Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI (PPI)

KLINIK PANDAAN MEDIKA


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
yang telah dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan
Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Klinik Pandaan Medika
ini dapat terselesaikan.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini berisikan
tentang program tahunan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
terkait rincian kegiatan, jadwal pelaksanaan serta anggaran.
Kami menyadari bahwa penulisan Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan evaluasi yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan program ini.

Pasuruan, 1 Januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..……..2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….….4
A. LATAR BELAKANG…………………………….………………..4
B. TUJUAN……………..……………………………...…………….4
C. SASARAN……………….………………………………………..4
D. DASAR HUKUM………………………………..………………..4
E. RUANG LINGKUP……………….……………………..………..5
F. BATASAN OPERASIONAL …………………………………….5
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS………………………………..6
BAB III VISI, MISI, TATA NILAI DAN TUJUAN PUSKESMAS…………14
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS…………………...….15
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM PPI……………………………...16
BAB VI TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG…………….17
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA…………………………………….... 20
A. LINGKUP KEGIATAN……………………………………….....20
B. METODE……………………………………………….…….....22
C. LANGKAH KEGIATAN ………………………………………22
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL………...25
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA……………………25
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN…………………………………..26
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI…………………………………………...27
BAB X PERTEMUAN/RAPAT EVALUASI ………………………………28
BAB XI PELAPORAN……………………………………………………….29

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di klinik, perlu dilakukan
pengendalian infeksi, diantaranya adalah pengendalian infeksi
nosokomial. Infeksi nosokomial masih banyak dijumpai di klinik dan
biasanya merupakan indikator bagi pengukuran tentang seberapa jauh
klinik tersebut telah berupaya mengendalikan infeksi nosokomial.
Pengendalian infeksi nosokomial dipelopori oleh Nightingale,
Simmelweis, Lister dan Holmes melalui praktek-praktek hygiene dan
penggunaan antiseptik. Tantangan dalam pengendalian infeksi
nosokomial semakin kompleks dan sering disebut disiplin epidemiologi
fasilitas pelayanan.
Kerugian ekonomik akibat infeksi nosokomial dapat mencapai jumlah
yang besar, khususnya untuk biaya tambahan lama perawatan,
penggunaan antibiotika dan obat-obat lain serta peralatan medis dan
kerugian tak langsung yaitu waktu produktif berkurang, kebjiakan
penggunaan antibiotika, kebijakan penggunaan desinfektan serta
sentralisasi sterilisasi perlu dipatuhi dengan ketat.
Tekanan-tekanan dari perubahan pola penyakit infeksi nosokomial
dan pergeseran resiko ekonomik yang harus ditanggung mengharuskan
upaya yang sistematik dalam penggunaan infeksi nosokomial, dengan
adanya Tim Pengendalian Infeksi dan profesi yang terlatih untuk dapat
menjalankan program pengumpulan data, pendidikan, konsultasi dan
langkah-langkah pengendalian infeksi yang terpadu. Keberhasilan
program pengendalian infeksi nosokomial dipengaruhi oleh efektivitas
proses komunikasi untuk menyampaikan tujuan dan kebijakan
pengendalian infeksi tersebut kepada seluruh karyawan klinik baik tenaga

4
medis maupun non medis, para penderita yang dirawat maupun berobat
jalan serta para pengunjung Klinik Pandaan Medika.
Upaya pengendalian infeksi nosokomial di Klinik Pandaan Medika
bersifat multidisiplin, hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Discipline: perilaku semua karyawan harus didasari disiplin yang
tinggi untuk mematuhi prosedur aseptik, teknik invasif, upaya
pencegahan dan lain-lain.
2. Defence mechanisme: melindungi penderita dengan mekanisme
pertahanan yang rendah supaya tidak terpapar oleh sumber infeksi.
3. Drug: pemakaian obat antiseptik, antibiotika dan lain-lain yang
dapat mempengaruhi kejadian infeksi supaya lebih bijaksana
4. Design: rancang bangun ruang bedah serta unit-unit lain
berpengaruh terhadap resiko penularan penyakit infeksi, khususnya
melalui udara atau kontak fisik yang dimungkinkan bila luas
ruangan tidak cukup memadai.
5. Device: peralatan protektif diperlukan sebagai penghalang
penularan, misalnya pakaian pelindung, masker, topi bedah dan
lain-lain.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan mutu pelayanan Klinik Pandaan Medika pencegahan
dan pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh semua ruangan/unit
dengan meliputi kualitas pelayanan, management resiko, clinical
governance serta kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pelayanan bagi staf PPI klinik dalam
melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
b. Menggerakan segala sumber daya yang ada di klinik dan fasilitas
kesehatan lain secara efektif dan efisien.
c. Menurunkan angka kejadian infeksi di klinik secara bermakna.

