Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

A. LANDASAN TEORI MEDIS

1. PENGERTIAN

Benigna prostate hyperplasia (BPH) adalah pembesaran jinak kelenjar prostate, disebabkan oleh

karena hiperplasi atau semua komponen prostate meliputi jaringan kelenjar/jaringan

fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (lab/UPF Ilmu Bedah

RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193)

2. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya BPH belum dikietahui secara psti. Prostate merupakan alat tubuh yang

bergantung pada endokrin. Oleh karena itu, yang dianggap etiologi adalah karena tidak adanya

keseimbangan endokrin. Namun, menurut Syamsu Hidayat dan Wim de Jong tahun 1998, etiologi

dari BPH :

Adanya hyperplasia periuertra yang disebabkan karena perubahan keseimbangan testosterone

dan estrogen

Ketidakseimbangan endokrin

Factor umur atau lanjut usia

3. PATOFISIOLOGI

Menurut Syamsu Hidayat dan Wim de Jong tahun 1998, umumnya gangguan ini terjadi setelh usia

pertengahn akibat perubahan hormonal. Bagian paling dlam prostate membesar dengan

terbentuknya adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma menekan jaringan prostate yang

normal ke kapsula sejati yang menghasilkn kapsula bedah. Kapsula bedah inimenahan perluasannya

dan adenoma cendrung tumbuh ke dalam menuju lumennya yang mnbatasi pengeluaran urin.

Akhirnya diperlukan peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat

muskulus dekstrusor berespon hipertropi yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung kemih.

Pada beberapa kasus jika obstruksi keluar terlalu hebat, terjadi dekompensasi kandung kemih

menjadi struktur yang klasik. Berdilatasi dan sanggup berkontraksi secara efektif. Karena

terdapat sisa urin, maka terdapat peningkatan nfeksi dan batu kandung kemih. Peningkatan

tekanan balik dapat menyebabkan hipovolemia.


4. MANIFESTASI KLINIK

Gejala dan tanda yang tampak pda pasien BPH:

a. Retensi urin

b. Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing

c. Miksi yang tidak puas

d. Frekuensi kencing bertambah terutama malam hari (nokturia)

e. Pada malam hari miksi harus mengejan

f. Terasa panas, nyeri sekitar waktu miksi

g. Massa pada abdomen bagian bawah

h. Hematuria

i. Urgency

j. Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksi

k. Kolik renal

l. Berat badan turun

m. Anemia

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Laboratorium

Ureum (BUN), Kreatinin, elektrolit, tes sensitivitas dan biakan urin

2. Radiologis

Intravena pilografi, BNO, sistogram, retrograt, USG, ct scaning, cystoscopy, foto polos

abdomen. Indikasi sistogram, retrograt dilakukan apabila fungsi ginjal buruk. USG dapat

dilakukan secara trans abdominal atau tran rectal (TRUS=Trans rektel ultra sonografi), selain

untuk mengetahui pembesaran prostate USG dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukur

sisa urin dan keadaan atologi lain seperti difertikel, tumor dan batu.

3. Prostattektomi retro pubis

Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka hanya ditarik dan

jaringan adematous prostate diangkat melalui insisi anterior kapsula prostate.

4. Prostattektomi parieneal

Yaitu pembedahan dengan kelenjar perostat dibuang melalui perineum.


6. KOMPLIKASI

a. Retensi kronik dapat menyebabkan refluks vesika-uretra, hidroureter, hidronefrosis, gagal

ginjal.

b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksi

c. Hernia atau hemoroid

d. Karena selalu terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batu

e. Hematuria

f. Sistitis dan pielonefritis

7. PENATALAKSANAAN

1. Observasi, pegawasan berkala pada pasien setiap 3- 6 bulan kemudian setiap tahun tergantung

keadaan klien

2. medikamentosa, terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang dan berat

tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal dari phitoterapi (misalnya: hipoxis rosperi,

serenoa repens, dan lain-lain ), gelombang alfa blocker dan golongan supresor androgen.

