan permukaan lainnya yang sering disentuh, dan
pastikan prosedur ini dilaksanakan.
8) Linen
Tangani, tranportasikan dan proseslah linen yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi dengan baik sehingga tidak
bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori paka-
ian, dan tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan
lingkungan.
9) Kesehatan Karyawan dan Penularan Penyakit Melalui Darah (Bloodborne
Pathogens )
a) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap petugas
kesehatan dan pemberian imunisasi.
b) Penatalaksanaan limbah benda tajam dan tertusuk jarum ditangani
sesuai SPO berkoordinasi dengan K3RS.
c) Peralatan yang dapat menggantikan pernafasan dari mulut ke mulut
(mouth-to-mouth resuscitation), seperti mouthpiece, kantong resusi-
tasi, dan peralatan ventilasi lainnya hendaknya diletakkan di tempat
yang sering dibutuhkan.
Ditetapkan di : Wanggudu
Pada Tanggal : 01 November 2018
DIREKTUR,