5
d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan PPI Klinik
Pandaan Medika.

C. SASARAN
Sasaran dari Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah
seluruh petugas klinik baik medis maupun non medis, pasien dan
keluarganya serta semua pengunjung di Klinik Pandaan Medika.

D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah sakit.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1995 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standart Pelayanan Rumah sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MenKes/SK/2008
tentang Standart Minimal Pelayana Rumah Sakit.
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor
HK.03.01/II/3744/ 08 tentang Pembentukan Komite dan Tim
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit.

E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Klinik Pandaan Medika ini meliputi:
1. Kewaspadaan standar dan berdasarkan transmisi
2. Pelayanan surveilans PPI
3. Hand higiene sebagai barier protection.
4. Penggunaan APD
5. Pelayanan kesehatan karyawan

6
6. Pelayanan pendidikan dan edukasi kepada staf, pengunjung
dan pasien
7. Pelayanan pengeloalaan lingkungan klinik

F. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional dalam pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) ini meliputi beberapa istilah dan pengertian sebagai berikut:
No. Batasan Pengertian
Operasional
1. Konsep dasar Penyakit infeksi masih merupakan salah satu
penyakit masalah kesehatan di dunia termasuk
indonesia ,ditinjau dari asalnya infeksi dapat
berasal dari (Community acquaired infection) atau
berasal dari (Hospital Acquired infection). Karena
seringkali tidak bisa secara pasif ditentukan asal
infeksi maka istilah infeksi nosokomial (Hospital
Acquired Infekction) diganti (HAIs) yaitu healthcare
assosiated infections dengan arti lebih luas tidak
hanya terjadi di rumah sakit juga bisa terjadi
fasilitas kesehatan yang lain juga tidak terbatas
pada pasien namun infeksi juga dapat terjadi pada
petugas yang didapat saat melakukan tindakan
medis atau perawatan.
2. Kolonisasi Merupakan suatu keadaan dimana ditemukan
adanya agen infeksi, dimana organisme tersebut
hidup, tumbuh dan berkembang biak, namun tanpa
disertai adanya respon imun atau gejala klinis.
Pada kolonisasi tubuh pejamu tidak dalam keadaan
suspectibel pasien dan petugas dapat mengalami
kolonisasi dengan dengan kuman patogen tanpa
mengalami rasa sakit tetapi menularkan kuman
tersebut ke orang lain (sebagai carrier).
3. Infeksi Merupakan suatu keadaan dimana ditemukan
adanya agen infeksi (organisme dimana terdapat
respon imun tetapi tidak disertai gejala klinik).
4. Penyakit infeksi Merupakan suatu keadaan dimana ditemukan
adanya agen infeksi (organisme) yang disertai
adanya respon imun dan gejala klinik.
5. Penyakit menular Adalah penyakit infeksi tertentu yang dapat
berpindah dari satu orang ke orang lain secara
langsung maupun tidak langsung.
6. Inflamasi Merupakan bentuk respon tubuh terhadap suatu
agen yang ditandai adanya dolor, kalor, rubor,