3. pembedahan.

a. klien yang mengalami retensi urin akut/ pernah retensi urin akut.

b. klien dengan residual urin > 100 ml.

c.klien dengan penyakit

d. terapi medikamentosa tidak berhasil

e. flowmetri menunjukkan pola obsruktif

f. alternatif lain (misalnya : kriyoterapi, hipertermia,termoterapi, terapi ultrasonik)


B.LANDASAN TEORI KEPERAWATAN

1. DASAR DATA PENGKAJIAN

a. Sirkuasi

Tanda : peninggian TD (efek pembearan ginjal)

b. Eliminasi

Gejala:- penurunan kekuatan/ orongan aliran urin, tetesan

- keragu-raguan pada berkemih awal

- ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung emih dengan lengkap. Dorongan dan

frekuensi berkemih.

- Nokturia, disuria, hematuria

- Duduk untuk berkemih

- Isk berulang, riwayat batu (stasis urinaria)

- Konstipasi(protrusi prostat kedalam rektum)

Tanda:- massa padat dibawah abdomen(distensi kandung kemih), nyeri tekan kandung

kemih.

- hernia inguinalis ; hemoroid (mengakibatkan peningkatan tekanan abominal yang

meerlukan pengosongan kandung kemih mengatasi tahanan)

c. makanan/ cairan

gejala: - anoreksia, mual, muntah

- penurunan berat badan

d.Nyeri/kenyamanan

gejala : - nyeri suprapubis, panggul atau punggung; tajam kuat (pada prostatitis akut)

- nyeri punggung bawah

e. keamanan

gejala : demam

f. seksualitas

gejala : - masalah tentang efek kondisi/ terapi kemampuan seksual

- takut inkontinensia/ menetes selama hubungan intim

- penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi

tanda : pembesaran,nyeri tekan prostat

g. penyuluhan/ pembelajaran

gejala: - riwayat keluarga kanker, hipertensi, penyakit ginjal.


- penggunaan antihipertensif / antidepresan, antibiotik urinria/ agen antibiotik, obat

yang dijal bebas untuk flu/ alergi obat mengandung simpatomimetik.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI, RASIONAL

1. Retensi Urin b/d obstruksi mekanik, pembesaran prostat.

Hasil yang diharapkan : berkemih dengan jumlah yang cukup, tak teraba distensi kandung
kemih.
NO INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

1. Dorong pasien untuk berkemih tiap Meminimlkan retensi urin , distensi berlebihan

2-4 jam dan bila tiba- tiba dirasakan. pada kandung kemih.

2. Tanyakan pasien tentang Tekanan uretra tinggi menghambat pengosongan

inkontinensia stres kandung kemih ata dapat menghambat berkemih

sampai tekanan abdominal meningkat cukup untuk

mengeluarkan urin secara tidak sadar.

Berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan pilihan

intervensi.

3. Obsevasi aliran urin, perhatikan Retensi urin meningkatkan tekanan dalam saluran

ukuran dan kekuatan. perkemihan atas yang dapat mempengaruhi fungsi

ginjal

4 Awasi dan catat waktu dan jumlah Distensi kandug kemih dapat dirasakan di area

tiap berkemih. Perhatikan penurunan suprapubik.

haluaran urin dan perubahan berat

jenis.

5. Perkusi/palpasi area suprapubik Peningkatan cairan mempertahankan perfusi

ginjal, membersihkan ginjal dan kandung kemih

6. Dorong masukan cairan sampai dari pertumbuhan bakteri.

3000ml/ hari, dalam toleransi Kehilangan fungsi ginjal mengakibatkan penurunan

jantung, bila diindikasikan. eliminasi cairan dan akumulasi toksik.

Menurunkan infeksi infeksi

7. Awasi tanda vital dengan ketat, Meningkatkan relaksasi otot, penurunan edema

observasi hipertensi. dan meningkatkan upaya berkemih.

8. Berikan/ dorong kateter lain dan Menghilangkan spasme kandung kemih sehubungan
perawatan perineal. dengan iritasi oleh kateter.

Berikan rendam duduk sesuai indikasi

9. Kolaborasi:

Berikan obat sesuai indikasi:

antispasmodik

- supositoria rektal - menghilangkan spasme

- antibiotik dan antibakteri - untuk melawan infeksi

- fenoksibenzamin - mereaksasikan otot polos prostat

- kateterisasi - mencegah retensi urin

- monitor BUN, kreatinin, - obstruksi berpotensi merusak fungsi

elektrolit ginjal.

2. nyeri b/d distensi kandung kemih

Hasil yang diharapkan: - melaorkan nyeri hilang/ terkontrol

- tampak rileks

- mampu untuk tidur/ istirahat dengan tepat

NO INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas Memberikan informasi untuk membent

lamanya. dalm menentukan pilihan/ keefektifan

intervensi.

2. Plester slang drainase pada paha dan Mencegah penarikan kandung kemih dan

kateter pada abdomen. erosi pertemuan penis skrotal.

3. Pertahankan tirah baring bila Dapat memperbaiki pola berkemih normal.

diindikasikan.

4. Dorong menggunakan rendam Meningkatkan relaksasi otot

duduk,sabun hangat untuk perineum.

Kolaborasi:
5. Masukkan kateter dan dekatkan untuk Pengaliran kandung kemih menurunkan

kelancaran drainase tegangan dan kepekaan kelenjar

6. Lakukan masase prostat Membantu dalam evakuasi duktus kelenjar

untuk menghilangkan inflamasi.

7. Berikan obat sesuai indikasi: narkotik; Menghilangkan nyeri berat, memberikan

demerol relaksasi.

8. Berikan antibakterial : metenamin Menurunkan adanya bakteri

hipurat

9. Berikan anispasmodik contoh: urispas, Menghilangkan kepekaan kandung kemih.

ditropan

3. Resiko kekurangan volume cairan b/d disfungsi ginjal.

Hasil yang diharapkan : - mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil,
nadi perifer teraba, pengisian kapiler baik dan membran mukosa lembab.
NO INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:

1. Awasi keluaran dengan hati- hati , tiap Diuresis cepat menyebabkan kekurangan

jam bila diindikasikan, 100-200ml/jam volume cairan

2. Dorong peningkatan pemasukan oral Pasien dibatasi pemasukan oral untuk

berdasarkan kebutuhan individu mengontrol gejala urinaria.

3. Awasi tekanan darah,nadi dengan Memampukan deteksi dari/intervensi

sering.Efaluasi pengisian kapiler dan hipofolimik sistemik

membran mukosa oral

4 Tingkatkan tirah baring dengan kepala Menurunkan kerja jantung,memudahkan

tinggi homeostasis sirkulasi

Kolaborasi

5. Awasi elektrolit,khususnya natrium Akumulasi cairan menyebabkan

hiponatremia.

6. Berikan cairan IV (garam faal hipertoni) Menggantikan kehilangan cairan dan


sesuai kebutuhan. natrium untuk mencegah/memperbaiki

hipovolemia.

4.Ketakutan / Ansietes b/d malu/hilang martabat sehubungan dengan pemajanan genetal.

Hasil yang diharapkan:

- Pasien tampak rileks

- Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi

- Menunjukan rentang tepat tentang perasaan dan penurunan rasa takut

- Melaporkan amsitas menurun sampai tingkat dapat di tangani


NO INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

1. Selalu ada untuk pasien,buat hubungan Menunjukan perhatian tetang keinginan untuk

saling percaya dengan pasiea membantu.

2. Berikan informasi tentang prsedur Membantu pasien memahami tujuan dari apa

dan tes khusus dan apa yang akan yang dilakukan

terjadi Contoh : Kateter

3. Pertahankan prilaku nyata dalam Menghilangkan rasa malu pasien

melakukan prosedur.lindungi prifasi

4. Dorong pasien/orang terdekat untuk Mendefenisikan masalah ,memberikan

menyatakan masalah/perasan kesempatan untuk menjawab pertanyaan

5. Beri penguatan informasi pasien yang Memungjinkan pasien untuk menguatkan

telah diberikan sebelumnya kepercayaan pada perawat

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b/d salah inter pretasi

informasi.

Hasil yang diharapkan :

- Menyatakan pemahaman proses peyakit

- Mengindentifikasi hubungan tanda/gejala proses penyakit

- Melakukan perubahan pola hidup

- Berpatisipasi dalam program pengobatan.