7
tumor dan fungsiolesa.
7. SIRS (Sistem Merupakan sekumpulan gejala klinik atau kelainan
Inflamtory Respon laboratorium yang merupakan respon tubuh
Syndroma). (inflamasi) yang bersefat sitemik.kriteria SIRS bila
ditemukan 2 atau lebih keadaan berikut : (1)
hipertermi atau hipotermia, (2) takikardia sesuai
usia, (3) takipneu sesuai usia, (4) leukositosis atau
leukopenia atau pada hitung jenis leukosit jumlah
sel muda (batang) lebih dari 10%. SIRS dapat
terjadi karena infeksi atau non infeksi seperti luka
bakar, pankreatitis, atau gangguan metabolik. SIRS
yang disebabkan oleh infeksi disebut sepsis.
8. Agen Infeksi Adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan
infeksi pada manusia, dapat berupa bakteri, virus,
riketsia, jamur, dan parasit. Ada 3 faktor yang
mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu: virulensi,
patogenesis, jumlah dosis obat.
9. Reservoir Adalah tempat hidup dimana agen infeksi dapat
hidup, tumbuh, berkembang biak dan siap
ditularkan pada orang lain, reservoir yang paling
umum adalah manusia, binatang, tumbuhan, tanah,
air dan bahan bahan organik. Pada manusia sehat
permukaan kulit, selaput lendir saluran napas,
pencernaan dan vagina merupakan reservoir yang
umum.
10. Pintu keluar (Port Adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan
de entry) reservoir, pintu keluar meliputi saluran napas,
pencernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit,
membran mukosa, trasplacenta dan darah serta
cairan tubuh lainnya.
11. Transmisi Adalah bagaiman mekanisme penularan meliputi
(1) kontak; langsung dan tidak langsung, (2)
droplet, (3) airborne, (4) Vehicle; makan, minuman,
darah, (5) vektor biasanya bnatang pengerat dan
serangga.
12. Pintu masuk Adalah tempat dimana agen infeksi memasuki
tubuh pejamu (yang supectibel) dapat melalui
saluran pernapsan, pencernaan, perkemihan atau
luka.
13. Pejamu (host) Adalah orang yang tidak tidak memiliki daya tahan
yang suspectibel tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi,
faktor yang mempengaruhi umur, usia, status gisi,
ekonomi, pekerjaan, gaya hidup, terpasang barrier
(kateter, implantasi ), dilakukan tindakan operasi.

8
BAB II

GAMBARAN UMUM KLINIK

a. Gambaran Umum Organisasi


Klinik Pandaan Medika terletak di jalan Raya Karangjati No 25
Pandaan, melayani disekitar kecamatan Pandaan. Klinik Pandaan
Medika dekat dengan RS Mitra Sehat Medika, RS Sahabat, RS
Asih Abiyakta, dan RS Prima Husada. Kondisi bangunan dengan
luas kurang lebih 500 m2 dengan area parkir dan area tunggu
pasien yang luas. Klinik Pandaan Medika melayani pasien umum,
BPJS, gigi, KIA, KB, dan khitan.

b. Data Demografi
Saat ini Klinik Pandaan Medika melayani masyarakat dengan
jumlah cakupan penduduk 116.117 (data BPS Kab.Pasuruan
tahun 2017)

c. Data Sarana Kesehatan Lainnya


Sarana Kesehatan lainnya di sekitar Klinik Pandaan Medika
sejumlah 2 rumah sakit, 24 dokter praktek swasta, dan 35 bidan

9
praktek swata, 2 puskesmas, 4 klinik swasta, 2 puskesmas
pembantu (Data BPS Kab.Pasuruan tahun 2017)

10
BAB III
VISI, MISI, TATA NILAI DAN TUJUAN KLINIK

A. Visi
Visi Klinik Pandaan Medika adalah: Menjadi klinik pratama terbaik
dikawasannya yang memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk
masyarakat disekitar.

B. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas, Klinik
Pandaan Medika memiliki misi sebagai berikut:
1. Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam segala aspek.
2. Pelayanan dan perawatan yang profesional dan berkualitas.
3. Pelayanan personal yang didukung sumber daya manusia yang
berkompeten.
4. Kenyamanan dan kebersihan ruangan.
5. Kemudahan komunikasi dalam interaksi antar pasien dan klinik
dengan memanfaatkan kemajuan era digital

C. Tujuan
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan
terjangkau oleh masyarakat
2. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
3. Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi karyawan maupun
masyarakat sekitar.