NO. INTERVENSI RASIONAL
Mandiri

1. Kaji ulang proses penyakit Memberikan pengetahuan pada pasien

2. Dorong menyatakan rasa takut/perasaan Membantu pasien untuk rehabilitasi vital

dan perhatian

3. Berikan informasi bahwa kondisi tidak Mungkin merupakan ketakutan pasien

tularkan secara seksual

4. Anjurkan menghindari makanan Dapat menyebabkan iritasi prostat

berbumbu,kopi,alkohol dengan masalah kongesti

5. Berikan informasi tentang anatomi dasar Membantu pasien memahami

seksual implikasinya

6. Kaji tanda/gejala yang memerlukan Intervensi cepat mencegah komplikasi

evaluasi medik lebih serius

7. Diskusikan perlunya pemberitahuan pada Menurungkan resiko terapi tak tepat

perawat kesehatan lain tentng diagnosa

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No Dx IMPLEMENTASI EVALUASI

1. Hari/Tgl:kamis,23 juli 2009 Hari/Tgl :kamis,23 juli 2009

Pukul :09.00 WIT Pukul :09.35 WIT

1.Memberikan motivasi/dorongan kepada S : pasien mengatakan :

pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan tiba- - pasien memahami dan mengatakan

tiba dirasakan akan berkemih tiap 2-4 jam dan

Hasil : bila di rasakan

- Pasien memahami dan mengatakan -waktu berkemih tidak menentu

akan melakukannya -dapat kencing namun tidak

- Pasien dapat kencing namun masih terkontrol

tidak terkontrol

Pukul :09.15 WIT O:-urin menetes namun pengeluaran

2.Mengamati aliran urin pada slang kateter agak banyak

Hasil : - pada slang kateter ada endapan

- Urin menetes,namun pengeluaran warna kuning

agak banyak - setiap berkemih ± 200 ml urin

- Pada slang kateter ada endapan yang keluar

berwarna kuning -TD : 150/90 mmHg

Pukul :09.20 WIT -pasien mau minum lefofloxacin

3.Mencatat waktu dan jumlah tiap berkemih

Hasil : A : masalah sebagian teratasi

- Waktu barkemih tidak menentu

- Setiap berkemih ± 200 ml urin P : intervensi 2,3,4,5,6 dilanjutkan.

yang keluar

Pukul :09.25 WIT

4.Memberi minum pasien

Hasil :pasien minum 2 gelas

Pukul :09.28 WIT

5. mengukur tekanan darah

2.

5.Mengukur TD
Hasil :TD = 150/90 mmHg

Pukul : 09.31 WIT

6.Memberikan terapi antibiotik lefofloxacin

500 gram 2x1 tablet Pukul : 10.15 WIT

S : pasien mengatakan:

- nyeri berkurang

- merasa nyaman

O : - ekspresi wajah tenang

- skala nyeri ringan(1-4)

- pasien tampak rileks

- frekuensi pernapasan :24x/mnt

A : masalah sebagian teratasi.

P : interfensi 1,3,4,5 di lanjutkan

3.
Hasil :pasien mau meminumnya Pukul 11.00

s. pasien mengatakan

Pukul : 09.40 WIT - sesak berkurang

1. mengkaji nyeri,lokasi dan intensitas - tidak pusing

Hasil : - tidak lemas

- nyeri pada perut dekat - batuk berkurang

kemaluan dan kemaluan O: - frekuensi pernafasan : 22x/

- skala nyeri (5-6) menit

- nyeri saat melakukan aktifitas - pasien tampak rileks

Pukul : 09.45 WIT - pasien dapat batuk dan

2. menganjurkan tirah baring mengeluarkan lender

Hasil :pasien mau elakukannya A: masalah sebagian

Pukul 09.50 WIT teratasi

3. mengatur posisi yang nyaman bagi P: intervensi 1,2,3,4

pasien dengan posisi terlentang dilanjutkan

Hasil :

- pasien mangatakan rasa nyaman

- nyeri berkurang

- ekspresi wajah tenang

- skala nyeri(1-4)

Pukul :09.55 WIT


4.
4. membantu pasien melakukan
.
tehnik relaksasi,melakukan latihan napas

dalam

Hasil :

- pasien mau melakukannya Pukul 12.35

- pasien tampak rileks S: pasien mengatakan

- frekuensi pernapasan 24x/mnt - nyaman dengan posisi

Pukul :10.00 WIT fowler

5. memberikan pasien melakukan - nafsu makan mulai ada

tehnik relaksasi,melakukan latihan napas - memahami penjelasan


dalam HE

Hasil : o: makanan yang

- pasien merasa nyeri berkurang dihabiskan ¾ porsi

BB= 49 kg

Pukul :10.30 WIT Pasien makan sendiri

1. mengkaji fungsi Lingkungan tenang

pernapasan,bunyi A: masalah sebagian

napas,frekuensi teratasi

Hasil: P: intervensi 1,2,3,,4,6

- frekuensi pernapasan 24x/mnt dilanjutkan

- bunyi napas tambahan:wheezing

- pasien masih batuk

Pukul : 10.35 WIT

2. mengatr posisi fowler

Hasil :

- pasien mengatakan sesak

berkurang

- frekuensi pernapasan ;22x/mnt

Pukul :10.40 WIT

3. membantu pasien melakukan Pukul 13.00 wit


5.
latihan napas dalam dan batuk S: pasien mengatakan

efektif - sedikit lemas

Hasil : - senang dengan motivasi

- pasien tampak rileks yang diberikan dan akan

- pasien tidak pusing dan lemas berusaha

- pasien dapat batuk dan O: pasien dapat melakukan aktivitas

mengeluarkan sekret. namun masih termor

Pukul : 10.55 WIT - pasien mampu berdiri

4.memberikan terapi obat sendiri namun tremor

- gliserin guagolint 2x1 A. masalah sebagian

- Vit C 3x1 teratasi

- CTM 2x1 p: intervensi 1,2,3

Hasil : dilanjutkan
- pasien mengatakan batuk

berkurang

Pukul : 11.30 WIT

1. menganjurkan pasien istrahat

sebelum makan

- pasien mau istrahat

pukul :12.00 WIT.

2. menyediakan makanan dalam keadaan

hangat dan dengan lingkungan yang

nyaman

Hasil : - lingkungan tenang Hari/ tanggal

Pukul : 12.10 WIT Jumat, 24 juli 2009

3. mengatur posisi fowler sebelum S: pasien

memberi makan mengatakan:

Hasil : - pasien mengatakan - tidur siang 1 jam


6.
- nyaman dengan posisi. - tidur malam 6 jam

- masih sering terbangun

Pukul : 12.10 WT karena nyeri

4. memberi makan pasien porsi kecil - merasa nyaman

tapi sering - pusing berkurang

Hasil : - pasien makan sendiri - Dapat tidur

- makanan di habiskan ¾ porsi

- Nafsu makan mulai ada

5. memberi makan HE tentang peran

dan fungsi nutrien bagi tubuh

Hasil :

- pasien memahami penjelasan yang

di

berikan

6. Menimbang berat badan pasien

Hasil : BB 49 kg.

Pukul : 12.40
1.Mengkaji kemampuan pasien dalam

melakukan aktivitas

Hasil :

- pasien dapat engangkat benda

ringan seperi tas api tremor

- pasien berjalan dengan bantuan

orang lain

Pukul :12.40 wit

2. memberi bantuan dalam melakukan

aktifitas seperti membantu pasien

duduk

hasil :

-pasien dapat melakukannya namun masih

tremor

Pukul : 13.05 wit

3. Meningkatkan aktifitas pasien secara

bertahap (dari duduk ke berdiri)

Hasil :

- pasien mampu berdiri sendiri namun tremor

- pasien mengatakan sedikit lemas

Pukul : 12.55 wit

4.memberi motifasi dalam memenuhi

kebutuhan

Hasil :

-Pasien senang dengan motifasi yang di

berikan dan mengatakan akan suka

Pukul : 13.05 wit

1. mengkaji kuantitas tidur pasien

hasil :

- tidur siang : tidak ada


- tidur malam : 5 jam

- sering terbangun karena nyeri

pukul : 13.10 wit

2. mengurangi kebiasaan saat jam tidur

dengan membatasi pengunjung

hasil :

-pasien mengatakan nyaman dengan

kondisi tersebut

Pukul : 13.15 wit

3. mengtur posisi sesuai kenyamanan

hasil :

-pasien merasa nyaman

-pasien dapat tidur

- pasien tampak rileks

Hri/ tanggal:jumat, 24 juli 2009

4. mengkaji kuantiatas tidur pasien

hasil: tidur siang 1 jam

- tidur malam 6 jammasih sering

terbangun karena nyeri

- konjungtiva tidak begitu pucat

- pusing berkurang

- ku agak membaik

Anda mungkin juga menyukai