E. Tata Nilai
Tata nilai klinik pandaan medika yang dianut adalah SEHAT
sebagai berikut:
S : Senyum (Salam, Sapa dalam Pelayanan)
E : Edukasi (Memberikan pengetahuan kesehatan terhadap
masyarakat sekitar)
H : Holistik (Pemeriksaan medis secara menyeluruh)

11
A : Administratif (Sesuai dengan Peraturan Kesehatan)
T : Terpercaya (Menjadi Fasilitas Kesehatan pilihan masyarakat di
wilayah Pasuruan)

12
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI KLINIK
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM PPI

KEPALA KLINIK
dr. M. Shouni Sholahuddin

KETUA TIM TIM MANAJEMEN MUTU


dr. M. Shouni Sholahuddin

SEKRETARIS
apt. Zahrotul Hikmah.,
S.Farm
ANGGOTA

Fanni Andriyani
Salsabila Firdausia
Anastasia Maulidia
Faizatun Islamiyah
Nabila Azzahro

14
BAB VI
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

A. Ketua Tim PPI


1. Tugas pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PPI
Uraian tugas:
a. Menyusun, merencanakan dan mengevaluasi program kerja PPI
b. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
c. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan PPI
d. Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi
masalah atau KLB HAIs (Healthcare Assosiated Infection)
e. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi
f. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan klinik dan
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI
g. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan kesehatan, cara
pemrosesan alat, penyimpanan alat yang sesuai dengan prinsip
PPI dan aman bagi yang menggunakan.
h. Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan SDM klinik dalam PPI
i. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja
terkait
j. Berkoordinasi dengan unit terkait PPI
k. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PPI untuk
membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan
dengan PPI
l. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki
cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif
m. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
renovasi ruangan
n. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan

B. Sekretaris
1. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua
tim PPI
2. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PPI

15
3. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PPI
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan
c. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat

C. Anggota tim
1. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
Ketua dan Sekretaris dalam pelaksanaan program kerja PPI di setiap
unitnya masing-masing
2. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PPIRS di
Unit masing-masing
3. Uraian Tugas :
a. Melaksanakan semua kegiatan di program PPI di Unit masing-
masing
b. Memonitoring pelaksanaan PPI, penerapan SOP terkait PPI di Unit
masing- masing
c. Mengaudit pelaksanaan PPI di Unit masing-masing
d. Membuat laporan evaluasi kegiatan program PPI di Unitnya
e. Memberikan penyuluhan / pendidikan kepada staff tentang upaya-
upaya PPI di unitnya

16
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Kepala Klinik Pandaan Medika:


1. Kepala Klinik dalam melaksanakan tugas berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan
2. Kepala Klinik menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada
Direksi CV.Pandaan Medika secara berkala melalui sekretaris
B. Ketua Tim PPI
1. Ketua Tim PPI memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan
program PPI
2. Ketua Tim PPI melakukan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas
setiap anggota berdasarkan arahan Kepala Klinik dan wajib
menyampaikan laporan secara berkala.
C. Sekretaris
1. Sekretaris bertugas melakukan pengawasan terhadap pengumpulan
data yang dilakukan anggota
2. Sekretaris dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua
mengenai langkah pelaksanaan tugas dan fungsi
3. Setiap laporan dari anggota yang diterima diolah dan dipergunakan
sebagai bahan laporan kepada ketua tim serta untuk memberikan
petunjuk kepada anggota
D. Anggota
1. Setiap laporan yang disampaikan kepada sekretaris, untuk tembusan
laporan disampaikan kepada unit kerja lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan tim pencegahan dan pengendalian infeksi Klinik Pandaan
Medika adalah sebagai berikut
1. Hand Hygiene
a. Sosialisasi hand hygiene kepada karyawan baru
b. Evaluasi banner, poster, leaflet (relevansi)
c. Evaluasi efektifitas antiseptic hand rub
d. Pengadaan dispenser antiseptic hand rub untuk ruangan / area / unit
yang membutuhkan, di luar pengadaan awal.
e. Audit kepatuhan cuci tangan
f. Pelaporan evaluasi hand hygiene
g. Kampanye hand hygiene

17
2. Surveilance Infeksi
a. Pemantauan angka kejadian Infeksi Luka Tindakan (ILT) / Site
Surgery Infection (SSI)

3. Penggunaan APD dan Kewaspadaan air-borne disease


a. Identifikasi kebutuhan APD
b. Pengadaan APD
c. Sosialisasi APD
d. Evaluasi Monitoring pemakaian APD
e. Penyediaan masker di Unit untuk kewaspadaan air-borne disease
f. Sosialisasi penggunaan masker untuk kewaspadaan air-borne
disease
g. Pembuatan dan pemasangan Poster Etika Batuk

4. Pengelolaan limbah
a. Sosialisasi penggunaan APD yang sesuai
b. Monitoring pemakaian APD
c. Audit kepatuhan pemakaian APD
d. Audit kepatuhan pembuangan sampah (sesuai jenisnya)

2. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada saat pembangunan


dan renovasi  pembuatan Infection Control Risk Assessment (ICRA)

3. Higiene respirasi/Etika batu


a. Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian sekresi respirasi
b. Beri poster pada pintu masuk dan tempat strategis
c. Edukasi mencuci tangan
d. Sediakan tisu dan wadah untuk limbahnya
e. Sediakan sabun, wastafel dan cara mencuci tangan pada ruang
tunggu pasien rajal, atau alcohol handrub
f. Pemberian masker pada pasien dengan gejala infeksi saluran napas
g. Edukasi duduk berjarak > 1 m dari yang lain
h. Edukasi Hygiene respirasi/ Etika batuk sebagai standar praktik
i. Penggunaan penghubung mulut (mouthpiece/Goedel) untuk resusitasi
Pasien: Gunakan, Ambubag atau alat ventilasi lain untuk resusitasi
mulut ke mulut secara langsung
j. Monitoring evaluasi keefektifan kegiatan

4. Sterilisasi
a. Evaluasi pemeriksaan mutu alat sterilisasi

18
b. Evaluasi pemantauan kualitas barang yang telah disteril
c. Evaluasi monitoring pengelolaan barang single-use yang di re-use

5. Pendidikan dan Pelatihan Staff


a. Pelatihan PPI In-house Training
b. Pendidikan Surveilance PPI untuk anggota PPI

6. Pengurangan resiko infeksi terhadap petugas melalui pemeriksaan


kesehatan karyawan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus, serta
pemberian vaksinasi pada petugas yang berisiko

7. Praktik menyuntik yang aman  sosialisasi praktik menyuntik yang


aman serta melakukan audit klinis praktik menyuntik

B. Metode
1. Sosialisai program pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan dan pelaksanaan
kegiatan program pencegahan dan pengendalian infeksi.

C. Langkah Kegiatan
1. Membuat panduan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi
2. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan kebersihan tangan
di masing-masing ruang
3. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan kebersihan tangan di
masing-masing ruang
4. Melaksanakan pemantauan ketersediaan APD di masing-masing
ruang
5. Melaksanakan pemantauan penggunaan APD di masing-masing
ruang
6. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan dekontaminasi
7. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan dekontaminasi dan
sterilisasi
8. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan praktik menyuntik
yang aman di ruang gigi,ruang KB, dan ruang tindakan

19
9. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan praktik menyuntik yang
aman di ruang gigi,ruang KB, dan ruang tindakan
10. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan/media
edukasi/penyuluhan kesehatan etika batuk dan bersin
11. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan etika batuk dan bersin
12. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan untuk pembuangan
benda tajam/jarum
13. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan pembuangan benda
tajam/jarum suntik
14. Melakukan pencatatan dan pelaporan
15. Evaluasi pelaksanaan kegiatan

20
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Mulai

Unit pelayanan

Penilaian risiko infeksi

Tim PPI

Merekap penilaian risiko infeksi

Tim PPI

Melakukan surveilan infeksi

Tim PPI

1. Merekap data surveilans


bulanan
2. Melaporkan kepada Komite
Mutu
3. Menganalisa

Tim PPI

1. Evaluasi dan tindak lanjut


2. Pelaporan kepada Kepala
Klinik

Selesai

21
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia dalam tim PPI meliputi tenaga dokter, perawat,
bidan, apoteker, dan tenaga teknik kefarmasian
1. Ketua, dengan kriteria : apoteker yang mempunyai pengetahuan dan
berminat pada penyakit infeksi dan epidemiologi
2. Sekretaris dengan kriteria : Mempunyai pengetahuan, ketrampilan
khusus dan epidemiologi penyakit infeksi, bakteriologi dan sanitasi
3. Anggota tim

KOMITE PPI
Nama & Jumlah
Pendidikan Sertifikasi
Jabatan
dr. M. Shouni S1 Kedokteran Pelatihan PPI dasar 1
Sholahuddin
Kepala Klinik

Apt. Zahrotul S1 Apoteker Pelatihan PPI dasar 1


Hikmah.,
S.Farm, Ketua
Tim PPI
Fanni Andriyani, D3 Kebidanan 1
Amd., Keb,
Sekretaris
Faizatun D3 Keperawatan 1
Islamiyah Amd,
Kep, Anggota
Anastasia S1 Keperawatan 1
Maulida,
S.Kep., Ners,
Anggota
Nabilla Azharo SMK Kefarmasian 1
Ramadhani,
Anggota
Salsabila SMA 1
Firdausia,
Anggota

22
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan didalam PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
mencakup ketenagaan disetiap unit yang terdiri dari :
1. Dokter umum
2. Petugas Farmasi
3. Perawat
4. Petugas sanitasi lingkungan

23
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi bagi anggota baru maupun petugas baru pada


tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Klinik Pandaan Medika
dilaksanakan dalam 1 bulan pertama dikeanggotaan. Kegiatan orientasi
meliputi orientasi terhadap tugas pokok dan fungsi baru, pelaporan PPI,
serta orientasi lapangan.

24
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT EVALUASI

Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Klinik Pandaan


Medika dalam mengkoordinasikan semua kegiatan mengadakan
pertemuan bulanan pada hari Jumat Minggu awal tiap bulan. Evaluasi
kegiatan dilakukan per 6 bulan, pada hari yang sama dengan pertemuan
bulanan.

25
BAB XI
PELAPORAN

A. Laporan Bulanan
1. Laporan bulanan dibuat setelah mendapat data dari rawat jalan,
dilakukan rekapitulasi. Pengumpulan data dilakukan oleh anggota
setiap hari di unit masing-masing dan dilaporkan kepada sekretaris
2. Laporan dibuat analisa dan tindak lanjut oleh Sekertaris
3. Laporan diketahui dan dilaporkan kepada ketua tim PPI dari
sekretaris

B. Membuat Laporan Tri Wulan


1. Laporan Triwulan dibuat berdasarkan laporan bulanan kemudian
dilakukan rekapitulasi
2. Dibuat analisa, dibandingkan dengan data Triwulan sebelumnya
dan dilakukan tindak lanjut
3. Laporan diketahui dan dilaporkan oleh ketua tim PPI kepada
Kepala Klinik dan Tim Mutu

C. Membuat Laporan Tahunan


1. Laporan Tahunan dibuat berdasarkan laporan Triwulan kemudian
dilakukan rekapitulasi
2. Dibuat analisa, dibandingkan dengan data Tahunan sebelumnya
dan dibuat tindak lanjut
2. Laporan diketahui dan dilaporkan oleh ketua tim PPI kepada
Kepala Klinik dan Tim Mutu dalam rapat akhir tahun.

Pasuruan, 6 Januari 2023


Ketua Tim PPI

dr. Mohammad Shouni Sholahuddin

26

Anda mungkin juga menyukai